• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jalan

Menurut Simonds (1983), jalan merupakan suatu kesatuan yang harus lengkap, aman, efisien, menarik, memiliki sirkulasi, dan interaksi yang baik serta mampu memberikan pengalaman yang menarik pengguna jalan. Jalan juga menjadi salah satu tempat untuk menanam pohon, yaitu di pinggir jalan maupun di median jalan. Di jalan perkotaan, pohon harus memiliki jarak tanam ke tepi perkerasan jalan, trotoar maupun drainase minimal satu meter supaya tidak rusak oleh perakarannya (Departemen Pekerjaan Umum, 1996).

Jalan merupakan sarana penting untuk transportasi barang dan penumpang, keberadaan kendaraan di jalan memberikan beragam dampak negatif seperti polusi udara, bising, kabut asap, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu pengembangan RTH jalan akan memberikan kenyamanan, keindahan, dan mengurangi dampak negatif dari kendaraan bermotor.

Pohon

Pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Menurut Lancestor (1993), pohon adalah jenis tanaman yang memberikan dampak paling besar dalam kebanyakan lanskap. Pohon memiliki kegunaan dan fungsi dalam lingkungan kota; memodifikasi iklim kota yaitu dengan memberikan kenyamanan bagi manusia; menurunkan polusi udara yang terkadang menyebabkan kerusakan bagi tanaman itu sendiri; mengurangi kebisingan dengan susunan pohon yang padat sebagai penghalang; menghalangi silau dari sinar matahari yang mengganggu manusia; mengarahkan jalur pejalan kaki dan kendaraan; sebagai jalur hijau; dan sebagai hutan kota yang bermanfaat dalam membersihkan limbah industri (Miller, 1988).

Pohon yang normal memiliki 3 karakteristik standar yaitu sistem percabangan yang simetris dan rimbun, bentuk daun yang menarik dan perakaran yang sehat (Pirone, 1972). Pohon yang tumbuh sehat pada jalur hijau kota menampilkan sifat fisik yang diinginkan sesuai desain penanaman, ditentukan oleh faktor pemilihan tanaman, metode penanaman, dan pengelolaan

pemeliharaan tanaman pasca penanaman. Tanaman akan tumbuh dengan baik bila tanaman yang dipilih toleran dengan lingkungan tempat penanaman. Metode penanaman yang benar akan menyiapkan tempat yang menjamin dengan baik pertumbuhan akar dan tajuk. Pemeliharaan yang tepat akan menjamin pertumbuhan dengan kecepatan yang normal, terhindar dari gangguan hama penyakit dan vandalisme. Sebaliknya jika faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan tersebut tidak tepat, maka tanaman akan tumbuh lamban, tidak menampilkan sifat fisik yang diinginkan, dan bahkan tanaman akan sewaktu- waktu tumbang.

Klasifikasi Pohon

Pohon diklasifikasikan berdasarkan ukuran, kebiasaan tumbuh, fungsi, dan adaptasi terhadap kondisi lingkungan spesifik. Ketinggian pohon merupakan salah satu faktor yang dapat membedakan jenis-jenis pohon. Menurut Carpenter et al., berdasarkan ketinggian pohon dibedakan menjadi pohon rendah (9 meter); pohon sedang (9-18 meter); dan pohon tinggi (>18 meter). Selain itu, pohon juga memiliki perbedaan satu sama lain dari bentuk tajuknya. Bentuk tajuk pohon terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu bentuk kipas atau V (V-shape); menjurai (roundweeping); bulat (round); oval; kolumnar (columnar); dan piramidal.

Persyaratan utama yang perlu diperhatikan dalam memilih pohon untuk lanskap jalan, antara lain perakaran tidak merusak konstruksi jalan, mudah dalam perawatannya, batang/percabangannya tidak mudah patah, dan daun tidak mudah rontok atau gugur.

Pemeliharaan

Terdapat hal yang penting dalam kegiatan pemeliharaan yaitu bahwa pekerjaan yang tepat harus dikerjakan dalam waktu yang tepat sehingga diperlukan jadwal pemeliharaan (Carpenter, et. al. 1975). Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan agar pohon tetap berada dalam kondisi yang sehat. Pemeliharaan bertujuan untuk menjaga dan merawat pohon agar dalam kondisi yang tetap baik dan sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula. Aplikasi inventarisasi

pohon yang akan disusun dapat membantu pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pohon.

