BAB II BAB II
TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI
A.
A. TINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUSTINJAUAN TEORI MEDIS KEHAMILAN SEROTINUS 1.
1. TeTeori sebab ori sebab persalinanpersalinan Seb
Sebab ab terterjadjadinyinya a suasuatu tu perpersalsalinan inan jinjingga gga saasaat t ini ini masmasih ih berberupa upa suasuatu tu teoteori ri yanyangg kom
komplepleks, ks, banybanyak ak fakfaktor tor yang yang menmengakigakibatbatkan kan perpersalsalinainan n itu itu terterjadi jadi antantara ara lailain n :: faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi. Semua factor tersebut belum dapat dipastikan oleh karena itu masih saraf dan nutrisi. Semua factor tersebut belum dapat dipastikan oleh karena itu masih diperlukan penilitian terlebih lanjut. Teori yang mendukng terjadinya suatu persalinan diperlukan penilitian terlebih lanjut. Teori yang mendukng terjadinya suatu persalinan yaitu:
yaitu: a.
a. Teori oksitosinTeori oksitosin Pe
Perarananan n okoksisitotosisin n papada da pepersrsalalininan an yayaititu u didikekeluluararkakanynya a okoksisitotosisin n ololeheh neurohipofise wanita hamil pada saat wanita tersebut mulai masuk perasalinan. neurohipofise wanita hamil pada saat wanita tersebut mulai masuk perasalinan. Me
Menurnurut ut ChCharard d !!"#$"#$% % perperananannannya ya padpada a pepersrsalalininan an hahanynya a kekecicil, l, perperanannannan utamanya pada fase ekspulsi dan postpartum, pada postpartum setelah fetus dan utamanya pada fase ekspulsi dan postpartum, pada postpartum setelah fetus dan plasenta
plasenta lahir lahir menimbulkan menimbulkan kontraksi kontraksi dan dan retraksi retraksi uterus uterus sehingga sehingga jumlahjumlah peradrahan
peradrahan yang yang terjadi terjadi berkurang berkurang pada pada saat saat ini ini pembuatan pembuatan prostaglandin prostaglandin oleholeh am
amninion on susudadah h titidadak k adada a lalagigi% % babahwhwa a okoksisitotosisin n adadalalah ah obobat at yayang ng dadapapatt menimbulkan kontraksi uterus pada kehamilan lanjut sudah diketahui secara luas menimbulkan kontraksi uterus pada kehamilan lanjut sudah diketahui secara luas kadar reseptor untuk oksitosin pada beberapa kehamilan cukup bulan dan selama kadar reseptor untuk oksitosin pada beberapa kehamilan cukup bulan dan selama persalinan,
persalinan, juga juga didapat didapat kenaikan kenaikan kadar kadar oksitosin oksitosin dalam dalam cairan cairan amnion amnion selamaselama persalinan.
persalinan. &apat &apat disimpulkan disimpulkan bahwa bahwa oksitosin oksitosin berperan berperan penting penting pada pada akhir akhir persalinan
persalinan termasuk termasuk lahirnya lahirnya plasenta, plasenta, mempertahankan mempertahankan kontraksi kontraksi uterus uterus setelahsetelah persalinan
persalinan mengurangi mengurangi jumlah jumlah darah darah yang yang hilang, hilang, dan dan pada pada saat saat ibu ibu menyusuimenyusui bayinya
bayinya karena karena pada pada waktu waktu bayi bayi menghisap menghisap puting puting susu susu ibu ibu terjadi terjadi hipersekresihipersekresi dari oksitosin dan air susu mengalir keluar%.
dari oksitosin dan air susu mengalir keluar%. b.
b. TeTeori panarikan ori panarikan withdrawal progesteron%withdrawal progesteron% Pena
Penarikrikan an proprogesgesterteron on mermerupaupakan kan keakeadaan daan endoendokrikrin n penpentinting g yang yang menmendasdasariari proses
proses biomolekuler biomolekuler untuk untuk bermulanya bermulanya persalinan. persalinan. &ari &ari semua semua penalitian penalitian padapada
!! !!
ma
manunusisia a kakadadar r prprogogesesteteroron n sesekukurarangng'k'kururanangngnya ya papada da dadararah h ibibu u titidadak k menurunpada waktu sebelum persalinan mulai berlangsung.
menurunpada waktu sebelum persalinan mulai berlangsung. c.
c. (ipotesa sistem komunikasi organ(ipotesa sistem komunikasi organ
Suatu hal yang mungkin sulit untuk dipercayai bahwa janin dapat mengirimkan Suatu hal yang mungkin sulit untuk dipercayai bahwa janin dapat mengirimkan sarat kepada ibu untuk memmulai proses persalinan bila dari jaringan dan organ' sarat kepada ibu untuk memmulai proses persalinan bila dari jaringan dan organ' organ janin telah sempurna. )pabila keadaan ini benar terjadi sebagai syarat fetus organ janin telah sempurna. )pabila keadaan ini benar terjadi sebagai syarat fetus kep
kepada ada ibibu u memelalalului i sisiststem em kokomumuninikaskasi i ororgagan. n. ))pabpabilila a mememamang ng demdemikikiaiann kead
keadaanyaanya a adaadalah lah sansangat gat pentpenting ing untuntuk uk menmenententukan ukan komkomponeponen n dardari i sisistestemm komunikasi organ mekanisme timbulnya dan bagaimana isyarat janin dikirimkan komunikasi organ mekanisme timbulnya dan bagaimana isyarat janin dikirimkan ke ibu juga penting untuk menentukan komponen jawaban yang terjadi akibat ke ibu juga penting untuk menentukan komponen jawaban yang terjadi akibat isyarat tersebut. Menurut Manuaba !""*% dikemukakan teori yang menyatakan isyarat tersebut. Menurut Manuaba !""*% dikemukakan teori yang menyatakan kemungkinan terjadinya persalinan yaitu
kemungkinan terjadinya persalinan yaitu 1)
1) TeTeori kereganganori keregangan
+tot rahim mempunyai kemampuan meregang +tot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas'batas tertentudalam batas'batas tertentu Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapatSetelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
mulai. mulai.
