• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TENTANG MANAJEMEN 1.Manajemen dan Manajer 1.Manajemen dan Manajer

LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN DAN PENGELOLAAN BISNIS PESANTREN

A. TINJAUAN TENTANG MANAJEMEN 1.Manajemen dan Manajer 1.Manajemen dan Manajer

Manajemen diperlukan untuk dapat mengatur aktivitas dalam suatu organisasi agar efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan seorang manajer yang dalam pekerjaannya diahruskan memiliki keahlian manajerial (managerial skill) dan menjalankan peran-perannya dalam organisasi.1

Untuk lebih memudahkan memahami arti konsep manajemen secara definitif, ada dua kelompok cara pendefinisian manajemen. Kelompok pertama menekankan kegiatan manajemen. Seperti dalam definisi berikut: 2

a. Menurut Harold Koonz dan Heinz Weihrich pada tahun 1993:

Manajemen adalah proses merancang dan memelihara lingkungan di mana individu, bekerja sama dalam kelompok, efisiensi dalam mencapai tujuan yang dipilih.

(Management is the proces of designing and maintaining an environment in which individuals, working together in groups, efficiency accompolish selected aims).

b. Menurut Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard pada tahun 1985:

Manajemen sebagai pekerjaan antara individu dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

(Management as working with and throught individuals and groups to accompolish organizational goals).

1 Sri Wiludjeng, Pengantar Manajemen ..., hlm. 1.

2 Ulbert Silalahi, Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm. 2.

c. Menurut Andrew D. Szilaghy, Jr pada tahun tahun 1981:

Manajemen sebagai proses interaksi sumber daya dan tugas terhadap pencapaian tujuan organisasi yang dinyatakan.

(Management as process of interacting resources and tasks toward the achievement of stated organizational goals)

Kelompok kedua lebih menekankan pada fungsi manajemen (management

functions). Berikut merupakan beberapa definisi manajamen:3

a. Menurut James A.F. Stoner pada tahun 1982:

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan.

(Management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieves stated organizational goals).

b. Menurut George R. Terry pada tahun 1977:

Manajemen adalah proses yang berbeda yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang dinyatakan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya.

(Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and accompolish stated objectives by the use of human beings and other resources).

c. Menurut Leon C. Megginson, Donald C. Mosley, Paul H. Pietry pada tahun 1983:

Manajemen dapat didefinisikan sebagai pekerjaan yang dilakukan dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penugasan, memimpin dan mengendalikan

(Management can be defined as working with people to determine, interpret, and achieve organizational objectives by performing the function of planning, organizing, staffing, leading and controlling).

Bisa disimpulkan bahwa, manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi untuk mencapai tujuannya dengan cara yang efektif dan efisien.4 Definisi paling sederhana tentang manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.5

Manajemen dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, teratur, dan tuntas, serta tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Apa yang diatur dalam Islam ini telah menjadi indikator pekerjaan manajemen yang meliputi rapi, benar, tertib, teratur, dan sistematis.6 Diantara ayat Al-Qur’an yang menjadi dasar kegiatan manajemen:

¨

βÎ)

©

!$#



=Ïtä†

š

Ï%©!$#

š

χθè=ÏG≈s)ãƒ

’Îû

Ï&Î#‹Î6y™

$y |¹

Οßγ¯Ρr(x.

Ö

≈uŠ÷Ψç/

Ò

Éθß¹ö¨Β

∩⊆∪

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (Q.S. Ash-Shaff: 4)

Diawal perkembangan Islam, manajemen dianggap sebagai ilmu sekaligus teknik (seni) kepemimpinan. Kata manajemen dalam bahasa Arab adalah Idara yang berarti “berkeliling” atau “lingkaran”. Dalam konteks bisnis bisa dimaknai

4 Griffin, Manajemen: Jilid 1 Edisi 7, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 8.

5 Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Bumi Aksara: Jakarta), hlm. 1.

6

bahwa “bisnis berjalan pada siklusnya”. Sehingga, manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan manajer yang membuat bisnis berjalan sesuai rencana.7

Dalam Islam, manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang baik demi kesejahteraan bersama. Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian.8 Berikut merupakan perbandingan konsep manajemen konvensional dan Islam.