Pemeliharaan pohon dibedakan dalam dua bagian, yaitu pemeliharaan umum dan pemeliharaan khusus terhadap pohon yang tidak normal. Pemeliharaan umum mencakup pemindahan tanaman, pemupukan, pemangkasan, perlakuan terhadap luka, penambalan lubang pohon, penguatan dan pengawatan, sedangkan pemeliharaan khusus meliputi diagnosis terhadap pohon, kontrol hama dan penyakit, penyiraman, kontrol kerusakan dan sebagainya.

Basis Data

Data adalah fakta yang masih mentah dan berdiri sendiri-sendiri. Secara sederhana data didefinisikan sebagai angka-angka, kata, nama dan lambang- lambang lainnya yang mempunyai nilai. Jadi, data merupakan fakta yang belum mengalami pemrosesan lebih lanjut dan belum terorganisasi dengan baik.

Basis data dipandang sebagai kumpulan data yang masing-masing saling berkaitan (Zorkoczy, 1988). Menurut Permana (1998), basis data ialah kumpulan data yang berhubungan dengan suatu obyek, topik atau tujuan khusus tertentu, seperti data mahasiswa, data pelanggan, katalog buku, kamus bahasa, dan lain sebagainya. Basis data merupakan kumpulan dari satu atau lebih tabel yang di dalamnya memiliki sekumpulan record-record. Tabel merupakan tempat untuk menyimpan data yang terdiri dari beberapa bagian berikut:

Field merupakan tempat data atau informasi dalam kelompok sejenis yang dimasukkan atau diiputkan pada bagian kolom tabel.

Record merupakan kumpulan dari beberapa field yang saling berhubungan dan tersimpan dalam bentuk baris pada tabel. Satu tabel dapat terdiri dari banyak record sekaligus.

Data tabel dalam basis data didukung oleh lima objek basis data lainnya, yaitu:

Query adalah objek basis data yang berfungsi menampilkan, menyunting, dan menganalisis suatu data.

Form adalah objek basis data yang digunakan untuk membuat kontrol- kontrol untuk proses memasukkan, memeriksa, dan memperbarui data.

Report adalah objek yang digunakan untuk menampilkan data yang telah diformat sesuai dengan ketentuan yang diberikan.

Macro adalah rangkaian perintah yang dapat disimpan dan dijalankan otomatis, misalnya membuka form, mencetak report, dan lain-lain.

Module adalah program-program yang ditulis dengan Access Basic.

Microsoft Access 2010

Micrososft Access 2010 merupakan aplikasi basis data terbaru dan terlengkap yang terdapat dalam paket aplikasi Microsoft Office 2010. Aplikasi ini sangat populer dan banyak digunakan baik oleh profesional maupun pemula.

Microsoft Access 2010 menyediakan beragam fasilitas dan fitur yang ramah pengguna (user friendly) sehingga memudahkan pemakaiannya.

Dewasa ini, Microsoft Access dijadikan sebagai program standar untuk merancang, membuat, dan mengelola basis data secara mudah dan cepat.

Microsoft Access 2010 merupakan pengembangan dari versi sebelumnya.

Microsoft Access 2010 lebih fleksibel dan mudah diintegrasikan dengan sistem operasi Microsoft Windows XP SP3 maupun selebihnya, serta dapat bekerja sama pada sistem jaringan dengan lebih baik.

Microsoft Visual Basic 2010

Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi windows berbasis grafis (GUI-Graphical User Interface). Selain itu, Microsoft Visual Basic juga memiliki kemampuan untuk mengkompilasi kode dalam bentuk native sistem operasi. Menjalankan program

visual basic sama dengan menjalankan program windows pada umumnya yaitu dengan mengklik ganda icon yang digunakan untuk menjalankan program. Dalam

Microsoft Visual Basic, penyusunan aplikasi dimulai dengan memperkirakan kebutuhan, merancang tampilan program terlebih dahulu, dan selanjutnya pembuatan kode untuk program tersebut.

