• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN KREDIT

B. Tinjauan Tentang Deposito

Mengenai pengertian deposito terakhir diatur dalam UU Perbankan Pasal 1 butir (7) yaitu :

“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpanan dengan bank”.

artinya jika nasabah/deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu tiga bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering disebut sebagai tanggal jatuh tempo.

Adapun tujuan dan maksud dari suatu Bank memerlukan dana dalam bentuk simpanan deposito dikarenakan bahwa dalam rangka usaha meningkatkan penyimpanan dana-dana dari masyarakat pada lembaga perbankan serta memperluas lalu-lintas pembayaran giral, maka Bank perlu mengambil langkah-langkah yang diarahkan kepada pemupukan kepercayaan masyarakat kepada lembaga perbankan maka salah satu usaha yang dapat dijalankan oleh bank untuk mencapai tujuan tersebut ialah dengan cara mengadakan suatu Jaminan Simpanan Uang Pada Bank (Deposito).118

118

http://www.indonesia.sk/PP/Pp197334.htm, di akses pada tanggal 2 Februari 2009, jam 14.30 WIB

Setelah diketahui definisi dari deposito, maka ada beberapa unsur dari deposito tersebut yang perlu diketahui, yaitu :

1) Pihak Penyimpan

Pihak penyimpan deposito ini dapat orang atau badan hukum. Istilah yang dipakai untuk orang atau badan hukum yang memiliki deposito ini ialah “deposan” yaitu orang atau badan hukum yang ada di dalam masyarakat yang mempunyai kelebihan uang untuk dikonsumsi tetapi tidak dipergunakan, yang kemudian menyimpannya di bank.119 Orang di sini menurut hukum merupakan pribadi kodrati dan subyek hukum yang mengemban hak dan kewajiban.

2) Pihak Penerima

Pihak penerima simpanan ini dapat dilakukan oleh Bank maupun lembaga keuangan lainnya. Pada umumnya deposito diterima atau dikeluarkan oleh Bank. Bank sebagai penerima dana deposito dari orang atau badan hukum, akan memakai dana tersebut untuk kegiatan perbankan, seperti memberikan pinjaman kepada mereka yang memerlukan dana usahanya. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa usaha kegiatan Bank adalah industri jasa dalam penyaluran dana.120

3) Objek Simpanan

Di dalam simpanan ini ada beberapa bagian-bagian yang menjadi objek utama dalam deposito, yaitu:

119

Acmad Anwari, Op.cit, hal 13 120

a. Nilai Nominal; adalah sejumlah uang yang akan disimpan atau diberikan oleh

Bank untuk suatu jangka waktu tertentu. Di Bank nilai nominal deposito yang akan berlaku berbentuk :

1) Mata uang rupiah

Di dalam deposito dengan memakai mata uang rupiah, nilai nominal atau bilangan yang dipakai adalah rupiah. Nilai minimum untuk deposito dalam mata uang rupiah yang berlaku di Bank adalah Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), dan selanjutnya dalam kelipatan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan jumlah tertinggi atau batasan maximumnya adalah tidak terbatas, akan tetapi nilai minimum untuk kredit dengan jaminan deposito adalah Rp. Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).121

2) Mata uang asing (valuta asing)

Di dalam deposito dengan nilai nominalnya menggunakan mata uang asing, pada waktu ini Bank hanya menerima deposito dalam valuta US Dollar (US$), dengan jumlah minimum US$ 1000 (seribu dollar) dan nilai minimum untuk kredit dengan jaminan deposito adalah US$ 5000 (lima ribu dollar).122

b. Bunga; bagi deposan yang menyimpan dananya dalam bentuk deposito akan

memperoleh imbalan bunga. Bunga yang diberikan adalah sebagai balas jasa pihak Bank terhadap deposan yang telah menaruh dananya yang tidak habis dikonsumsinya untuk kegiatan perbankan. Besar bunga yang diberikan oleh Bank

121

Wawacara dengan Bapak Dedy Effendy Aiyub, Jabatan : Relationship Manager (RM), PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe, Tanggal 4 Juli 2008

122 Ibid

adalah bervariasi tergantung perhitungan/pertimbangan masing-masing Bank, karena pada prinsipnya semua Bank umum diberikan kebebasan untuk menentukan besarnya suku bunga tersebut.

c. Jangka waktu; berlaku bagi bilyet deposito berjangka adalah 1 bulan, 3 bulan, 6

bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Mengenai jangka waktu yang dihubungkan dengan jatuh tempo deposito, bila deposito sudah jatuh tempo maka dapat diperpanjang lagi. Ada beberapa jenis perpanjangan waktu, yaitu:

1) Diperpanjang otomatis (Automatically Roll Over/ARO), maksudnya pada waktu jatuh tempo tanpa memperhatikan hari besar deposito tersebut sudah otomatis diperpanjang oleh pihak Bank, sehingga deposan tidak perlu datang ke Bank lagi;

2) Tidak diperpanjang otomatis, sideposan datang ke Bank untuk memperpanjang depositonya setiap jatuh tempo.123

2. Pengaturan Hukum Terhadap Deposito

Mengenai pengaturan deposito dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, kemudian Bank Indonesia

mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/I/PBI/2009 Tentang Bank Umum.124 Maka berdasarkan Peraturan Bank Umum tersebut dalam UU Perbankan Pasal 5 ayat (1) disebutkan bahwa menurut jenisnya Bank terdiri dari : a) Bank

123 Ibid 124

http://www.bi.go.id/web/id/tentang+BI/undang-undang+BI/31k, di akses pada tanggal 2 Februari 2009, jam 14.30 WIB

