• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Pustaka

1. Keputusan Pembelanjaan dan Biaya Modal

Keputusan pembelanjaan menggambarkan jumlah asset yang digunakan perusahaan harus dipenuhi dari modal sendiri seluruhnya atau sebagian dari utang perusahaan, yang biasa disebut sebagai kebijaksanaan struktur modal. Pentingnya perusahaan dalam penggunaan struktur modal adalah karena setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai biaya modal sendiri-sendiri, besarnya biaya modal keseluruhan ini, nantinya digunakan sebagai tingkat pembatas suatu keputusan investasi diterima atau ditolak. (Sutrisno, 2001)

7

Pada dasarnya, biaya modal merupakan mata rantai yang membentuk hubungan antara keputusan pembiayaan dan keputusan investasi, dan cara perusahaan membiayai aktiva-aktivanya mempengaruhi biaya modal, yang pada gilirannya mempengaruhi investasi-investasi mana yang akan disetujui. Investasi-investasi yang dipilih juga tergantung pada tingkat risikonya, yang akan mempengaruhi biaya modal suatu perusahaan (Martin 2010).

Biaya modal didefinisikan sebagai biaya peluang atas penggunaan dana investasi untuk diinvestasikan dalam proyek-proyek baru. (Warsono, 2002:133) Biaya modal suatu perusahaan ialah bagian yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada investor-investornya pada tingkat risiko tertentu (Martin 2010).

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu (Brigham,2011:5).

Biaya modal sebuah perusahaan bertidak sebagai penghubung antara keputusan pembiayaan dan invetasinya. Istilah biaya modal sering

8

digunakan yang dapat dipertukarkan dengan tingkat pengembalian yang diinginkan perusahaan, tingkat batas investasi baru, tingkat diskonto untuk mengevaluasi suatu perusahaan baru, dan biaya peluang pendanaan perusahaan, tetapi konsep dasarnya tetap sama, yaitu biaya modal adalah tingkat yang harus di dapat pada sebuah proyek investasi baru jika proyek tersebut dimaksutkan untuk meningkatkan nilai investasi pemegang saham(Martin 2010).

2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Biaya Modal

(Warsono,2002:135), besar kecilnya biaya modal baik untuk perusahaan atau proyek khusus di pengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:

a. Keadaan-keadaan umum perekonomian.

b. Kondisi pasar (daya jual saham suatu perusahaan)

c. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen

d. Besarnya pembiayaan yang diperlukan 3. Penentuan Komponen Biaya Modal

Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang), biaya saham preferen dan biaya ekuitas. a. Biaya Utang

Biaya utang perusahaan tidak lain adalah biaya yang ditanggung perusahaan karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Pada konsep ini yang biasa diperhitungkan adalah biaya

9

hutang obligasi, namun demikian biaya hutang jangka panjang lainnya juga bisa dihitung. Biaya utang dibagi menjadi dua macam yaitu biaya utang sebelum pajak dan biaya utang setelah pajak.

1) Biaya Utang Sebelum Pajak a) Biaya utang atas pinjaman

Untuk menghitung besarnya biaya modal yang bersumber dari kewajiban tidak lancar adalah dapat dicari dengan cara tingkat bunga rata-rata pada periode penelitian.

b) Biaya utang obligasi

Biaya utang sebelum pajak merupakan besarnya tingkat hasil internal (yield to maturity) atas arus kas obligasi. Perhitungan biaya utang sebelum pajak adalah mengacu pada pada model penilaian obligasi. Dalam koneks analisis biaya utang obligasi mendasarkan diri pada pasarnya. Dengan demikian saldo nilai pasar utang obligasi bersih dapat dihitung dengan rumus berikut :

Keterangan :

nilai pasar bersih obligasi

wighted average price

Biaya utang sebelum pajak dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Warsono, 2002:137)

10

Keterangan :

C = pembayaran bunga (kupon) tahunan

M = nilai nominal (maturitas) atau face value setiap surat obligasi

= nilai pasar atau hasil bersih dari penjualan obligasi masa jatuh tempo dalam n tahun

2) Biaya Utang Setelah Pajak

Konsep biaya utang yang digunakan adalah biaya utang setelah pajak. Hal ini didasarkan pada argumen bahwa perusahaan yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar bunga. Bunga merupakan salah satu bentuk beban bagi perusahaan. Dengan adanya beban bunga ini akan menyebabkan besarnya pembayaran pajak penghasilan menjadi berkurang. (Warsono, 2002:138). Biaya utang sebelum pajak dapat dihitung dengan rumus berikut :

(1 - t)

Keterangan :

= biaya utang setelah pajak = biaya utang sebelum pajak tingkat pajak rata-rata b. Biaya Saham Preferen

11

Saham preferen adalah surat bukti kepemilikan saham yang memberikan penghasilan tetap berupa dividen yang besarnya telah ditentukan prosentasenya terhadap harga sahamnya. Saham ini sering disebut sebagai modal saham semi hutang, karena sifatnya yang memberikan penghasilan tetap yakni dividen akan dibayarkan walaupun perusahaan dalam kondisi rugi. Saham preferen merupakan modal sendiri, artinya dividen diambilkan dari laba setelah pajak. (Sutrisno, 2001: 176). Biaya Saham Preferen dapat dihitung dengan rumus berikut:

x100%

Keterangan :