Contohnya pada hamil ganda sering terjadi setelah keregangan tertentuContohnya pada hamil ganda sering terjadi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan persalinan.
sehingga menimbulkan persalinan. 2)
2) TeTeori penurunan ori penurunan progesteronprogesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan * minggu dimanaProses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan * minggu dimana ttererjjadadi i pepeninimmbubunanan n jajarriningagan n iikakatt, , pepemmbubulluh uh dadararah h mmenenagaglalammii penyempitan dan buntu.
penyempitan dan buntu.
ProdukProduksi si progesprogesteron mengalami penurunan teron mengalami penurunan sehingsehingga ga otot rahim otot rahim lebihlebih sensitif terhadap oksitosin.
sensitif terhadap oksitosin.
)kibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan)kibat otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
progesteron tertentu. 3)
3) TeTeori oksitosin ori oksitosin internalinternal
+ksitosin dikeluarkan oleh kelenjar +ksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior.hipofisis posterior.
PerPerubahubahan an keskeseimeimbanbangan gan estestrogrogen en dan dan proprogesgesterteron on dapadapat t menmengubagubahh sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kon
sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kon traksi -raton (iks.traksi -raton (iks.
MenMenuruurunya nya konskonsententrasrasi i proprogesgesterteron on akiakibat bat tuatuanya nya kehakehamilmilan an makmakaa oksitosin dapat meningkatkan akti/itas sehingga persalinan dapat d
oksitosin dapat meningkatkan akti/itas sehingga persalinan dapat d imulai.imulai. 4)
4) TeTeori ori prostaglandinprostaglandin
0onsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan !1 minggu0onsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan !1 minggu yang dikeluarkan oleh desisua.
yang dikeluarkan oleh desisua.
Pemberian prostaglandin dapat menimbulkan kontaksi otot rahim sehinggaPemberian prostaglandin dapat menimbulkan kontaksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
hasil konsepsi dikeluarkan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. 5)
5) TeTeori hipotalamus pituitari dan galnduori hipotalamus pituitari dan galndula suprarenalisla suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus sering terjadiTeori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensepalus sering terjadi perlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
perlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortokosteroid yang menyebabkan prematuritas janin, induksiPemberian kortokosteroid yang menyebabkan prematuritas janin, induksi mulai persalinan%.
mulai persalinan%.
2alndula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.2alndula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
2.
2. DefinisiDefinisi a.
a. 0ehamilan0ehamilan postterm postterm merupakan kehamilan yang merupakan kehamilan yang berlanberlangsung selama 3 gsung selama 3 mingguminggu atau lebih sejak awal periode haid yang diikuti oleh o/ulasi minggu kemudian. atau lebih sejak awal periode haid yang diikuti oleh o/ulasi minggu kemudian. Mes
Meskipkipun un kehakehamilmilanan postterm postterm ini mungkin mencakup !4 persen dari seluruh ini mungkin mencakup !4 persen dari seluruh keha
kehamimilan, lan, sebsebagiagian an di di antantaraaranya nya munmungkigkin n tidtidak ak benabenar'r'benabenarr postterm postterm, tetapi, tetapi lebih disebabkan oleh kekeliruan dalam memperkirakan usia gestasional. Sekali lebih disebabkan oleh kekeliruan dalam memperkirakan usia gestasional. Sekali lagi nilai informasi yang tepat mengenai lama kehamilan cukup jelas, karena pada lagi nilai informasi yang tepat mengenai lama kehamilan cukup jelas, karena pada umum
umumnya nya semsemakiakin n lamlama a janijanin n yanyang g benabenar'r'benabenar r posposttetterm rm itu itu berberada ada diddidalamalam rahim, semakin besar pula resiko bagi janin dan bayi baru lahir untuk mengalami rahim, semakin besar pula resiko bagi janin dan bayi baru lahir untuk mengalami gangguan yang berat Cunningham, !""1%.
gangguan yang berat Cunningham, !""1%. b.
b. 0ehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati "3 hari atau lebih dari 30ehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati "3 hari atau lebih dari 3 minggu lengkap Sarwono, !""1%.
minggu lengkap Sarwono, !""1%. c.
c. 0eha0ehamilmilan an serserotiotinus nus adaadalah lah kehakehamimilan lan yang yang berberlanlangsugsung ng leblebih ih lamlama a dardari i 33 minggu dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid rata'rata * hari minggu dihitung berdasarkan rumus neagle dengan siklus haid rata'rata * hari 5ustam, !""*%.
5ustam, !""*%.
$$ $$
d. 0ehamilan yang melebihi waktu 3 minggu sebelum terjadi persalinan Manuaba, !""*%.
3. Etiologi
6tiologi kehamilan lewat waktu atau kehamilan serotinus sampai saat ini belum diketahui secara pasti beberapa faktor yang dikemukakan penyebab kehamilan serotinus adalah:
a. 0etidaktentuan tanggal menstruasi: ketidaksanggupan ibu mengingat (P(T, perdarahan selama kehamilan, siklus haid tidak teratur, kehamilan dalam masa pasca persalinan oorn, 44$ %.
b. (ormone penurunan konsentrasi estrogen yang menandai kasus 7 kasus kehamilan serotinus dianggap merupakan hal penting, karena kadar estrogen tidak cukup untuk menstimulasi produksi dan penyimpanan glikofosfolipid didalam membrane janin. Pada jumlah estrogen yang normal dan uterus meningkat sehingga kepekaan terhadap oksitosin meningkatkan dan merangsang kontraksi wiliams, !""1 %.kadarestrogen tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang namun factor yang lebih menentukan adalah belum diproduksinya prostaglandin yang berpengaruh terhadap terjadinya kontraksi uterus pada akhir kehamilan.
c. (erediter karena postmaturitas sering dijumpai pada satu keluarga tertentu rustam, !""* %
4. Patofisiologi
a. 8ika plasenta terus berfungsi dengan baik, janin akan terus tumbuh yang mengakibatkan bayi 92) dengan manifestasi masalah seperti trauma lahir dan hipoglikemia.
