• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Tinjauan Tentang Hakikat Kosakata

a. Pengertian Kosakata

Dalam komunikasi melalui bahasa, baik lisan maupun tulisan, kosakata merupakan unsur yang sangat penting. Makna suatu wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa, sebagian besar ditentukan oleh kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Pemahaman terhadap pesan yang disampaikan melaui bahasa banyak ditentukan oleh ketepatan pemahaman terhadap kosakata yang digunakan.

Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui oleh

seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkat pendidikannya karenanya banyak ujian standar,

Seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata. (http://www.id.wikipedia.org/wiki/ kosakata).

Kosa kata merupakan salah satu komponen yang penting dalam belajar bahasa. Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki pembelajar, semakin mudah dia menyampaikan pikirannya baik dalam tulisan maupun lisan. Untuk memperkaya kosa kata, siswa sebaiknya mempunyai buku khusus untuk mencatat kata-kata baru.

Cara-commit to user

cara berikut bisa dipakai oleh siswa dalam mencatat kata-kata baru. (http://www.ialf.edu/bipa/july1999/belajarkosakata).

Menurut W. J. S Poerwadarminta (dalam Eni Nuryati, 2005: 18) ”Kosakata

adalah perbendaharaan kata”. Eni Nuryati (2005: 18) menyatakan”Dengan banyaknya

perbendaharaan kosakata yang dimiliki akan memudahkan dalam berkomunikasi

dengan anggota masyarakat yang lain”. Setiap orang perlu memperluas kosakatanya,

perlu mengetahui sebanyak-banyaknya perbendaharaan kata dan bahasanya.

Kosakata dalam bahasa Indonesia sangat luas cakupannya. Soedjito (dalam Eni Nuryati, 2005: 19) menggolongkan kosakata bahasa Indonesia sebagai berikut: (1) kata-kata abstrak dan kata-kata konkret; (2) kata umum dan kata khusus; (3) kata popular dan kata kajian; (4) kata baku dan kata non baku; (5) kata asli dan kata serapan.

Kata abstrak adalah kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera (dilihat, diraba, dirasakan, didengarkan atau dicium). Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya. Kata populer adalah kata yang dikenal dan dipakai oleh ilmuwan atau kaum terpelajar dalam karya- karya ilmiah. Kata baku adalah kata yang mengikuti kaidah atau ragam bahasa yang telah ditentukan. Kata asli adalah kata yang berasal dari bahasa kita sendiri. Sedang kata serapan adalah kata yang berasal (diserap) dari bahasa daerah atau asing (Eni Nuryati, 2005: 19).

Henry Guntur (dalam Eni Nuryati, 2005: 19) menyatakan bahwa ”kosakata

dasar atau basic vocabulary adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit

sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain”.

Sri Sukesi Adiwimarta et al (dalam Suyatmi, 2004: 32) menyatakan bahwa

”kosakata atau perbendaharaan kata yang dalam bahasa Inggris disebut lexicon,

berasal dari bahasa Yunani Lexicon yang berarti kata. Kosakata merupakan seperangkat leksem yang termasuk didalamnya kata tunggal, kata majemuk dan idiom”.

Vallete (dalam Suyatmi, 2004: 32) menyatakan bahwa ”kosakata sebagai kata

commit to user

Kosakata seseorang adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca. Reaksi bahasa adalah mengenal bentuk bahasa itu dengan segala konsekuensinya, yaitu memahami maknanya, melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan amanat kata itu. (http://www.pusatbahasaalazhar.wordpres.com)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah himpunan kata dimana kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam berbahasa. Semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang semakin banyak ide atau gagasan yang dapat diungkapkan. Untuk itu anak tunarungu perlu meningkatkan kosakata yang dimilikinya dengan mengetahui sebanyak-banyaknya perbendaharaan kata dari bahasa yang dipelajarinya.

b. Pengertian Penguasaan Kosakata

Menguasai kosakata bagi anak tunarungu sangatlah penting, tidak sekedar menuliskan kata tapi juga bisa memahami arti kosakata itu. Penguasaan kosakata tampak jika anak sudah bisa mennggunakan atau menyusun kata itu dalam kalimat

yang bermakna. Eni Nuryati (2005: 20) menyatakan bahwa ”penguasaan kosakata

sangat membantu seseorang dalam memahami gagasan atau ide dari ujaran orang lain. Hal ini disebabkan kata adalah penyalur gagasan”.

