• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Tinjauan Tentang Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu mempelajari konsep dasar tentang belajar, seorang mampu memahami aktivitas belajar.

Menurut Hilgard dan Brower (dalam Hamalik, 2010:45) belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Menurut Gage (dalam Hardini, 2011:4) belajar adalah proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar responnya menurun. Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon. Robert M Gagne (dalam Hardini, 2011:4) juga menambahkan belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.

Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu, pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik (Sani, 2013:40). Penyediaan kondisi dapat dilakukan dengan bantuan pendidik atau ditemukan sendiri oleh individu.

Morgan et.al (dalam Rifa‟i, 2010:82), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Sejalan dengan Morgan et.al, Slavin juga mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai prosedur perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan

perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas (Solihatin, 2012:5).

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar juga dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan seperti itu tidak dapat diartikan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.

Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Dari pengertian tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri peserta didik, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum, maka pengajar atau guru harus merencanakan dengan saksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Apabila terjadi proses belajar, bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya mudah dipahami karena jika ada yang belajar sudah tentu ada yang megajar dan begitu juga sebaliknya. Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai subjek belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap, dan tata nilai, serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.

Dalam dunia pendidikan, peserta didik yang melakukan proses belajar, tidak melakukan secara individu, tetapi ada beberapa komponen yang terlibat,

seperti pendidik atau guru, media dan strategi pembelajaran, kurikulum, dan sumber belajar. Dari kata belajar itulah kemudian lahir kata pembelajaran.

Pembelajaran dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne (dalam Khanifatul, 2012:14), intruction atau pemebelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Terlepas dari perbedaan redaksi atas pendefinisian kata pembelajaran tersebut, diantara kesemuanya tetap ada titik kesamaan definisi. Titik kesamaan tersebut yaitu pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar (mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Pembelajaran Efektif

Menurut Miarso (dalam Warsito, 2008:287) pembelajaran efektif adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat. Pengertian ini mengandung dua indikator, yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan guru. Oleh karena itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh guru dan terbukti peserta

didik belajar akan dijadikan fokus dalam usaha untuk meningkatkan pembelajaran.

Menurut Dick (dalam Warsito 2008:287) pembelajaran efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat peserta didik senang. Pembelajaran efektif memudahkan peserta didik untuk belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti: fakta, keterampilan, nilai, konsep, cara hidup serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.

Pembelajaran efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan proses pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan.

Pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar disebut sukses jika terjadi perubahan perilaku pada anak didik baik perubahan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Sukardi, 2013:12). Dalam ketiga aspek ini perubahan dalam perilaku anak didik mencakup lima kompetensi atau kapabilitas penting, yakni kemampuan informasi verbal (menyatakan, menceritakan, atau menggambarkan informasi yang telah disimpan sebelumnya), keterampilan intelektual (menerapkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang dapat digeneralisasikan untuk menyelesaikan masalah), strategi kognitif (mengelola proses berpikir dan belajar pada diri anak itu sendiri), sikap-sikap memilih wacana aksi pribadi dan keterampilan gerak

(mengeluarkan tindakan fisik secara tepat dan pada waktu yang pas) (Gagne dan Medsker dalam Sukardi, 2013:12).

Pembelajaran juga dinyatakan seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan (Briggs dalam Rifa‟i, 2010:190). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self intruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain dari pendidik. Jadi teaching itu hanya sebagian dari intruction, sebagai salah satu bentuk pembelajaran. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal (Hardini, 2012:84). Dengan demikian belajar dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda. Berdasarkan hal pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

3. Komponen-komponen Pembelajaran

Komponen-komponen dalam pemebalajarn yaitu meliputi tujuan, subyek belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi, dan penunjang. a) Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan

dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dan operasional.

b) Subyek belajar merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.

c) Materi pelajaran merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran.

d) Strategi belajar merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e) Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.

f) Penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses pembelajaran (Rifai‟i, 2010:194).

Kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah sebagai berikut.

a) Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan setelah peserta didik mempelajari bahan pelajaran yang diajarkan oleh guru.

b) Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam peroses belajar mengajar.

c) Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

d) Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

e) Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.

f) Sumber pelajaran bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada peserta didik. Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar sesorang.

g) Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. (Djamarah, 2006:41-50)

Sesuai dengan beberapa uraian tentang komponen pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen yang meliputi; tujuan pembelajaran, subjek pembelajaran, materi

atau sumber pembelajaran, metode atau pengalaman belajar dan evaluasi pembelajaran.

4. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran dapat ditinjau dari segi internal dan eksternal makna teori pembelajaran atau intruksional adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip pengajaran dalam usaha mencapai tujuan belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti berhasil secara konsisten (Sukamto dalam Rifa‟i, 2010:197). Dengan demikian tujuan daripada pembelajaran erat kaitannya dengan implementasi akan berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut Mandigers (dalam Rifai‟i, 2010:200), tujuan pembelajaran dapat membuat peserta didik dengan mudah dan berhasil dalam belajar, untuk itu pendidik perlu memperhatikan:

a) prinsip aktivitas mental, belajar adalah aktivitas mental, oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktivitas mental,

b) prinsip menarik perhatian, bila dalam belajar mengajar peserta didik penuh perhatian kepada bahan yang dipelajari, maka hasil belajar akan lebih meningkat sebab dengan perhatian ada konsentrasi, pada gilirannya hasil belajar itu akan lebih berhasil dan tidak lekas lupa,

c) prinsip penyesuaian perkembangan murid, anak atau peserta didik lebih tertarik apabila bahan pelajaran disesuaikan dengan perkembangan subyek belajar,

d) prinsip appersepsi, memberikan petunjuk bahwa kalau mengajar pendidik hendaknya mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang sudah diketahui,

e) prinsip peragaan, memberikan pedoman bahwa dalam mengajar hendaknya digunakan alat peraga,

f) prinsip aktivitas motorik, mengajar hendakya dapat menimbulkan aktivitas motorik peserta didik, dan

g) prinsip motivasi ialah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dalam mengaplikasikan prinsip ini pendidik dapat melakukan dengan memilih model dan metode pembelajaran mana yang tepat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa belajar yang berhasil adalah bila anak atau peserta didik melakukan belajar langsung yang intensif dan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang lebih bersifat permanen.

Selain itu juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran meliputi faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu kondisi keadaan jasmani dan rohani siswa (Sukardi, 2013:12-13). Faktor internal ini juga terdapat faktor kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

Selanjutnya dalam pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar atau eksternal seperti lingkungan sosial sekolah. Lingkungan ini adalah guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memperngaruhi proses belajar seorang siswa (Sukardi, 2013:21).

Berdasarkan beberapa penjelasan, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa atau peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah kefektifan model pembelajaran yang digunakan akan sangat berpengaruh pada lingkungan belajarnya, sehingga menarik dan menjadikan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran. Apabila dalam diri peserta didik sudah termotivasi untuk belajar, maka ini akan mempengaruhi indikator penilaian dalam pembelajaran dari peserta didik.

Dokumen terkait