• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Sikap

Menurut Azwar (2007) dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.

Kotler, Amstrong (2000), terdapat tiga komponen dalam sikap yaitu afektif, perilaku dan kognitif. Afektif mengacu perasaan atau emosi terhadap suatu objek, perilaku mengacu pada tindakan terhadap objek, sedangkan kognitif mengacu pada kepercayaan terhadap objek. Sikap memiliki banyak karakteristik atau sifat. Sumarwan (2003) menyebutkan bahwa sikap memiliki objek, konsistensi, bentuk positif, negatif maupun netral, intensitas, resistensi, persistensi dan keyakinan. Sikap memiliki sifat yang dinamis, sehingga sikap dapat berubah-ubah dan dipengaruhi.

Rahayuningsih , dkk (2008) Sikap (Attitude) adalah :

1. Berorientasi kepada respon : : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu

perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek.

2. Berorientasi kepada kesiapan respon : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila

2 dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.

3. Berorientasi kepada skema triadic : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi sikap. Azwar (2007) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama/lembaga non formal.

1. Pengalaman pribadi

Azwar (2007) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman yang lebih mendalam dan lebih lama membekas.

3 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. Pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

3. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama/Lembaga Non Formal

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak.Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.

4 2.2. Petani

Menurut Hernanto (2003) petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil hutan.

Petani merupakan seseorang yang terlibat dalam bidang pertanian. Mereka memelihara tumbuhan dan hewan untuk dijadikan makanan atau bahan mentah.

Antaranya, kegiatan membiakkan binatang (sapi, ayam, kerba, kambing, domba dan lain-lain) dan menanam tanaman (padi, bunga, buah dan lain-lain). Seorang petani mengusahakan tanah miliknya atau bekerja sebagai buruh di kebun orang lain. Pemilik tanah yang mengusahakan tanahnya dengan mempekerjakan buruh juga dikenal sebagai petani atau buruh tani.

Kata petani umumnya merujuk kepada orang yang mengelola kebun atau ladang dan menjalankan peternakan hewan (di negara maju). Biasanya hasil pertanian digunakan sendiri atau dijual kepada orang lain atau pihak lain misalnya melalui pemborong sebagai perantara untuk disalurkan ke pasar.

Petani secara tradisional didefinisikan dalam sosiologi sebagai anggota komunitas dalam masyarakat agraris pedesaan. Pekerjaan sebagai petani adalah suatu pekerjaan yang sangat penting bagi sebuah negara, karena pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang dapat menghasilkan kebutuhan primer (pangan) manusia di berbagai belahan dunia. Contohnya di Indonesia terdapat petani yang bekerja di sawah untuk menanam padi, dimana padi tersebut merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia yaitu beras. Tetapi sayangnya, pekerjaan sebagai

5 petani saat ini kurang diminati karena kurangnya perhatian pemerintah dan gengsi yang tinggi.

2.3. Jagung Hibrida

Tanaman jagung (Zea Mays L) merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dan rumput-rumputan. Secara umum, jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak, korbohidrat dan vitamin.

Agribisnis jagung menjadi alternatif bagi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, taraf hidup petani setempat, masuknya modal atau investasi dari daerah lain, membuka kesempatan usaha, dan membuka lowongan kerja. Dalam skala makro bisnis jagung menyumbang devisa yang besar bagi negara dan pendapatan petani setempat, menunjang pengembangan agribisnis serta melestarikan sumber daya alam (Purwanto, S. 2003)

Pada tahun 2009, produksi padi (padi sawah dan tegalan) mengalami kenaikan sekitar 33,42% dibandingkan dengan 2008, yaitu dari 216, 580ton menjadi 288, 965 ton. Produksi jagung mengalami peningkatan 13,11%, yaitu 172, 610 ton tahun 2008 menjadi 195, 248 ton tahun 2009, penurunan terbesar terjadi pada ubijalar, yaitu 42,55% atau 14,018 ton 2008 turun menjadi 9,834 ton 2009. Komoditas lain yang mengalami peningkatan yaitu kedelai 14,39% dari 189 ton tahun 2008 menjadi 461 ton tahn 2009 (Anonim, 2011).