D = Dividen yang dibayarkan = Penerimaan bersih c. Biaya Modal Ekuitas

Dalam mendanai suatu proyek, di samping dapat diperoleh dengan penerbitan sekuritas utang, perusahaan dapat menggunakan dana yang berasal dari para pemegang saham biasa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan dana dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan sering dikenal dengan pembelanjaan ekuitas internal, sedangkan yang berasal dari penerbitan saham biasa baru dikenal dengan pembelanjaan ekuitas biasa eksternal. Biaya ekuitas dalam perusahaan dibagi menjadi dua, antara lain:

12

1) Biaya Laba Ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari laba tahunan yang diinvestasikan kembali dalam usaha selain dibayarkan dalam kas sebagai dividen, dan bukan merupakan akumulasi surplus suatu neraca.

2) Biaya Saham Biasa

Saham biasa adalah surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak istimewa seperti saham preferen. Bila saham preferen dibayar secara tetap baik perusahaan laba atau rugi, sedangkan hak saham biasa dalam mendapatkan dividen dibayar bila perusahaan mendapatkan laba, bila rugi tidak akan mendapatkan dividen.

Jika dividen bertumbuh secara konstan, kita gunakan Gordon Model (Warsono, 2002:145):

=

+ Keterangan :

ks = biaya modal saham biasa

D1 = dividen tahun mendatang yang dibayarkan Po = harga pasar tahun sebelumnya

(Brigham, 2011:16) Tingkat pertumbuhan dividen untuk menentukan biaya saham biasa adalah dengan mengestimasi nilai g dengan terlebih dahulu melibatkan peramalan rasio pembayaran dividen rata-rata perusahaan di masa depan dan pendukungnya adalah menentukan tingkat retensi, kemudian mengalikan tingkat

13

retensi dengan rata-rata tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) yang diharapkan di masa depan, dapat dihitung dengan rumus berikut: Keterangan : g = tingkat pertumbuhan r = tingkat retensi

ROE = tingkat pengembalian atas ekuitas 4. Konsep Struktur Modal yang Digunakan

Warsono (2003:152) Struktur modal adalah merupakan pertimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu struktur keuangan adalah pertimbangan antara total utang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Dalam menentukan biaya modal konsep struktur modal yang digunakan adalah dengan menentukan bobot/penimbang struktur modal. Dalam menentukan bobot ada beberapa cara yang digunakan, yaitu mendasarkan pada bobot sejarah, sasaran dan marginal.

Bobot sejarah didasarkan pada struktur modal perusahaan yang ada dan digunakan bila manajemen percaya bahwa struktur modal yang sekarang sudah optimum, karena itu harus dipertahankan untuk masa yang akan datang. Bobot sejarah ini ada dua macam, yaitu bobot nilai

14

buku dan nilai pasar. Penggunaan bobot nilai buku untuk menghitung bobot modal tertimbang suatu perusahaan dengan mengumpamakan bahwa modal baru akan diadakan dengan menggunakan metode yang sama dengan seperti digunkan perusahaan untuk struktur modal yang sekarang.

Bobot nilai pasar ditentukan dengan membagi nilai pasar dari setiap sumber modal dengan jumlah nilai pasar semua sumber pembelanjaan. Pendekatan ini dianggap lebih cermat daripada penggunaan nilai buku, karena nilai pasar dari surat-surat berharga sangat mendekati rupiah aktual yang akan diterima dari suatu penjualan sekuritas.

Ada tiga langkah untuk menentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang, antara lain(Warsono, 2002:150) :

a. Penentuan komponen biaya modal. Komponen biaya modal ditentukan berdasarkan pada rencana sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Komponen biaya modal secara umum meliputi biaya utang, biaya saham preferen, dan biaya ekuitas biasa.

b. Penetuan besarnya proporsi dari setiap sumber pembelanjaan dalam membelanjai perusahaan/proyek. Penentuan proporsi dari setiap sumber pembelanjaan digunakan sebagai bobot/penimbang. Bobot/penimbang dalam penentuan biaya modal rata-rata tertimbang mereflesikan struktur modal perusahaan/proyek. Bobot nilai pasar ditentukan dengan membagi nilai pasar dari setiap sumber modal

15

dengan jumlah nilai pasar semua sumber pembelanjaan. Pendekatan ini dianggap lebih cermat daripada penggunaan nilai buku, karena nilai pasar dari surat-surat berharga sangat mendekati rupiah aktual yang akan diterima dari suatu penjualan sekuritas.

c. Memasukkan rumus perhitungan untuk menentukan biaya modal rata-rata tertimbang, dapat dihitung dengan rumus berikut (Warsono, 2002:151):

Keterangan :

= Proporsi sumber pembelanjaan jangka panjang ke x = Komponen biaya modal ke x

Dokumen terkait