Sedangkan Suyatmi (2004: 33) menyatakan ”penguasaan kosakata itu

merupakan hal yang sangat penting dalam tindak berbahasa”.

Burhan Nurgiyantoro (dalam Suyatmi, 2004: 35) menyatakan bahwa

” memahami kosakata terlihat dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan

kemampuan kemampuan mempergunakan kosakata nampak dalam kegiatan menulis

dan berbicara”.

Sri Hastuti PH (dalam Suyatmi, 2004: 4) menyatakan bahwa ”untuk dapat menghasilkan tulisan (termasuk tulisan deskripsi) yang baik diperlukan persyaratan

commit to user

mutlak yang harus dikuasai diantaranya memiliki sejumlah kata yang diperlukan atau

penguasaan kosakata memadai”.

wawasan yang luas tentang kosakata merupakan modal dasar dalam menulis, karena pada hakikatnya menulis merupakan upaya menuangkan kosakata yang dipahami/dikuasai dari bahasa lisan ke dalam tulisan. Oleh karena itu, penguasaan kosakata sangat menunjang ketrampilan menulis. Tanpa kosakata yang cukup, sulit diharapkan seseorang akan terampil menulis.

(Suyatmi, 2004: 4).

Jadi semakin banyak kosakata yang dikuasai oleh anak tunarungu maka semakin cepat anak memahami kata yang disampaikan oleh orang lain baik kata-kata lisan maupun tulisan.

c. Cara Memperluas Kosakata

Penguasaan kosakata dapat diperoleh melalui beberapa tahapan, dalam tahapan itu mengandung bermacam- macam cara bagaimana seseorang memperluas kosakata. Menurut Gorys keraf (dalam Eni Nuryati, 2005: 20) perluasan kosakata dapat ditempuh dengan jalan : (1) proses belajar, yaitu suatu usaha mmperluas kosakata melalui KBM yang dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan dan pendidikan yang harus berperan aktif untuk memperkenalkan berbagai istilah baru yang muncul kepada siswanya; (2) melalui konteks, yaitu suatu usaha memperluas kosakata dengan jalan mengamati konteks suatu wacana secara seksama baik lisan maupun tertulis; (3) melalui kamus, yaitu suatu usaha memperluas kosakata dengan cara menggunakan buku referensi yang khusus disusun untuk membantu setiap orang menetapkan kata marta yang paling tepat sesuai dengan maksudnya; dan (4) dengan menganalisa kata, yaitu suatu usaha memperluas kosakata dengan cara menggunakan kata/menentukan mana akar katanya, mana imbuhannya, serta apa makna yang terkandung dalam masing-masing unsurnya.

Cara memperluas kosakata seseorang antara lain dapat dikemukakan: melalui proses belajar, melalui konteks, melalui kamus, kamus sinonim dan tesaurus, dan dengan menganalisis kata. (http://www.pusatbahasaalazhar.wordpres.com).

commit to user

Cara mengaktifkan kosakata dengan cara yaitu:

1) Sering mempergunakan kata tertentu: cara yang pertama mengaktifkan

kosakata dengan kemauan seseorang adalah dengan sengaja lebih sering

mempergunakan sebuah bentuk yang baru didengar atau dibaca.

2) Mempertajam pengertian kata : Kesanggupan untuk membedakan nuansa arti

dan nilai rasa yang dikandung oleh kata-kata tersebut, memungkinkan kita untuk menempatkan kata-kata itu di dalam konteks yang tepat dan sesuai.

3) Menertibkan pemakaian kata yang khas : Metode yang ketiga adalah

menertibkan diri sendiri untuk mencari kata-kata yang khas, bila menulis atau membicarakan sesuatu yang khusus.

(http://www.pusatbahasaalazhar.wordpres.com).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata seseorang dapat diperoleh melalui berbagai proses. Menguasai kosakata tidak sekedar mempunyai perbendaharaan kata banyak tapi juga memahami makna kosakata tersebut. Inilah yang penting bagi anak tunarungu, mampu memaknai kosa kata dan mampu menggunakannya dalam kalimat bermakna.

Dokumen terkait