• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Tinjauan Tentang Media Counting Ice Cream Set

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan Arif Sadiman, dkk (2006: 6).

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153) mengemukakan bahwa, “Media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut”. Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan media dari sumber pesan ke penerima pesan itu adalah pelajaran. Dengan kata lain, pesan itu adalah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar penerima pesan tersebut adalah siswa.

Sedangkan dalam (www.ditplb.or.id) media pembelajaran adalah alat yang dapat menunjang pembelajaran yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.

Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

b. Macam–Macam Media

Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu menurut Seels & Glasgow dalam Arsyad media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir (2002: 33) yang dikutip dari (http://endonesa.wordpress.com), yaitu:

1) Media tradisional dapat dibedakan menjadi:

a) Visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksioverhead,slidesdanfilmstrips.

commit to user

xxxi

b) Visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pemaran dan papan info.

c) Penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape),multi image. d) Visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi dan video.

e) Cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah/berkala dan lembaran lepas (hand-out).

f) Permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan, dan realia, misal model,specimen(contoh) dan manipulatif (peta, boneka).

2) Media teknologi mutakhir dibedakan menjadi:

a) Media Berbasis Telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh, dan

b) Media Berbasis Mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, dan compact disc.

Sedangkan menurut akhmad sudrajat seperti yang dikutip dalam (http://akhmadsudrajat.wordpress.com), terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. 2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya. 3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan

sejenisnya.

4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),

komputer dan sejenisnya.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran itu sendiri tentunya memiliki beberapa fungsi yang berdampak positif dalam proses belajar mengajar. Beberapa fungsi media pembelajaran menurut Akhmad Sudrajat (2008), yang dikutip dari (http://akhmadsudrajat.wordpress.com) yaitu:

1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,

commit to user

xxxii

tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyek yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar–gambar yang dapat disajikan secara audio visual.

2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena: (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.

3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.

4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis. 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

8) Media memberikan pengalaman yang integral atau menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.

Sedangkan menurut Arief S. Sadiman dkk (2007: 17) mengemukakan kegunaan-kegunaan atau fungsi media pendidikan (pembelajaran) sebagai berikut:

1) Memperjelaskan penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti:

a) Objek yang terlalu besar bisa diganti dengan realia, gambar, film. b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor film.

c) Gerak yang lambat atau cepat dapat dibantu dengan timelapse. d) Peristiwa di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekam film.

commit to user

xxxiii

e) Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model. f) Konsep yang terlalu luas dapat divisualkan dalam bentuk film.

3) Penggunaan media pendidikan (pembelajaran) secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit jika latar belakang lingkungan duru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan (pembelajaran), yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

d. Media Counting Ice Cream Set

Media Counting Ice Cream Set merupakan sebuah mainan edukatif atau media pembelajaran matematika yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam aplikasi berhitung. Media Counting Ice Cream Set merupakan suatu media pembelajaran jenis alat permainan.

Dalam pembuatannya pun sangat mudah dan murah, semua bahan penggunaannya terbuat dari kain atau spons. Hal ini dikarenakan media Counting Ice Cream Set merupakan alat bantu hitung bagi anak-anak makna didesain sesederhana mungkin dan tidak berbahaya bagi anak tuna grahita. Selain itu penggunaan berbagai macam warna dan bentuk memungkinkan juga bagi anak tuna grahita untuk mengenal konsep.

Cara pembuatannya adalah dengan cara :

1. Kain atau spons yang ingin digunakan digambar pola dengan bentuk topping dan coon ice cream,

2. Lalu potong kain atau spons tersebut sesuai pola,

3. Setelah terbentuk potongan - potongan tersebut selanjutnya buatlah angka - angka yang ingin digunakan, serta buatlah bintik-bintik yang sejumlah dengan angka - angka tersebut,

commit to user

xxxiv

4. Selanjutnya tempel angka – angka pada coon ice cream dan tempel bintik – bintik pada topping ice creamnya, maka sudah siaplah media Counting Ice Cream Set untuk digunakan.

Cara penggunaan media Counting Ice Cream Set ini pun sangat mudah dan penyajiannya juga sangat menarik bagi anak-anak khususnya lagi bagi anak tuna grahita. Hal ini dikarenakan anak dapat menempelkan sendiri bintik-bintik coklat yang digunakan untuk menghitung jumlah angka yang terdapat pada coon ice cream (Media Counting Ice Cream Set) sehingga anak diharapkan dapat meningkat daya kreatifitasnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan media ’Counting Ice Cream Set’ adalah media pembelajaran yang penggunaannya dengan cara penyusunan bintik-bintik coklat pada topping ice cream yang disusun berdasarkan jumlah angka yang terdapat dalam coon ice cream dalam media kain atau spons yang dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan.

commit to user

xxxv

Dokumen terkait