• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Rancang Bangun Alat Pencetak Kue Bawang (Halaman 33-53)

Bawang Merah

Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun lalu. Dalam peninggalan sejarah banyak ditemukan bukti-bukti yang mengisahkan tentang khasiat dan kehebatan tanaman ini.

Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia Tengah yaitu dideretan daerah sekitar India, Pakistan,sampai Palestina. Bangsa Mesir sudah mengenalnya sejak 3200-2700 SM, bangsa Yunani kuno sejak 2100 SM, sedangkan di Israel sejak 1500 SM. Hal ini diketahui dari bukti-bukti peninggalan sejarah, seperti patung, tugu, dan batu-batu pada zaman dinasti Mesir, Yunani Kuno, Israel, dan lain-lain (Pantastico, 1993).

Perkembangan Bawang Merah di Indonesia.Eropa Barat dan Eropa Timur memang terlambat mengenal bawang merah. Ada yang menduga, sekitar abad ke-8-an. Dari belahan benua ini bawang mulai menyebar luas hingga daratan Amerika, Asia Timur, dan Tenggara. Penyebaran ini berhubungan dengan perburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah timur jauh, yang kemudian berekor dengan pendudukan kolonial Belanda di Indonesia (Wibowo, 2010).

Di dalam dunia tumbuhan, bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang tumbuh di daerah dataran tinggi. Bawang merah juga merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah.Ditinjau dari hubungan kekerabatannya, bawang merah termasuk keluarga Liliaceae. Keluarga ini mempunyai ciri berumbi lapis, berakar serabut, dan bentuk daun silindris. Umbi

lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang-batang semu serta berubah bentuk dan fungsinya(Pantastico, 1993).

Jenis bawang merah ada tiga, yaitu :

1. Bawang bombay (Common onion group) : Allium cepa L. Var. Cepa: umbinya besar, biasanya tunggal, dan selalu diperbanyak dengan biji. Bawang bombay ini merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakaan di seluruh dunia dibandingkan dengan jenis yang lain.

2. Bawang merah biasa (Aggregatum group): Allium cepa L. Var. Aggregatum: umbinya membentuk beberapa umbi anakan (umbi samping). Anakan umbi tersebut biasanya dipergunakan untuk bibit. Salah satu golongan bawang merah ini ialah yang disebut syaalot atau brambang yang sering disinonimkan dengan Allium ascalonicum.

3. Bawang daun (Proliferum group): Allium cepa L. Var. Proliferum: kadang-kadang dinamakan tree union, biasanya perkembangan umbinya kurang baik. Umbinya kadang-kadang terbentuk pada tangkai atau ujung tangkai bunganya (inflorescense bulbs). Jenis Evergreen biasanya dimanfaatkan daunnya, jenis ini tidak membentuk umbi dan diperbanyak dengan bijinya (novary, 1999).

Bawang Putih

Bawang putih (Allium sativum) merupakan sejenis Alliaceae sama seperti lain-lain jenis da tahun dulu dalam merah dan bawang besar mempunyai daun da

5

tanah yang tidak dalam.Berbeda dengan bawang besar yang mempunyai satu bebawang, bawang putih dibentuk dari pelbagai bebawang yang mebentuk satu rumpun bawang.

Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.

Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.

Komposisi bahan baku kue bawang merupakan hal utama dalam pembuatan kue bawang, terutama jika kue bawang dicetak menggunakan alat/mesin. Adapun komposisi bahan baku kue bawang harus sesuai untuk memperoleh hasil cetakannya yang baik dan memperoleh efisiensi yang maksimum. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan mengetahui komposisi bahan baku kue bawang yang sesuai untuk alat pencetak kue bawang.

Pembuatan Kue Bawang

Kue bawang kemungkinan juga sudah tersebar luas dibeberapa daerah di Nusantara,disamping karena rasanya juga bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya juga terbilang sangat murah.Sehingga tidak heran jika kue seperti ini sangat disukai oleh masyarakat dari segala lapisan, dan untuk para ibu-ibu rumah tangga dan orang-orang yang hobi dalam dunia masak-memasak sudah pasti dengan mudahnya untuk membuat jenis kue kering yang satu ini.

