1. Definisi
a. 0etuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa airdari /agina setelah kehamilan berusia minggu sebelum proses persalinan berlangsung. saifudin, 44 %
b. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Eaktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim
periode laten %. manuaba, 44! %
c. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primipara kurang dari $ cm dan pada multipara kurang dari
1 cm. Mochtar, !""* %
d. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadi proses persalinan berlangsung. Prawirohardjo, 44 %.
2. Etiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini masih belum jelas dan tidak dapat dipastikan apa penyebabnya, akan tetapi penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktor dijabarkan sebagai berikut:
a. Ser/ik inkompeten
Ser/ik dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri internum atau pada ser/ik yang terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dan diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin dalam masa kehamilan trimester dua
dan tiga Prawirohardji, 44 % b. nfeksi
nfeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan kulit ketuban dapat pecah, misalnya aminonitis atau kasioaminionitis, infeksi genetalia, Manuaba, !""*%.
c. 0etegangan rahim berlebihan
0etegangan rahim berlebihan seperti kehamilan ganda dan hidramion. Peningkatan tekanan distensi pada kulit ketuban diatas ostium uteri internum pada ser/ik yang sudah terbuka atau peningkatan tekanan pada intra uterin
yang meninggi secara mendadak Manuaba, !""* % d. 0elainan letak janin dalam rahim
0elainan letak berarti tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul P)P % yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah. Manuaba, !""* %
e. 0elainan bawaan dari selaput ketuban
0elainan bawaah dari selaput ketuban misalnya pada selaput ketuban yang terlalu tipis sehingga sangat mudah pecah.
f. 0emungkinan kesempitan panggul
ni sering terjadi padaperut gantung bagian terendah belum masuk pintu atas panggul P)P %, safalopel/ik disproporsi, dimana tidak dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah, atau tidak dapat tertutup secara sempurna.
3. Patofisiologi
a. Terjadi pembukaan premature ser/iks
b. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan /askularisasi.
c. -ila terjadi pembukaan ser/iks, maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dan terjadi pengeluaran air ketuban.
d. Melemahnya daya tahan ketuban dapat dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enFim:
1) 6nFim proteolitik 2) 6nFim kolegenase
4. Manifestasi Klinis
a. 0eluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan. &apat keluar sedikit'sedikit atau sekaligus banyak.
b. &apat disertai demam bila sudah ada infeksi. c. 8anin mudah diraba.
d. Pada pemeriksaan dalam kasus 0P& yang perlu dikaji adalah
<ntuk mengetahui bagaimana keadaan /agina
Penipisan ser/iks
0onsistensi ser/iks
0ulit ketuban
Penurunan kepala
&enominator dan apakah ada bagian yang menumbung
-agian terbawah dari janin
Point of direction
e. Pada pemeriksaan dengan inspekulo tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
5. Pe!eri"saan Diagnosti"
a. <ltrasonografi <S2%
<S2 dapat mengidentifikasi kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
b. Pemantauan 8anin
Membantu dalam menge/aluasi janin, dapat dilakukan dengan e/aluasi &88 menggunakan funduskop.
c. Protein C'5eaktif
Peningkatan protein C'5eaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnionitis.
d. Tes 9akmus tes nitraFin%
8ika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban alkalis%. &arah dan infeksi /agina dapat mengahasilkan tes positif palsu.
e. Tes Pakis
&engan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopis mununjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
f. Pemeriksaan inspekulo
Bilai apakah cairan ketuban diforniks posterior dan mengambil sample cairan untuk pemeriksaan bakteriologis.
6. Penatala"sanaan
a. Penanganan <mum
1) 0onfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan <S2.
2) 9akukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar jumlah, warna, bau% dan membedakannya dengan yang urine. &engan pemeriksaan tes lakmus, bila kertas lakmus biru menunjukkan air
ketuban basa%, dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urin asam%.
3) 8ika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan setelah $ minggu%, jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
4) Tentukan ada tidaknya infeksi. 5) Tentukan tanda'tanda inpartu. b. Penanganan 0husus
0onfirmasi diagnosis
1) -au cairan ketuban yang khas.
2) 8ika keluarnya cairan ketuban sedikit'sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai ! jam kemudian
3) &engan spekulum, lakukan pemeriksaan inspekulo. Bilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.
c. Penanganan 0onser/atif
1) 5awat di runah sakit.
2) -erikan antibiotika ampisilin 3144 mg, atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin% dan metronidaFole 144 mg selama # hari.
3) 8ika umur kehamilan A $'$3 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negati/e, beri deametasone, obser/asi tanda'tanda infeksi dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan $# minggu.
5) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik salbutamol%, deametasone dan lakukan induksi
sesudah 3 jam.
6) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, ada infeksi, beri antibiotika dan lakukan induksi.
7) Bilai tanda'tanda infeksi suhu, leukosit, tanda'tanda infeksi intra uterin%. 0lien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolaps tali pusat.
d. Penanganan )ktif
1) 0ehamilan @ dari $# minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. &apat pula diberikan misoprotal 14 Gg intra/ena tiap = jam maksimal 3 kali.
2) -ila ada tanda'tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
• -ila skor pel/ic A 1, lakukan pematangan ser/iks kemudian induksi, jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC.
• -ila skor pel/ic @ 1, lakukan induksi persalinan, partus per/aginam.
S"e!a Penatala"sanaan $1$1 Partus per/aginam dengan induksi persalinan 8anin H Partus per/aginam dengan induksi 0ehamilan $'$= minggu 8anin hidup 8anin H 9etak memanjang 0P& A $= minggu Memanjang Per/aginam H induksi Per/aginam H embriotomi SC Per/aginam H induksi 9intang 9intang SC 8anin H 8anin hidup 0ehamilan A $ minggu
Terdapat tanda'tanda infeksi
)ktif 0onser/atif
Penjelasan skema penatalaksanaan
Pada 0P& kehamilan aterm bila skor pel/iks @ 1 cm terdapat tanda'tanda inpartu lakukan persalinan per/aginam, dan bila belum ada tanda inpartu lakukan induksi dengan oksitosin, jika berhasil lakukan persalinan per/aginam dan bila gagal lakukan SC.
Pada 0P& kehamilan aterm skor pel/ik A 1 cm lakukan pematangan ser/iks dengan oksitosik atau prostaglandin dan pantau selama ! jam, dari hasil pematangan ser/iks skor A 1 cm ada tanda'tanda inpartu lakukan persalinan
$=$=
0P& kehamilan aterm
Per/aginam
0etuban pecah ='* jam
npartu 0onser/atif maksimal 3 jam 3 jam sudah mulai dinilai% Skor A 1 Pematangan dengan oksitoksin prostaglandin Skor pel/iks A 1 Skor @ 1 npartu -elum inpartu Per/ag nduksi 2agal SC Per/ag SC Per/aginam -erhasil Skor pel/iks @ 1 -erhasil SC SC -erhasil 2agal Per/aginam nduksi -elum inpartu Per/aginam Skor @ 1 Skor A 1
Pematangan ser/iks dengan oksitosin H prostaglandin ! jam%
SC
2agal nduksi oksitosin
-elum inpartu
per/aginam., skor ser/iks A 1 cm belum inpartu lakukan induksi dan bila berhasil lakukan persalinan per/aginam, bila gagal lakukan SC.
Pada 0P& kehamilan aterm dilakukan penatalaksanaan secara konser/atif dan pantau maksimal 3 jam, bila skor ser/iks @ 1 cm belum inpartu lakukan
induksi dan bila berhasil persalinan per/aginam, bila gagal SC.
Skor ser/iks @ 1 cm inpartu langsung persalinan per/aginam.
Penatalaksanaan secara konser/atif bila didapatkan skor ser/iks A 1 cm lakukan pematangan dengan oksitosin atau prostaglandin.
7. Ko!pli"asi Ket$ban Pe)a# Dini
a. nfeksi intrapartum korioamnionitis%
b. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm c. Prolaps tali pusat
d. +ligohidramnion
8. Pat#'a&sÿÿfhÿÿÿÿshpbxcÿÿumnÿÿxignoeÿÿÿÿ!"0ÿÿ
$*$*
0etegangan rahim berlebihan
Penonjolan dan robekan selaput janin
&ilatasi ser/iks berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules
Ser/iks tidak membuka 8anin terdorong sampai ser/iks
0ontraksi uterus
8anin tidak majuturunpenekanan selaput ketuban terus menerus Pel/ic sempit
8anin terdorong ke uterus 0ontraksi uterus
Selaput ketuban rapuh Peradangan pada selaput ketuban
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko kehamilan karena faktor umur sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penatalaksanaan.
• )gama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan.
• Pendidikan
<ntuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu dalam memberi informasi tentang persalinan.
• Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi pasien. (al ini perlu dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien karena pada ketuban pecah dini juga dapat disebabkan ibu terlalu banyak berakti/itas sehingga lebih rentan terjadinya pecah.
• )lamat
<ntuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila perlu.
• dentitas suami
<ntuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila sewaktu 7 waktu dibutuhkan dan dalam pengambilan keputusan didalam keluarga. Selain itu juga selama proses perawatan.