b. 8ika fungsi plasenta menurun, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat. 8anin akan menggunakan cadangan lemak subkutan sebagai alergi
penyusutan lemak subkutan terjadi yang mengakibatkan syndrome dismatur janin , terdapat $ tahap sindrom dismaturitas janin:
1) Tahap insufisiensi plasenta kronis
• 0ulit kering, pecah 7 pecah, mengelupas, longgar dan berkerut. • Penampilan malnutrisi
• -ayi dengan mata terbuka dan terjaga 2) Tahap insufisiensi plasenta akut
• Seluruh gambaran tahap kecuali nomor $ • Terwarnai mekonium
• &epresi perinatal
3) Tahap insufisiensi plasenta subakut
• (asil temuan pada tahap dan tahap kecuali nomor $
• Terwarnai hijau dikulit, kuku, tali pusat dan membrane plasenta • 5esiko kematian intrapartum atau kematian neonatus lebih tinggi
c. -ayi baru lahir beresiko tinggi terhadap perburukan komplikasi yang berhubungan dengan perfusi utero plasenta yang terganggu dan hipoksia,
misalnya: sindrom aspirasi mekonium.
d. (ipoksia intra uteri kronis menyebabkan peningkatan eritroptia.lin janin dan produksi sel darah merah yang menyebabkan polisitemia.
e. -ayi postmatur rentan terhadap hipoglokemia karena penggunaan cadangan glikogen yang cepat.
5. a!baran "linis
2ambaran klinis pada kehamilan post matur antara lain:
a. 8anin postterm dapat terus bertambah beratnya di dalam uterus dan dengan demikian menjadi bayi besar yang abnormal pada saat lahir, atau bertambah berat postterm serta berukuran besar menurut usia gestasionalnya.
b. T;< tidak sesuai dengan umur kehamilan.
c. Pada <S2 ditemukan adanya oligohidramnion dan penurunan jumlah cairan amnion disertai dengan kompresi tali pusat yang dapat menimbulkan gawat janin, termasuk defekasi dan aspirasi mekonium yang kental.
d. Pada sisi ekstrim lainnya, lingkungan intrauterin dapat begitu bermusuhan sehingga pertumbuhan janin yang lebih lanjut akan terhenti dan janin menjadi postterm serta mengalami retardasi pertumbuhan.
(asil pengkajian manifestasi klinis meliputi:
a. -ayi panjang, kurus dengan penampilan menyusut, kulit seperti kertas dan kulit kuku dan tali pusat terwarnai mekonium, kuku panjang dan lanugo tidak ada. b. Sindrom aspirasi mekonium ditandai dengan hipoksia janin, cairan amnion yang
bercampur dengan mekonium, gawat napas waktu lahir dan mekonium mengotori pita suara.
6. Pe!eri"saan Ke#a!ilan Serotin$s
&iagnosa kehamilan serotinus ditegakkan dengan megetahui (P(T dengan rumus neagle yaitu dengan pertambahan tanggal hari pertama haid terakhir yang normal dan spontan dengan # hari kemudian penggurangan $ bulan penambahan ! pada tahunnya. &iagnosa penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa kehamilan serotinus adalah:
a. <ltrasonografi untuk mengetahui ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban.
b. Pemeriksaan serologi air ketuban yaitu air ketuban diambil dengan amniosintesis baik trans/aginal maupun transabdominal air ketuban akan bercampur dengan lemak dan sel'sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari $= minggu. )ir ketuban diperoleh dipulas dengan sulfatbirunil, maka sel'sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga bila:
1) Melebihi !4 > kehamilan di atas $= minggu 2) Melebihi 14 > kehamilan di atas $" minggu
c. )mnioskopi : melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurut warnanya karena insufiensi plasenta.
d. 0ardiotokografi : mengawasi dan membaca denyut jantung janin karena insufiensi plasenta.
e. <ji oksitosin stress test% yaitu induksi oksitosin dilakukan ketika usia kehamilan 3 minggu lebih dan selama saat melakukan induksi, frekuensi denyut janin direkam secara kontinyu. Sepanjang pelanksanaan induksi persalinan selama * jam, tidak terlihat adanya suatu tanda yang membuktikan penurunan frekuensi denyut jantung janin, dan frekuensi denyut jantung janin bertambah cepat dengan gerakan janin? dengan kata lain, terdapat hasil tes stress kontraksi yang reaktif dan negati/e.
7. Penatala"sanaan !e%is Penalaksanaan pada ibu a. Pengelolaan persalinan
1) -ila sudah dipastikan umur kehamilan 3! minggu, pengelolaan tergantung dari derajat kematangan ser/iks.
2) -ila ser/iks matang skor bishop @ 1%
&ilakukan induksi persalinan asal tidak ada janin besar, jika janin lebih 3444 gram, dilakukan SC.
Pemantauan intrapartum dengan mempergunakan 0T2 dan kehadiran dokter spesialis anak apalagi bila ditemukan mekonium mutlak diperlukan.
3) Pada ser/iks belum matang skor bishop A 1% kita perlu menilai keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
BST dan penilaian kantung amnion. -ila keduanya normal kehamilan dibiarkan berlanjut dan penilaian janin dilanjutkan seminggu kali.
-ila ditemukan oligohidramnion A cm pada kantung yang /ertikal atau indeks cairan amnion A 1% atau dijumpai deselerasi /ariabel pada BST, maka dilakukan induksi persalinan.
-ila /olume cairan amnion normal dan BST tidak reaktif, test dengan kontraksi CST% harus dilakukan. (asil CST positif janin perlu dilahirkan,
bila CST negatif kehamilan dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi $ hari kemudian.
0eadaan ser/iks skor bishop harus dinilai ulang setiap kunjungan pasien, dan kehamilan harus diakhiri bila ser/iks matang.
