• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Teori Tentang Labu Siam 1 Labu siam

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-39)

Labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) merupakan tanaman subtropis dan termasuk ke dalam spesies cucurbitaceus yang sering digunakan sebagai bahan makanan. Tanaman ini berasal dari Meksiko dan telah dibudidayakan sejak zaman pra-Kolombia (Saade, R, L. 1996). Labu siam termasuk salah satu komoditas yang sangat mudah ditemukan, hal ini sesuai dengan data statistik yang menyatakan bahwa produksi labu siam dari tahun 2000 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu dari 158.654 ton menjadi 428.083 ton (Badan Pusat Statistik, 2013).

Buah labu siam ditunjukkan pada Gambar 2.1.

41

Gambar 2.4 Labu Siam (Badan Pusat Statistik, 2013)

Dalam bidang pengobatan, labu siam memiliki aktivitas diuretik, antihiperlipidemia, antiinflamasi (Satish, 2013), dan penurunan kadar glukosa darah . Saponin sangat bermanfaat dalam menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol dalam tubuh. Alkaloid mampu meperlancar peredaran darah sehingga dapat mencegah stroke, sedangkan tanin memiliki aktivitas antimikroba. Senyawa polifenol, antosianin, dan flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, membantu mencegah kanker, dan membantu menghentikan proses inflamasi.

Kandungan gizi buah labu siam dalam 100 gram daging buah labu siam dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Buah Labu Siam (Satish, K, K. 2013) Kandungan Jumlah

Kandungan

Manfaat Kandungan

Protein (g) 0,82

Untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan sel atau jaringan, termasuk sel otak pada janin.

Lemak (g) 0,13 Untuk memberikan energi untuk ibu hamil

Karbohidrat (g) 3,9 sumber kalori yang penting bagi ibu hamil.

Serat (g) 1,7

Untuk mencegah asupan kalori berlebih dan menjaga berat badan ibu hamil agar tidak berlebihan.

Gula (g) 1,85 Untuk membantu memenuhi

kebutuhan energi

42

Kalsium (mg) 17 untuk membangun tulang dan gigi janin.

Besi (mg) 0,34 Untuk membantu meningkatkan

volume darah dan mencegah anemia.

Magnesium (mg) 12

Untuk mendukung proses

pertumbuhan janin dan mengurangi risiko cacat pada bayi.

Fosfor (mg) 18

Untuk mendukung kepadatan tulang dan gigi ibu hamil dan janin dalam kandungannya.

Kalium (mg) 125

untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah.

Natrium (mg) 2

Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu fungsi saraf, dan memengaruhi cara kerja otot.

Seng (mg) 0,74 Untuk mendukung tumbuh kembang janin

Tembaga (mg) 0,12 Untuk meningkatkan imunitas tubuh

Mangan (mg) 0,19

untuk metabolisme lemak dan karbohidrat, serta penyerapan kalsium dan regulasi gula darah.

Selenium (mg) 0,2 Untuk membantu sistem kekebalan tubuh

Vitamin C 7,7 untuk kesehatan gigi, gusi, dan tulang, serta membantu penyerapan zat besi.

Tiamin (mg) 0,03 Untuk mengurangi resiko cacat lahir

Riboflavin (mg) 0,03

Untuk membantu menjaga kesehatan kehamilan, dan megurangi resiko preeklampsia

Niacin (mg) 0,47 Untuk mencegah keguguran

Vitamin B6 (mg) 0,08

untuk pembentukan sel darah merah, untuk efektivitas manfaat protein, lemak, dan karbohidrat.

Folat (mkg) 93

Untuk mengurangi risiko cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf pada janin yang memengaruhi otak serta sumsum tulang belakang janin.

Vitamin E (mkg) 0,12

Untuk membantu mencegah pembentukan gumpalan selama dan pasca kehamilan, dan Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dari ibu hamil

43

dan bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim.

Vitamin K (mkg) 4,6 Untuk membentuk darah bagi ibu hamil

Serat pangan mampu mengurangi waktu tinggal (transit time) makanan sejak dari rongga mulut hingga sisa makanan dikeluarkan dalam bentuk feses. Selama tinggal di saluran pencernaan, serat pangan akan mengikat zat-zat karsinogenik (penyebab kanker). Berkat singkatnya transit time sisa makanan di saluran pencernaan, waktu zat karsinogenik bermukim dalam tubuh juga makin pendek, sehingga peluang terjadinya kanker menjadi sangat kecil.

