• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tiletamin-Zolazepam

Anestesi merupakan tahap ketidaksadaran yang diinduksikan pada hewan. Tiga komponen dari anestesi yaitu analgesik berupa hilangnya rasa sakit, amnesia yaitu hilangnya memori, dan immobilisasi. Obat yang biasa digunakan untuk anestesi biasanya memiliki efek yang berbeda-beda pada tiap area. Beberapa obat mungkin digunakan tersendiri untuk menimbulkan efek ketiganya dan beberapa obat lain hanya digunakan untuk anestesi atau sedatif saja atau dikombinasikan dengan obat lain untuk memperoleh efek anestesi secara lengkap (Plumb 2005).

Anestesi umum yang sering digunakan pada kucing adalahkombinasi tiletamin-zolazepam yang komposisi dari tiap vial mengandung tiletamin (hydrochloride) sebanyak 125 mg, zolazepam (hydrochloride) sebanyak 125 mg dan pelarut steril sebanyak 5 mL. Zolazepam merupakan derivate benzodiazepinsebagai antikonvulsan yang efeknya dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan Diazepin (Gorda et al. 2010). Kombinasi tiletamin-zolazepam memiliki waktu induksi yang pendek, dosis rendah, tingkat keamanan tinggi, waktu immobilisasi yang relatif konstan, dan pemulihan yang baik. Dosis efektif pada anjing berkisar 6.6-9.9 mg/kg BB IM atau 2-4 mg/kg BB IV dan pada kucing dari 6.0 sampai 11.9 mg/kg IM (Lukasik 1999).

Premedikasi(atropine sulfate 0.02 mg/kg SC) diberikan 15 menit sebelum penggunaan tiletamin-zolazepam (Lukasik 1999). Atropin sulfate termasuk dalam golongan antikolinergik mencegah bradycardia, sekresi saliva, bronkodilatator, antidota terhadap efek toksik organophospate (Plumb 2005). Atropin merupakan suatu alkaloid yang diekstrak dari tanaman Atropa belladona L, Datura stramonium L, dan tanaman lain famili Solanaceae. Atropin umumnya diperdagangkan berada dalam sediaan berupa larutan steril dalam pelarut water for injection atau larutan NaCl 0.9%.Pemilihan dosis tergantung pada kebutuhan

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari efek anestesi tiletamin-zolazepam terhadap motilitas saluran pencernaan kucing lokal melalui studiradiografi kontras.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan radiografi kontras kucing lokal Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga dapat mengetahui efek yang ditimbulkan dari anastesi kombinasi tiletamin-zolazepam yang umum digunakan pada kucing. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk menjadi data pendukung untuk radiografi kontras kucing lokal dan menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut.

TINJAUAN PUSTAKA

Tiletamin-Zolazepam

Anestesi merupakan tahap ketidaksadaran yang diinduksikan pada hewan. Tiga komponen dari anestesi yaitu analgesik berupa hilangnya rasa sakit, amnesia yaitu hilangnya memori, dan immobilisasi. Obat yang biasa digunakan untuk anestesi biasanya memiliki efek yang berbeda-beda pada tiap area. Beberapa obat mungkin digunakan tersendiri untuk menimbulkan efek ketiganya dan beberapa obat lain hanya digunakan untuk anestesi atau sedatif saja atau dikombinasikan dengan obat lain untuk memperoleh efek anestesi secara lengkap (Plumb 2005).

Anestesi umum yang sering digunakan pada kucing adalahkombinasi tiletamin-zolazepam yang komposisi dari tiap vial mengandung tiletamin (hydrochloride) sebanyak 125 mg, zolazepam (hydrochloride) sebanyak 125 mg dan pelarut steril sebanyak 5 mL. Zolazepam merupakan derivate benzodiazepinsebagai antikonvulsan yang efeknya dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan golongan Diazepin (Gorda et al. 2010). Kombinasi tiletamin-zolazepam memiliki waktu induksi yang pendek, dosis rendah, tingkat keamanan tinggi, waktu immobilisasi yang relatif konstan, dan pemulihan yang baik. Dosis efektif pada anjing berkisar 6.6-9.9 mg/kg BB IM atau 2-4 mg/kg BB IV dan pada kucing dari 6.0 sampai 11.9 mg/kg IM (Lukasik 1999).