• )lasan datang ke rumah sakit
<ntuk mengetahui pasien tersebut datang rujukan atau tidak, dan untuk mengetahui keluhan pasien.
• 0eluhan utama
Pada kasus ketuban pecah dini, keluhan utama yang dirasakan adalah pengeluaran cairan yang berwarna jernih dan berbau khas yang sedikit 7 sedikit atau sekaligus banyak yang dapat keluar kapan saja.
• 5iwayat kesehatan
-
5iwayat kesehatan sekarangPada kasus ketuban pecah dini dikaji hal'hal yang berkaitan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini misalnya penyakit menular seperti infeksi genetalia, merupakan faktor predisposisi selaput ketuban menjadi lemah.
-
5iwayat kesehatan laluPada riwayat kesehatan lalu, perlu dikaji mengenai riwayat kesempitan panggul karena juga merupakan salah satu dari faktor predisposisi ketuban pecah dini.
-
5iwayat kesehatan keluaga<ntuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien, misalnya: penyakit keturunan menular, kelainan bawaan dan keturunan kembar, misalanya pada kehamilan kembar dapat menyebabkan ketegangan rahim yang berlebihan atau tekanan intra uterin yang meninggi secara mendadak sehingga selaput mudah pecah.
• 5iwayat obstetrik
-
5iwayat perkawinan<ntuk mengetahui lamanya perkawinan dan adanya infertilitas yang membantu dalam pertimbangan pelaksanaan tindakan.
-
5iwayat menstruasi<ntuk mengetahui hari pertama haid terakhir (P(T % untuk menentukan umur kehamilan yang sebenarnya karena pada
ketuban pecah dini biasanya terjadi pada usia kehamilan $= minggu atau lebih dari $= minggu.
-
5iwayat kehamilan sekarang&itanyakan apakah pasien memerlukan pemeriksaan antenatal secara teratur. ni berhubungan dengan pemantauan kehamilan dan deteksi dini persalinan dengan ketuban pecah dini, terutama pada keluhan karena untuk memastikan kalau itu benar ketuban pecah, selain itu untuk mengetahui apakah mendapat imunisasi TT, obat' obat apa saja yang dikonsumsi ibu selama hamil.
• 5iwayat kontrasepsi
&itanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena salah satu efek samping kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur atau tidak haid sehingga dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menentukan (P(T.
• Pola pemenuhan kebutuhan sehari'hari
-
Pola nutrisi-agaimana pola makan dan kebutuhan cairan, tersedianya nutrisi berkaitan dengan kebutuhan metabolisme tubuh, karena masalah yang berkaitan dengan pemenuhan nutrisi dan penyebabnya biasanya saling berkaitan.
-
6liminasiMenjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting diketahui pola eliminasi dalam keadaan sebelum dan selama hamil karena merupakan proses penting dalam tubuh, dan sampai melahirkan.
-
Personal hygiene<ntuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan sehari' hari ibu apakah kurang atau tidak karena pada masa selama hamil sampai melahirkan rentan terhadap penyakit.
-
Pola akti/itas dan istirahat<ntuk mengetahui akti/itas ibu selama hamil dan saat persalinan, pola istirahat juga karena kurang istirahat atau ibu merasa
kecapaian dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga dapat mempengaruhi persalinan nantinya.
-
Pola kebutuhan seksual0arena pada kasus ketuban pecah dini juga disebabkan oleh kelainan bawaan seperti selaput ketuban yang tipis dan lemah, tulang ser/ikal dilatasi, membrane amnion mungkin rupture, perdarahan trimester , persalinan preterm, uterus distensi berlebihan.
• &ata psikososial
(al ini penting untuk dikaji karena untuk dapat mendukung pengidentifikasi masalah untuk menentukan diagnosa, contohnya
apakah pasien merasa cemas dengan keadaan ini.
4) &ata obyektif
• Pemeriksaan umum
-
0eadaan umum perlu dikaji karena pada keadaan umum ibu yang lemah dapat dikarenakan oleh infeksi yang merupakan salah satu penyebab dan komplikasi ketuban pecah dini.-
Tanda 7tanda /itala) Tekanan darah : untuk menilai apakah pasien mengalami hipertensi atau sebaliknya pasien mengalami penurunan tekanan darah.
b) Suhu : untuk menilai apakah terjadi infeksi atau tidak karena pengaruh salah satu dari ketuban pecah dini. -ila terjadi infeksi
maka suhu tubuh menjadi meningkat.
c) Badi: apakah nadi teratur atau tidak, cepat atau lambat, biasanya bila suhu meningkat dan nadi cepat karena adanya
infeksi.