Jika dilihat dari namanya memang sangat unik dan entah siapakah yang memberikan nama tersebut pertama kalinya, karena bahan dasar dari kue ini adalah tepung kanji dan tepung terigu sedangkan bawang hanya digunakan sebagai bumbunya saja sama seperti masakan-masakan lainnya. Rasa dari kue ini sendiri juga sangat gurih dan hal inilah yang menjadi ciri khasnya yang sangat menonjol untuk kue kering ini, disamping bentuknya yang pada umumnya adalah berupa stick.

Cara membuat kue bawang

1. Campurkan tepung dengan bawang putih, garam dan daun seledri kemudian aduklah hingga benar-benar merata

2. Jika sudah masukan telur kemudian aduk sambil tuangkan santan sedikit demi sedikit hingga rata dan kalis

3. Tipiskan adonan bisa dengan alat penggiling mie, jika tidak ada bisa dengan botol kaca yang bersih untuk memipihkan adonan, dengan cara adonan ditekan dengan botol pada bagian sisinya kemudian giling-gilingkan hingga tipis

7

4. Potong-potonglah adonan yang sudah tipis, bisa secara manual dengan pisau atau juga biasa dengan penggiling mie untuk ukuran kwe-tiau

5. Gorenglah hingga mengering dan berubah warna menjadi kecokelatan 6. Angkat kemudian tiriskan dan sajikan.

(Eriska,2011.)

Teknik Pengolahan Kue Bawang

Komposisi bahan baku kue bawang merupakan hal utama dalam pembuatan kue bawang, terutama jika kue bawang dicetak menggunakan alat/mesin. Adapun komposisi bahan baku kue bawang harus sesuai untuk memperoleh hasil cetakannya yang baik dan memperoleh efisiensi yang maksimum. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih optimal, dengan mengetahui komposisi bahan baku kue bawang yang sesuai untuk alat pencetak kue bawang.

Komponen Alat Pencetak kue bawang Kerangka alat

Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen lainnya yang terbuat dari besi yang berbentuk siku yang akan disambung dengan menggunakan teknik pengelasan.(Soenarta dan Furuhama, 2002).

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.Bantalan harus cukup kokoh untuk menghubungkan poros serta elemen mesin lainnya agar bekerja dengan baik.

1. Gerakan bantalan terhadap poros - Bantalan luncur

- Bantalan gelinding 2. Beban terhadap poros

- Bantalan radial - Bantalan aksial

- Bantalan gelinding khusus (Sularso dan Suga, 2002).

Puli

Puli berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran yang dihasilkan dari motor yang selanjutnya diteruskan lagi ke v-belt dan akan memutar poros. Puli dibuat dari besi cor atau dari baja.Puli kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan puli dari paduan aluminium (Stolk dan Kros, 1981).

Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang digerakkan dikalikan dengan diameternya.

�����������= ���������������� ... ...(3)

dimana,

S = Kecepatan putar puli (rpm) D = Diameter puli (mm) (Smith dan Wilkes, 1990).

9

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.

(Mabie dan Ocvirk, 1967).

Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menjadi poros transmisi(line shaft), spindle(spindle), gandar(axle), poros (shaft) dan poros luwes (Achmad, 2006).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah poros, yaitu:

1. Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur.Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan.Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.

2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian

(pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

3. Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.Putaran ini disebut putaran kritis.Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.

4. Korosi

Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yangterancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang berhenti lama sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.

5. Bahan poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difis, baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari baja yang dideokasikan dengan ferrosilikon dan dicor. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan kulit yang sangat tahan terhadap keausan seperti baja khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja khrom dan baja khrom molibden, dan lain-lain

(Sularso dan Suga, 2004).

11

Merupakan saluran pemasukan bahan untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dengan proses pemipihan bahan oleh roller pemipih.

Roller pemipih

Roller pemipih berfungsi untuk memipihkan adonan kue bawang.

Roller pembagi

Roller pembagi berfungsi untuk membagi adonan menjadi memanjang.

Saluran pengeluaran

Saluran pengeluaran berfungsi untuk tempat keluaran bahan yang telah selesai dicetak.

Logam yang digunakan Baja tahan karat

Logam yang digunakan merupakan logam baja tahan karat (stainless steel). Baja tahan karat yang mempunyai seratus lebih jenis yang berbeda-beda. Seluruh baja itu mempunyai satu sifat karena kandungan kromium yang membuatnya tahan terhadap karat. Baja tahan karat dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar, yakni :

1. Baja tahan karat ferit

Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04 % C) dan sebagian besar dilarutkan dalam besi. Sementara itu, unsur lainnya yaitu kromium sekitar 13 % - 20 % dan tambahan kromium tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan.

