• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.9 Relay

Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektromagnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektromagnetik pada armature relay tersebut.

Relay pada dasarnya terdiri dari 2 bagian utama yaitu bagian kumparan dan contact point. Ketika kumparan diberikan tegangan DC atau AC, maka akan terbentuklah medan elektromagnetik yang mengakibatkan contact point akan mengalami switch ke bagian lain. Keadaan ini akan bertahan selama arus masih mengalir pada kumparan relay. Contact point akan kembali switch ke posisi semula jika tidak ada lagi arus yang mengalir pada kumparan relay. Relay memiliki kondisi contact point dalam 2 posisi. Kedua posisi ini akan berubah pada saat relay mendapat tegangan sumber pada kumparan. Kedua posisi tersebut adalah:

1. Posisi NO (Normally Open), yaitu posisi contact point yang terhubung ke terminal NO (Normally Open). Kondisi ini akan terjadi pada saat relay mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.

2. Posisi NC (Normally Close), yaitu posisi contact point yang terhubung ke terminal NC (Normally Close). Kondisi ini terjadi pada saat relay tidak mendapat tegangan sumber pada elektromagnetnya.

Dilihat dari desain saklarnya maka relay dibedakan menjadi:

1. SPST (Single Pole Single Throw), relay ini memiliki 4 terminal yaitu 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 2 terminal saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.

2. SPDT (Single Pole Double Throw), relay ini memiliki 5 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal saklar, relay jenis ini memiliki 2 kondisi NO dan NC.

3. DPST (Double Pole Single Throw), relay jenis ini memiliki 6 terminal yaitu terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 4 terminal saklar untuk 2 saklar yang masing-masing saklar hanya memiliki kondisi NO

25

saja.

4. DPDT (Double Pole Double Thorow) relay jenis ini memiliki 8 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk kumparan elektromaknetik dan 6 terminal untuk 2 saklar dengan 2 kondidi NC dan NO untuk masing masing saklarnya.

Gambar 2.15 Relay 2.1.1 Resistor

Resistor adalah komponen yang terbuat dari arang dan bersifat menghambat, dimana komponennya dalam suatu rangkaian elektronika berfungsi sebagai pembatas aliran listrik atau penghambatnya. Jadi, komponen elektronika ini memiliki hambatan atau nilai resistansi tertentu yang termasuk dalam komponen elektronika pasif.

Komponen ini paling banyak difungsikan sebagai penghambat dalam aliran listrik.

Satuannya sendiri dinyatakan dalam Ohm (Ω). Artikel ini berisi informasi lengkap mengenai pengertian dan kegunaannya, cara membaca nilai, dan macam-macam dari komponen satu ini. Resistor Merupakan salah satu kategori komponen elektronika pasif yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai penghambat dan pembatas aliran listrik dalam suatu rangkaian.Komponen ini termasuk komponen elektronika yang paling sering didapati dan paling banyak dipakai hampir di semua rangkaian elektronika. Biasanya disingkat dengan huruf “R” yang menyatakan tahanan atau hambatan.

Gambar 3.16 resitor

Untuk membaca nilai komponen pasif ini dari gelang warna Anda membutuhkan bantuan tabel warna. Pada tubuh komponen pada umumnya, terdapat 4-5 gelang warna yang mewakili nilai resistansinya.Warna gelang yang berada di bagian terakhir merupakan penanda nilai toleransi. Berikut ini cara mudah membaca nilai resistansi dari gelang warna:

Gambar 3.17 nilai resitansi dari gelang warna 2.11 Android

Android adalah sistem operasi untuk ponsel yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi 3 para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak. Google Inc.

membeli Android Inc. pendatang baru yang membuat software (perangkat lunak) untuk telepon genggam. Kemudian untuk mengembangkan Android di bentuklah Open Handset Alliance yang merupakan gabungan dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak dan telekomunikasi termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, TMobile, dan NVidia.

Antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi langsung, menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata, misalnya

27

menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk menulis teks. Selain perangkat layar sentuh, Google juga telah mengembangkan Android TV untuk televisi, Android Auto untuk mobil, dan Android Wear untuk jam tangan, masing-masingnya memiliki antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android juga digunakan pada Laptop, konsol permainan, kamera digital, dan peralatan elektronik lainnyaPada saat perilisan perdana Android pada tanggal 5 november 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode-kode Android dibawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. Terdapat dua jenis distributor sistem pada operasi Android. Pertama yang dapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Service (GMS) dan kedua adalah yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung dari Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD). Android memiliki berbagai keunggulan sebagai software yang memakai basis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna bisa membuat aplikasi baru di dalamnya.

Android memiliki beberapa aplikasi seperti native Google yang terintegrasi seperti pushmail Gmail, Google Maps, dan Google Calendar.

26

3.1 Diagram Blok Sistem dan Cara Kerja Sistem 3.1.1 Diagram Blok Sistem

Untuk mempermudah perancangan sistem diperlukan sebuah diagram blok sistem yang mana tiap blok mempunyai fungsi dan cara kerja tertentu. Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Gambar diagram blok sistem 3.1.2 Cara Kerja Sistem

Dalam merancang sebuah alat, terdapat setiap komponen yang digunakan dalam perancangan alat tersebut. Adapun fungsi dari setiap blok komponen yang digunakan adalah:

1. Power Suply Adaptor (PSA) berfungsi sebagai pemberi tegangan serta arus listrik agar perangkat atau komponen-komponen lainnya dapat berfungsi sebagaimana mestinya

2. Sensor DS18B20 berfungsi sebagai input untuk mendekteksi suhu di dalam air pada wadah penampungan.

3. Sensor Ultrasonik HC-SR04berfungsi sebagai input untuk mengukur level air pada wadah penampungan.

27

4. NodeMCU Esp8266 berfungsi sebagai pengendali sistem seluruh nya.

Mikrokontroller ini sudah disain Esp8266 yang berfungsi untuk konektivitas jaringan Wifi antara mikrokontroller itu sendiri dengan jaringan Wifi.

NodeMCU berbasis bahasa pemograman lua namun dapat juga menggunakan Arduino IDE untuk Pemogramannya.

5. Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol secara elektronik (elektromagnetik). Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektromagnetik pada armature relay.

6. Pompa Air berfungsi sebagai mengalirkan air ke wadah utama apabila wadah utama kekurangan air atau suhu air nya tidak normal.

7. LCD ( Liquid Crystal Place ) adalah salah satu display elektronik yang berfungsi sebagai penampil suhu air dan ketinggian air.

3.2 Perancangan Antar Muka Setiap Komponen 3.2.1 Mikrokontroller

Mikrokontroller adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronik dan umumnya dapat meniyimpan program, dan terdiri dari CPU (Central Processing Unit ), memori, I/O tertentu dan unit pendukung sperti Analog-to-digital converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.

Gambar 3.2 Skematik mikrokontroller NodeMCU

3.2.2 Peranacangan Antar Muka NodeMCU Dengan Sensor Ultrasonik HC-SR04

Perancangan ini melalui sebuah perhitungan jarak yang dikelolah NodeMCU sebagai pembacaan program pengukuran jarak. Pada rangkaian ini sensor Ultrasonik pin trigger dihubungkan pada pin D3, pin Echo di hubungkan pada pin D5, Vcc duhubungkan dengan Vcc dan Ground dihubungkan dengan Ground pada NodeMCU.

Gambar 3.3 Antar muka NodeMCU dengan sensor ultrasonik hc-sr04 3.2.3 Perancangan Antar Muka NodeMCU Dengan LCD

Perancangan ini dilakukan untuk menampilkan suhu pada air nutrisi dan level air pada air nutrisi.