• Pemeriksaan fisik
9ebih diutamakan pemeriksaan pada daerah yang dibawah ini untuk menjaga diagnosa.
-
0epala: kulit kepala bersih atau tidak.-
Muka: pucat atau tidak, oedem tidak.-
Mata: apakah pucat atau tidak, oedem atau tidak, konjungti/a anemis atau tidak, sclera ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.-
(idung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak, terdapat lender atau tidak, ada polip atau tidak.-
Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairan atau tidak.-
Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat stomatitis atau tidak.-
2igi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah berdarah atau tidak.-
9eher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.-
0etiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.-
&ada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak, pernafasan teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.-
Payudara: terdapat benjolan atau tidak.-
Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran atau nyeri tekan atau tidak.-
Dul/a:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi pada genetalia.-
)nus: terdapat hemoroid atau tidak.-
6kstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat kelainan anatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, /arices atau tidak.• Pemeriksaan obstetrik
-
Muka: terdapat kloasma gra/idarum atau tidak, oede m atau tidak.-
Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau tidak, papilla menonjol atau tidak, kolostrum sudah menonjol atau belum.-
Perut:a) nspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie gra/idarum atau tidak, ada linea atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
b) Palpasi:
9eopod : tinggi fundus uteri berapa sesuai dengan umur kehamilan tidak, pada bagian atas teraba bagian apa dan bagaimana.
9eopod : bagian kanan perut ibu teraba apa dan bagaimana, kiri perut ibu teraba apa, ini untuk menentukan posisi punggung janin.
9eopod : bagian bawah perut ibu teraba apa, masih bisa digoyang atau tidak,ini untuk menentukan presentasi bagain bawah janin dalam panggul ibu dan sudah masuk pintu atas panggul belum.
9eopod D: untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul P)P % belum dan seberapa masuknya.
c) )uskultasi:
&8: &8 perlu dikaji untuk mengetahui denyut jantung janin dalam keadaan normal atau distrees. &engan adanya insufisiensi plasenta maka janin mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen dan tekanan /ena umbilicus. (al ini disebut gawat janin. Pentingnya &8 adalah ada kaitanya dengan tindakan segera yaitu pengakhiran kehamilan.
-
T-8 taksiran berat janin%<ntuk menentukan taksiran berat janin sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, ini kemungkinan bayi bayi menjadi besar atau makin kecil.
-
T;< tinggi fundus uteri %T;< pada jehamilan perlu dikaji untuk mengetahui untuk apakah bertambah tinggi atau mungkin mengalami
-
(is: karena untuk menentukan apakah persalinan dengan ketuban pecah dini perlu segera diinduksi atau konser/atif.-
Pengeluaran per/aginam: apakah cairan yang keluar berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan dan keluardengan secara sedikit'sedikit atau sekaligus banyak.
-
Pemeriksaan dalam:untuk mengetahui bagaimana keadaan /agina dan kemajuan persalinan seperti penipisan ser/iks, konsistensi ser/ik, kulit
ketuban, penurunan kepala apakah ada bagian yang menumbung, dan untuk mengetahui nilai bishop score sebagai syarat dilakukan induksi persalinan dan tindakan selanjutnya.
• Pemeriksaan penunjang
&ata penunjang merupakan data yang memperjelas atau menguatkan data subyektif yang telah ada untuk menegakkan diagnosa, data penunjang ditetapkan melalui pemeriksaan yang dilaksanakan sebagai bentuk kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti laboratorium untuk pemeriksaan sel darah merah, apakah ibu mengalami anemia atau tidak.
b. &iagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan ketuban pecah dini 0P&%.
&iagnosa keperawatan yang muncul pada bu
5) (ipertermia berhubungan dengan infeksi kerena paparan kuman pathogen.
6) 5esiko tinggi infeksi berhubungan dengan jalan lahir kontak terlalu lama dengan ekstrauteri.
7) )nsietas berhubungan dengan partus lama
8) Byeri berhubungan dengan berkurangnya cairan amnion oligohidramnion%.
&iagnosa keperawatan yang muncul pada bayi
1) 0erusakan pertukaran gas berhubungan dengan sesak napas yang diakibatkan berkurangnya pemenuhan +.
2) 5esiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan distress janin, hipoksia jaringan.
3) (ipotermia berhubungan dengan tidak stabilnya suhu tubuh karena lemak bawah kulit berkurang.
b. nter/ensi keperawatan untuk ibu
Bo &iagnosa keperawatan Tujuan 5encana keperawatan
nter/ensi 5asional !. (ipertermia
berhubungan dengan infeksi kerena paparan kuman pathogen.