Kandungan asam folat pada buah labu siam juga cukup baik, yaitu 93 mkg per 100 g. Konsumsi 100 gram labu Siam cukup untuk memenuhi 23,25 persen kebutuhan tubuh akan asam folat.

Asam folat sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mengurangi risiko kelahiran bayi cacat. Konsumsi asam folat yang rendah pada ibu hamil berhubungan erat dengan berat bayi lahir rendah dan kejadian neural tube defects (gangguan otak).

Defisiensi asam folat ditandai oleh gejala anemia, yaitu jumlah sel butir darah merah berkurang. Kebutuhan asam folat pada orang dewasa adalah 400 mkg per hari. Kebutuhan ini menjadi dua kali lipat pada ibu yang sedang hamil, dan bertambah 50 persen pada ibu yang sedang menyusui.

Buah labu siam juga kaya akan Kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi juga akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu memperlancar keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar.

Selain itu, buah labu siam juga mengandung komponen vitamin yang cukup tinggi. Niasin merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang disebut sebagai vitamin B3, berfungsi untuk menurunkan produksi

44

VLDL (very low density lipoprotein) di dalam hati, sehingga produksi kolesterol LDL (low density lipoprotein) dan trigliserida dapat menurun.

Niasin berperan pada reaksi enzimatik di dalam tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, yaitu sebagai koenzim I dan koenzim II.

Niasin sangat diperlukan agar suplai energi dalam jaringan tubuh berjalan normal. Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan akan mengakibatkan pellagra serta dermatitis, yaitu gangguan kulit yang khas dan simetris, terutama di bagian badan yang tidak tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, dan leher.

Labu siam juga kaya akan vitamin B6. Vitamin B6 mempunyai peran penting dalam metabolisme protein. Vitamin B6 sangat esensial untuk proses transaminasi dan deaminasi serta dekarboksilasi asam amino.

Kebutuhan per hari mencapai 0,02 mg untuk dewasa, 0,015 mg untuk bayi, 0,2-1,2 untuk anak-anak, dan 1,4-2 mg untuk remaja. (Saade, R, L.

1996)

Kandungan selenium pada labu siam juga cukup baik. Selenium berperan penting untuk memperbaiki mood. Sebuah penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa orang yang kadar selenium tubuhnya paling rendah menunjukkan mood yang paling buruk. Konsumsi selenium disarankan sekitar 55-70 mikrogram perhari.

Labu siam mempunyai sejumlah khasiat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat terbesar labu siam adalah kemampuannya menurunkan tekanan darah tinggi. Makanan tergolong makanan sehat untuk jantung dan pembuluh darah bila mengandung rasio kalium:natrium minimal 5:1. Setiap 100 gram buah labu siam mengandung kalium:natrium dengan perbandingan 62:1.

Selain itu, labu siam juga diketahui memiliki efek diuretik, sehingga mampu menurunkan kadar garam di dalam darah melalui pembuangan air seni. Berkurangnya kadar garam yang bersifat menyerap atau menahan air ini akan meringankan kerja jantung dalam memompa darah, sehingga tekanan darah akan menurun. (Saade, R, L. 1996)

45

Labu siam juga sangat baik bagi penderita asam urat. Efek diuretik dari labu siam akan melancarkan pembuangan air kecil, sehingga kelebihan asam urat dapat segera dikeluarkan dari dalam tubuh. Labu siam juga baik bagi penderita diabetes. Hal itu disebabkan pada labu siam terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sehingga penderita diabetes tidak perlu mengonsumsi makanan pokok secara berlebihan.

Kandungan air yang tinggi pada labu siam membuatnya sangat baik untuk menjaga kesehatan ginjal. Labu siam juga mengandung komponen saponin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kandungan saponin sangat bermanfaat untuk menghambat dan mencegah penyerapan kolesterol di dalam darah. Rata-rata konsumsi saponin yang dianjurkan adalah 15 mg setiap hari.

Pada labu siam juga terkandung komponen tanin yang bersifat antimikroba, serta alkaloid yang mampu memperlancar peredaran darah sehingga mencegah penyakit stroke. Meskipun belum memiliki bukti ilmiah secara pasti, labu siam telah dikenal sebagai obat wasir. Hal itu mungkin disebabkan kandungan seratnya yang cukup baik.

Selain itu, labu Siam juga baik untuk penderita sariawan. Namun, labu siam tidak cocok diberikan kepada penderita rematik karena sifat dinginnya dapat memicu munculnya gejala sakit.

46

2.3 Kerangka Teori, Kerangka Konsep Penelitian dan Hipotesis Preeklampsia

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 33-39)

Dokumen terkait