Premedikasi(atropine sulfate 0.02 mg/kg SC) diberikan 15 menit sebelum penggunaan tiletamin-zolazepam (Lukasik 1999). Atropin sulfate termasuk dalam golongan antikolinergik mencegah bradycardia, sekresi saliva, bronkodilatator, antidota terhadap efek toksik organophospate (Plumb 2005). Atropin merupakan suatu alkaloid yang diekstrak dari tanaman Atropa belladona L, Datura stramonium L, dan tanaman lain famili Solanaceae. Atropin umumnya diperdagangkan berada dalam sediaan berupa larutan steril dalam pelarut water for injection atau larutan NaCl 0.9%.Pemilihan dosis tergantung pada kebutuhan

waktu operasi dan kondisi hewan seperti umur, berat badan, lemah, gagal hati atau gagal ginjal sehingga diperlukan pemeriksaan fisik sebelum anestesi diberikan.

Saluran Pencernaan Kucing

Abdomen merupakan salah satu bagian tubuh hewan, dimana di dalamnya terdapat berbagai macam organ yang berperan penting dalam menjalankan fungsi fisiologis. Organ yang berada didalam rongga abdomen yaitu organ pencernaan yang terdiri atas rongga mulut (cavum oris), kerongkongan (esophagus), lambung (gastrium), usus halus (intestinum), usus besar (colon), rektum, dan anus (Komariah 2008). Kucing termasuk mamalia,sistempencernaan kucing meliputimulut, gigi, kelenjar ludah, kerongkongan, lambung, usus, pankreas, hati, dan kandung empedu.Sistempencernaanmenyerap, mencerna makanan,dan menghilangkanzat buangan padatdari tubuh.

Dasar Radiografi

Radiografiatau sinar X telah ditemukanlebihdari satu abadyang lalu dan telah digunakan dalam penanganan terhadap pasien untuk tujuan medis (Reed 2011). Revolusi dalam dunia kedokteran, radiografi pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Radiografi adalah penggunaan sinar pengion seperti sinar X dan sinar gamma untuk membentuk bayangan objek yang dikaji pada film. Sinar X merupakan salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar 10 nm–100 pm (Reed 2011).

Ada beberapa sifat fisik dan kimia sinar X, yaitu sinar X tidak dipengaruhi oleh medan magnet, bergerak lurus, memiliki daya tembus yang semakin kuat apabila tegangan listrik yang digunakan semakin tinggi, serta dapat menghitamkan kertas potret. Adapun manfaat penggunaan sinar Xdalam dunia medis adalah sebagai sarana untuk terapi penyakit tumor serta untuk memberikan pencitraan organ yang mengalami kelainan seperti metastatik pulmonary neoplasia, heart disease, intestinal obstruksi, fraktura. Aplikasisinar X harus hati- hati dikarenakan sinar X dapat menimbulkan kelainan biologi seperti kerusakan sel-sel hidup, penghitaman kulit, kerontokan rambut, serta dapat menyebabkan nekrosa yang kemudian berkembang menjadi kanker kulit (Corwin 2001).

Radiografi umumnya digunakan untuk mendiagnosa gambaran medikal dari objek yang tidak tembus pandang misalnya bagian dari tubuh hewan atau manusia. Radiografi abdomen dapat bermanfaat ketika kita akan melihat hubungan antar berbagai organ. Salah satunya pembagian berdasarkan zona pada radiografi abdomen. Menurut Thrall (2002), pembagian zona abdomen pada arah pandang laterolateral (LL) terbagi atas lima zona sedangkan pada arah pandang ventrodorsal (VD) terbagi atas empat zona.

Gambar 1 Skema anatomi lambung dan usus dengan posisi laterolateral (LL) pada hewan kecil.St: lambung, C: kolon, 1: zona satu, 2: zona dua, 3: zona tiga, 4: zona empat, 5: zona lima (Thrall 2002).

Gambar 2 Skema anatomi lambung dan usus dengan posisi ventrodorsal (VD) pada hewan kecil. St: lambung, Py: pylorus, D: duodenum, C: kolon, 1: zona satu, 2: zona dua, 3: zona tiga, 4: zona empat (Thrall 2002).

Peralatan Radiografi

Menurut Thrall 2002, beberapa kelengkapan yang harus dipenuhi dalam radiografi diantaranya adalah mesin sinar X, film, kaset film, alat pelindung anggota badan, markersebagai alat bantu pada saat pengkodean posisi tubuh,illuminatorsebagai alat bantu dalam membaca hasil, alat pengering film, hanger/frame sebagai penjepit film dalam proses pencucian, dan pengeringan film.

