• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Menurut Vroom (dalam As’ad, 1991:48) mengemukakan bahwa kinerja adalah tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kinerja karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja karyawan sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Penilaian kerja adalah suatu proses dimana organisasi mengevaluasi pelaksanaan keja individu. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Serta memungkinkan perusahaan mengetahui seberapa besar karyawan bekerja jika dibandingkan dengan standar-standar organisasi.

Bernardin (dalam Robbins, 1996:260 ) menyatakan terdapat beberapa indikator kinerja karyawan yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas kerja

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. Kuantitas

Kuantitas diukur dari persepsi karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

3. Ketepatan waktu

Tingkat waktu suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang telah ditentukan. Jangka waktu diukur dari pegawai menerima tugas sampai karyawan menyelesaikan tugas tersebut. Jangka waktu karyawan menyelesaikan tugas menjadi prioritas penghitungan apakah karyawan tersebut bisa cepat menyelesaikan amanah.

4. Kehadiran ditempat kerja

Kehadiran ditempat kerja yang dimaksud adalah sejauh mana karyawan tepat waktu datang ketempat kerja, berapa lama waktu istirahat dan jam pulang karyawan. Mengamati periode istirahat atau makan yang ditentukan, sering tidaknya karyawan terlambat, selain itu juga mengenai kehadiran di tempat kerja, selesai kerja dan saat absen kerja.

5. Sikap kooperatif

Sikap dimana karyawan dapat berkerja sama dengan pemimpin maupun rekan kerja agar tujuan perusahaan atau organisasi dapat tercapai dengan baik. Sikap kooperatif karyawan kepada anggota, keramahan, saling menghormati, dll. Sikap saat ada atasan maupun tidak ada atasan.

6. Komitmen kerja

Tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.

Kinerja karyawan adalah hasil kerja dari seorang karyawan pada periode tertentu sesuai dengan amanah yang diemban. Kinerja karyawan koperasi merupakan hasil kerja dari kerja karyawan saat melayani anggota, sesuai jasa yang diberikan koperasi. Karyawan sebagai pihak yang berhadapan langsung dengan anggota dan nasabah (masyarakat). Sebagai orang yang berada di garis depan untuk melayani anggota maupun masyarakat, kinerja yang ditunjukkan harus baik. Pelayanan yang diberikan harus bisa memikat anggota untuk bisa berperan aktif dalam koperasi. Sehingga para anggota lebih senang bertransaksi di koperasi dibanding di lembaga keuangan lainnya. Jika kinerja karyawan baik maka anggota koperasi akan berpartisipasi aktif dalam koperasi sehingga akan meningkatkan SHU baik bagi koperasi maupun anggota itu sendiri.

Dari uraian diatas indikator variabel kinerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Kualitas kerja 2. Ketepatan waktu 3. Komitmen kerja

Bernardin (dalam Robbins, 1996:78) 2.7 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang relevan terkait dengan penelitian ini diantaranya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Melas Risagis (2010), dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Kemampuan Pengurus terhadap Keberhasilan Usaha KPN MEKAR Kecamatan Grabag”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari partisipasi anggota dan kemampuan pengurus terhadap keberhasilan usaha koperasi pegawai negeri MEKAR Kecamatan Grabag. Metode pengolahan dan analisis data pada penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan dari variabel partisipasi anggota dan kemampuan pengurus terhadap keberhasilan usaha dilihat dari hasil analisis data uji F diperoleh thitung sebesar 43,164 dengan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil 0,05. Koefisien determinasi R2 sebesar 0,736 yang berarti secara bersama – sama berpengaruh sebesar 73,6%. Secara parsial ada pengaruh signifikan partisipasi anggota terhadap keberhasilan usaha sebesar 20,43%. Secara parsial ada pengaruh signifikan kemampuan pengurus terhadap keberhasilan usaha sebesar 40,70%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Erra Setianingrum (2013), dengan judul “Pengaruh Partisipasi Anggota dan Pelayanan Kredit terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kopekoma Kota Magelang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anggota KPRI Kopekoma berjumlah 1395 anggota. Pengambilan sampel menggunakan metode secara acak random sampling berjumlah 93 anggota. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif presentase, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian diperoleh analisis deskriptif rata – rata

partisipasi anggota dalam criteria rendah sebesar 55,99%, pelayanan kredit dalam criteria baik sebesar 69,32%, dan keberhasilan usaha dalam kriteria baik sebesar 63,33%. Hasil uji hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh partisipasi anggota dan pelayanan kredit secara simultan terhadap keberhasilan usaha sebesar 45,8% dan sisanya yaitu sebesar 44,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Secara parsial partisipasi anggota berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha dengan kontribusi sebesar 17,2%. Pelayanan kredit berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan usaha dengan kontribusi sebesar 26,4%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlela Ketaren (2007), dengan judul “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit Union Dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu SHU, Partisipasi Anggota, Kepemimpinan pengurus, Manajemen Koperasi, dan pemberdayaan masyarakat. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara. Untuk melihat faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan koperasi Credit Union, digunakan data kuantitatif memakai analisis tabulasi frekuensi dan presentase. Untuk data kualitatif digunakan teknik analisis reduksi data, dengan pengategorian data yang mempunyai makna untuk menarik kesimpulan dalam mencari faktor- faktor yang berhubungan dengan masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan nyata antara karakteristik responden pendidikan formal, umur,

pendidikan koperasi, motivasi menjadi anggota, simpanan dan pinjaman dengan keberhasilan koperasi credit union dan terdapat hubungan antara pendidikan formal dan non formal (pendidikan koperasi dan kewirausahaan) dengan keberhasilan usaha.

Dokumen terkait