MapInfo Professional 11.0

MapInfo Professional 11.0 merupakan perangkat lunak (software) yang dikembangkan oleh MapInfo Coorporation dan pengembangan dari versi sebelumnya. MapInfo diminati oleh pengguna GIS karena mempunyai

karakteristik yang menarik seperti mudah digunakan, tampilan yang interaktif dan menarik, user friendly, dan dapat di costumized menggunakan bahasa skrip yang dimiliki. Berikut adalah gambaran singkat kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh MapInfo Professional 11.0:

- Dapat mengakses dan mengelola basis data yang bertuliskan dalam format selain MapInfo seperti Microsoft Access 2007, 2010; Oracle Spatial 10Gr2, 11Gr2; PostgreSQL 9.0 with PostGIS 1.5.2; dan lain sebagainya.

- Geocoding terhadap alamat jalan, kode pos, dan fitur lainnya. - Membuat dan mengedit data.

- Visualisasi data, kempampuan analisa, dan otomasi OLE.

MapSource Trip & Waypoint Manager

MapSource Trip & Waypoint Manager merupakan perangkat lunak (software) yang terdapat dalam paket GPS (Global Positioning System) Garmin’s GPSMAP 76CSx dalam bentuk DVD atau CD. Software ini hanya dapat dijalankan pada komputer yang memiliki OS (Operating System) Windows.

Software ini dapat melakukan back up data dari GPS; membuat, melihat, dan mengedit waypoints, route, dan tracks; mencari items, alamat, dan points of interests yang terdapat dalam data peta GPS; melihat peta secara detail di layar komputer.

METODOLOGI

Lokasi dan waktu

Penelitian ini dilakukan dengan memilih kasus di sepanjang Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan Agustus 2012. Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106º 48’ BT dan 6º 26’ LS.

   

  Gambar 1. Lokasi Kasus Penelitian

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras (hardware) terdiri dari Notebook Fujitsu Siemens Esprimo Mobile U9200 (Intel Core 2 Duo T5250); Kamera digital 7.0 Mega Pixel merek Mpix; Klinometer untuk mengukur tinggi pohon;

Rollmeter untuk mengukur diameter tajuk dan batang pohon; dan GPS (Global Positioning System) merk Garmin tipe GPSMap 76CSx untuk menentukan posisi eksisting pohon. Lalu, perangkat lunak (software) terdiri dari Microsoft Access 2010, Microsoft Excel 2010, Microsoft Visual Basic 2010, Map Info Professional 11.0, Garmin MapSource, Microsoft Office Picture Manager 2010.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun aplikasi inventarisasi pohon ini adalah studi pustaka dan metode survei. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pohon, standar kondisi fisik pohon, dan informasi mengenai standdar pemeliharaan pohon, sedangkan metode survey dilakukan dengan mengetahui kondisi fisik pohon di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh di kota Bogor. Pohon yang diamati adalah pohon yang berada pada jalur hijau jalan yang letaknya di pinggir jalan dan median jalan. Secara umum penelitian dibagi menjadi: (1) pengumpulan data pohon di lapang, (2) penyusunan aplikasi inventarisasi pohon, (3) pengolahan data pohon, dan (4) penyajian akhir.

1. Pengumpulan Data di Lapang

Inventarisasi pohon dilakukan untuk mengetahui jenis pohon, jumlah pohon, lokasi titik pohon, dan kondisi fisik pohon untuk memperoleh data sebagai berikut:

a. Diameter batang setinggi dada (DBH)

Pengukuran dilakukan dengan mengukur lingkar batang pohon setinggi dada (±140-145 cm). Lalu dari hasil lingkar batang tersebut, baru dicari DBH menggunakan rumus lingkaran. Kemudian data DBH dikategorikan menjadi 4 kategori kelas (Tabel 1). Rumus untuk mencari DBH pohon adalah:

DBH =

Keterangan:

DBH : Diameter batang setinggi dada. K : Keliling atau lingkar batang pohon. Π : 3.14 atau .

