TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoretik 1. Minat
a. Pengertian Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang. Selain itu minat juga merupakan salah satu faktor
psikologis yang sangat penting untuk keberhasilan seseorang. Seseorang
yang mengerjakan suatu pekerjaan disertai minat, pada umumnya akan
memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat.
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk
merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang
berkecimpung pada bidang itu (Winkel, 1983; 30). Pendapat lain
mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan di mana seseorang
menaruh perhatian terhadap obyek tertentu disertai dengan adanya
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif (Bimo Walgito,1977; 38).
Berdasarkan uraian di atas maka minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dapat diartikan sebagai kecenderungan yang
mengarahkan siswa untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMA, yang
ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap perguruan tinggi,
perasaan tertarik, dan perasan bahwa perguruan tinggi bersangkut paut
dengan kebutuhannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan
Tinggi menurut Giatama (Giatama, 1990; 6) digolongkan menjadi dua:
1) Minat secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat
timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat,
jenis kelamin, dan intelegensia.
2) Minat secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat
pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara
lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua, dan teman
sebaya.
Munculnya minat tidak secara tiba-tiba melainkan terbentuk dan
berkembang melalui proses pendidikan, sosialisasi dan proses interaksi di
sekolah, masyarakat dan di dalam keluarga. Winarno Surakhmat
(1978; 64) mengatakan bahwa minat dipengaruhi oleh jenis kelamin,
intelegensia, kesempatan, lingkungan dan apa yang menjadi minat teman
sebayanya. Dalam hal ini Andi Mappiare (1980; 64) mengatakan minat
dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial
dan pengalaman.
Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang, dalam hal ini
adalah minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tetapi dalam hal ini
1) Status sosial ekonomi orang tua, biasanya hanya meliputi tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan. Tetapi dalam
penelitian ini akan ditambahkan dengan fasilitas yang dimiliki
keluarga.
2) Prestasi belajar siswa.
3) Motivasi belajar.
2. Perguruan Tinggi
Dalam lingkup usaha-usaha pendidikan GBHN 1983 menegaskan
bahwa Perguruan tinggi dijadikan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta pusat kegiatan penelitian sesuai dengan kebutuhan
pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Perguruan tinggi
mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar
terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan
Tridharma Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi mengembangkan tata
kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral
Pancasila dan berkepribadian Indonesia (S.V.Wissenschaft, 1957).
a. Tujuan pendidikan tinggi
1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk peningkatan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
budaya nasional.
b. Bentuk-bentuk perguruan tinggi
1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan kejuruan yang lingkungannya biasa dikenal sebagai
pendidikan profesional .
2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu
bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri dari satu fakultas
dan terdiri dari satu atau lebih jurusan.
3) Institut adalah perguruan tinggi yang melaksanakan satu bidang
pendidikan kejuruan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau
seni. Institut dapat terdiri dari sejumlah fakultas dan dapat terdiri
dari satu atau lebih jurusan.
4) Universitas adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program
pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terdiri dari banyak
fakultas dan jurusan.
3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Menurut Astrid S. Susanto (1977; 99) “Status” adalah perbandingan
masyarakat, dan merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah
laku manusia.
Pendapat lain mengatakan “Kedudukan” diartikan sebagai tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan
orang lain dalam kelompok tersebut (Soerjono Soekanto, 1999; 233).
Sedangkan Mayor Polak (1964; 307) berpendapat bahwa status sosial
dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam
masyarakatnya. Selanjutnya status mempunyai 2 aspek :
a. Aspek yang agak statis (struktural) dimaksudkan sifatnya hirarkis
ialah mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya secara relatif
terhadap status lain.
b. Aspek yang relatif lebih dinamis (aspek fungsional) dimaksudkan
peranan sosial diharapkan dari seseorang yang menduduki status
tersebut.
Sehubungan dengan konsep status dalam aspeknya yang struktural,
maka setiap orang yang satu dengan orang yang lain, sehingga setiap
orang mempunyai status atau kedudukan yang berbeda satu dengan
lainnya, tergantung posisinya dalam masyarakat.