Jagung kedepan diharapkan menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengurangi konsumsi beras yang semakin meningkat. Indonesia telah mencanangkan program ”One Day No Rice”. Pemanfaatan pangan lokal memang

6 perlu terus ditingkatkan, sebagai salah satu solusi dalam memperkuat upaya ketahanan pangan. Menurut Food Price Watch, harga pangan global tahun 2011 secara signifikan lebih tinggi dibanding tahun 2010. Sejak krisis pangan melanda tahun 2007 hingga sekarang, kenaikan harga komoditas jagung menempati posisi tertinggi hingga 84 %, disusul gula 62 %, gandum 55 %, dan minyak kacang kedelai 47 %.

Ada banyak penyebab diantaranya stok jagung di pasar dunia semakin menipis, sementara permintaan jagung dunia semakin meningkat. Stok jagung di pasar dunia hanya menyisakan 15 juta ton, padahal biasanya mencapai di atas 70 juta ton. Seperti Cina yang semula tidak mengimpor jagung, tahun ini mengimpor sebesar 1,7 juta ton. Tahun depan, Cina diprediksi bakal mengimpor sebanyak 5 juta ton, Malaysia 2,8 juta ton, Korea 8,9 juta ton, dan Jepang impor 16 juta ton.

Padahal, dari produksi jagung dunia sebanyak 612,5 juta ton, Amerika Serikat masih menguasai produksi yang mencapai 256,9 juta ton dan menyusul Cina sebesar 114 juta ton dan kenaikan di bursa saham dan harga minyak mentah dunia (Wahyono, 2012).

Selain gandum, singkong, dan sagu, sebenarnya jagung memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan beras. Karena, jagung merupakan sumber karbohidrat sebagaimana beras, dan dapat dijadikan bahan baku untuk aneka ragam produk olahan. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya di Madura dan Nusa Tenggara, telah menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok. Kini, Amerika Serikat juga menjadikan jagung sebagai alternatif sumber pangan.

7 Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang besar menjadi eksportir jagung global bersama dengan negara-negara produsen jagung lainnya di dunia dalam lima tahun mendatang. Sebagaimana kita tahu, sumber daya lahan di Indonesia cukup besar dan banyak daerah yang merupakan sentra jagung.

Diantaranya, Sumatra Utara, Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada dua provinsi yang bisa menjadi pilot proyek pengembangan jagung nasional, yakni Lampung dan Sulawesi Selatan. Alasannya, di kedua provinsi tersebut infrastruktur sudah relatif tersedia, banyak ditemukan pabrik pakan yang memiliki gudang penyimpanan, dryer (pengering), dan lahannya masih memadai. Ada lahan potensial untuk pengembangan jagung sekitar 500 ribu hektar di Lampung, dan luas lahan jagung di Sulawesi Selatan saat ini mencapai 230-250 ribu hektar.

2.4 Harga

Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Haymans (2010), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Kemudian menurut Harini (2008) “Harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.”

8 Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

2.5 Pedagang perantara

Pedagang perantara atau tengkulak baik besar maupun kecil memegang peranan penting dalam pemasaran hasil-hasil pertanian. Daerah produksi pertanian yang pada umumnya menyebar dan petani secara perorangan biasanya menjual hasil produksinya dalam jumlah yang kecil sehingga pedagang perantara yang mengumpulkan, menyortir dan mengangkut untuk dijual kepada konsumen ( Mubyarto,1997).

Perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial. Dalam hal ini produsen dan konsumen dihubungkan dalam kegiatan pembelian dan penjualan kembali barang yang dihasilkan produsen kepada konsumen. Perantara dibutuhkan terutama karena adanya beberapa kesenjangan di antara produsen dan konsumen.

Secara umum perantara terbagi atas merchant middleman dan agent middleman. Dua bentuk utama dari merchant middleman adalah wholesaler (disebut juga distributor atau jobber) dan retailer (dealer).