&iharapkan klien mampu menunjukkan penurunan suhu tubuhsuhu tubuh normal $=,1' $#4C% dengan kriteria hasil sebagai berikut:
• Tanda'tanda /ital dalam batas normal. T& : !4*4 mm(g 55 : !*'3 menit Badi: *4'!44 menit Suhu : $=,1'$#4 C.
• Pesien menunjukkan sikap rileks.
• Suhu tubuh pasien turun dengan penggunaan antipiretik.
• nfeksi tidak terjadi.
+bser/asi suhu tubuh
-erikan kompres dengan durasi 4'$4 menit. -iasanya paling baik dimulai dengan air
hangat dan secara bertahap tambahkan yang lebih dingin sampai suhu tercapai, tetapi tidak menyebabkan menggigil.
2unakan tindakan pendinginan seperti:
- Tingkatkan sirkulasi udara. - 0enakan pakaian berbahan
katun. 0olaborasi
-erikan antipiretik untuk
Peningkatan suhu tubuh mengindikasikan adanya infeksi.
Menurunkan suhu tubuh secara bertahap.
Mengurangi peningkatan suhu tubuh yang berlebihan.
menurunkan hipertermi.
-erikan antibiotik untuk meminimalkan
. 5esiko tinggi infeksi berhubungan dengan jalan lahir kontak terlalu lama dengan ekstrauteri.
&iharapkan klien mampu menunjukkan bebas dari tanda' tanda infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
• Suhu tubuh normal $=,1'$#4
C.
• 0ontaminasi silang tidak terjadi.
• Cairan amniotic jernih, hamper tidak berwarna dan berbau.
• Pada pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit dalam batas normal yaitu 1444'!4444 mm$
.
Tekankan pentingnya cuci tangan yang baik dan tepat.
2unakan teknik aseptik selama melakukan pemeriksaan /agina DT%.
Pantau tanda'tanda /ital dan nilai leukosit.
Pantau dan gambarkan karakteristik dari cairan amniotic.
Menurunkan resiko yang menyebabkan penyebaran agen infeksius.
Membantu mencegah pertumbuhan bakteri, membatasi kontaminasi dari pencapaian ke /agina.
&alam 3 jam setelah membrane rupture, insiden korioamnionitis meningkat secara progresif, ditunjukkan dengan perubahan TTD dan jumlah sel darah pulih.
Pada infeksi cairan amnionitik menjadi lebih kental dan kuning pekat dengan bau yang tidak sedap.
$. )nsietas berhubungan&iharapkan klien mampu 8elaskan prosedur inter/ensi Pengetahuan tentang alasan
dengan partus lama menunjukkan berkurangnya rasa cemas dan mampu mempertahankan koping yang positif dengan criteria hasil
sebagai berikut:
• 0lien merasa tenang dan optimis dengan persalinannya.
• 0lien dapat Menggungkapkan pemahaman situasi dan
kemungkinan hasil akhir.
• 0lien dapat menerapkan teknik relaksasi seperti napas dalam dan distraksi efektif
• 0lien tampak rileks, tanda' tanda /ital dalam batas normal T& : !4*4 mm(g
55 : !*'3 menit Badi: *4'!44 menit
Suhu : $=,1'$#4
C.
keperawatan dan tindakan. Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan dengan klien kemungkinan efek samping dan hasil, pertahankan sikap optimis.
+rientasikan klien dengan pasangan pada lingkungan persalinan.
)njurkan tehnik relaksasi seperti napas dalam dan distraksi.
)njurkan penggungkapan rasa takut atau masalah.
Pantau tanda'tanda /ital.
untuk aktifitas ini dapat menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan.
Membantu klien dan orang terdekat merasa mudah dan lebih nyaman pada sekitar kita.
Memungkinkan klien untuk merileksasikan otot'otot supaya tidak tegang.
&apat membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku koping.
TTD dapat berubah karena ansietas.
3. Byeri berhubungan&iharapkan klien mampu 0aji derajat ketidaknyamanan Tindakan dan reaksi nyeri
dengan berkurangnya cairan amnion oligohidramnion%.
menunjukkan penurunan rasa nyerinyeri dapat ditoleransi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
• 0lien tampak rileks atau tenang terlihat dari isyarat /erbal dan non/erbal.
• 0lien dapat menerapkan teknik relaksasi seperti napas dalam dan distraksi efektif.
• 0lien menunjukkan perhatian dan orientasi yang baik.
• Byeri berada pada skala 4.