Umum dan b) Bank Perkreditan Rakyat, di mana usaha Bank Umum menurut Pasal 6 UU Perbankan meliputi :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu ;

b. memberikan kredit ;

c. menerbitkan surat pengakuan hutang ;

d. membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :

1. surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat- surat dimaksud ;

2. surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud ; 3. kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah ;

4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) ; 5. obligasi ;

6. surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun ;

7. instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun ;

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah ;

f. menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya ;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga ;

h. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga ;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak ;

j. melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek ;

k. dihapus ;

l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat ;

m. menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ;

n. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.125

Dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat maka dikeluarkan juga Peraturan Pemerintah mengenai Jaminan Simpanan Uang Pada Bank yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Bank Indonesia yaitu PP Nomor 34 Tahun 1973 Tentang Jaminan Simpanan Uang Pada Bank (Deposito).126

Dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka Bank Mandiri dapat menerima kredit dengan jaminan deposito berdasarkan ketentuan Nomor : 012/KRD/CMB.WPM/2008 Tentang Manual Produk Kredit Jaminan/Agunan Deposito tanggal 8 Maret 2008.127

2. Jenis-jenis Deposito

Sebagaimana di ketahui bahwa ada 4 (empat) jenis deposito yaitu:

a. Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan dalam rupiah milik pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setelah jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara bank dan si penyimpan (deposan). Bila jangka waktunya telah habis maka kemungkinannya deposan dapat mencairkan atau memperpanjang jangka waktunya. Jangka waktu deposito ini biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6 ataupun 12 bulan, tergantung kesepakatan kedua belah pihak dalam praktek sehari-hari jenis ini lazim disebut deposito biasa.

125

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, Pasal 6 126

http://www.indonesia.sk/PP/Pp197334.htm, di akses pada tanggal 2 Februari 2009, jam 14.30 WIB

127

Wawacara dengan Bapak Dedy Effendy Aiyub, Jabatan : Relationship Manager (RM), PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe, Tanggal 4 Juli 2008

b. Deposito on call, yaitu simpanan deposan dalam jumlah tertentu artinya penempatannya ada syarat jumlah minimal tertentu, biasanya lebih besar dari deposito berjangka biasa, dan jangka waktu penempatannya minimal 7 hari, tergantung bank yang bersangkutan.

c. Deposito Automatic Roll-over, perbedaannya dengan deposito berjangka biasa ialah ketika jatuh tempo maka pihak bank harus melakukan perpanjangan jangka waktu secara otomatis, tanpa menunggu konfirmasi lagi kedeposan. Artinya pada saat penempatannya sudah ditentukan syarat perpanjangan otomatis tersebut.

d. Sertifikat Deposito, adalah surat berharga yang pada hakikatnya sama dengan surat bukti menyimpan uang. Perbedaan dengan deposito biasa adalah pembayaran bunganya adalah diawal penempatan, diterbitkan oleh bank sebagai surat berharga atas tunjuk yang dapat diperjual-belikan atau dipindah tangankan , sedangkan deposito biasa diterbitkan atas nama dan tidak dapat diperjual- belikan.128

Sedangkan pada PT. Bank Mandiri mengklasifikasikan deposito pada 2 jenis yaitu:

1. Deposito berjangka; 2. Sertifikat Deposito

Berdasarkan Jenis deposito di atas tersebut, maka deposito berjangkalah yang dapat dijadikan sebagai jaminan kredit pada PT. Bank Mandiri karena deposito

128

berjangka adalah jenis surat berharga yang tidak dapat dengan mudah diperjualbelikan atau dengan kata lain tidak dapat dipindahtangankan sedangkan sertifikat deposito pada saat sekarang ini Bank sudah tidak menerima lagi sebagai jaminan dalam kredit, hal ini disebabkan karena banyaknya tindak pidana penipuan yang berupa pemalsuan sertifikatnya atau tanda tangan pejabat Bank terkait, karena sebagaimana kita ketahui sertifikat deposito ini diterbitkan atas tunjuk (aan

tooder/bearer) yang memungkinkan pencairannya oleh siapa saja tergantung siapa

yang membawanya atau menguasainya.129 Adapun dasar hukum penyerahan surat berharga atas tunjuk (aan tooder) ini adalah Pasal 613 ayat (3) KUH Perdata, yaitu :

”Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat itu;penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen”.

3. Hak dan Kewajiban Pemegang Deposito

Mengenai hak dan kewajiban bagi seorang deposan ini, telah ditetapkan dan dibuat secara tertulis di dalam bilyet deposito yang asli, namun tidak secara jelas dibedakan mengenai hak dan kewajiban. Dari bilyet deposito hanya tercantum antara lain :

1) menerima bunga atas depositonya pada saat jatuh tempo 2) menerima nominal deposito pada saat jatuh tempo 3) depositonya dapat dijadikan jaminan kredit

129

Wawacara dengan Bapak Dedy Effendy Aiyub, Jabatan : Relationship Manager (RM), PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk Kantor Cabang Lhokseumawe, Tanggal 4 Juli 2008

4) deposito dijamin secara penuh oleh bank untuk mendapat pembayaran kembali

5) meminta izin kepada bank yang bersangkutan bila ingin memindahtangankan deposito berjangkanya.130

Hak dan kewajiban yang dimiliki deposan ini dibuat dan ditetapkan oleh pihak bank yang menerbitkan deposito tersebut dan deposan harus mematuhinya seperti tercantum di dalam deposito.

Dokumen terkait