4) Pasien dengan kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti &M, preeklamsi, P8T, kehamilannya harus diakhiri tanpa memandang keadaan ser/iks. Tentu saja kehamilan dengan resiko ini tidak boleh dibiarkan melewati kehamilan lewat waktu.
b. Pengelolaan intrapartum
1) Pasien tidur miring sebelah kiri
2) Pergunakan pemantauan elektrolit jantung janin berikan oksigen bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal.
3) Perhatikan jalannya persalinan.
Penatalaksanaan pada bayi
a. Menangani sindrom aspirasi mekonium
1) lakukan penghisapan mulutdan luban hidung bayi sementara kepala berada di perineum dan sebelum nafas yang pertama dilakukan untuk mencegah aspirasi
mekonium yang berada dalam jalan nafas.
2) Segera setelah bayi kering dan berada dalam penghangat lakukan intubasi dengan penghisapan trachea langsung
3) 9akukan fisioterapi dada dengan penghisapan untuk mengeluarkan mekonium dan secret yang berlebihan.
4) -erikan tambahan oksigen dan dukungan pernafasan sesuai dengan kebutuhan.
b. Melakukan pengukuran glukosa darah serial
c. Memberi makan lebih awal untuk mencegah hipoglikemia jika bukan merupakan kontraindikasi pada status pernafasan.
d. Mempertahankan integritas kulit.
1) Pertahankan kulit bersih dan kering
2) (indari penggunaan bedak,cream, lotion
3) (idari penggunaan plester
8. Ko!pli"asi &ang %ia"ibat"an ole# "e#a!ilan serotin$s
a. Terhadap ibu persalinan serotinus dapat menyebabkan distosia dikarenakan oleh:
1) )ksi uterus yang tidak terkoordinir dikarenakan kadar progesteron yang tidak turun pada kehamilan serotinus maka kepekaan terhadap oksitosin berkurang sehingga estrogen tidak cukup untuk menyediakan prostaglandin yang berperan terhadap penipisan ser/iks dan kontraksi uterus sehingga sering
didapatkan aksi uterus yang tidak terkoordinir.
2) 8anin besar oleh karena pertumbuhan janin yang terus berlangsung dan dapat menimbulkan CP& dengan derajat yang mengakhawatirkan akibatnya persalinan tidak dapat berlangsung secara normal, maka sering dijumpai persalinan lama, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan post partum.
b. Terhadap janin fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan * minggu kemudian mulai menurun terurtama setelah 3 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan kadarestriol kadar plasenta dan estrogen. 5endahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko tiga kali. )kibat dari proses penuaan plasenta maka pasokan makanan dan oksigen akan menurun disamping dengan adanya spasme arteri spiralis. 8anin akan mengalami pertumbuhan terhambat dan penurunan berat dalam hal ini dapat disebut dismatur. Sirkulasi utero plasenter akan berkuarang 14> menjadi 14 mmmenit. 0ematian janin akibat kehamilan serotinus terjadi pada $4 > sebelum persalinan, 14> dalam persalinan dan !1> dalam postnatal. Penyebab utama kematian perinatal adalah hipoksia dan aspirasi mekonium. Tanda'tanda partus postterm dibagi menjadi tiga stadium:
1) Stadium : kulit menunjukkan kehilangan /erniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium : gejala pada stadium satu ditambah dengan pewarnaan mekonium kehijauan pada kulit%.
3) Stadium : pewarnaan kekeuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Pada kasus yang lain biasanya terjadi insufisiensi plasenta. &imana plasenta, baik secara anatomis maupun fisiologis tidak mampu memberikan makanan dan oksigen kepada fetus untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan secara norma. (al ini dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan. Dolume cairan amnion akan meningkat sesuai dengan bertambahnya kehamilan. Pada kehamilan cukup bulan cairan amnion !444'!144 ml, warna putih, agak keruh, serta mempunyai bau yang khas, amis, dan agak manis, cairan ini mengandung sekitar "*> air. Sisanya terdiri dari garam organik dan anorganik yaitu rambut lanugo rambut halus yang berasal dari bayi%, sel'sel epitel dan forniks kaseosa lemak yang meliputi kulit bayi.
Produksi cairan amnion sangat dipengaruhi fungsi plasenta. Pada kehamilan serotinus fungsi plasenta akan menurun sehingga akibatnya produksi cairan amnion juga akan berkurang. &engan jumlah cairan amnion dibawah 344 ml pada umur kehamilan 34 minggu atau lebih mempunyai hubungan dengan komplikasi janin. ni dikaitkan dengan fungsi cairan amnion yaitu melindungi janin terhadap trauma dari luar, memungkinkan janin bergerak bebas, melindungi suhu janin, meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga ser/iks membuka, membersihkan jalan lahir pada permulaan partus kala . &engan adanya oligohidramnion maka tekanan pada uterus tidak sempurna, sehingga terkadang disertai kompresi tali pusat dan menimbulkan gawat janin. 8anin menjadi stress kemudian mengeluarkan mekonium yang akan mencemari cairan ketuban, sehingga tak jarang terjadi aspirasi mekonium yang kental.
9. Pat'a&s
!!!!
0etidaksanggupan bumil mengingat
(P(T.
Siklus haid yang tidak teratur -elum diproduksinya prostaglandin ;aktor herediter Penurunan kepekaan uterus terhadap oksitosin Tidak adanya kontraksi uterus
0adar estrogen tidak mengalami penurunan saar kehamilan sudah cukup tua
10. As$#an "epera'atan a. Pengkajian
1) &ata subyektif
Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk menge/aluasi keadaan pasien dan menurut keterangan dari pasien.
• Bama pasien
&imaksud agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan dengan pasien lain.
• <mur !! Pertumbuhan janin terus' menerus 8anin tidak sesuai dengan usia gestasinya Pel/ic sempit CP& Partus macet Terbukanya intrauterine dengan ekstrauteri 5esti infeksi )spirasi mekonium )sfiksia 2angguan pertukaran gas Suhu tubuh tidak stabil 2angguan termoregulasi : hipotermi kerusakan integritas kulit
)nsietas pada ibu
0ulit jadi rapuh dan kering serta mudah mengelupas 2erakan janin berkurang
2angguan perfusi jaringan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
8anin kehilangan berat yang cukup banyak terutama lemak subkutan dan masasa otot Pertumbuhan janin terhenti
Pasokan makanan dan oksigen menurun nsufisiensi plasenta
Prolaps tali pusat 0ompresi tali pusat
5esiko tinggi cedera janin &istress janin
+ligohidramnion
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko kehamilan karena faktor umur sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan kehamilan serotinus selanjutnya.