Baja tahan karat austenit mengandung nikel dan kromium yang amat tinggi, nikel akan membuat temperatur transformasinya rendah, sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya rendah.

3. Baja tahan karat martensit

Baja tahan karat martensit mengandung sejumlah besar unsur karbon. Baja yang mengandung 0,1 % C, 13 % Cr, dan 0,5 % Mn ini dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak menambah kekerasan.

(Amanto dan Haryanto, 1999).

Campuran yang bahan dasarnya besi yang mengandung paling sedikitnya 12 persen chromium disebut baja takberkarat (stainless steel). Sifat yang paling penting dari baja ini adalah ketahanannya terhadap berbagai macam, walaupun tidak semua, kondisi korosi. Ada empat jenis baja tak-berkarat yang ada, yaitu ferritic-chromium steel,austentic chromium-nickel steel, dan martensitic and precipitation hardenable stainless steel (Shigley dan Mitchell, 1999).

Hampir semua komponen alat menggunakan bahan tahan karat (stainless steel), hal ini dikarenakan dalam proses pengolahan bahan pangan harus menggunankan bahan yang aman untuk bahan pangan, seperti bahan yang harus tahan terhadap korosi. Stainless steel merupakan logam tahan korosi yang umum dignakan pada alat pengolahan bahan pangan. Komponen alat yang akan bersentuhan langsung dengan bahan akan menggunakan stainless steel seperti saluran pemasukan (hopper), silinder pengepres, screw press, saluran pengeluaran, mata pisau dan wadah penampungan hasil cetakan.

13

Besi

Besi adalah logam putih seperti perak, dapat di poles, keras, dapat ditempa, dapat dilengkungkan, dan bersifat magnetik. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan unsur terbanyak kedelapan di bumi ini setelah Silikon, juga merupakan unsur logam terbanyak ketiga pada lapisan kulit bumi setelah Aluminium dan Silokon. Bijih besi yang banyak dikenal diantaranya Magnetite (Fe3O4), Hermanite (Fe2O3), Siderite (FeCO3), Pirite (FeS2).

Mekanisme Pembuatan Alat

Dalam pekerjaan bengkel alat dan mesin, benda kerja yang akan dijadikan dalam bentuk tertentu sehingga menjadi barang siap pakai dalam kehidupan sehari-hari, maka dilakukan proses pengerjaan dengan mesin-mesin perkakas, antara lain mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, mesin frais, mesin skrap, mesin asah, mesin gerinda, dan mesin yang lainnya (Daryanto, 1984).

Puli dapat dipasangkan antara lain secara vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan vertikal ini akanmengakibatkan getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk (Mabie and Ocvirk, 1967).

Perlu diperhatikan dalam pembuatan alat pengolahan hasil pertanian adalah bahan yang dipakai. Kekuatan, keawetan, dan pelayanan yang diberikan peralatan usaha tani bergantung terutama pada macam dan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatannya. Dalam pembuatannya terdapat kecenderungan konstruksi peralatan untuk meniadakan sebanyak mungkin baja tuangan dan mengganti dengan baja tekan atau baja cetak. Bilamana hal ini dilakukan dapat menekan biaya membuat mesin dalam jumlah besar. Keberhasilan atau kegagalan alat

sering sekali tergantung pada bahan yang dipakai untuk pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk pembuatan peralatan usaha tani dapat diklasifikasikan dalam logam dan bukan logam (Smith dan Wilkes, 1990).

Prinsip Kerja Alat Pencetak Kue Bawang

Alat pencetak kue bawang ini bekerja dengan prinsip memipihkan adonan kue bawang dengan menggunakan roller pemipih,kemudian bahan akan dibentuk memanjang dengan menggunakan roller pembagi,pada alat pencetak kue bawang agar hasil pencetakan sesuai dengan ukuran yang ditentukan dengan demikian diharapkan hasil cetakan akan seragam bentuknya.

Kapasitas Kerja Alat

Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi : Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :

Kapasitas Alat = ����������������

����� ………...…………...(5)

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat

15

diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan

(Soeharno, 2007).

Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok = [��

+���] C ………. ...(6)

dimana :

BT = total biaya tetap (Rp/tahun) BTT = total biaya tidak tetap (Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)

Dt= (P-S) (A/F,i,n) (F/P,i, t-1)………...…(7) dimana:

Dt = biaya penyusutan (Rp/tahun)

S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp) n = umur ekonomi (tahun)

i = tingkat bunga modal

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya : I = �(�)(�+�)

�� ………...………. (8)

dimana :

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan peralatan pertanian, beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. 4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 - 1%, rata-rata

diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.

Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap terdiri dari biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan: Biaya reparasi = �,�% (�−�)

������� ………...………. (9)

Biaya karyawan / operator yaitu biaya untuk gaji operator.Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).

Break even point

Break event merupakan analisis untuk mengetahui banyaknya kemiri yang harus diolah. Analisis break even adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan yang terjadi di suatu perusahaan. Sementara yang dimaksud dengan break even

17

adalah suatu keadaan diamana total revenue persis sama dengan total cost. Dengan demikian dalam kondisi break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula menerima kerugian. Jadi analisis tersebut dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan antara lain tentang :

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak rugi.

2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba tertentu. 3. Sampai seberapa besar omset penjualan boleh turun agar perusahaan tidak

rugi.

4. Sampai seberapa besar efek dari perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap laba yang akan diperoleh.

Analisis BEP juga digunakan untuk :

1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha. 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi

untuk peralatan produksi.

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi (Waldiyono, 2008).

Rumus break even yaitu :

break even (unit) = ����������

���������/���� – �������������/����

………...

(10) atau break even (rupiah) = ����������

�−����������������������

………..…...…..

(11) (Halim, 2009).

Net present value

Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi.Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Perhitungan Net present value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan discount faktor. Secara singkat dapat dirumuskan:

CIF – COF ≥ 0 ... ... (12) dimana :

CIF = chas inflow COF = chas outflow

Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan:

Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Kriteria NPV yaitu :

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan (Darun, 2002).

19

Internal rate of return

Dengan menggunakan metode internal rate of return (IRR) akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk %priode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 – ����

(����−����) (i1 – i2) ... ... (13)

dimana :

i1 = Suku bungabank paling atraktif i2 = Suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1

NPV2 = NPV pada i2 (Kastaman, 2006).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk penghasil bawang terbesar di Indonesia. Daerah yang termasuk dalam urutan 10 besar sentra produk bawang merah di Indonesia yaitu Brebes, Probolinggo, Tegal, Nganjuk, Cirebon, Kediri, Bandung, Malang, dan Pemalang. Mengingat kebutuhan bawang merah yang kian terus meningkat maka pengusahaannya memberikan gambaran (prospek) yang cerah. Prospek tersebut tidak hanya bagi petani dan pedagang saja, tetapi juga semua pihak yang ikut terlibat di dalam kegiatan usaahanya, dari mulai penanaman sampai pemasaran (pantastico, 1993).

Hampir semua masakan Indonesia menggunakan bawang sebagai salah satu bumbu penyedapnya. Proporsi penggunaannya memang tidak banyak, namun karena demikian akrab dan lekatnya bawang dengan lidah manusia, sungguh sulit dicari jenis masakan yang tanpa bawang. Bawang merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan.

Ada tiga jenis bawang yang pada umumnya digunakan dan diproduksi di Indonesia, yaitu bawang merah (Allium. Cepa var. Aggregatum), bawang putih (Allium sativum L.), dan bawang bombai (Allium cepa L.).

Komoditi bawang merah merupakan komoditi yang paling besar jumlahnya yang dipakai dalam berbagai olahan dibanding bawang lainnya. Salah

2

satu produk olahan dari bawang merah yang terkenal adalah bawang goreng. (Wibowo, 2010).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat, menguji serta menganalisis nilai ekonomis alat pencetak kue bawang manual.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai alat pencetak kue bawang manual.

3. Bagi masyarakat yang ingin menggunakan alat pencetak kue bawang manual untuk memudahkan pencetak dan hasil yang lebih seragam.

Pembatasan Masalah

ABSTRAK

ROBERT TIO HUTAGALUNG: Rancang Bangun Alat Pencetak Kue Bawang, dibimbing oleh ACHWIL PUTRA MUNIR dan SAIPUL BAHRI DAULAY.

Pencetakan kue bawang secara manual dinilai kurang efektif karena proses pencetakannya memerlukan banyak tahapan. Penelitian ini bertujuan untuk

Dalam dokumen Rancang Bangun Alat Pencetak Kue Bawang (Halaman 33-53)

Dokumen terkait