• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kerangka Teori

3. Tinjauan Tentang Konvensi CEDAW

Pada 18 Desember 1979, Majelis Umum PBB menyetujui sebuah rancangan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Konvensi ini dinyatakan berlaku pada tahun 1981 setelah 20 negara menyetujui dan telah di ratifikasi oleh Indonesia pada tanggal 24 juli tahun 1984 dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1984 , dengan pensyaratan (reservation) terhadap Pasal 29

commit to user 25 (1) tentang penyelesaian perselisihan mengenai penafsiran atau penerapan Konvensi ini, dengan konsekuensi bahwa Indonesia harus menerapkan

Pasal-Pasal yang tertuang dalam CEDAW disetiap kebijakan dan

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan.

Teks yang paling penting tentang perjuangan untuk menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan adalah Deklarasi Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Diskriminasi Terhadap Perempuan dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (CEDAW). CEDAW dilengkapi dan diberikan kekuatan hukum dari apa yang telah dihasilkan oleh Deklarasi Majelis Umum. Deklarasi tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan menyatakan keprihatinan bahwa diskriminasi yang luas terhadap perempuan terus eksis meskipun sudah adanya instrumen seperti Piagam dari Amerika Serikat, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan Kovenan Internasional tentang Hak Asasi Manusia (Felipe Gomez Isa. 2003 : 8).

Konvensi CEDAW ini di dalamnya terdapat 30 Pasal yang mengatur dengan pembagian per bagian sebanyak enam bagian yang berisi tentang :

a. Bagian I, Pasal 1-6, berisi tentang prinsip-prinsip konvensi yang di bagi ke dalam tiga bagian yaitu, prinsip non diskriminatif, prinsip persamaan atau keadilan substantif, dan prinsip kewajiban negara. b. Bagian II, Pasal 7-9, berisi tentang hak-hak sipil dan politik

perempuan. Pasal 7 yang berisi mengenai hak perempuan dalam kehidupan politik dan kemasyarakatan negaranya. Termasuk di dalam hak ini adalah, hak untuk memilih dan dipilih, berpartisipasi dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan implementasinya,

commit to user 26 memegang jabatan dalam pemerintahan, berpartisipasi dalam organisasi-organisasi non pemerintah. Pasal 8 tentang hak perempuan untuk mendapat kesempatan mewakili pemerintah pada tingkat internasional dan berpartisipasi dalam organisasi internasional. Pasal 9 tentang hak perempuan dalam kaitan dengan kewarganegaraannya

c. Bagian III, Pasal 10-14, berisi tentang hak ekonomi, sosial, dan budaya kaum perempuan, yang juga meliputi hak di bidang pendidikan pada Pasal 10 yang berisi tentang kesempatan untuk mengikuti pendidikan disegala tingkatan yang ada, hak dibidang pekerjaan pada Pasal 11 yang berisi tentang hak untuk bekerja, hak atas kesempatan kerja, hak memilih profesi dan pekerjaan, hak menerima upah, hak atas jaminan social, hak atas masa cuti yang dibayar, hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja. Hak dibidang kesehatan pada Pasal 12 tentang hak untuk bebas dari kematian pada saat melahirkan, perkembangan kesehatan sejak kanak-kanak, lingkungan yang sehat, mendapatkan pelayanan dan perhatian medis. Hak lainnya dalam bidang ekonomi dan sosial pada

Pasal 13 dalam hal mendapatkan hak atas tunjangan keluarga, atas

pinjaman bank, hipotek dan lain-lainnya, hak untuk ikut serta dalam kegiatan rekreasi, olahraga dan lain sebagainya. Hak khusus untuk perempuan pedesaan pada Pasal 14 yang meliputi hak berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan disegala tingkatan, memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai, memperoleh segala jenis pelatihan dan pendidikan, berpartisipasi dalam semua kegiatan masyarakat. d. Bagian IV, Pasal 15-16, berisi tentang persamaan hak antara laki-laki

dengan perempuan di mata hukum, dan penjaminan tentang hak-hak perempuan di dalam perkawinan. Pasal 15 mencantumkan

commit to user 27 persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dihadapan hukum yang meliputi, hak untuk berurusan dengan instansi hukum, diakui kecakapan hukumnya, mengurus harta benda, serta perlakuan yang sama pada setiap tingkatan prosedur di muka penegak hukum. Pasal

16 secara khusus memberi tekanan hak yang sama dalam memasuki jenjang perkawinan, memilih suami secara bebas, tanggung jawab yang sama sebagai orang tua dalam hal urusan anak, hak pribadi yang sama sebagai suami istri, hak yang sama yang berhubungan dengan pemilikian atas perolehan, pengelolaan, penikmatan dan pemindahan harta benda.

e. Bagian V, Pasal 17-22, berisi tentang komite CEDAW dan mekanisme pelaporan dan pemantauan.

f. Bagian VI, Pasal 23-30, berisi tentang penegasan terhadap pentingnya menegakkan prinsip persamaan di dalam undang-undang negara khususnya di dalam undang-undang negara pihak maupun di dalam setiap Konvensi, traktat, atau perjanjian internasional yang berlaku terhadap para pihak (ELSAM, 2004 : 6-21).

Prinsip non diskriminatif di dalam Konvensi CEDAW adalah prinsip yang menjamin kaum perempuan untuk tidak dibedakan, tidak di kucilkan atau dibatasi berdasarkan jenis kelaminnya yang dapat mempengaruhi pengurangan atau penghapusan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan sipil terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan. Prinsip persamaan atau keadilan substantif terdapat di dalam Konvensi CEDAW merupakan sebuah pendekatan yang mendasarkan pada hasil akhirnya, yaitu keadilan. Keadilan yang dimaksud disini adalah sesuai dengan proporsi atau bagiannya masing-masing antara laki-laki dengan

commit to user 28 perempuan, keadilan yang dimaksud disini dapat berbentuk perlakuan yang sama, perlakuan khusus untuk menyamakan situasi yang berbeda dengan tujuan agar dipercepatnya penghapusan kesejangan sehingga situasi menjadi sama.

Prinsip kewajiban negara merupakan prinsip ketiga yang terkandung di dalam Konvensi CEDAW ini, dimana negara wajib untuk menjalankan Konvensi ini. Kewajiban negara yang dimaksud dalam Konvensi ini adalah melaksanakan prinsip non diskriminatif dengan cara melindungi perempuan dari segala bentuk diskriminasi dan memenuhi segala hak-hak fundamentalnya, kemudian kewajiban negara dalam segi hukum seperti mengubah dan mencabut ketentuan yang diskriminatif serta memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak perempuan.

Dokumen terkait