No Objek Konvensional Islam

1 Manusia sebagai Homo Economicus (Mahluk ekonomi) Spiritual Creature (Mahluk spiritual) 2 Motivasi Utama Motivasi Dunia (Laba Jangka Pendek)

Rahmat dan Ridho Allah (Profit dan kebahagiaan dunia dan akhirat)

3 Pengelolaan Good Corporate Governance Good Corporate Governance 4 Fungsi

CEO

Pusat koordinasi yang segala instruksinya harus dilaksankaan bawahan

CEO memfasilitasi lingkungan dengan spirit moral yang dapat dipertanggung jawabkan kepada manusia dan Tuhan. Kru tidak pada posisi pasif, sebaliknya turut memberikan masukan dan pemikiran. 5 Fokus

Bisnis

Maksimalisasi Laba Bisnis yang beretika dan berkelanjutan

Dari tabel di atas, bisa disimpulkan bahwa manajemen Islami memandang manajemen sebagai objek yang sangat berbeda dibanding konvensional. Dalam manajemen konvensional manusia dipandang sebagai mahluk ekonomi,

7 Riawan Amin, dkk, Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan Praktik The Celestial

Management, (Jakarta: Salemba Empat, 2010), hlm. 66.

8

sedangkan dalam Islam manusia merupakan makhluk spiritual yang mengakui kebutuhan baik materiil (ekonomi) maupun imateril.9

Manajemen Islami bersifat universal, komprehensif, dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Manajemen merupakan bagian dari sistem sosial yang dipenuhi dengan nilai, etika, akhlak, dan keyakinan yang bersumber dari Islam.

b. Teori manajemen Islami menyelesaikan persoalan kekuasaan dalam manajemen.

Perbedaan level kepemimpinan hanya menunjukkan wewenang dan tanggung jawab. Atasan dan bawahan saling bekerja sama tanpa ada perbedaan kepentingan. Tujuan dan harapan akan diwujudkan secara bersama. 10

c. Kru bekerja dengan keikhlasan dan semangat profesionalisme.

Mereka berkontribusi dalam pengambilan keputusan, dan taat kepada atasan sepanjang mereka berpihak pada nilai-nilai syariah.

d. Kepemimpinan dalam Islam dibangun dengan nilai-nilai syura dan saling menasehati, serta para atasan dapat menerima saran dan kritik demi kebaikan bersama. 11

Dalam proses manajemen, hal-hal yang harus diperhatikan adalah proses mengambil keputusan, pengorganisasian, pengisian staff, perencanaan, pengawasan, komunikasi, kepemimpinan dan pengarahan.12 Kepemimpinan yang

9 Riawan Amin, dkk, Menggagas Manajemen Syariah..., hlm. 67.

10 Riawan Amin, dkk, Menggagas Manajemen Syariah..., hlm. 67.

11 Ibid.

12

baik menjadi kunci pada suatu kelompok, hal tersebut menegaskan bahwa sifat intrinsik dari pemimpin dapat menerima banyak perhatian.13

Hal yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada sifat ri’ayah atau jiwa kepemimpinan. “ Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak “menganiaya” bawahan dan bawahan tidak merugikan perusahaan.14

Fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun.15 Namun, Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan para penulis tidak sama. Hal ini disebabkan latar belakang penulis dan pendekatan yang dilakukan yang berbeda.16 Fungsi pokok manajemen yang berkembang saat ini umumnya terbagi menjadi empat:

a. Perencanaan (Planning)

Proses perencanaan (planning) terkait Menentuan tujuan perencanaan, Menentukan porsi semuanya sekarang, Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang, Mengidentifikasikan cara untuk mencapai, dan Mengimplementasikan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya. 17 b. Pengorganisasian (Organizing)

Proses pengorganisasian (organizing) terkait: Pembagian Tugas, Menentukan Orang-orang untuk melaksanakan tugas tersebut,

13

Asli Goncu “The Social Identity ..., pp. 29-43.