• )gama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan.
• Pendidikan
<ntuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu dalam memberi informasi tentang kehamilan serotinus.
• Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi pasien. (al ini perlu dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien berhubungan dengan pekerjaan.
• )lamat
<ntuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan
kunjungan rumah bila perlu.
• dentitas suami
<ntuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila sewaktu 7 waktu dibutuhkan dan dalam pengambilan keputusan didalam keluarga. Selain itu juga selama proses perawatan.
• )lasan datang ke rumah sakit
<ntuk mengetahui pasien tersebut datang untuk berobat, periksa, konsultasi atau rujukan.
• 0eluhan utama
0eluhan pasien terutama dikaji mengenai hal'hal yang berkaitan dengan lamanya usia kehamilan yang tidak sesuai dengan perkiraan persalinan. &ilihat dari gejala klinik pasien apakah gerakan janin berkurang dari biasanya.
• 5iwayat kesehatan
-
5iwayat kesehatan sekarang<ntuk mengetahui keadaan atau kondisi pasien serta ditanyakan apakah saat ini sedang menderita penyakit, sejak kapan, upaya apa yang telah dilakukan, apakah sudah periksa, hal ini untuk mendeteksi penyakit dalam kehamilan yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
-
5iwayat kesehatan lalu&ikaji mengenai pernah atau tidaknya ibu mengalami kehamilan serotinus sebelumnya karena serotinus cenderung terjadi lagi pada wanita yang mempunyai riwayat kehamilan serotinus sebelumnya.
-
5iwayat kesehatan keluaga<ntuk mengetahui kemungkinan ada yang menderita penyakit menular, menurun, kejiwaan yang dapat mempengaruhiproses kehamilan dan persalinan pasien, infeksi dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin sewaktu ibu mengandung.
• 5iwayat obstetrik
-
5iwayat perkawinan<ntuk mengetahui lamanya perkawinan dan adanya infertilitas yang membantu dalam pertimbangan pelaksanaan tindakan.
-
5iwayat menstruasiTeratur tidaknya haid untuk mengetahui (P(T hal ini perlu dikaji untuk menentukan umur kehamilan yang sebenarnya apabila tidak jelas bisa ditanyakan mulai kapan terasa gerakan janin.
8umlah haid untuk mengetahui apakah jumlah haidnya banyak atau sedikit sehingga pasien bisa memastikan apakah darah tersebut darah haid atauatau fleks 7 fleks siklus.
-
5iwayat kehamilan sekarang<ntuk mengetahui riwayat antenatal ibu apakah teratur atau tidak, apakah sudah mendapat imunisasi TT, obat'obat apa saja yang dikonsumsi ibu selama hamil dan apakah terdapat keluhan ataupun penyakit penyerta kehamilan.
• 5iwayat kontrasepsi
&itanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena salah satu efek samping kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur atau tidak haid sehingga dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menentukan (P(T.
• Pola pemenuhan kebutuhan sehari'hari
-
Pola nutrisi-agaimana pola makan dan kebutuhan cairan, tersedianya nutrisi berkaitan dengan kebutuhan metabolisme tubuh, karena masalah yang berkaitan dengan pemenuhan nutrisi dan penyebabnya biasanya saling berkaitan.
-
6liminasiMenjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting diketahui pola eliminasi dalam keadaan sebelum dan selama hamil karena merupakan proses penting dalam tubuh.
-
Personal hygiene<ntuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan sehari' hari ibu apakah kurang atau tidak karena pada masa selama hamil sampai melahirkan rentan terhadap penyakit.
-
Pola akti/itas dan istirahat<ntuk mengetahui akti/itas ibu selama hamil , pola istirahat ibu selama hamil apakah cukup atau tidak karena kecapaian dan kurang istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu selanjutnya.
-
Pola kebutuhan seksual<ntuk mengetahui apakah ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan seksual dan frekuensinya terutama dalam akhir kehamilan karena sperma mengandung prostaglandin yang dapat membantu kontraksi uterus karena hal ini baik jika dilakukan pada kehamilan serotinus.
-
&ata psikososial, spiritual dan emosional-ertujuan untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami dan keluarga, hubungan kasih sayang, dukungan dari pihak keluarga. &an juga perlu dikaji apakah ibu dan keluarga berdoa sesuai dengan kepercayaannya demi kelangsungan dan kelancaran persalinan dan bagaimana emosi ibu selama
hamil stabil atau tidak karena kemua hal tersebut dapat membantu proses penyelarasan masalh ibu.
-
0eadaan sosial ekonomi<ntuk mengetahui kemampuan pasien berkaitan dengan biaya perawatan dan pengobatan yang akan diberikan di 5S.
2) &ata obyektif
• 0eadaan umum
-aik atau lemah, tampak kesakitan atau tidak, kesadarnnya bagaimana, badannya kurus atau gemuk, berapa tekanan darahnya, respirasinya, suhunya, tinggi badan, berat badannya apakah normal atau tidak, hal ini untuk mengetahui adanya ketidaknormalan keadaan umum yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan ibu.
• Pemeriksaan fisik
-
0epala: kulit kepala bersih atau tidak.-
Muka: pucat atau tidak, skelera ikterik atau tidak, terdapat gerakan otot wajah atau tidak.-
Mata: apakah pucat atau tidak, konjungti/a anemis atau tidak, sclera ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.-
(idung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak, terdapat lendir atau tidak, ada polip atau tidak.-
Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairan atau tidak.-
Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat stomatitis atau tidak.-
2igi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah berdarah atau tidak.-
9eher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.-
0etiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.-
&ada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak,pernafasan teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
-
Payudara: terdapat benjolan atau tidak.-
Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran ataunyeri tekan atau tidak.