Gambar 3.4 Antar muka NodeMCU dengan LCD

29

3.2.4 Perancangan Antar Muka NodeMCU Dengan Sensor DS18B20

Perancangan ini digunakan untuk mengirimkan data yan dari sensor suhu DS18B20 akan di kirim ke mikrokontroler NodeMCU esp8266, Pin DQ akan dihubungkan dengan pin D4, pin Vcc dihubungkan dengan Vcc dan groundd dihubungkan dengan ground pada NodeMCU

Gambar 3.5 Antar muka NodeMCU dengan sensor DS18B20 3.2.4 Perancangan Antar Muka NodeMCU Dengan Relay

Pada rangkaian ini relay yang digunakan relay 4 chanel. In 1 akan dihubungkan pada pin d6, In 2 akan dihubungkan dengan pin D7 dan In 3 dihubungkan dengan pin D0 pada NodeMCU.

Gambar 3.6 Rangkaian Relay 4 chanel

3.2.5 Flowchart

Gambar 3.7 Flowchart pada sistem otomatis Mulai

Inisialisasi

Baca Suhu Dan Level Air

Suhu ≤29℃ dan Level Air ≤ 5 Cm

Suhu ≤29℃ dan Level Air ≥ 5 Cm

Suhu ≥29℃ dan Level Air ≤ 5 Cm

Pompa 1 OFF Pompa 2 OFFF Dikirim ke blynk dengan

modul Esp8266

Pompa 1 OFF Pompa 2 ON

Pompa 1 ON Pompa 2 ON

Selesai Suhu ≥29℃ dan

Level Air ≥5 Cm

31

3.4.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem

Dalam perancangan sistem untuk mengontrol suhu dan level air pada tanaman hidroponik menggunakan mikrokontroler NodeMCU Esp8266, penulis menggunakan dua buah sensor yaitu Sensor DS18b20 untuk mengukur suhu air dan sensor ultrasonik HC-SR04 untuk mengukur level air. Sistem rangkaian tersebut melibatkan beberapa komponen rangkaian, dimana diantaranya sudah dijelaskan. Komponen yang aktif yang membantu perancangan sistem ini diantaranya adalah mikrokontroler NodeMCU esp8266, Sensor DS18b20, Sensor ultrasonik HCS-R04, pompa air dc, apabila kedua sensor sudah mendeteksi suhu dan level air maka pompa air dc akan otomatis memberi air tambahan secara otomatis.. Semua sistem sudah diproses dan dikontrol dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU Esp8266.

Gambar 3.8 Rangkaian keseluruhan

3.3 Perancangan Dan Pembuatan PCB

3.3.1 Alat dan Bahan Pembuatan PCB ( Printed Circuit Board) Alat dan bahan pembuatan PCB sebagai sebagai berikut :

1. Papan PCB

Printed Circuit Board (PCB) adalah sebuah papan rangkaian yang terbuat dari bahan ebonit( Pertinax) atau fiber glass dimana salah satu sisi permukaannya dilapisi dengan tembaga tipis.Jenis ini umumnya disebut single side karana hanya memiliki satu permukaan yang berlapiskan tembaga. Sedangkan PCB yang kedua sisinya digunakan untuk pembuatan rangkaian yang bersifat kompleks dan rumit, sehingga kedua bagian sisinya dapat difungsikan sebagai jalur – jalur pengawatan, PCB ini juga berfungsi sebagai dudukan komponen – komponen.

2. Kertas Milimeter Blok

Kertas milimeter block adalah kertas bergaris yang memiliki block kotak bergaris yang telah terukur. Dimana kertas milimeter block dalam pembuatan papan PCB digunakan untuk menggambar gambar rangkaian, gambar tata letak komponen, dan gambar jalur PCB.

3. Setrika

Setrika ini berfungsi untuk menggosok gambar rangkaian yang sudah di print ke permukaan papan PCB polos agar dapat digunakan untuk membuat projek tersebut.