Adanya perbedaan kedudukan-kedudukan tersebut menyebabkan
sistem pelapisan sosial atau sosial stratification yaitu perbedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara
hierarkis yang dapat menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis dalam
Barang merupakan sesuatu yang dihargai masyarakat biasanya
berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, bisa juga
berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan beragama dan
juga keturunan dari keluarga yang terhormat (Selo Sumarjan dan
Sulaiman Sumardi, 1964; 271).
Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam
kedudukan yaitu (Soerjono Soekanto; 217-218) :
a. Ascribed Status yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh melalui kelahiran.
b. Achieved Status yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh
melalui kelahiran akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja
dan ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam
mengejar dan mencapai tujuannya.
Dengan demikian sistem pelapisan dalam masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya. Dalam proses pertumbuhan masyarakat itu
ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan
bersama yang biasanya menjadi alasan terjadinya sistem pelapisan
tersebut adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan
kekerabatan, seseorang pemuka masyarakat dan mungkin juga harga
dalam batas-batas tertentu. Sedangkan yang biasa dipakai sebagai
dengan yang lainnya adalah sebagai berikut (Soerjono Soekanto;
231-232):
a. Ukuran kekayaan
Ukuran kekayaan (kebendaan) dapat dijadikan suatu ukuran,
barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam
lapisan atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dalam
bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadi, cara
menggunakan pakaian, serta bahan pakaian yang dipakainya,
kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.
b. Ukuran kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang, menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini
banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka
adalah golongan tua atau mereka pernah berjasa pada
masyarakat.
d. Ukuran ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dan dipakai oleh masyarakat
Setiap orang dalam suatu keluarga akan mempunyai
unsur-unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sedikit
banyaknya unsur-unsur yang dimiliki, baik secara kuantitas maupun
kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi
yang dimilikinya. Melly G-Tan (1977; 53) menyatakan bahwa konsep
kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah
sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis
pekerjaan, dan penghasilan.
Oleh karena itu penulis mengkaji status sosial ekonomi orang
tua ini menjadi tiga segi yaitu:
a. Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang
dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan
membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan
hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan tetapi juga
berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan , kekayaan, dan
status sosial dalam masyarakat seseorang yang berpendidikan akan
cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga
dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi pada
umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan
b. Jenis pekerjaan orang tua
Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan adalah suatu bentuk
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan
yang ditekuni sebagai suatu profesi. Pekerjaan dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu (BPS; 12):
1) Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai sumber utama penghasilan, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah
tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum
mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya
penghasilan lain diluar penghasilan pokok, yang disebut sebagai
pekerjaan dengan penghasilan tambahan.
2) Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau
dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh
penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat
pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis pekerjaan berpengaruh
terhadap penghasilan seseorang, kemudian juga berpengaruh terhadap
Dr. J. James Spillange membuat table jenis pekerjaan orang tua
menjadi 25 pekerjaan. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis
pekerjaan menjadi 5 jenis berdasarkan prestise dalam masyarakat.
a) pegawai negeri.
b) pegawai swasta.
c) wiraswasta/ pedagang.
d) petani/ pengrajin.
e) buruh.
c. Pendapatan orang tua
Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap
proses produksi (Gilarso, 1991; 63). Jadi yang dimaksud dengan
pendapatan orang tua adalah segala bentuk balas karya, balas karya
yang diperoleh sebagai imbalan atau balas karya atas sumbangan
orang tua sebagai proses produksi. Pendapatan keluarga dapat
bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, hasil dari
milik. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan
penghasilan, bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian
tersebut.
Pendapatan oleh keluarga dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Gilarso
tergantung pada berbagai hal, antaera lain :
2) besarnya keluarga.
3) tingkat harga kebutuhan keluarga.
4) tingkat pendidikan keluarga.
5) lingkungan sosial ekonomi keluarga.
6) kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan
keluarga.
4. Prestasi Belajar Siswa
Belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa
pembaharuan pada individu (Roestiyah 1982; 149). Pendapat lain
mengatakan bahwa belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan
sikap (W.S Winkel 1987; 36).
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Dari definisi
tersebut maka yang dimaksud prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
hasilnya ditunjukkan dengan nilai-nilai tes atau angka. Sedangkan
pengertian umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang dicapai
seseorang dalam bidang tertentu. Apabila seseorang belajar maka ia akan
memperoleh hasilnya.
Hasil adalah perubahan di dalam diri si pelajar, di mana ia dapat
mempunyai hasil yang berbeda-beda dari apa yang telah dipelajari.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak
dalam prestasi yang diraihnya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari
hasil evaluasi belajarnya.
Untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan
mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun
praktek yang kemudian diberi skor. Hasil dari pengukuran ini merupakan
informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang
disebut prestasi belajar (Masrun, 1975; 1). Prestasi belajar siswa nampak
dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai rapor .
Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian prestasi
akademik meliputi dari dalam dan luar diri siswa. Intelegensia, bakat,
minat, aspirasi, harapan, keuletan, kerajinan, dan kemandirian merupakan
faktor dari dalam. Faktor yang berasal dari luar meliputi kondisi
lingkungan belajar, guru sebagai fasilitator dan pembimbing belajar
sarana dan prasarana yang tersedia.
5. Motivasi Belajar
Motivasi menurut Mc. Donald adalah perubahan energi dari diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan yang akan dicapai
(Sardiman, 1986; 73). Pengertian ini mengandung tiga elemen penting
a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling” pada
diri seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu,
demi mencapai suatu tujuan (Ws. Winkel, 1989; 92). Motivasi belajar
adalah dorongan yang ada pada diri siswa baik dari dalam ataupun
dari luar untuk belajar disertai usaha atau cara-cara untuk
meningkatkan pemahaman suatu mata pelajaran baik di sekolah,
maupun di luar sekolah.
1) Jenis-Jenis motivasi
Menurut Sardiman (1986; 84), motiasi dapat dibedakan menjadi :
a) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya:
1) Motivasi bawaan, motivasi ini ada tanpa dipelajari.
2) Motivasi yang dipelajari.
b) Motivasi Menurut Pembagian Woodworth dan Marquis:
1) Motivasi organis.
2) Motivasi darurat.
3) Motivasi obyektif.
d) Motivasi intrinsik dan ektrinsik.
1) Motivasi intrinsik, merupakan motivasi yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik, bukan merupakan bentuk motivasi
yang berasal dari individu karena motivasi belajar selalu
berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh
orangnya sendiri, walaupun orang lain mungkin
memegang peranan dalam menimbulkan motivasi itu.
2) Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Ali Imron (1996; 100), ada beberapa unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
a) Cita-cita atau aspirasi pembelajaran.
Setiap manusia mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu
dalam hidupnya yang senantiasa dikejar dan diperjuangkan.
Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang akan dihadapi
seseorang akan tetap berusaha untuk meraihnya. Oleh karena
itu, cita-cita sangat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
b) Kemampuan Pembelajar
Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda, sehingga
Sebab orang yang berkemampuan rendah akan susah
menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi.
c) Kondisi Pembelajaran
Kondisi ini dibedakan menjadi dua yaitu kondisi fisik dan
psikologis.
d) Kondisi lingkungan Belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar
tersebut belajar dan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan
seseorang dalam kaitannya dengan orang lain.
3) Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivsi belajar menurut
Brown, (Ali Imron, 1996 ; 88) adalah sebagai berikut :
a) tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap
acuh tak acuh.
b) tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan.
c) mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan
perhatiannya terutama pada guru.
d) ingin selalu bergabung dalam kelas.
e) ingin identitas dirinya diakui orang lain.
f) tindakan kebiasaannya dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g) selalu mengingat pelajaran dan mempelajarinya kembali.