-
Dul/a:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi padagenetalia.
-
)nus: terdapat hemoroid atau tidak.-
6kstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat kelainananatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, /arices atau tidak. • Pemeriksaan obstetrik
-
Muka: terdapat kloasma gra/idarum atau tidak, oedem atau tidak.-
Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau tidak, papillamenonjol atau tidak, kolostrum sudah menonjol atau belum.
-
Perut:a) nspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie gra/idarum atau tidak, ada linea atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
b) Palpasi:
9eopod : tinggi fundus uteri berapa sesuai dengan umur kehamilan tidak, pada bagian atas teraba bagian apa dan bagaimana.
9eopod : bagian kanan perut ibu teraba apa dan bagaimana, kiri perut ibu teraba apa, ini untuk menentukan posisi punggung janin.
9eopod : bagian bawah perut ibu teraba apa, masih bisa digoyang atau tidak,ini untuk menentukan presentasi bagain bawah janin dalam panggul ibu dan sudah masuk pintu atas panggul belum.
9eopod D: untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul P)P % belum dan seberapa masuknya.
c) )uskultasi:
&8: &8 perlu dikaji untuk mengetahui denyut jantung janin dalam keadaan normal atau distrees. &engan adanya insufisiensi plasenta maka janin mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen dan tekanan
/ena umbilicus. (al ini disebut gawat janin. Pentingnya &8 adalah ada kaitanya dengan tindakan segera yaitu pengakhiran kehamilan. d) T-8 taksiran berat janin%
Pada kehamilan serotinus pada umumnya ditemukan T-8 tidak sesuai dengan umur kehamilan, ini dimungkinkan bayi menjadi besar atau makin kecil.
e) T;< tinggi fundus uteri%
T;< pada kehamilan serotinus perlu dijkaji untuk mengetahui apakah bertambah tinggi atau malah mengalami penurunan. 8ika mengalami penurunan dimungkinkan terjadi pertumbuhan janin yang terlambat
karena adannya insufisiensi plasenta. f) 2erakan janin
&itanyakan apakah gerakan janin berkurang atau tidak, pada kehamilan serotinus biasanya disertai dengan oligohidramnion sehingga gerakan janin terbatas.
g) Pemeriksaan dalam
<ntuk mengetahui bagaimana keadaan /agina, penipisan ser/iks, konsistensi ser/iks, kulit ketuban, penurunan kepala, denominator dan apakah ada bagian yang menumbung. Pemeriksaan dalam pada kehamilan serotinus penting dilakukan untuk mengetahui nilai -ishop score sebagai syarat dilakukannya induksi persalinan dan tindakan selanjutnya.
h) Pemeriksaan penunjang
&ata penunjang merupakan data yang memperjelas atau menguatkan data subyektif yang telah ada untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah <S2, 0T2, dan pemeriksaan penunjang yang lainnya seperti amniosintesis, pemeriksaan serologi air ketuban.
b. &iagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan serotinus antara lain:
&iagnosa keperawatan pada bayi
1) 0erusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
2) 2angguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan pasokan oksigen.
3) Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan pasokan nutrisi dan terhentinya pertumbuhan janin.
4) 2angguan termoregulasi : hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh tidak stabil karena hilangnya lemak subkutan.
5) 5esiko tinggi cedera pada janin berhubungan dengan distress janin.
6) 5esiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengelupasan kulit.
&iagnosa keperawatan pada ibu
1) )nsietas berhubungan dengan pertus macet
2) 5esiko tinggi infeksi berhubungan dengan terbukanya intrauterin dengan ekstrauterin
c. 5encana asuhan keperawatan 5encana bagi bayinya
&iagnosa keperawatan Tujuan 5encana keperawatan
nter/ensi 5asional
0erusakan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia akibat aspirasi mekonium
&iharapkan klien mampu menunjukkan perbaikan pertukaran gaspertukaran gas normal dengan kriteria hasil sebagai berikut:
• Mempertahankan kadar PoPco,
dalam batas normal 34'#4 cm (+
• Suara napas normal /esikuler% • 55 normal 34'14menit.
• Tidak terjadi sianosis pada
pasien.
• Tidak terjadi aspirasi mekonium • Status pernapasan eupnea
normal%.
Tinjau ulang informasi yang berhubungan dengan kondisi bayi, seperti lamanya persalinan, )pgar scor, obat'obatan yang digunankan ibu selama kehamilan, termasuk betametason.
Perhatikan usia gestasi, berat badan, dan jenis kelamin.
0aji status pernapasan, perhatikan tanda'tanda distress pernapasan mis., takipnea, pernapasan cuping hidung, ronki, atau krakels%.
2unakan pemantau oksigen transkutan atau oksimeter nadi.
Persalinan lama meningkatkan resiko hipoksia, dan depresi pernapasan dapat terjadi setelah pemberian atau penggunaan obat
oleh ibu.
Beonatus lahir lebih dari 3 minggu beresiko terjadinya aspirasi mekonium.
Takipnea menandakan distress pernapasan, khususnya bila pernapasan lebih besar dari =4menit setelah 1 jam kehidupan pertama.
Memberikan pemantauan nonin/asif konstan terhadap kadar oksigen.
(isap hidung dan orofaring dengan hati'hati, sesuai kebutuhan.
Pantau masukan dan haluaran cairan.
+bser/asi terhadap tanda dan lokasi sianosis.
Pantau pemeriksaan laboratorium, dengan tepat grafik seri 2&).
Pantau jumlah pemberian oksigen dan durasi pemberian.
Catat fraksi oksigen dalam udara inspirasi ;+% setiap jam.
Mungkin perlu untuk mempertahankan kepatenan jalan napas.
&ehidrasi merusak kemampuan untuk membersihkan jalan napas saat mucus menjadi kental.
Sianosis adalah tanda lanjut dari Pa+ rendah.
(ipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis menurunkan produksi surfaktan.
