• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Tinjauan tentang Teams Games Tournament (TGT)

Rusman (2011: 224) mengatakan bahwa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang siswa secara heterogen. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Model ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Dalam TGT, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai lima siswa secara heterogen, baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis (Shoimin, 2016: 203).

Teams Games Tournament atau TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan siswa skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2015: 163). TGT menggunakan turnamen akademik di mana siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu yang lalu (Shoimin, 2016: 203).

38

Menurut Huda (2015: 292) TGT lebih menekankan pada evaluasi individual materi akademik yang sudah dirancang, dan membuka ruang “kompetisi” secara individual ataupun kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Shoimin (2016: 204) mengatakan bahwa aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggiung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari matematika, bahasa, dan ilmu-ilmu sosial, yang telah digunakan mulai dari kelas dua sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Model pembelajaran TGT paling cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas, misalnya pada bidang studi matematika, penggunaan bahasa, geografi, keterampilan membaca peta, fakta-fakta, dan konsep IPA (Asma, 2006: 54). Badar (2014: 132) pun mengatakan bahwa TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu sosial, maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar (SD, SMP) sampai perguruan tinggi.

Slavin (2015: 166) mengatakan bahwa ada beberapa komponen yang terdapat dalam TGT, yaitu presentasi kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (penghargaan). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Aris Shoimin (2016: 204) bahwa ada lima komponen utama dalam TGT yang diantaranya sebagai berikut.

39 a. Penyajian Kelas

Guru menyampaikan materi pada awal pembelajaran dalam penyajian kelas. Penyajian dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah maupun diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan game, karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya dibuat secara heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik saat game.

c. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d. Tournament

Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Guru

40

membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa yang berprestasi sedang pada meja II, dan tiga siswa yang berprestasi rendah pada meja III.

e. Team Recognize (Penghargaan Kelompok)

Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Menurut Asma (2006: 56), skor ini didasarkan jumlah rata-rata yang tercakup oleh anggota kelompok dan kriteria ditetapkan untuk penampilan (hasil) kelompok.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa TGT merupakan model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 5 sampai 6 orang untuk melakukan game dan turnamen. TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran terutama mata pelajaran IPS dan secara individual dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Kelebihan Pembelajaran TGT

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) menurut Shoimin (2016: 207) adalah sebagai berikut.

1) Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademik tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya.

41

2) Model TGT akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.

3) Model TGT akan membuat siswa lebih semangat dalam mengikuti pelajaran, karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.

4) Dalam model pembelajaran ini, siswa akan menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen.

Ahmad Susanto (2014: 234) pun mengatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah siswa tidak akan merasa jenuh dalam melaksanakan proses pembelajaran karena siswa merasa senang dengan adanya permainan dalam model ini. Sedangkan Miftahul Huda (2015: 292) mengatakan bahwa TGT secara individual ataupun kelompok dapat meningkatkan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah dapat meningkatkan semangat belajar karena pembelajaran yang menyenangkan dengan adanya permainan dan turnamen yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

3. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

Badar (2014: 132) memaparkan langkah-langkah pembelajaran TGT sebagai berikut.

a. Guru menyiapkan kartu soal, LKS (Lembar Kerja Siswa), dan alat/bahan. b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang).

42 c. Guru mengarahkan aturan permainannya.

Langkah-langkah pembelajaran TGT mengacu pada lima komponen utama pembelajaran TGT. Slavin (2015: 170) mengatakan TGT terdiri dari siklus reguler aktifitas pengajaran, sebagai berikut:

a. Pengajaran, gagasan utamanya adalah menyampaikan pelajaran.

b. Belajar tim, di mana siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

c. Turnamen, di mana siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta.

d. Rekognisi tim, atau dapat disebut penghargaan tim di mana skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian langkah-langkah tersebut diperjelas oleh Aris Shoimin (2016: 205) sebagai berikut.

a. Penyajian Kelas (Class Presentations)

Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok materi, dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pengajaran langsung atau ceramah yang dipimpin oleh guru.

Pada saat penyajian kelas, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena hal ini dapat membantu siswa bekerja lebih baik saat kerja kelompok dan pada saat game. Skor game akan menentukan skor kelompok.

43 b. Belajar dalam Kelompok (Teams)

Pada tahap ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi) siswa dari ulangan harian sebelumnya, jenis kelamin, etnik, dan ras. Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman sekelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja lebih optimal pada saat game berlangsung.

Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan siswa adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep teman sekelompoknya. c. Permainan (Games)

Permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Game dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili timnya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen mingguan. d. Pertandingan atau Lomba (Tournament)

Turnamen adalah struktur belajar di mana game terjadi. Biasanya dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa yang memiliki prestasi tinggi

44

dikelompokkan pada meja I, tiga peserta dengan prestasi sedang pada meja II, dan seterusnya.

e. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Setelah turnamen berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang. Masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” jika rata-rata skor mencapai 50-40 dan “Good Team” jika rata-ratanya 40 ke bawah. Hal ini dapat memberikan kebanggaan tersendiri bagi para siswa atas prestasi yang telah mereka buat.

Dari berbagai pendapat mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran TGT di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah pembelajaran TGT menurut pendapat Shoimin (2016: 205) yang diawali dengan penyajian kelas, belajar dalam kelompok, permainan, turnamen, dan diakhiri dengan penghargaan kelompok.