4. Pelarutan PCB

Bahan Pelarut untuk menghilangkan lapisan tembaga pada papan PCB yang tidak tergambar pola jalur (tidak tertutup tinta) adalah dengan melakukan etching (pelarutan). Ada beberapa bahan kimia yang dapat dipergunakan untuk etching diantaranya adalah larutan :

a. Feri Clorida (FeCI3) b. Natrium Sulfat ( Na2S04) c. Asam Nitrat ( HNO3)

d. Asam Clorida + Perhidrosida ( HC1 + H202)

33

5. Amplas

Amplas (kadang juga disebut kertas pasir) adalah sejenis kertas yang digunakan untuk membuat permukaan benda - benda menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan salah satu permukaan amplas yang telah ditambahkan bahan yang kasar kepada permukaan benda tersebut.

6. Pisau Cutter

Cutter memiliki beragam bentuk dan ukuran, ada yang besar, sedang, dan kecil. Ada yang berbentuk bulat, panjang atau seperti gantungan kunci. Tapi meskipun memiliki berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda - beda, fungsi cutter cuma satu, yaitu untuk memotong.

7. Bor PCB

Bor PCB adalah merupakan bor listrik tangan mini yang digunakan untuk membuat lubang pada PCB, lubang - lubang yang terdapat di bantalan PCB yang berfungsi untuk menaruh komponen elektronika dan skrup ulir.

Langkah – langkah yang harus yang dilakukan dalam pembutan PCB :

a. Pertama-tama mendesain layout PCB menggunakan software Ares Proteus.

b. Mencetak gambar layout dengan kertas glossy tinta serbuk.

c. Selanjutnya mengunting kertas layout PCB yang sudah diprint sesuai dengan ukuran.

d. Mempersiapkan papan PCB dan mengukur PCB sesuai kebutuhan.

e. Memotong PCB sesuai dengan ukuran menggunakan alat pemotong atau cuter.

f. Membersihkan lapisan tembaga PCB dengan stel wool atau amplas sampai bersih. Hingga tidak ada bekas sidik jari atau karat yang menempel pada PCB tersebut.

g. Menyablon PCB

1. Memasang kertas glossy pada PCB dengan permukaan yang terdapat cetakan gambar menghadap ke sisi PCB polos yang terdapat lapisan tembaganya.

2. Menyiapkan setrika sampai dengan tingkat panas yang sedang. Setrika tidak boleh terlalu panas, karena bisa membuat tembaga pada PCB

memuai dan mengelembung. Juga tidak boleh terlalu dingin, karena selain akan membuat proses penyablonan lebih lama juga membuat tinta jalur PCB tidak menempel dengan sempurna.

3. Menyetrika kertas glossy dengan penekanan yang sedang dan merata pada setiap bagian PCB

4. Setelah kertas glossy merekat pada PCB, PCB direndam dalam air sampai kertas glossy terangkat dengan sendirinya, atau dengan mengosok kertas dengan perlahan menggunakan tangan mulai dari bagian tengah PCB. Hal ini dilakukan agar tidak merusak tinta yang sudah merekat pada PCB.

5. Setelah selesai proses penyablonan, memastikan tidak ada gambar jalur PCB yangterpotong atau mengelupas. Jika ada gambar jalur yang hilang, dapat ditambal atau disambung menggunakan spidol permanen.

h. Menaburkan FeCl3 ke dalam nampan non logam dan melarutkannya menggunakan air panas. Semakin banyak FeCl3 akan mempercepat pelarutan. Air yang panas juga akan mempercepat proses pelarutan.

i. Setelah FeCl3 larut dalam air, memasukan PCB yang terdapat gambar layout ke dalamnya. Untuk mempercepat proses pelarutan, dapat dilakukan dengan menggoyang-goyangkan nampan secara perlahan. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai semua tembaga yang tidak tertutup tinta dipermukaan PCB larut.