0adar oksigen serum tinggi yang lama disertai dengan tekanan tinggi yang lama diakibatkan dari PP- dapat mempredisposisikan bayi pada displasia bronkopulmonal.
8umlah oksigen yang diberikan, diekspresikan sebagai ;+
ditentukan secara indi/idu,
Mulai drinase postural, fisioterapi dada, /ibrasi lobus setiap jam, sesuai indikasi, perhatikan toleransi bayi terhadap prosedur.
-erikan makanan dengan selang nasogastrik atau orogastrik sebagai pengganti pemberian makanan
dengan )S, bila tepat.
-erikan obat'obatansesuai indikasi: Batrium bikarbonat
berdasarkan sampel darah kapiler.
Memudahkan penghilangan sekresi. 9ama waktu yang digunakan setiap lobus dihubungkan dengan toleransi bayi.
Menurunkan kebutuhan oksigen, meningkatkan istirahat, menghemat energi, menurunkan resiko aspirasi.
Penggunaan natrium bikarbonat yang hati'hati dapat membantu mengembalikan p( kedalam rentang normal.
5esiko tinggi cedera janin berhubungan dengan
distress janin.
&iharapkan klien mampu mempertahankan kehamilan sampai janin benar'benar /iable
)uskultasi dan laporkan irama jantung janin, perhatikan kekuatan , regularitas, dan frekuensi.
Menandakan kesejahteraan janin. PT0 membantu memberikan perkiraan kasar tentang usia janin
2angguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan pasokan
oksigen.
untuk hidup dengan kriteria hasil sebagai berikut:
• Tidak ada cedera yang terjadi pada pasien.
&iharapkan pasien menunjukkan peningkatan perfusi jaringan dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Perhatikan adanya perubahan pada gerakan janin. Catat perkiraan tanggal kelahiran PT0 % dan tinggi fundus.
0aji kondisi ibu dan adanya kontraksi uterus atau tanda'tanda lain dari ancaman kelahiran
Siapkan ibu untuk prosedur pembedahan, sesuai indikasi rujuk pada &0: cedera, resiko terhadap
ibu %
-antu dengan ultrasonografi, bila diindikasikan.
Catat perubahan dalam tingkat kesadaran keluhan sakit kepala, pusing, terjadinya defisit
untuk membantu merencanakan kesempatan /iabilitas.
-ila dilatasi ser/ik berlanjut 3 cm atau lebih % atau terjadi kontraksi uterus teratur, kemungkinan mempertahankan kehamilan adalah kecil.
Pemasangan jahitan ser/ik dapat mempertahankan kehamilan sampai janin mencapai tahap /iabilitas
Memberikan gambaran lebih akurat dari maturitas dan usia gestasi janin.
Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi pada SSP akibat
iskemia atau infark.
• Tanda'tanda /ital dalam batas normal T& : *43= mm(g 55 : 34'14 menit Suhu : $#4 Badi : !4'!34 menit
• 0apileri refill kurang dari $
detik.
• )kral hangat.
• Tidak terdapat sianosis
sensorimotor
Pantau tanda /ital. Catat kehangatan, pengisian kapiler.
Pertahankan pemasukkan cairan adekuat. )wasi haluaran urin.
0aji ekstremitas bawah untuk tekstur kulit, edema, luka.
Pertahankan suhu lingkungan dan kehangatan tubuh.
-erikan cairan Dperoral% sesuai indikasi
-erikan oksigen tambahan yang
Perubahan menunjukkan penurunan sirkulasihipoksia yang
meningkatkan oklusi kapiler. &ehidrasi tidak menyebabkan
hipo/olemia tetapi menyebabkan oklusi kapiler.
Penurunan sirkulasi perifer sering menimbulkan perubahan dermal dan pelambatan penyembuhan. Mencegah /asokonstriksi,
membantu dalam
mempertahankan sirkulasi dan perfusi.
Mendukung /olume sirkulasiperfusi ke jaringan.
&apat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia.
sesuai dengan indikasi hasil 2&) dan toleransi pasien.
2angguan termoregulasi : hipotermi berhubungan dengan suhu tubuh tidak stabil karena hilangnya lemak subkutan.
&iharapkan klien mampu menunjukkan peningkatan suhu tubuhsuhu tubuh normal $=,1' $#4C% dengan kriteria hasil sebagai
berikut:
• Peningkatan suhu $=,1'$#4C. • Pasien tidak mengalami stress
dingin.
• -ayi tenang dan tidak rewel.
0aji suhu tubuh dengan sering.
Tempatkan bayi pada penghangat, isolate, incubator, tempat tidur terbuka dengan penyebaran hangat.
2unakan lampu pemanas selama prosedur.
0urangi pemajanan pada aliran udara, hindari pembukaan pagar isolate yang tidak semestinya.
2anti pakaian atau linen tempat tidur bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap tertutup.
-erikan penghangatan bertahap untuk bayi dengan stress dingin.
(ipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin.
Mempertahankan lingkungan termonetral, membantu mencegah stress dingin.
Menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yang lebih dingin
dari ruangan.
Menurunkan kehilangan panas karena kon/eksikonduksi. Membatasi kehilangan panas.
Menurunkan kehilangan melalui e/aporasi.
Peningkatan suhu tubuh yang cepat dapat menyebabkan konsumsi oksigen berlebihan dan
apnea. apnea. 5es
5esiko iko tintinggi ggi kekerusrusakaakann iinntteeggrriittaas s kkuulliitt berhubun
berhubungan gan dengandengan pengelupa
pengelupasan kulit.san kulit.
&
&iihhaarraappkkaan n kklliieen n ddaappaatt mem
mempertapertahanhankan kan keukeutuhatuhan n kulikulitt de
dengngan an krkrititereria ia hahasisil l sesebabagagaii berikut:
berikut:
•
• klklieien n titidadak k tatammpapak k adadananyyaa
pengelupa
pengelupasan dan meserasi padasan dan meserasi pada kulit.
kulit.
•
• Tidak ada kulit kering pada bayi.Tidak ada kulit kering pada bayi. •
• TTeerrjajagga a kkeelleemmbbaabbaannnnyyaa
kulitnya. kulitnya.