Mesin sinar X terbagi menjadi tiga bentuk yaituunit mobiledigunakan untuk hewan kecil dan dapat dipindahkan dalam satu areal/tempat praktik yang memiliki kekuatan penetrasi medium. Unit stationer memiliki kekuatan penetrasi paling kuat (sekitar 150 KVP dengan 100 MA), ditempatkan di rumah sakit hewan, dan tidak dapat dipindahkan ketempat lain. Unit portable memiliki kekuatan KVP 90- 100 dengan 30 MA, berat antara 6-20 kg, mudah dipindahkan, serta tidak boleh dipegang langsung dengan tangan.

Film adalah bagian tipis dari polyester yang dilapisi silver halide crystal

dengan bahan perekat adhesif. Kedua sisi film dilindungi dengan lapisan gelatin pada permukaan luarnya. Silver halide crystal bersifat sensitif terhadap paparan sinar X. Kristal halide yang terpapar sinar akan mengendap membentuk silver metalic. Kaset adalah pelindung film dari paparan cahaya tampak dan sangat sensitif terhadap cahaya tampak. Kaset film terdiri dari dua jenis yaitu tipe non screendan tipe image intensifiying screen/rigid(McCurnin 2002).

Dalam melakukan radiografi sebaiknya dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, salah satunya yaitu menggunakan alat pelindung anggota badan. Alat pelindung anggota badan yang dimaksud adalah apron yang terbuat dari timbal (Pb) yang mampu menghambat paparan sinar X ke tubuh, eyeprotektor

berfungsi sebagai pelindung mata, apron kelenjar tiroid berfungsi untuk melindungi kelenjar tiroid dari paparan sinar X yang mengindikasikan terjadinya tumor tiroid, serta glove berfungsi untuk melindungi tangan dari paparan sinar X(Thrall 2002).

Kamar Gelap

Konstruksi kamar gelap berbentuk huruf ‘S’ yang terbagi atas daerah basah dan daerah kering. Daerah basah merupakan ruangan yang digunakan untuk proses pencucian film. Daerah kering merupakan ruangan untuk pemotretan dan penggantian film, yang dilengkapi dengan lemari untuk menyimpan film, kaset film, dan hanger.

Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam konstruksi kamar gelap harus memadai serta harus terlindung dari radiasi, sinar matahari, dan bahan kimia lain (Thrall 2002).

Persiapan Pengambilan Gambar Radiografi

Menurut Thrall (2002), ada beberapa tahap persiapan dalam pengambilan gambar radiografi diantaranya:

1. Rambut hewan harus bersih dan kering 2. Handling hewan

3. Menggunakan alat pelindung tubuh 4. Tanda identifikasi dari setiap radiografi

5. Teknik pengukuran sebelum pemotretan (jarak pasien dengan mesin, kontrol panel pada mesin, jarak mesin terhadap kaset film, ketebalan objek, serta penggunaan bahan kontras)

6. Menentukan standar pandang pemotretan

Posisi atau Standar Pandang Pemotretan secara Umum

Bagian ekstremitas hewan diletakkan di atas karet sesuai dengan posisi pemotretan berdasarkan regio pemeriksaan. Salah satu arah pandang radiografi adalah laterolateral (LL) dan ventrodorsal (VD) (Thrall 2002).

Faktor- Faktor Pembentuk dalam Radiografi

Faktor-faktor pembentuk dalam radiografi adalah densitas, opasitas, dan kontras radiografi (Thrall 2002).Densitas merupakan istilah yang menunjukan kehitaman film yang ditentukan oleh banyaknya kristal perak yang terbentuk akibat berinteraksi dengan sinar X yang dapat mencapai film setelah melalui tubuh hewan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas atau jumlah sinar X yang terbentuk diantaranya miliamperage (MA) yang merupakan standar satuan jumlah elektro yang keluar dari katoda menuju anoda, lamanya exposure

(S) yaitu waktu mengalirnya arus dari katoda menuju anoda, mikroamperage second (MAS) yang merupakan perkalian antara MA dan S, bahan anoda yang mampu menerima pancaran elektron dari katoda.Kilovoltage peak (KVP) merupakan energi yang dihasilkan oleh sinar X untuk melakukan penetrasi melalui bagian tubuh sehingga akhirnya mencapai permukaan film.Focal spot film distance (FFD) merupakan jarak spot tabung sinar X dengan permukaan film, semakin kecil FFD maka densitas film akan semakin meningkat karena intensitas sinar akan meningkat (Thrall 2002).