j. Setelah tembaga yang tidak tertutup tinta telah larut, PCB diangkat dan dibersihkan dengan air mengalir.

k. Mengeringkan PCB dan menggosoknya menggunakan steel wool sampai tintayang melekat pada jalur PCB bersih. Hal ini dilakukan agar mempermudah penyolderan komponen.

l. Tahap selanjutnya yaitu drilling atau membuat lubang pada PCB. Mata bor yang digunakan memiliki diameter kecil, antara 0,8 dan 1 milimeter untuk komponen dan 3 milimeter untuk mur-baut.

m. Setelah menggebor PCB, selanjutnya melapisi PCB menggunakan gondorukem pada permukaan tembagaPCB agar tidak mudah teroksidasi,

35

juga untuk mempermudah proses penyolderan. Gondorukem akan membuat timah lebih mudah menempel pada tembaga saat disolder.

n. Memasang komponen sesuai dengan sekema rangkaian, jangan sampai keliru dalam memasang komponen terutama jika ada polaritas atau kutubnya.

o. Setelah komponen terpasang dengan benar, dapat merekatkan bagian kaki-kaki komponen dengan cara disolder. Dalam penyolderan harap berhati-hati dan jangan menghirup asap dari timah solder, karena berbahaya bagi kesehatan. Sebaiknya dalam melakukan penyolderan gunakan masker penutup hidung. Selain itu juga jangan terlalu lama menyolder komponen, karena beberapa komponen tidak tahan terhadap panas seperti IC, transistor, LED, bahakan kapasitor bisa kemungkinan akan mati.

Pada saat rangkaian dihubungkan dengan umber tegangan, maka jalur – jalur pengawatan pada PCB ini akan berfungsi sebagai penghantar arus listrik.Jalur – jalur pengawatan tersebut akan menghubungkan satu komponen dengan komponen yang lain secara terpadu, sehingga berbentuk suatu rangkaian elektronik.Menggunakan PCB didalam perakitan – perkitan peralatan elektronik, diperoleh keuntungan antara lain :

4 Mudah mencari kerusakan, jika alat tersebut mengalami gangguan.

5 Dapat dibuat peralatan elektronik yang semakin kecil, karana tempat dudukan komponen dapat dipersempit.

6 Sedikit menggnakan kabel.

7 Pada peralatan yang bekerja dengan frekwensi tinggi dapat dicegah terjadinya frekuensi liar

Gambar 3.9 Rangkaian PCB 3.4 Pengujian Konponen

3.4.1 Pengujian LCD

Bagian ini hanya untuk menguji tampilan serta letak karater pada lcd. Lcd yang telah dihubungkan dengan sisem I2c lalu dihubungkan dengan mikrokontorller sesuai dataseheat. Adapun program untuk menjalankan yaitu sebagai berikut.

#include <Wire.h> //library I2C

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2);

void setup() {

lcd.init();

lcd.backlight(); } void loop() {

37

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Dervinn");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("182408031");

delay(2000);

lcd.clear(); }

Gambar 3.10 Tampilan LCD 3.4.2 Pengujian Sensor Suhu DS18B20

Pengujian sensor suhu ini dilakukan dengan memprogram mikokontroller yang telah terhubung ke sensor dengan baik. Komunikasi sensor ini OneWire. Yaitu komunikasi dengan satu kabel sehingga sangat mudah dalam perancangan dan penggunaannya. Sensor ini dapat bekerja dengan program seperti dibawah ini.