Tabel 1. Kategori DBH Pohon

Kelas Kategori Diameter (cm)

D1 Semai DBH < 10

D2 Tiang (kecil) 10 ≤ DBH ≤ 30

D3 Hampir dewasa (sedang) 30 ≤ DBH ≤ 60

D4 Dewasa (besar) DBH > 60

Sumber: Daniel, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

b. Tinggi pohon

Tinggi pohon diukur menggunakan klinometer. Data dari klinometer berupa sudut pengamat. Melalui data tersebut, dapat dicari tinggi pohon menggunakan rumus trigonometri. Data tinggi pohon dikategorikan menjadi 3 kategori (Tabel 2). Rumus untuk mencari tinggi pohon adalah:

h = y + (s x tan α)

Keterangan:

α : Sudut yang didapat menggunakan klinometer. h : Tinggi pohon (m).

y : Tinggi pengamat (m).

s : Jarak pengamat dari titik pohon (m). Tabel 2. Kategori Tinggi Pohon

Kategori Kualifikasi Tinggi (m)

T1 Rendah T < 9

T2 Sedang 9 ≤ T ≤ 18

T3 Tinggi T > 18

Sumber: Carpenter, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

c. Lebar tajuk

Lebar tajuk diukur menggunakan rollmeter. Data lebar tajuk dikategorikan menjadi 4 kategori (Tabel 3).

Tabel 3. Kategori Lebar Tajuk

Kategori Kualifikasi Lebar (m)

L1 Semai L < 2

L2 Kecil 2 ≤ L ≤ 5

L3 Sedang 5 ≤ L ≤ 9

L4 Besar L > 9

Sumber: Carpenter, et. al. (1995) dalam Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

d. Bentuk Tajuk

Bentuk tajuk dibagi menjadi 8 kategori, yaitu bulat, kolumnar, dome, pyramidal, oval, bentuk V, menjurai, dan spread.

Gambar 2. Bentuk Tajuk Pohon (Sumber: Carpenter, et. al., 1995)

e. Lokasi Pohon

Data lokasi pohon diperoleh menggunakan GPS dalam bentuk koordinat UTM X dan UTM Y. Data tersebut diolah dengan menggunakan

MapInfo Professional 11.0 sehingga dapat dipetakan pada peta rupa bumi

digital.

2. Penilaian Kondisi Fisik Pohon

Data kondisi fisik pohon dibagi berdasarkan 3 jenis kerusakannya yaitu kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman, mekanik, dan teknik. Pengamatan kondisi fisik pohon dilakukan langsung secara visual mulai dari bagian pangkal akar batang di atas permukaan tanah, batang, daun, dan percabangan. Kondisi fisik pohon hanya dapat dinilai dari kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman dan kerusakan mekanik. Nilai yang dihasilkan berupa

persentase tingkat kerusakan. Kerusakan teknik hanya bisa diuraikan secara deskriptif berdasarkan pengamatan di lapang.

a. Kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman

Penilaian tingkat kerusakan dibagi menjadi 2 bagian yaitu: - Bagian pangkal akar di permukaan tanah dan batang (Tabel4). - Bagian percabangan dan daun (Tabel 5).

Tabel 4. Kategori Tingkat Kerusakan Pohon oleh Hama dan Penyakit Tanaman pada Pangkal Akar dan Batang

No Kerusakan hama dan penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0

2 Pohon tidak berparasit 1

3 Pohon berparasit (jamur, benalu) 2

4 Batang kering / lapuk; akar kering / lapuk 3

5 Batang busuk; akar busuk 4

6 Gerowong / keropos pada batang utama 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang dihitung dengan menggunakan rumus:

Tab = Keterangan:

Tab : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada

pangkal akar dan batang. ni : Nilai kerusakan pohon.

∑ni : Jumlah nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman

Tabel 5. Kategori Tingkat Kerusakan Pohon oleh Hama dan Penyakit Tanaman pada Cabang dan Daun

No Kerusakan hama dan penyakit Nilai

1 Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 0

2 Pohon tidak berparasit; ulat; jelaga 1

3 Pohon berparasit (jamur, benalu) 2

4 Klorosis 3

5 Nekrosis 4

6 Percabangan lapuk 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun dihitung dengan menggunakan rumus:

Tcd = Keterangan:

Tcd : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada

cabang dan daun. ni : Nilai kerusakan pohon.

∑ni : Jumlah nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman

pada cabang dan daun.

Setelah didapatkan nilai kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang (Tab) dan pada cabang dan daun (Tcd),

maka selanjutnya dapat dihitung total kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman menggunakan rumus:

Thpt =

Keterangan:

Thpt : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman.