Jumlah perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusi sangat bervariasi. Kotler membuat tingkatan-tingkatan dalam saluran distribusi berdasarkan jumlah perantara di dalamnya.

9 1. Zero-level channel menunjukkan bahwa pemasar tidak menggunakan perantara dalam memasarkan produknya (disebut juga direct-marketing channel).

2. One-level channel menunjukkan pemasar menggunakan satu tipe perantara, sedangkan two-level channel berarti memakai dua tipe perantara, dan seterusnya. Variasi saluran distribusi untuk produk konsumen, produk industrial, dan jasa.

Dasar hukum pedagang perantara diatur dalam Kep Men No.

23/MPM/Kep/1998 tentang lembaga – lembaga usaha perdagangan. Dalam pasal 1 butir (3) di sebutkan pedagang perantara adalah:

 Perorangan atau badan usaha

 Pemasaran barang dan atau jasa

 Memindahkan barang dan atau jasa

 Produsen ke konsumen

Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi, mereka itu adalah:

 Perantara pedagang (Merchant middleman) adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali.

Agen Perantara (Agent middleman/broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang dinegosiasikan.

10 Broker real estate dan sales agent merupakan contoh dari agent middleman.

Meskipun sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai perbedaan-perbedaan. Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka ini dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi.

Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:

1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak. Ini dipandang lebih efisien.

2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang distribusi.

3. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.

4. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.

5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya.

11 6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian tunai dari produsen.

7. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah:

 Membantu dalam pencarian konsumen

 Membantu dalam kegiatan pormosi

 Membantu dalam penyediaan informasi

 Membantu dalam pengepakan dan pembungkusan

Dari segi sistem ekonomi, peran dasar perantara pemasaran adalah mengubah persediaan yang bersifat heterogen menjadi berbagai macam barang yang ingin dibeli orang. Menurut Stern dan El-Ansary: Perantara melancarkan arus barang dan jasa … Prosedur ini diperlukan untuk menjembatani ketidaksesuaian antara berbagai barang dan jasa yang dihasilkan produsen dan bermacam barang yang diminta konsumen. Ketidaksesuaian itu timbul dari kenyataan bahwa produsen biasanya menghasilkan sejumlah besar barang dengan variasi terbatas, sedangkan konsumen biasanya menginginkan jumlah terbatas dari berbagai jenis barang.

Pemilihan penyalur yang akan digunakan dalam saluran distribusi harus ditentukan berdasarkan pertimbangan laba, selain beberapa faktor yang juga memberikan pengaruh, ini berarti perusahaan harus membuat keseimbangan antara penggunaan jenis penyalur yang berbeda dengan pendapatan yang dihasilkan metode distribusinya. Seorang pedagang besar dalam saluran biaya

12 komunikasi dan penjualan produsen dapat berkurang karena sebagian dari biaya tersebut dapat dibebankan kepada pedagang besar (Amma, 2010).

2.6. Kerangka Pikir

Aktivitas pemasaran merupakan tonbak dari segala usaha, sebaliknya adapun produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan tidak akan pernah mendatangkan bisnis tanpa adanya keinginan pemasaran. Kegiatan pemasaran lebih mendekati suatu seni untuk mencari masyarakat yang keliru menilai sub-fungsi pemasaran. Pemasaran adalah seni mengidentifikasikan dan memahami kebutuhan konsumen merasa puas sekaligus memberikan laba bagi perusahaan.

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

Dalam proses penentuan sikap petani terhadap pedagang perantara, banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya pendidikan formal, pendidikan nonformal, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Dengan foktor-faktor tersebut maka petani bisa menentukan sikap terhadap pedagang perantara tentang harga jagung hibrida dan peran pedangan perantara itu sendiri. Dari uraian diatas, maka kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

13 Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

Faktor-faktor pembentuk sikap:

1. Pendidikan nonformal 3. Pengalaman pribadi

4. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Sikap petani terhadap pedagang perantara tentang:

1. Harga

2. peran pedagang perantara Petani Jagung

21

Dokumen terkait