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

#include<Wire.h>

// sensor diletakkan di pin4

#define ONE_WIRE_BUS D4

// setup sensor

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

// berikan nama variabel

DallasTemperature sensors(&oneWire);

void setup(void) {

Serial.begin(9600);

Serial.println("Dallas Temperature IC Control Library Demo");

sensors.begin();

}

void loop(void) {

Serial.print("Requesting temperatures...");

sensors.requestTemperatures();

Serial.println("DONE");

Serial.print("Temperature for the device 1 (index 0) is: ");

Serial.println(sensors.getTempCByIndex(0));

}

Program diatas hanya menghasilkan nilai suhu dari sensor. Sensor ini di pasang di alat ini yaitu untuk mendekteksi suhu air pada wadah penampungan berikut hasil pengujian sensor suhu.

39

Gambar 3.11 Hasil pengujian sensor DS18B20

Gambar 3.11 menjelaskan hasil pengujian sensor DS18B20 yang ditampilkan pada serial monitor.

3.4.2 Pengujian Sensor Ultrasonik

Pengujian sensor Ultrasonik HC-SR04bertujuan untuk mengetahui nilai nilai yang dapat dihasilkan dari sensor. Dari pengujian sensor, sensor diprogram terlebih dahulu dengan program yang sesuai dengan datasheat, sehingga mikrokontroller dapat berkomunikasi dengan baik dengan sensor. Dimana pengujian seperti dibawah ini :

#define echoPin D4

#define trigPin D3

// kebutuhan maksial range int maxim minumRange = 200;

kebutuhan minuman range

int minimumRange = 00;

long duration, distance;

void setup() {

Serial.begin (9600);

pinMode(trigPin, OUTPUT);

pinMode(echoPin, INPUT);}

void loop() {

digitalWrite(trigPin, LOW);delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trigPin, HIGH);delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigPin, LOW);

duration = pulseIn(echoPin, HIGH);

distance = duration/58.2;

Serial.print("Jarak: ");

Serial.print(distance);

Serial.println(" cm");

delay(1000);}

Program diatas hanya menghsilkan nilai jarak dan halangan yang terdekteksi.

Sensor ini di pasang alat ini yaitu untuk untuk mendekteksi level air pada wadah penampungan.

41

Gambar 3.12 Hasil pengujian sensor hc-sr04

Gambar 3.12 menjelaskan hasil pengujian sensor ultrasonik HC-SR04 yang ditampilkan pada serial monitor.

Tabel 3.1 Hasil pengujian sensor ultrasonik

NO Sensor Ultrasonik ( Cm) Penggaris (Cm)

1 10 cm 10 cm

2 4 cm 4 cm

3 8 cm 8 cm

4 3 cm 3 cm

Tabel 3.1 menjelaskan hasil kalibrasi sensor ultrasonik HC-SR04 dengan menggunakan penggaris.

3.4.3 Pengujian Pengiriman Data Ke Android

Pengujian ini dilakukan dengan mengkoneksikan wi-fi ke android dengan cara mengkoneksikan hotspot dari android ke mikrokontroller NodeMCU Esp8266. Aplikasi yang digunakan yaitu aplikasi Blynk, aplikasi ini adalah

aplikasi yang tidak berbayar dan dapat di desain dengan mudah. Dimana program pengujian adalah seperti penggelan program dibawah ini.

#include <ESP8266WiFi.h>

#devine BLYNK_PRINT Serial

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

char auth[] = “0KkM3iO9Zl4MpapBzO7lcb4dxAg90Z_F”;

char ssid[] = “dervin”

char pass[] = “182408031”

void setup ()

Blynk.begin(auth, ssid, pass);

Serial.begin(9600);

sensors.begin();

Blynk.begin();

}

Void loop() {

Blynk.run();

Blynk.virtualWrite(V0, distance);

Blynk.virtualWrite(V1, tempC);

}

Pengujian ini dilakukan dengan mendekteksi suhu dan leven air pada tanaman hidroponik yang data nya itu telah di tampilkan ke android dengan melalui apalikasi pada blynk. Berikut merupakan salah satu tampilan di android untuk mengetahui suhu air dan level air pada tanaman hidroponik di wadah penampungan dengan dihububungkannya pada wifi.

