Pilih „Edit Gambar‟
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi geografi merupakan suatu sistem berdasarkan komputer yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mencari kembali,
menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang KT 2002).
Sebagai suatu sistem, SIG tersusun oleh empat komponen yaitu:
1 Computer System, sistem komputer terdiri atas komputer dan sistem operasi yang dapat menjalankan SIG. Sistem operasi yang biasa digunakan di antaranya Windows (Windows 2000, Windows NT) atau sistem operasi Unix. Perlengkapan yang dibutuhkan yaitu monitor untuk menampilkan, digitizers dan scanner
untuk memasukan data spatial, serta
printer dan plotter untuk mencetak hasil. 2 GIS Software, perangkat lunak SIG
mengandung program dan user interface
untuk menjalankan perangkat keras. Pada umumnya user interface pada SIG adalah menu, graphical icon, dan perintah-perintah.
3 Brainware, sumber daya pengguna penting untuk menentukan sasaran dan hasil pembuatan sistem dan memberikan pertimbangan dan alasan penggunaan SIG. 4 Infrastruktur, infrastruktur membutuhkan
organisasi, administrasi, dan lingkungan budaya untuk penggunaan SIG. Infrastruktur membutukan kemampuan, standar data, data clearinghouses, dan
general organizational pattern.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Coming together is a beginning, staying together is process, and working together is success. Kalimat di atas merupakan ungkapan yang tepat menggambarkan pentingnya kebersamaan dalam meraih tujuan hidup manusia. Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam hal ini menyadari pentingnya mewadahi suatu kebersamaan untuk menghasilkan kesuksesan masa depan bangsa.
Seluruh mahasiswa baru Tingkat Persiapan Bersama (TPB) sekitar 3200 orang jenjang sarjana IPB dikelola secara terintegrasi dalam sebuah wadah yang dinamakan Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Asrama TPB IPB memiliki dua lokasi, yaitu Asrama Putri dan Asrama Putra. Asrama Putri terdiri atas empat gedung, yaitu gedung A1, A2, A3, dan Rusunawa, sedangkan Asrama Putra terdiri atas tiga gedung, yaitu C1, C2, dan C3. Asrama putri memiliki 502 kamar, sedangkan asrama putra memiliki 335 kamar, setiap kamar diisi oleh empat penghuni kamar
Banyaknya gedung serta kamar mengakibatkan seringkali membingungkan dalam proses pencariannya. Dalam hal ini diperlukan sistem informasi geografi ruangan yang dapat memadukan antara data peta (spatial) dengan data atribut (bukan spatial).
Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem informasi geografi denah Asrama TPB IPB yang disajikan dalam bentuk web.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Sistem informasi yang disajikan dalam bentuk web yang dibangun menggunakan ALOV Map versi standalone.
2 Data geografis terbatas pada data Asrama Putri TPB IPB gedung A1, A2, dan A3. 3 Data geografis yang digunakan akan
disajikan dalam bentuk denah ruang.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1 Membantu pengguna (khususnya
mahasiswa baru atau orang tua/wali) untuk mengetahui serta melakukan pencarian ruangan di Asrama Putri, dapat berupa
lokasi kamar yang akan dihuni oleh mahasiswa baru, ataupun fasilitas lainnya. 2 Memudahkan pihak BPA (Badan
Pengelola Asrama) dalam penentuan posisi kamar penghuni baru melalui penyebaran penghuni berdasarkan asal daerah.
3 Memudahkan pihak BPA (Badan Pengelola Asrama) dalam pengelolaan data informasi profil asrama.
4 Memberikan informasi mengenai profil Asrama TPB IPB.
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Informasi Geografi
Sistem informasi geografi merupakan suatu sistem berdasarkan komputer yang mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mencari kembali,
menganalisis, dan menampilkan data geografi (Chang KT 2002).
Sebagai suatu sistem, SIG tersusun oleh empat komponen yaitu:
1 Computer System, sistem komputer terdiri atas komputer dan sistem operasi yang dapat menjalankan SIG. Sistem operasi yang biasa digunakan di antaranya Windows (Windows 2000, Windows NT) atau sistem operasi Unix. Perlengkapan yang dibutuhkan yaitu monitor untuk menampilkan, digitizers dan scanner
untuk memasukan data spatial, serta
printer dan plotter untuk mencetak hasil. 2 GIS Software, perangkat lunak SIG
mengandung program dan user interface
untuk menjalankan perangkat keras. Pada umumnya user interface pada SIG adalah menu, graphical icon, dan perintah-perintah.