14

Veitzal, dkk, Islamic Business And Economics..., hlm. 183.

15 Ibnu Syamsi, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Rineka Cipta), 1988, hlm. 60.

16 Data diolah dari berbagai literatur. Lihat juga Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar,

Pengertian, dan Masalah, (Bumi Aksara: Jakarta, 2001), hlm. 37.

Pengalokasian sumber daya, Menyelaraskan usaha, dan Bekerja sama dalam melaksanakan tugas.18

c. Kepemimpinan (Leading)

Proses kepemimpinan (leading) terkait: Bertanggung Jawab, Memegang Amanat, Bertakwa, Memberikan arahan dan motivasi, Mengevaluasi kinerja staff, Memimpin diri sendiri, Adil.19

d. Pengontrolan (Controlling)

Proses pengontrolan (controlling) terkait: Penetapan Standar, Pemantauan Pelaksanaan, Evaluasi, Tindakan Pengoreksian, Melakukan Self Control. Tujuan dalam proses pengawasan (controlling) adalah untuk mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.20

Ada beberapa tujuan serta manfaat yang diharapkan dengan dipergunakannya ilmu manajemen sebagai pendukung dalam mengelola organisasi. Adapun tujuan serta manfaat dengan diterapkannya ilmu manajemen pada suatu organisasi adalah:21

a. Mampu memberikan arah pencapaian kinerja terukur dan sistematis sehingga diharapkan pekerjaan dapat dikerjakan berdasarkan time schedule.

b. Mampu menempatkan perusahaan dalam kerangka kerja yang mengedepankan konsep efisiensi dan efektifitas. Efisiensi dilihat dari

18 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2005) hlm. 11.

19 Veitzal, dkk, Islamic Management ..., hlm. 191.

20 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar ..., hlm. 11.

segi biaya yang dipergunakan sesuai dengan alokasi yang dianggarkan. Sedangkan efektifitas melihat pada sisi penghematan waktu yang bisa dilakukan.

c. Membuat perusahaan telah menerapkan konsep manajemen yang memenuhi standar-standar aturan yang telah disepakati. Sehingga, mitra bisnis menaruh simpati serta kepercayaan pada perusahaan.22

Tujuan Manajemen untuk menciptakan Efektivitas (efectiveness) organisasi yang berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun yang diekrjakan. Efisiensi (efficiency) organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisional.23

Agama Islam mengajarkan agar manusia hidup efisien atau tidak berlebih-lebihan, atau tidak melewati batas tetapi haruslah seimbang. Prinsip atau metode yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi umat Islam untuk mengatur hidupnya agar selalu efisien adalah sebagai berikut: 24

a. Keseimbangan (tawazun);

Kesimbangan merupakan hidup seimbang, berbuat dan bertindak harmonis, pantas dan wajar, tidak berlebihan, dan tidak boros.

b. Mencapai kemanfaatan;

Menghendaki agar setiap muslim bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, lingkungan, dan bermanfaat bagi agamanya.

22 Ibid., hlm. 3.

23

Richard L. Daft, Era Baru Manajemen Jilid 1 Edisi 9, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 9.

24 Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara, 1986), hlm. 154.

c. Tidak Mubadzir;

Setiap muslim tidak dibenarkan berlaku boros atau menggunakan sesuatu diluar kebutuhan yang diperlukan.

d. Adil;

Keadilan harus berwujud terhadap diri sendiri dan orang lain, adil dalam pengambilan keputusan (decision making), dan adil dalam semua perbuatannya.

Suatu cara untuk meninjau subyek manajemen adalah dengan memusatkan perhatian kepada manajemen itu sendiri dengan memandangnya sebagai suatu proses. Secara khusus, proses tersebut menyangkut fungsi-fungsi tertentu yang diperankan oleh seorang manajer.25

Manajer adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses manajemen. Manajer berfungsi dalam merencanakan dan membuat keputusan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber-sumber daya manusia, finansial, fisik, dan informasi.26 Menurut tingkatannya, manajemen dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu: 27

25

Joseph L. Massie, Dasar-dasar Manajemen Edisi: 3, (Jakarta: Erlangga, 1983) hlm. 53.