43

Gambar 3.13 pengujian dengan tampilan ke android

Gambar 3.13 menjelaskan pengujian dengan tampilan ke android dengan menghubungkan wifi.

3.4.4 Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan hal terpenting yang bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan pada perangkat lunak dan perangkat keras yang diuji. Adapun teknik pengujian yang dilakukan yaitu pengujian sinkronisasi setiap kompoenen yang terhubung ke mikrokontroller. pengujian berfokus pada persyaratan fungsional alat.

Persyaratan fungsional meliputi bekerjanya alat secara keseluruhan tanpa adanya eror. Dimana program untuk menjalankan alat ini adalah seperti program dibawah ini:

#include <OneWire.h>

#include <DallasTemperature.h>

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

#define trig D3

#define echo D5

// Data wire is plugged into port 2 on the Arduino

#define relay1 D6

#define relay2 D7

#define relay3 D0

/* TIMER */

#include <SimpleTimer.h>

SimpleTimer timer;

#define ONE_WIRE_BUS D4

OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);

DallasTemperature sensors(&oneWire);

#include <ESP8266WiFi.h>

#define BLYNK_PRINT Serial

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

char auth[] = "0KkM3iO9ZI4MpapBzO7lcb4dxAg90Z_F";

char ssid[] = "dervin";

char pass[] = "182408031";

int duration;

int distance;

float tempC;

void setup() {

Serial.begin(9600);

Blynk.begin(auth, ssid, pass);

sensors.begin();

timer.setInterval(1000L, getSendData);

pinMode(trig,OUTPUT);

pinMode(echo,INPUT);

pinMode(relay1,OUTPUT);

pinMode(relay2,OUTPUT);

pinMode(relay3,OUTPUT);

45

Blynk.virtualWrite(V0, distance);

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print ("Suhu:");

lcd.print(tempC);

lcd.print("C");

Blynk.virtualWrite(V1, tempC);

if (distance<=5 && tempC <29){

digitalWrite(relay1, HIGH);

digitalWrite(relay2,HIGH);

}

if (distance<=5 && tempC >29){

digitalWrite(relay1, LOW);

digitalWrite(relay2,LOW);

}

if (distance>5 && tempC <29){

digitalWrite(relay1, HIGH);

digitalWrite(relay2,LOW);

}

if (distance>5 && tempC >29){

digitalWrite(relay2, LOW);

47

Gambar 3.14 Alat keseluruhan

Gambar 3.10 menjelaskan cara kerja alat secara keseluruhan alat ini bekerja dengan mendeteksi suhu dan level air pada wadah penampungan air nutrisi. Jika suhu air pada wadah penampungan melebihi 29°C secara otomatis mengsirkulasikan air dari wadah penampungan ke wadah cadangan. Pada saat level air pada wadah penampungan kurang maka pompa air akan menambahkan air pada penampungan dari wadah cadangan sampai air pada wadah penampungan sudah terpenuhi.

Tabel 3.2 Hasil pengujian keseluruhan

NO Sensor Ultrasonik Sensor Suhu DS18B20 Pompa 1 Pompa 2

1 10 Cm 28 °C OFF ON

2 8 Cm 28. 50 °C ON ON

3 5 Cm 28.50 °C OFF OFF

4 8 Cm 31 °C OFF ON

5 5 Cm 31. °C ON ON

6 4 Cm 28.50 OFF OFF

Tabel 3.2 menjelaskan pengujian sistem yang dilakukan untuk mengetahui apakah alat yang telah dibuat berkerja dengan baik.

48

Untuk mengetahui kenerja dari sistem pendekteksi apakah sesuai dengan harapan, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap alat tersebut. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran level air dan suhu air pada wadah penampungan

Untuk mengetahui kenerja dari sistem pendekteksi apakah sesuai dengan harapan, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap alat tersebut. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran level air dan suhu air pada wadah penampungan

Dokumen terkait