3 Brainware, sumber daya pengguna penting untuk menentukan sasaran dan hasil pembuatan sistem dan memberikan pertimbangan dan alasan penggunaan SIG. 4 Infrastruktur, infrastruktur membutuhkan
organisasi, administrasi, dan lingkungan budaya untuk penggunaan SIG. Infrastruktur membutukan kemampuan, standar data, data clearinghouses, dan
general organizational pattern.
Internet GIS
Internet GIS adalah suatu aplikasi dan penelitian yang menggunakan internet dan sistem internetworking (mengandung wireless
communication dan intranet) untuk memfasilitasi akses, pengolahan, dan penyebaran dari informasi geografi dan pengetahuan analisis spatial (Peng dan Tsou 2003).
Evolusi Web Mapping
Menurut Peng dan Tsou (2003), teknologi
web mapping mengalami evolusi. Evolusi teknologi pada web mapping terdiri atas: 1 Static Map Publishing, mendistribusikan
peta pada halaman web sebagai peta yang statis dalam format grafis seperti GIF atau JPEG. Peta biasanya merupakan bagian dari dokumen HTML untuk memperkaya isi dari dokumen. Pengguna tidak dapat berinteraksi dengan peta atau merubah format tampilan dalam bentuk apapun. 2 Static Web Mapping, melibatkan
penggunaan HTML (HyperText Markup Language) dan CGI (Common Gateway Interface) untuk menghubungkan masukan dari pengguna pada web browser dengan SIG atau program pemetaan pada server. Pengguna membuat suatu permintaan menggunakan form HTML yang telah
di-customize.
3 Interact Web Mapping, lebih interaktif dan cerdas dengan ditambahkan dari sisi
web client dengan menggunakan script
seperti dynamic HTML dan aplikasi client-side seperti Plug-ins, ActiveX control dan Java Applets.
4 Distributed GIService, komponen dari SIG pada sisi web client dapat dikomunikasikan secara langsung dengan kompenen SIG yang lain pada server tanpa melewati suatu server HTTP dan CGI-related middleware. Evolusi teknologi pada web mapping dapat dilihat pada Gambar1.
ALOV Map
ALOV Map adalah aplikasi WebGIS
portabel berbasis Java yang digunakan untuk publikasi data vector dan raster di Internet (Sanjaya 2004). ALOV Map juga dapat digunakan untuk penampilan interaktif pada
web browser. ALOV Map mendukung arsitektur penyajian yang cukup komplek, navigasi yang baik dan dapat bekerja dengan
multi layer, mendukung taut (hyperlink) serta data atribut. ALOV Map merupakan produk hasil dari proyek kerja sama antara ALOV Map Software (www.alovsof.com) dan
Arceological Computing Laboratory, University of Sydney, Australia.
ALOV Map dibangun dengan bahasa Java dan dikemas dalam Applet. Penghubung yang digunakan untuk menghubungkan antara HTML (Hypertext Markup Language, bahasa penghubung web) dan proses di dalam Applet
digunakan bahasa XML (Extensible Markup Language).
Berikut adalah bentuk data yang didukung oleh ALOV Map:
1 Data vector:
a Shapefile dari ESRI TM ; dapat berupa titik, garis atau polygon. Atribut data dalam format dBaseIV TM.
b MIF dari MapInfoTM ; harus disertai
file DBF (dBaseIV), tidak dengan file
MID. MIF dapat berisi REGION, PLINE MULTIPLE, PLINE, LINE, dan POINT.
2 Data raster:
a GIF dan JPG; dengan file informasi koordinat sebagai penghubung. b MrSID image server dari LizardTech
Software.
c OpenGIS Web Map Service.
XML adalah bahasa pemrograman untuk dokumen yang mempunyai informasi terstruktur (Sanjaya 2004). XML berbeda dengan HTML, jika HTML memiliki tag yang tetap, maka XML dapat mengenal atau mendefinisikan tag baru sehingga dapat mengikuti perkembangan teknologi dan dapat memperkaya variasi tampilan pada web.
XML merupakan meta-data yang dapat mendeskripsikan bahasa pemrograman.
F u n c ti on a li ty High Low Static Map Publishing HTML Static Map Image Static Web Mapping Interact Web Mapping Distributed GIServices HTML Form Tables CGI ISAPI NSAPI Dynamic HTML Script Plug-In ActiveX Control Ava Applets Servlet Java Beans /Applets Corba/Java ActiveX Control Application Server DCOM Component – Based XML .Net
dokumen XML, didefinisikan oleh aplikasi yang memprosesnya.