Opasitas merupakan istilah untuk gambaran radiografi yang ditimbulkan dari pasien. Opasitas dibagi menjadi dua yaituradiolucent digunakan jika objek mengabsorbsi sedikit radiasi dan radiopaque digunakan jika objek menahan banyak radiasi. Opasitas sangat dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dari suatu media. Media padat umumnya bersifat lebih radiopaque, media cair berada di pertengahan antara radiopaque dan radiolucent, media gas lebih bersifat

radiolucent.

Kontras radiografi merupakan perbedaan opasitas antara dua area dalam radiografi. Faktor utama yang mempengaruhi kontras radiografi yaitu

kilovoltagepeak (KVP) meningkat apabila daya tembus meningkat sehingga menyebabkan kontras film akan rendah dan gradasi bayangan abu-abu akan banyak sedangkan KVP menurun apabila daya tembus menurun sehingga menyebabkan kontras film akan tinggi dan pada bayangan abu-abu akan sedikit.

Perubahan yang terjadi dalam Interpretasi Radiografi

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam interpretasi radiografi yaitu ukuran, bentuk atau kontur, jumlah, lokasi, marginasi, radiopaque atau

radiolucent.Bentukan radiografi normal abdomen itu bervariasi dan banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya spesies, ras, derajat distensi lambung, volume dan tipe lambung, posisi dalam pengambilan radiografi serta medium kontras yang dipakai. Biasanya untuk mengenali abdomen terlihat dari lokasi dan bentukan yang berisi gas, makanan atau keduanya (Thrall 2002).

Bahan Kontras

Kontras merupakan perbedaan densitas antar dua titik yang berbeda. Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostik

medik yang dipakai pada pencitraan dengan sinar X untuk meningkatkan daya atenuasisinar X (bahan kontras positif). Bahan kontras barium sulfat (BaSO4),

berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Barium sulfat adalah agen kontras yang digunakan dalam bentuk suspensi untuk evaluasi traktus gastrointestinal. Barium sulfat tidak cocok digunakan dalam rongga tubuh atau sendi karena dapat memicu terjadinya reaksi granulomatous (Kealy et al. 2011).

Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan, biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feses. Radiografi yang dilakukan menggunakan BaSO4 dengan posisi laterolateral (LL) dan

ventrodorsal (VD) untuk melihat perbedaan usus besar dari gas dengan isi usus halus. Selain itu, bahan kontras dapat menunjukan massa kolon atau rektum dan

intussusceptio ileocaecocolic.

Kontras yang rendah di dalam abdomen menyatakan bahwa jaringan lunak dan cairan tidak dapat dibedakan secara radiografis berarti media kontras dibutuhkan untuk melihat permukaan lumen pada traktus gastrointestinal. Studi pewarnaan kontras sangat umum digunakan untuk mengindentifikasi anatomi yang tidak terlihat tanpa pewarnaan dan dapat juga digunakan untuk meneliti fungsi organ seperti waktu pengosongan lambung dan waktu transit (McConnell 2009).

Tabel 1 Waktu transit barium sulfat (BaSO4)

Waktu Struktur yang terlihat

Langsung Lambung

5 menit Lambung, duodenum

30 menit Seluruh bagian usus halus

60 menit Usus halus dan kolon

Sumber: Thrall (2002)

Secara umum pada pasien normal, pengosongan lambung seharusnya terjadi dalam waktu 15 menit setelah pemberian BaSO4 berlangsung. Gastrografi

menggunakan BaSO4 pada hewan kecil secara general lambung akan kosong

dalam waktu 1-4 jam (Thrall 2002). Waktu transit BaSO4 secara umum dapat di

lihat pada Tabel 1.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2012. Kucing lokal dipelihara di kandang Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Pengambilan gambar dan intepretasi hasil radiografi dilakukan di Laboratorium Radiologi Bagian Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

medik yang dipakai pada pencitraan dengan sinar X untuk meningkatkan daya atenuasisinar X (bahan kontras positif). Bahan kontras barium sulfat (BaSO4),

berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Barium sulfat adalah agen kontras yang digunakan dalam bentuk suspensi untuk evaluasi traktus gastrointestinal. Barium sulfat tidak cocok digunakan dalam rongga tubuh atau sendi karena dapat memicu terjadinya reaksi granulomatous (Kealy et al. 2011).

Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan, biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feses. Radiografi yang dilakukan menggunakan BaSO4 dengan posisi laterolateral (LL) dan

ventrodorsal (VD) untuk melihat perbedaan usus besar dari gas dengan isi usus halus. Selain itu, bahan kontras dapat menunjukan massa kolon atau rektum dan

intussusceptio ileocaecocolic.

Kontras yang rendah di dalam abdomen menyatakan bahwa jaringan lunak dan cairan tidak dapat dibedakan secara radiografis berarti media kontras dibutuhkan untuk melihat permukaan lumen pada traktus gastrointestinal. Studi pewarnaan kontras sangat umum digunakan untuk mengindentifikasi anatomi yang tidak terlihat tanpa pewarnaan dan dapat juga digunakan untuk meneliti fungsi organ seperti waktu pengosongan lambung dan waktu transit (McConnell 2009).

Tabel 1 Waktu transit barium sulfat (BaSO4)

Waktu Struktur yang terlihat

Langsung Lambung

5 menit Lambung, duodenum

30 menit Seluruh bagian usus halus

60 menit Usus halus dan kolon

Sumber: Thrall (2002)

Secara umum pada pasien normal, pengosongan lambung seharusnya terjadi dalam waktu 15 menit setelah pemberian BaSO4 berlangsung. Gastrografi

menggunakan BaSO4 pada hewan kecil secara general lambung akan kosong

dalam waktu 1-4 jam (Thrall 2002). Waktu transit BaSO4 secara umum dapat di

lihat pada Tabel 1.

METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai dengan Maret 2012. Kucing lokal dipelihara di kandang Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Pengambilan gambar dan intepretasi hasil radiografi dilakukan di Laboratorium Radiologi Bagian Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, termometer, stetoskop, alat pengukur waktu, tabung erlenmeyer, esophagotube, syringe 20 cc, mesin sinar X unit mobile, illuminator, apron, film, kaset film,hanger/frame,

marker, alat pengering film, dan processing machine (mesin pencucian) manual, dan kamera.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah barium sulfat, sediaan premedikasi atropin, sediaan anestesi tiletamin HCl 2,5% dan zolazepam HCl 2,5% (Zoletyl 50®, Virbac animal health, Caros-Prancis), sediaan antelmintik (Zypiran Plus®), alkohol 70%, film yang terbuat dari bahan tipis polyester yang dilapisi silver halide crystaldengan bahan perekat (adhesif). Bahan pencuci film seperti larutan developer (hidroquinon dan sodium carbonat), larutan rinser, larutan fixer (garam ammonium thiosulfat), dan washer (air keran).

Pemilihan Sampel dan Pengambilan Radiograf

Radiograf diperoleh dari sampel tiga ekor kucing lokal jantan dengan bobot badan 2.5-3.5 kg. Sampel dikondisikan dengan pemberian antelmintik dan dipelihara dalam kandang selama dua minggu. Hewan percobaan dipuasakan selama 12-24 jam sebelum dilakukan radiografi.

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah melakukan radiografi kontras tanpa perlakuan anestesi. Tahap kedua dilakukan anestesi dengan menggunakan tiletamin-zolazepam (10 mg/kg BB IM) dengan premedikasiAtropine sulfate

secara subkutan (0.02 mg/kg BB) dengan rentan waktu satu minggu setelah perlakuan tanpa anestesi(Lukasik 1999). Radiografi kontras ini dilaksanakan menggunakan esophagotube lalu dimasukkan suspensi BaSO4 (12 ml/kg BB, 30%

w/v) (McConnell 2009). Posisi pengambilan radiograf bagian abdomen dilakukan pada posisi laterolateral (LL) dan ventrodorsal (VD) dengan 2 jari setelah rusuk terakhir sebagai titik pusat. Radiografi dilakukan pada saat 5, 30, 60, 120, dan 180 menit. Pengambilan radiograf menggunakan focal spot film distance (FFD) dan nilai kilovoltage peak (KVP) serta milliamperage second (MAS) yang disesuaikan sesuai tebal jaringan dan regio pemeriksaan.