4. Model Pembejaran Kooperatif Tipe TGT dalam Pembelajaran IPS Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS pada penelitian ini didasarkan dari langkah-langkah pembelajaran TGT menurut pendapat Shoimin (2016: 205) sebagai berikut:

a. Penyajian Kelas

Penyajian kelas dalam pembelajaran IPS berisi tentang bagaimana guru dan siswa melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran diawali dengan

45

penyampaian tujuan oleh guru dari kompetensi dasar yang akan dilaksanakan yaitu menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan. Setelah guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan penyampaian materi secara garis besar. Materi yang disampaikan adalah materi IPS kelas V semester genap tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi. Sebelum melangkah ke langkah selanjutnya terlebih dahulu guru menjelaskan secara singkat mengenai LKS yang akan siswa diskusikan.

b. Belajar dalam Kelompok

Pada tahap ini, guru membagi kelas menjadi siswa dalam 4 kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan akademik. Kemampuan akademik diketahui dari hasil ulangan harian sebelumnya. Dari ketiga kelompok tersebut, masing-masing kelompok beranggotakan 7 – 8 orang siswa. Setelah semua kelompok terbagi, selanjutnya guru membagikan LKS untuk didiskusikan siswa dalam kelompok masing-masing dan membahasnya bersama kelompok lain jika diskusi selesai dilakukan.

c. Permainan (Games)

Permainan dilakukan dengan membagi siswa ke dalam meja turnamen terlebih dahulu. Dalam 1 meja turnamen terdiri dari 3 – 4 siswa berdasarkan kemampuan akademik dan mewakili timnya masing-masing. Sebelum permainan dimulai, siswa melakukan hompimpah. Permainan dimulai dengan memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi dan disesuaikan dengan kemampuan siswanya. Sebelumnya guru harus menyampaikan peraturan permainan kepada siswa.

46 d. Pertandingan (Tournament)

Seperti yang telah dijelaskan oleh Aris Shoimin (2016) sebelumnya bahwa tournament dalam TGT adalah struktur belajar di mana game terjadi. Pada tahap ini guru membagi siswa ke dalam 8 meja turnamen. Tiga siswa yang memiliki prestasi tinggi dikelompokkan pada meja I, tiga peserta dengan prestasi sedang pada meja II, dan seterusnya. Siswa harus benar-benar memperhatikan peraturan yang disampaikan oleh guru sebelumnya. Peraturan diambil dari pendapat Slavin (2015: 173) sebagai berikut:

1) Pembaca

Pembaca adalah orang pertama yang mendapat giliran untuk bermain. Pembaca pertama mengambil kartu bernomor dan membaca pertanyaan yang ada dibalik kartu tersebut dengan keras dan mencoba untuk menjawab. Pembaca yang tidak yakin akan jawabannya diperbolehkan menebak tanpa dikenai sanksi. 2) Penantang I

Penantang I adalah orang yang berada di sebelah kiri pembaca pertama. Setelah si pembaca memberikan jawaban, siswa yang berada di sebelah kirinya mempunyai opsi untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. 3) Penantang II

Penantang II adalah orang yang berada di sebelah kiri penantang I dan memiliki tugas yang sama dengan penantang I. Penantang II beraksi ketika penantang I melewati pertanyaan pembaca pertama, atau jika penantang II mempunyai jawaban yang berbeda dengan dua peserta pertama, maka penantang II boleh menantang. Akan tetapi, penantang I maupun penantang II harus berhati-hati

47

karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya (jika ada) apabila jawaban yang mereka berikan salah.

Apabila semua peserta sudah memberikan jawaban, peserta yang ada di sebelah kiri pembaca memeriksa jawaban dan membacakan jawaban yang benar dengan keras. Pemain yang memberikan jawaban benar akan menyimpan kartunya. Jika kedua penantang memberikan jawaban salah, dia harus mengembalikan kartu yang telah dimenangkan ke tempat semula. Untuk putaran berikutnya, semua bergerak satu posisi ke kiri. Permainan berlanjut sampai pertanyaan telah habis. Apabila permainan sudah berakhir, para pemain menghitung banyak kartu yang mereka kumpulkan pada kolom yang telah disediakan oleh guru.

e. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

Setelah turnamen berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang. Masing-masing kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kelompok mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” jika rata-rata skor mencapai 50-40 dan “Good Team” jika rata-ratanya 40 ke bawah.

Rata-rata skor didapat dari banyaknya skor yang dikumpulkan masing-masing siswa saat turnamen. Untuk menentukan skor tim, dapat dilihat tabel berikut.

48

Tabel 4. Pemberian Poin Turnamen untuk Empat Pemain

Pemain Tidak ada yang seri Seri nilai terting gi Seri nilai tengah Seri nilai rendah Seri nilai tertinggi 3 macam Seri nilai terendah 3 macam Seri 4 macam Seri nilai tertinggi & terendah Skor tertinggi 60 50 60 60 50 60 40 50

Skor Tengah atas 40 50 40 40 50 30 40 50

Skor Tengah bawah 30 30 40 30 50 30 40 30

Skor terendah 20 20 20 30 20 30 40 30

Sumber: Slavin (2015: 175)

Tabel 5. Pemberian Poin Turnamen untuk Tiga Pemain

Pemain Tidak ada

yang seri Seri nilai tertinggi Seri nilai terendah Seri 3 macam Skor tertinggi 60 50 60 40 Skor tengah 40 50 30 40 Skor terendah 20 20 30 40 Sumber: Slavin (2015: 175)

Dokumen terkait