Arsitektur Sistem ALOV Map
Ada dua pendekatan dalam aplikasi ALOV Map yaitu standalone dan client/server. Versi
standalone merupakan versi dengan cara termudah dalam publikasi data ke internet, dengan menggunakan data berformat
shapefile atau file MIF MapInfo. Tidak diperlukan server khusus untuk menjalankan aplikasi standalone. Versi standalone dapat digunakan langsung dalam versi client/server
tanpa perubahan berarti.
Perbedaan yang paling mendasar antara versi standalone dengan client/server terdapat pada pengolahan data peta/denah yang akan ditampilkan. Pada versi standalone data peta berasal langsung dari bentuk file data peta, misalnya *.shp dengan konfigurasi pada file
*.xml melalui sintaks :
dataset url ="nama_folder/nama_file.shp".
Pada versi client/server pengelolaan data peta/denah bukan berasal dari bentuk file
*.shp, tetapi file tersebut di-upload kemudian disimpan dalam basis data, misalnya dalam bentuk *.mdb dengan Microsoft Acces sebagai software penyimpanan dan pengolahan basis data.
Mekanisme kerja layanan pada internet didasarkan pada konsep client/server. Client
adalah pengguna layanan tersebut, sedangkan
Server merupakan pemberi layanan internet. Sebuah server memberikan suatu layanan jika ada permintaan dari client kepada server.
Penggunaan Java oleh IT developer
sebagai software dalam pengembangan dan penyebaran aplikasi internet semakin meningkat. Suatu aplikasi Java tidak akan berjalan pada mesin tertentu, melainkan pada mesin tersebut sudah terdapat Java Virtual Machine (JVM). Yang menjadi perhatian dari banyak orang adalah kemampuan Java yang menghasilkan Applet, program yang kecil yang dapat diunduh dari internet dan dijalankan di web browser dengan dukungan Java telah teraktifkan. Hal ini digunakan untuk menambah fitur dinamis pada halaman
web yang belum dicapai oleh teknologi sebelumnya.
Modul Java Servlet yang dimuat secara dinamis, berjalan di dalam JVM dan permintaan layanan dari server. Servlet
berjalan pada sisi server, sehingga tidak tergantung pada kesesuaian browser. Servlet
dapat digunakan pada aplikasi web. Sebuah
servlet dapat menangani beberapa permintaan serentak dan dapat melakukan sinkronisasi permintaan. Selain itu, ia dapat meneruskan permintaan ke server dan servlet lainnya. Dengan demikian servlet dapat digunakan untuk menyeimbangkan beban diantara beberapa server. Servlet dapat mengkomunikasikan pengguna melalui sebuah antarmuka Applet yang tertanam di setiap halaman HTML melalui HTTP. Gambar 2 menggambarkan pelaksanaan
servlet Java dan komunikasi dengan Applet
melalui HTTP.
Gambar 2 Komunikasi Servlet Applet
(Babu 2003)
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem ini merujuk pada
Department of Geograph University at Buffalo (2004) terdiri atas beberapa tahap yang dapat dilihat pada Gambar 3, yaitu: 1 Analisis Kebutuhan
Pada tahapan ini dilakukan tiga proses analisis, yaitu deskripsi sistem, kebutuhan fungsional sistem dan karakteristik pengguna.
2 Perancangan Konseptual
Pada tahapan ini dilakukan perancangan konseptual basis data dari sistem. Proses ini terdiri dari pengidentifikasian data yang dibutuhkan dan penyiapan model data.
3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data
Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap sumber data yang potensial dalam pengembangan sistem dan dilanjutkan dengan pengumpulan data yang dibutuhkan.
dokumen XML, didefinisikan oleh aplikasi yang memprosesnya.
Arsitektur Sistem ALOV Map
Ada dua pendekatan dalam aplikasi ALOV Map yaitu standalone dan client/server. Versi
standalone merupakan versi dengan cara termudah dalam publikasi data ke internet, dengan menggunakan data berformat
shapefile atau file MIF MapInfo. Tidak diperlukan server khusus untuk menjalankan aplikasi standalone. Versi standalone dapat digunakan langsung dalam versi client/server
tanpa perubahan berarti.
Perbedaan yang paling mendasar antara versi standalone dengan client/server terdapat pada pengolahan data peta/denah yang akan ditampilkan. Pada versi standalone data peta berasal langsung dari bentuk file data peta, misalnya *.shp dengan konfigurasi pada file
*.xml melalui sintaks :
dataset url ="nama_folder/nama_file.shp".