26 Ricky W. Griffin, Manajemen Jilid 1 Edisi 7”terj”oleh Gina Gania, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 9.

27 Soekarno K, Dasar-dasar Manajemen, (Miswar: Jakarta, 1982), hlm. 47. Top Management

Middle Management Lower Management

James A Stoner A.R., Edward Freeman membagi tipe-tipe manajer sebagai berikut:28

a. Berdasarkan jenjang atau tingkat terdiri atas: 1) Manajer tingkat bawah (First Line);

2) Manajer tingkat menengah (Middle Manager) yang bisa lebih dari satu tingkat, yang memimpin manajer lain dibawahnya.

3) Manajer tingkat atas (Top Management) yang menentukan kebijakan dan pedoman bagi organisasinya dalam berhubungan dengan pihak luar

b. Berdasarkan jenis kegiatan terdiri atas: 29

1) Manajer Fungsional (Functional Managers) yang bertanggung jawab atas salah satu kegiatan organisasi.

2) Manajer Umum (General Manager) yang memimpin organisasi atau satuan yang terlibat dengan berbagai kegiatan.

Manajemen juga terdapat unsur unsur didalamnya, unsur-unsur manajemen terdiri dari: men, money, methods, materials, machines, market (6M).30

a. Men: Tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga

kerja operasional/pelaksana

b. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

28

Amin Widjaja Tungga, Manajemen: Suatu Pengantar (Rineka Cipta: Jakarta), hlm. 8.

29 Ibid., hlm. 9.

30 Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Bumi Aksara: Jakarta), hlm. 20.

c. Methods yaitu cara-cara yang dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan.

d. Materials yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

e. Machines yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan

f. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.31

Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: Kebenaran; Kejujuran; Keterbukaan; dan Keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal.32

Dalam setiap usaha besar maupun kecil, baik bersifat industrial, komersial, politik, keagamaan maupun kemasyarakatan, peranan manajemen sangat penting guna menunjang keberhasilan dan tercapainya tujuan yang diharapkan. Setiap organisasi memiliki tujuan sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya.33

Tolak ukur syariah Islam adalah meluruskan orientasi manajemen yang bervisi sekuler agar sejalan dengan visi dan misi penciptaan manusia. Orientasi syariah ini mengandung empat komponen, sebagai berikut:

a. Target Hasil

Profit materi dan benefit nonmateri. Tujuan perusahaan atau organisasi harus tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya. Namun juga harus dapat memperoleh dan

31

Malayu Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian ..., hlm. 21.

32 Veitzal, dkk, Islamic Mangement ..., hlm. 15.

33 Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono, Prinsip Dasar Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Press, 2001), hlm. 6.

memberikan benefit kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan). Benefit yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan melainkan juga dapat bersifat nonmateri.

Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada Qimah Madiyah, masih ada tiga orientasi lainnya, yakni nilai kemanusiaan (Qimah Insaniyah), nilai akhlak (Qimah Khuluqiyah), dan nilai ruhiyah (Qimah Ruhiyah). 34

1) Nilai Kemanusiaan (Qimah Insaniyah)

Dengan berorientasi qimah insaniyah berarti pengelola sebuah perusahaan atau organisasi juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan baik melalui kesempatan kerja maupun bantuan sosial dan lain-lain.

2) Nilai Akhlak (Qimah Khuluqiyah)

Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa, akhlaqul karimah menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas para pengelola organisasi.

