• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

4. Tinjauan tentang Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya (Syamsu Yusuf, 2015: 54). Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir bahwa lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul dan bermain, dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya (M. Dalyono, 2015: 54).

27

Menurut Hasbullah (2009: 36) Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan pendidikan utama yang kedua. Siswa-siswi, guru, administrator, bimbingan konseling dan melaksanakan pendidikan secara teratur dan terencana dengan baik. Syaiful Bahri (2008: 239) menyatakan bahwa kenyamanan dan ketenangan anak didik dalam belajar akan ditentukan sampai sejauh mana kondisi dan sistem sosial di sekolah dalam menyediakan kondisi lingkungan yang kondusif dan kreatif.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Lingkungan Sekolah adalah seluruh kondisi yang ada di lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya.

b. Unsur-unsur Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor Lingkungan Sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar (Slameto, 2013: 64-69), meliputi:

1) Metode Mengajar

Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan

28

materi tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap mata pelajaran atau gurunya. Hal tersebut dapat berakibat pada siswa malas untuk belajar

2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka pembuatan kurikulum harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

3) Relasi Guru dengan Siswa

Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Didalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa yang menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari mata pelajaran tersebut sebaik-baiknya. Hal itu juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Siswa akan segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya Prestasi Belahar pada mata pelajaran tersebut tidak optimal. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.

29

Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

4) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lainnya, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya masalah tersebut akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain- lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP (Bimbingan Penyuluhan) dalam pelayanan kepada siswa.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Banyak

30

sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggungjawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, karena tidak adanya sangsi. Dalam proses belajar, siswa perlu disiplin untuk mengembangkan motivasi yang kuat.

6) Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan ajar yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasaiya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

7) Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Guru dalam menuntut

31

penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

9) Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap siswa. Keadaan gedung yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran akan berpengaruh positif terhadap tujuan proses belajar mengajar yaitu salah satunya dapat mendukung dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

10)Metode Belajar

Cara belajar yang tepat akan menyebabkan keefektifan hasil belajar siswa. Terkadang siswa belajar tidak teratur, atau terus- menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang istirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Pembagian waktu yang baik, belajar secara teratur setiap hari, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan prestasi belajar.

11)Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah, disamping untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang

32

harus dikerjakan di rumah, agar siswa memiliki waktu untuk kegiatan yang lain misalnya membantu pekerjaan orang tua membersihkan lantai kamar.

Faktor Lingkungan Sekolah ada dua (Muhibbin Syah, 2016: 135), yaitu:

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi dorongan yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkunan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan unsur-unsur Lingkungan Sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat berupa faktor sosial dan non sosial antara lain; metode mengajar, kurikulum, relasi

33

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Dokumen terkait