Pada versi client/server pengelolaan data peta/denah bukan berasal dari bentuk file
*.shp, tetapi file tersebut di-upload kemudian disimpan dalam basis data, misalnya dalam bentuk *.mdb dengan Microsoft Acces sebagai software penyimpanan dan pengolahan basis data.
Mekanisme kerja layanan pada internet didasarkan pada konsep client/server. Client
adalah pengguna layanan tersebut, sedangkan
Server merupakan pemberi layanan internet. Sebuah server memberikan suatu layanan jika ada permintaan dari client kepada server.
Penggunaan Java oleh IT developer
sebagai software dalam pengembangan dan penyebaran aplikasi internet semakin meningkat. Suatu aplikasi Java tidak akan berjalan pada mesin tertentu, melainkan pada mesin tersebut sudah terdapat Java Virtual Machine (JVM). Yang menjadi perhatian dari banyak orang adalah kemampuan Java yang menghasilkan Applet, program yang kecil yang dapat diunduh dari internet dan dijalankan di web browser dengan dukungan Java telah teraktifkan. Hal ini digunakan untuk menambah fitur dinamis pada halaman
web yang belum dicapai oleh teknologi sebelumnya.
Modul Java Servlet yang dimuat secara dinamis, berjalan di dalam JVM dan permintaan layanan dari server. Servlet
servlet dapat menangani beberapa permintaan serentak dan dapat melakukan sinkronisasi permintaan. Selain itu, ia dapat meneruskan permintaan ke server dan servlet lainnya. Dengan demikian servlet dapat digunakan untuk menyeimbangkan beban diantara beberapa server. Servlet dapat mengkomunikasikan pengguna melalui sebuah antarmuka Applet yang tertanam di setiap halaman HTML melalui HTTP. Gambar 2 menggambarkan pelaksanaan
servlet Java dan komunikasi dengan Applet
melalui HTTP.
Gambar 2 Komunikasi Servlet Applet
(Babu 2003)
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem ini merujuk pada
Department of Geograph University at Buffalo (2004) terdiri atas beberapa tahap yang dapat dilihat pada Gambar 3, yaitu: 1 Analisis Kebutuhan
Pada tahapan ini dilakukan tiga proses analisis, yaitu deskripsi sistem, kebutuhan fungsional sistem dan karakteristik pengguna.
2 Perancangan Konseptual
Pada tahapan ini dilakukan perancangan konseptual basis data dari sistem. Proses ini terdiri dari pengidentifikasian data yang dibutuhkan dan penyiapan model data.
3 Survei Ketersediaan dan Pengumpulan Data
Setelah dilakukan identifikasi data, dilanjutkan dengan melakukan survei terhadap ketersediaan data. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi setiap
4 Survei Software dan Hardware
Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui software dan hardware yang sesuai dengan fungsionalitas sistem tersebut. Pada hardware yang digunakan harus mampu menjalankan software yang dibutuhkan dengan baik.
5 Perencanaan dan Pengembangan Basis Data
Pada tahapan ini dilakukan perancangan logik dan fisik dari basis data yang telah dibuat rancangan konseptualnya.
6 Pembangunan Basis Data
Berbagai tipe data yang diperoleh pada tahapan sebelumnya dimasukkan ke dalam
software. Proses digitasi terlebih dahulu dilakukan untuk pembangunan data spatial. 7 Pengujian Kesesuaian Hardware dan
Software
Pada tahapan ini akan dilakukan pengujian kesesuaian antara hardware dan software
yang dihasilkan pada tahap survei. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hardware
dan software yang sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dikembangkan.
8 Akuisisi Hardware dan Software
Pada tahapan ini dilakukan pemilihan
hardware dan software yang digunakan untuk pengembangan sistem.
9 Integrasi dan Perancangan Antarmuka Beberapa komponen dari SIG harus mendapatkan spesifikasi dokumen yang sesuai. Basis data dari sistem harus dibangun dengan teliti dan mengaturnya dengan baik. Pada tahapan ini dilakukan perancangan antarmuka dan proses dari sistem.
10 Pengembangan Aplikasi
Perancangan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya diimplementasikan kedalam kode-kode program. Dari proses ini didapatkan suatu sistem yang sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dibuat
11 Penggunaan dan Perawatan
Sistem yang telah selesai dibangun diuji dengan menggunakan metode black-box
serta dibuatkan dokumentasi dan prosedur formal yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan terhadap data pada sistem.
Gambar 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Geografi (Department of Geography University at Buffalo 2004)
HASIL DAN PEMBAHASAN