3) Nilai Ruhiyah (qimah ruhiyah)

Qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. 35

34 Veitzal, dkk, Islamic Business And Economics..., hlm. 187.

b. Pertumbuhan

Jika profit materi dan benefit nonmateri telah diraih sesuai target, maka perusahaan atau organisasi akan mengupayakan pertumbuhan profit dan benefitnya. Target hasil perusahaan akan terus diupayakan agar tumbuh meningkat setiap tahunnya, upaya penumbuhan dijalankan dalam koridor syariah.

c. Keberlangsungan

Belum sempurna orientasi manajemen suatu perusahaan bila hanya berhenti pada pencapain target hasil dan perumbuhan. Karena itu perlu diupayakan terus agar pertumbuhan target hasil yang diraih dapat dijaga keberlangsungannya. Setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan dalam koridor syariah.

d. Keberkahan

Faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridho Allah swt. Merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia, bila ini tercapai, maka berarti menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia yakin adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntutan syariah.36

2. Perencanaan (Planning)

Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Perencanaan merupakan pijakan untuk tahapan lebih lanjut dari tugas-tugas manajerial.37 Tujuan dalam proses perencanaan adalah membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perencanaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) misi, (2) tujuan, (3) strategi, (4) kebijaksanaan, (5) prosedur, (6) aturan, (7) program, dan (8) anggaran.38

Missi menentukan tugas pokok suatu organisasi. Tujuan adalah ujung ke arah mana kegiatan ditujukan. Stretegi menentukan maksud dan jenis operasi serta alat-alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Kebijakan adalah pernyataan umum yang menuntuk tindakan. Prosedur menentukan urutan kronologis tindakan-tindakan yang diperlukan. Program adalah kompleks sasaran, kebijakan, prosedur, penugasan. Anggaran sangat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu tindakan.39

Jenis-jenis perencanaan yang paling populer untuk menggambarkan rencana-rencana organisasi adalah:40

a. Menurut luasnya 1) Rencana Stratejik

Rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menempatkan organisasi kedalam lingkugannya.

37 John R. Schermerhorn, Jr, Manajemen ..., hlm. 150.

38 Harold Koonz, Cyril O’Donnel, Heinz Weihrich, Intisari Manajemen “terj” A. Hasyim Ali, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 113.

39 Ibid., hlm. 145.

40 Stephen P. Robbins and Mary Coulter, Manajemen: Edisi 8, (Jakarta: PT Indeks Press, 2009), hlm. 197.

2) Rencana Operasional

Rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran secara menyeluruh

b. Kerangka waktu

1) Rencana Jangka Panjang

Rencana dengan kerangka waktu di atas tiga tahun. 2) Rencana Jangka Pendek

Rencana yang mencakup satu tahun atau kurang c. Kekhususan

1) Rencana Spesifik

Rencana Spesifik memiliki sasaran ynag didefinisikan dengan jelas dan tidak memberi ruang untuk penafsiran. Rencana tersebut memiliki tujuan yang dinyatakan secara rinci.41

2) Rencana Pengarah

Rencana yang fleksibel yang menjadi pedoman umum. d. Frenkuensi Penggunaan

1) Rencana Sekali Pakai

Rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik.

2) Rencana Terus Menerus

Rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

Dalam perencanaan, dibutuhkan manajemen bisnis yang matang. Karena konsep tersebut merupakan suatu multidisiplin, yang menyebabkan keberhasilan dalam usaha, serta memerlukan pertimbangan dalam berbagai faktor. 42

Dalam mewujudkan keberhasilan dalam proses perencanaan, dibutuhkan strategi dalam mengembangan konsep yang ada. Strategi adalah suatu rencana aksi yang menyelaraskan sumber-sumber dan komitmen organisasi untuk mencapai keunggulan.43 Seorang wirausahawan harus mampu mengenali berbagai unsur dasar untuk mencapai keunggulan bersaing, terkait harga atau nilai, dapat menyenangkan konsumen, pengalaman (testimoni) konsumen, atribut produk, serta keistimewaan layanan. Hal tersebut dapat dilihat dalam Gambar berikut ini:

42 Ahmad, et.al, Means Of Achieving Business Process Management Success Factors,

“In: Proceedings of the 4th Mediterranean Conference on Information Systems, 25-27 September

2009 , Athens University of Economics and Business, Athens, pp. 1-17.

43 Sabhan Echdar, Manajemen Entreperneurship: Kiat Sukses Menjadi Wirausaha, (Andi: Yogyakarta, 2013), hlm. 85. KEUNGGULAN