• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

2. Tinjauan tentang Taksonomi bloom

Taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan telah lama

dikembangkan, dan tokoh yang begitu terkenal dengan konsep

taksonominya adalah Benjamin, S. Bloom, Sehingga taksonomi

pendidikan yang dicetuskannya diabadikan dengan sebutan penemunya

yakni Taksonomi Bloom. Taksonomi ialah klasifikasi atau

pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam

bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional,

ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau

sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau

ranah (domain), yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan

belajar yang berorientasi pada kemampuan berpikir; (2) ranah afektif

berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati); dan

(3) ranah psikomotor (berorientasi pada keterampilan motorik atau

penggunaan otot kerangka).

a.

Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah Kognitif ini berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek

intelektual,

seperti

pengetahuan,

pengertian,

dan

keterampilan berpikir. Taksonomi tujuan pembelajaran dalam

kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu:

1)

Pengetahuan (C1)

Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi

paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk

mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau

mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau

teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa

memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain.

Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah dibawah

kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui

belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.

2)

Pemahaman (C2)

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala

pengetahuan

yang

diajarkan

seperti

kemampuan

mengungkapkan

dengan

struktur

kalimat

lain,

membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya. Kemampuan

memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”.

Kemampuan-kemampuan yang tergolong dalam taksonomi ini,

mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi ialah:

a)

Translasi, yaitu kemampuan untuk mengubah simbol

tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.

b)

Interpretasi, yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna

yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun

nonverbal.

c)

Ekstrapolasi,

yaitu

kemampuan

untuk

melihat

kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu

temuan.

3)

Penerapan (C3)

Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep,

prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu.

Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi

contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan,

menyelesaikan, dan mengidentifikasikan mana yang sama.

4)

Analisis (C4)

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya. Secara

rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis,

yaitu: menganalisis unsur, menganalisis hubungan, dan

menganalisis prinsip-prinsip organisasi.

5)

Sintesis (C5)

Jenjang

sintesis

merupakan

kemampuan

untuk

mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu

keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian

sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis, atau

mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada

hubungannya satu dengan yang lainnya.

6)

Evaluasi (C6)

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila seseorang

dapat melakukan penilaian terhadap suatu situasi, nilai-nilai,

atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil

keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun

kuantitatif.

b.

Ranah Afektif

Ranah afektif merupakan kemampuan yang mengutamakan

perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran.

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek

emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap

moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang

berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas.Taksonomi

tujuan pengajaran pada kawasan afektif dikategorikan dalam lima

jenis kategoriyaitu:

1)

Penerimaan (A1)

Meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah,

situasi, gejala, nilai, dan keyakinan. Contoh kata kerja

operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek

penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi,

dan sebagainya.

2)

Tanggapan (A2)

Berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau

merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang

dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional yang biasa

digunakan

untuk

mengukur

aspek

tanggapan

adalah

mengajukan, melaporkan, menampilkan, mendukung, dan

sebagainya.

3)

Penilaian (A3)

Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau

stimulus tertentu. Contoh kata kerja operasional yang biasa

digunakan untuk mengukur aspek penilaian adalah meyakini,

mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.

4)

Pengelolaan (A4)

Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.

Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk

mengukur aspek pengelolaan adalah mempertahankan,

mengubah,

memadukan,

membentuk

pendapat,

dan

sebagainya.

5)

Karakterisasi (A5)

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk

mengukur

aspek

penghayatan

adalah

mendengarkan,

memecahkan, mempengaruhi, dan sebagainya.

c.

Ranah Psikomotor

Selain ranah kognitif dan ranah afektif, ranah psikomotorik

juga termasuk ke dalam taksonomi tujuan pembelajaran menurut

Bloom. Ranah Psikomotor ini mencakup kemampuan yang berupa

keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan,

keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Taksonomi

pembelajaran terhadap ranah psikomotorik ini secara garis besar

dibedakan kedalam 7 tahap, yaitu:

1)

Persepsi (perception)

Kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyaratsensoris dalam

memandu aktivitas motrik.Penggunaan alat indera sebagai

rangsangan untukmenyeleksi isyarat menuju terjemahan.

Misalnya, pemilihan warna.

2)

Kesiapan (set)

Kemampuan untuk menempatkan dirinyadalam memulai suatu

gerakan.kesiapan fisik,mental, dan emosional untuk melakukan

gerakan.Misalnya, posisi start lomba lari.

3)

Gerakan terbimbing (guided response)

Kemampuan untukmelakukan suatu gerakansesuai dengan

contoh

yang

diberikan.Tahap

awaldalam

mempelajari

keterampilan yang kompleks,termasuk di dalamnya imitasi dan

gerakan coba-coba.Misalnya, membuat lingkaran di atas pola.

4)

Gerakan yang terbiasa (mechanical response)

Kemampuan melakukan gerakan tanpamemperhatikan lagi

contoh yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya

membiasakan gerakan-gerakanyang telah dipelajari sehingga

tampildengan meyakinkan dan cakap. Misalnya,melakukan

lompat tinggi dengan tepat.

5)

Gerakan yang kompleks (complex response)

Kemampuan melakukan gerakan atauketerampilan yang terdiri

dari banyak tahap denganlancar, tepat dan efisien. Gerakan

motoris yangterampil yang di dalamnya terdiri dari pola-

polagerakan

yang

kompleks.

Misalnya,

bongkar

pasangperalatan dengan tepat.

6)

Penyesuaian pola gerakan (adjusment)

Kemampuan untuk mengadakan perubahandan menyesuaikan

pola gerakan dengan persyaratan khusus yang berlaku.

Keterampilan

yang

sudahberkembang

sehingga

dapat

disesuaikan dalamberbagai situasi. Misalnya, keterampilan

bertanding.

7)

Kreativitas (creativity)

Kemampuan untuk melahirkan pola gerakanbaru atas dasar

prakarsa atau inisiatif sendiri.Misalnya, kemampuannya

membuat kreasi tari baru.

Dokumen terkait