Tab : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada

pangkal akar dan batang.

Tcd : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman pada

b. Kerusakan mekanik

Kerusakan mekanik pada pohon adalah kerusakan yang disebakan oleh kontak langsung dengan benda-benda fisik seperti goresan, gesekan, benturan, sayatan, dan sebagainya. Tingkat kerusakan mekanik dikategorikan dalam tabel 6.

Tabel 6. Kategori Tingkat Kerusakan Mekanik Pohon

No Kerusakan mekanik Nilai

1 Tidak ada kerusakan mekanik 0

2 Coret-coret atau reklame 1

3 Goresan 2

4 Sayatan 3

5 Patah cabang 4

6 Tersambar petir 5

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006)

Penghitungan tingkat kerusakan mekanik pohon dapat menggunakan rumus:

Tm = Keterangan:

Tm : Tingkat kerusakan mekanik pohon.

ni : Nilai kerusakan pohon.

∑ni : Jumlah nilai kerusakan mekanik pohon.

Setelah terkumpulnya hasil dari penilaian kerusakan pohon yang disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman serta kerusakan mekanik maka total kerusakan pohon dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

T =

Keterangan:

T : Tingkat kerusakan total pohon.

Thpt : Tingkat kerusakan pohon oleh hama dan penyakit tanaman.

Hasil tingkat kerusakan total pohon yang diperoleh dikategorikan dalam tabel 7.

Tabel 7. Kategori Tingkat Kerusakan Total Pohon

No Kategori Kerusakan (%)

1 Ringan 0 < T ≤ 15

2 Sedang 15 < T ≤ 30

3 Berat 30 < T ≤ 50

4 Sangat berat T > 50

Sumber: Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Timur (2006) yang telah dimodifikasi.

Melalui metode Grey dan Deneke (1978) yang telah dimodifikasi maka tingkat kerusakan total pohon dikategorikan berdasarkan peringkat, antara lain:

a. Peringkat 1 (sangat baik)

Kondisi pohon sehat dan vigor sehingga tidak diperlukan tindakan perawatan. Tingkat kerusakannya adalah 0% ≤ T ≤ 15%.

b. Peringkat 2 (baik)

Kondisi pohon cukup baik sehingga masih diperlukan perawatan. Tingkat kerusakannya adalah 15% ≤ T ≤ 30%.

c. Peringkat 3 (buruk)

Kondisi pohon kurang sehat sehingga diperlukan perawatan yang intensif. Tingkat kerusakannya adalah 30% ≤ T ≤ 50%.

d. Peringkat 4 (sangat buruk)

Kondisi pohon terancam mati atau telah mati. Tingkat kerusakannya adalah T > 50%.

3. Penyusunan Aplikasi Inventarisasi Pohon

Aplikasi inventarisasi disusun menggunakan beberapa software, yaitu (1)

Microsoft Visual Basic 2010 untuk membuat aplikasi dan tampilan aplikasi, (2)

Microsoft Access 2010 sebagai penyimpan data, dan (3) MapInfo Professional 11.0 sebagai penyimpan data. Data yang diperoleh dari pengamatan di lapang kemudian dimasukkan melalui aplikasi inventarisasi pohon sehingga memudahkan dalam mencari informasi mengenai pohon kota di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh di kota Bogor.

4. Penyajian Hasil dan Pembahasan

Penyajian hasil ditampilkan dalam suatu aplikasi inventarisasi pohon yang dapat menyimpan data pohon sebanyak 99.999 pohon. Melalui aplikasi ini pengguna dapat dengan mudah mengetahui informasi kondisi pohon yang ada di suatu kota, khususnya di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh kota Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi

Secara umum Kota Bogor berada pada pada 106º 48´ BT dan 6º 36´ LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 190 sampai 0-2% (datar) seluas 1.763,94 Ha, 2-15% (landai) seluas 8.091,27 Ha, 15-25% (agak curam) seluas1.109,89 Ha, 25-40% (curam) seluas 764,96 Ha dan >40% (sangat curam) seluas 119,94 Ha. Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh berada di Kecamatan Bogor Barat yang memiliki panjang ± 4 Km dan membentang dari timur (pertigaan Jalan H. Soleh Iskandar) ke barat (pertigaan Jalan Raya Dramaga).

Curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bogor berkisar antara 3000 sampai dengan 4000 mm/tahun. Temperatur rata-rata berada pada suhu 26oC sampai dengan 40oC dengan kelembaban udara ± 70 %. Kecepatan angin sekitar 2,3 Km/jam dan penyinaran matahari 61,4% dengan intensitas penyinaran sedang, terik, dan sangat terik.

Keadaan iklim mikro di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh juga dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan yang melintas di jalan tersebut sehingga menyebabkan suhu meningkat dan menurunnya kelembaban. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melalui jalan tersebut sehingga dapat terjadi peningkatan suhu.

Pengumpulan Data

Data yang diambil di lapang berupa kondisi fisik pohon, koordinat pohon, dan foto eksisting pohon. Pohon yang diamati mulai dari yang muda sampai dengan yang tua. Kondisi fisik pohon dicatat di lembaran-lembaran yang berisikan tabel berupa kode pohon, nama lokal, DBH pohon, tinggi pohon, lebar tajuk, bentuk tajuk, kerusakan oleh hama dan penyakit tanaman, dan kerusakan mekanik. Koordinat pohon diambil menggunakan GPS. Foto eksisting pohon diambil menggunakan kamera digital.

Data pohon pertama dimulai dari sisi timur ke barat jalan. Setiap pohon yang didata diberi kode-kode unik untuk memudahkan dalam penyusunan data. Kode pohon disusun dari nama jalan, posisi pohon, nama pohon, dan urutan pohon yang didata. Salah satu contoh kode pohonnya yaitu “ABN1RR001”. Kode “ABN” meupakan kode untuk nama Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh. Kode angka “1” berarti pohon berada di sebelah kiri jalan atau di bagian utara. Selain angka “1”, juga ada angka “2” dan “3”. Angka “2” untuk pohon yang berada di median jalan, sedangkan angka “3” untuk pohon yang berada di sebelah kanan jalan atau di bagian selatan. Kode “RR” ditujukan untuk nama ilmiah pohon Palem Raja yaitu Roystonea regia. Lalu kode “001” adalah nomor urut dari pohon yang didata. Jadi kode pohon “ABN1RR001” berarti pohon Palem Raja (Roystonea regia) yang pertama di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan terdapat di sebelah kiri jalan atau di bagian utara.

Hasil Inventarisasi Pohon

Hasil inventarisasi pohon di Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh diperoleh data sebanyak 1231 pohon (Tabel 8) yang terdiri dari Binato (Cerbera manghas), Biola Cantik (Ficus lyrata), Bunga Sapu Tangan (Maniltoa grandiflora Sceff.), Cemara Kipas (Thuja orientalis), Cermai, Cherry (Muntingia calaburai), Dadap Merah (Erythina cristagali), Kayu Manis (Cinnamomoun burmanii), Kecrutan (Spathodea campanulata), Kenari (Canarium ovatum), Mahoni (Swietenia mahogani Jacq.), Mangga (Mangifera indica), Nangka (Artocarpus integra), Palem Putri (Veitchia merilii), Palem Raja (Roystonea regia), Petai Cina (Leucaena glauca), Pinang (Areca catechu), Tanjung (Mimusoph elengi L.), dan Waru Afrika. Berdasarkan tingkat kerusakan pohon, terdapat 926 pohon (75.22%)

mengalami kerusakan ringan, 235 pohon (19.09%) mengalami kerusakan sedang, 43 pohon (3.49%) mengalami kerusakan berat, dan 27 pohon (2.19%) mengalami kerusakan sangat berat.

Tabel 8. Jumlah Pohon Berdasarkan Jenis Pohon dan Tingkat Kerusakan

Jenis Pohon Tingkat Kerusakan* Jumlah

Pohon 1 2 3 4 Bintaro (Cerbera manghas) 7 2 0 0 9 77.78%** 22.22% 0% 0% 0.73%*** Biola Cantik (Ficus lyrata) 1 0 0 0 1 100% 0% 0% 0% 0.08% Bunga Sapu Tangan

(Maniltoa grandiflora Scheff.)