Pencucian Film

Setelah melakukan pengambilan radiograf, film dicuci secara manual. Tahapan pencucian film dimulai dengan memasukkan film ke larutan developer

selama 3-5 menit pada suhu diantara 15ºC-27ºC, fungsi dari larutan tersebut adalah mengubah ion perak bromida dalam kristal menjadi logam perak. Setelah itu, memasukkan film ke larutan rinser yang dilakukan beberapa detik (16-20 detik) bertujuan menyingkirkan larutan developer agar tidak terbawa kelarutan fiksasi. Tahapan selanjutnya memasukkan film ke dalam larutan fixeryang berbentuk garam ammonium dalam waktu dua kali waktu pencucian pada larutan developer, fungsinya adalah mengubah kristal bromida menjadi tidak berkembang lagi dan menyingkirkan senyawa perak yang tidak tersinari. Pencucian selanjutnya dengan

menggunakan washer(air keran) yang berfungsi untuk membersihkan dari sisa- sisa perak bromida pada film dengan waktu pencucian 30-40 menit dan selanjutnya film dikeringkan.

Analisis sampel

Pembacaan radiograf dilakukan di ruang Laboratorium Radiologi Bagian Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Radiograf yang akan dianalisis digantung pada illuminator sesuai prosedur standar di ruang gelap. Prosedur standar yang harus dipenuhi adalah pada saat membaca radiograf arah pandang laterolateral (LL) bagian cranial hewan harus berada di sebelah kiri dan bagian caudal berada di bagian kiri dari pembaca. Pada arah pandang ventrodorsal (VD), radiograf bagian cranial hewan berada di atas dan bagian caudal hewan berada di bawah sudut pandang pembaca. Pengamatan difokuskan pada daerah abdomen. Analisis sampel menggunakan dua parameter yaitu deskriptif dan kuantitatif.

Analisis deskriptif dilakukan dengan menentukan laju bahan kontras sesuai dengan anatomi traktus gastrointestinal kucing pada setiap waktu pengamatan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk menentukan laju bahan kontras berdasarkan pembagian zona dalam interpretasi radiografi abdomen dengan melihat derajat opasitas menggunakan satuan presentase (%) dari setiap luasan zona. Menurut Thrall (2002), pembagian zona abdomen pada arah pandang LL terbagi atas lima zona sedangkan pada arah pandang VD terbagi atas empat zona. Analisis kuantitatif dilakukan dengan mengukur diameter usus pada saat kontraksi dan relaksasi pada zona tiga.Pengukuran diameter diambil dengan tiga kali pengulangan pada masing-masing kucing. Pengukuran diameter usus kucing dari hasil radiograf menggunakan Software MacBiophotonicImage-J© (National Institute of Health 2012)dan di uji statistik menggunakan Anova.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari penelitian disajikan dengan menggunakan dua parameter yaitu pembagian zona berdasarkan anatomi organ gastrointestinal (GI) dan penilaian derajat opasitas dalam interpretasi radiografi abdomen melalui gambaran laju barium sulfat (BaSO4) pada arah pandang laterolateral (LL) dan ventrodorsal

(VD) serta mengukur diameter usus pada keadaan kontraksi dan relaksasi.

Laju BaSO4 dengan Intepretasi Radiografi Abdomen

Gambar 3 radiograf arah pandang LL menunjukkan laju pergerakan BaSO4

yang mulai memasuki lambung pada menit ke-5 sampai usus besar pada menit ke- 180 tanpa perlakuan anestesi. Pada menit ke-5 (Gambar 3A), radiograf terlihat

menggunakan washer(air keran) yang berfungsi untuk membersihkan dari sisa- sisa perak bromida pada film dengan waktu pencucian 30-40 menit dan selanjutnya film dikeringkan.

Analisis sampel

Pembacaan radiograf dilakukan di ruang Laboratorium Radiologi Bagian Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Radiograf yang akan dianalisis digantung pada illuminator sesuai prosedur standar di ruang gelap. Prosedur standar yang harus dipenuhi adalah pada saat membaca radiograf arah pandang laterolateral (LL) bagian cranial hewan harus berada di sebelah kiri dan bagian caudal berada di bagian kiri dari pembaca. Pada arah pandang ventrodorsal (VD), radiograf bagian cranial hewan berada di atas dan bagian caudal hewan berada di bawah sudut pandang pembaca. Pengamatan difokuskan pada daerah abdomen. Analisis sampel menggunakan dua parameter yaitu deskriptif dan kuantitatif.

Analisis deskriptif dilakukan dengan menentukan laju bahan kontras sesuai dengan anatomi traktus gastrointestinal kucing pada setiap waktu pengamatan. Analisis deskriptif juga dilakukan untuk menentukan laju bahan kontras berdasarkan pembagian zona dalam interpretasi radiografi abdomen dengan

Dokumen terkait