1 0 0 0 1 100% 0% 0% 0% 0.08% Cemara Kipas (Thuja orientalis) 2 0 0 0 2 100% 0% 0% 0% 0.16% Cermai 1 0 0 0 1 100% 0% 0% 0% 0.08% Cherry (Muntingia calaburai) 9 3 0 0 12 75% 25% 0% 0% 0.97% Dadap Merah (Erythina cristagali) 1 3 0 0 4 25% 75% 0% 0% 0.32% Kayu Manis (Cinnamomoun burmanii) 134 0 0 0 134 100% 0% 0% 0% 10.89% Kecrutan (Spathodea campanulata) 0 0 0 10 10 0% 0% 0% 100% 0.81% Kenari (Canarium ovatum) 423 108 42 7 580 72.93% 18.62% 7.24% 1.21% 47.12% Mahoni

(Swietenia mahogany Jacq.)

11 1 0 1 13 84.62% 7.69% 0% 7.69% 1.06% Mangga (Mangifera indica) 1 0 0 0 1 100% 0% 0% 0% 0.08% Nangka (Artocarpus integra) 2 1 0 0 3 66.67% 33.33% 0% 0% 0.24% Palem Putri (Veitchia merilii) 155 1 0 1 157 98.73% 0.64% 0% 0.64% 12.75% Palem Raja (Roystonea regia) 41 105 0 3 149 27.52% 70.47% 0% 2.01% 12.10% Petai Cina (Leucaena glauca) 4 4 1 0 9 44.44% 44.44% 11.12% 0% 0.73% Pinang (Areca catechu) 123 7 0 5 135 91.11% 5.19% 0% 3.7% 10.97% Tanjung (Mimusoph elengi L.) 6 0 0 0 6 100% 0% 0% 0% 0.49% Waru Afrika 4 0 0 0 4 100% 0% 0% 0% 0.32% Total 926 235 43 27 1231 75.22% 19.09% 3.49% 2.19% 100.00%

Keterangan:

* : Kategori tingkat kerusakan pohon, (1)Ringan, (2)Sedang, (3)Berat, dan (4)Sangat Berat.

** : Perbandingan pohon bintaro yang rusak pada kategori 1 dengan jumlah pohon bintaro.

*** : Perbandingan jumlah pohon bintaro dengan total jumlah pohon.

Berdasarkan data pada tabel 8, pohon yang mengalami rusak sangat berat berjumlah 27 pohon (2.19%) sehingga pohon dengan kategori ini perlu di tebang dan diganti denga pohon yang baru. Pohon yang mengalami rusak beerat berjumlah 43 pohon (3.49%) sehingga perlunya perawatan yang intensif, seperti pemangkasan tinggi pohon, pemangkasan lebar tajuk pohon, pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan penambalan pada pohon yang berlubang. Lalu pohon yang mengalami rusak sedang atau dalam kondisi cukup sehat berjumlah 235 pohon (19.09%) sehingga perlu perawatan yang tidak terlalu intensif, seperti penyiraman dan pemupukan. Selanjutnya pohon yang rusak ringan atau dalam kondisi sehat berjumlah 926 pohon (75.22%).

Teknik Pemeliharaan Pohon

Pemeliharaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan melalui pengawasan dan perbaikan. Konsep pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan rutin yang meliputi tindakan pencegahan, pertahanan/pengendalian, dan perbaikan atau pengobatan. Pemeliharan fisik mencakup pemeliharaan elemen lunak dan elemen keras, pemeliharan elemen lunak meliputi penyiangan, pengendalian gulma, penggemburan tanah, pengaerasian tanah, penyiraman, irigasi, pemupukan, penyulaman tanaman, serta pengendalian hama dan penyakit (Arifin dan Nurhayati, 2000).

Sedangkan tingkat pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan intensif, semi intensif, dan eksktensif. Jalur hijau jalan termasuk ke dalam tingkatan semi intensif seperti penyiangan, pengendalian gulma, penggemburan tanah, pengaerasian tanah, penyiraman, irigasi, pemupukan, penyulaman tanaman, pengendalian hama dan penyakit.

1. Pemangkasan Tinggi Pohon

Pemangkasan tinggi pohon atau topping perlu dilakukan untuk menyeimbangkan tinggi pohon dengan daya dukung perakaran. Dalam keadaan normal, perakaran dapat berkembang sejauh lebar tajuk. Dilihat dari kondisi di

Dokumen terkait