0aji catat ukuran, warna, keadaan0aji catat ukuran, warna, keadaan lukakondi
lukakondisi si sekitar luka.sekitar luka.
9akukan kompres basah dan sejuk.9akukan kompres basah dan sejuk.
9a9akukukakan n peperarawawatatan n luluka ka dadann hygiene seperti mandi%, sesudah itu hygiene seperti mandi%, sesudah itu keringkan kulit dengan hati'hati dan keringkan kulit dengan hati'hati dan taburi bedak yang tidak iritatif. taburi bedak yang tidak iritatif.
--eerriikkaan n pprriioorriittaas s uunnttuuk k me
meninningkgkatkatkan an kekenynyamamanaanan n dandan kehangatan pasien.
kehangatan pasien.
MeMengngididenentitififikakasi si teterjrjadadininyyaa komplikasi.
komplikasi.
MerMerupupakaakan n tintindakdakan an proprotektektif tif yang dapat mengurangi nyeri. yang dapat mengurangi nyeri.
MemungkinMemungkinkan pasien kan pasien lebih bebaslebih bebas bergerak
bergerak dan dan meningkatmeningkatanan kenyamanan pasien.
kenyamanan pasien.
MempMemperceercepat pat prosproses es reharehabilitabilitasisi pasien
pasien
5encana bagi ibunya5encana bagi ibunya Bo
Bo &iagnosa k&iagnosa keperawataneperawatan TujuanTujuan 5encana keperawatan5encana keperawatan
nntteerr//eennssii 55aassiioonnaall )ns
)nsietietas as beberhurhubunbungagann dengan partus macet. dengan partus macet.
&
&ihihaararappkakan n kklilieen n mmaammpupu menunjukkan berkurangnya rasa menunjukkan berkurangnya rasa
8ela8elaskan skan proprosedusedur r inteinter/enr/ensisi ke
keperperawaawatan tan dan dan tintindakdakanan..
PengPengetahetahuan uan tenttentang ang alasalasanan un
untutuk k aakktitififitatas s inini i ddaapapatt
== ==
cceemmaas s ddaan n mmaammppuu mem
mempertpertahanahankan kan kopkoping ing yanyangg positif
positif dengan dengan criteria criteria hasilhasil sebagai berikut:
sebagai berikut:
•
• 0l0lieien n memerarasa sa tetenanang ng dadann
optimis dengan persalinannya. optimis dengan persalinannya.
•
• 0li0lien en dadapat pat memengnggugunaknakanan
teknik relaksasi distraksi atau teknik relaksasi distraksi atau napas dalam dengan efektif. napas dalam dengan efektif.
•
• Menggungkapkan pemahamanMenggungkapkan pemahaman
ssiittuuaassi i iinnddii//iiddu u ddaann kemungkinan hasil akhir. kemungkinan hasil akhir.
•
• 0li0lien en tamtampak pak rilrilekeks, s, tantandada''
tanda /ital dalam batas normal tanda /ital dalam batas normal T& : !4*4 mm(g
T& : !4*4 mm(g 55 : !*'3 menit 55 : !*'3 menit Badi: *4'!4
Badi: *4'!44 menit4 menit
&
&ihihaararappkakan n kklilieen n mmaammpupu Pe
Pertrtahahanankakan n kokomumuninikakasisi ter
terbubukaka, , disdiskukusiksikan an dendengagann kl
klieien n kekemumungngkikinanan n efefek ek ssaammppiinng g ddaan n hhaassiill,, pertahank
pertahankan sikap opan sikap optimis.timis.
+ri+rienentastasikaikan n kliklien en dendengagann pasangan
pasangan pada pada lingkunglingkunganan persalinan
persalinan..
)n)njujurkrkan an tetehnhnik ik rerelalaksksasasii sepe
seperti rti teknteknik ik distdistraksraksi i atauatau napas dalam
napas dalam
)njurkan penggungkapan rasa)njurkan penggungkapan rasa takut atau masalah.
takut atau masalah.
me
menurnurununkakan n rasrasa a taktakut ut dardarii ketidaktahuan.
ketidaktahuan.
MeMembmbanantu tu klklieien n dadan n ororanangg ter
terdekdekat at memerasrasa a mumudah dah dadann lebih nyaman pada sekitar kita. lebih nyaman pada sekitar kita.
MemMemungungkinkinkakan n kliklien en ununtuk tuk merileksasik
merileksasikan an otot'otot supayaotot'otot supaya tidak tegang.
tidak tegang.
&apat membantu &apat membantu menurunmenurunkankan an
ansisietetas as dadan n memerarangngsasangng identifikasi perilaku
identifikasi perilaku koping.koping.
## ##
5e
5esisiko ko titingnggi gi ininfefeksksii berhubun
berhubungan gan dengandengan jalan lahir
jalan lahir kontak terlalukontak terlalu lama dengan ekstrauteri. lama dengan ekstrauteri.
menunjuk
menunjukkan bebas dari kan bebas dari tanda'tanda' tan
tanda da infinfekseksi i dedengangan n krikriterteriaia hasil sebagai berikut:
hasil sebagai berikut: •
• Suhu tubuh normal $=,1'$#Suhu tubuh normal $=,1'$#44C.C. •
• 00oonnttaammiinnaassi i ddaappaatt diminimalkan.
diminimalkan. •
• Cairan amniotic jernih, hampir Cairan amniotic jernih, hampir tidak berwarna dan berbau. tidak berwarna dan berbau. P
Paadda a ppeemmeerriikkssaaaann laboratorium jumlah leukosit laboratorium jumlah leukosit da
dalalam m babatatas s nonormrmal al yayaitituu 1444'!4444 mm
1444'!4444 mm$$
..
Pantau tanda'tanda /ital.Pantau tanda'tanda /ital.
TeTekakankankan n pepentintingngnya nya cucucici tangan yang baik dan tepat. tangan yang baik dan tepat.
22uunnaakakan n teteknknik ik aasesepptitik k sseellaamma a mmeellaakkuukkaann pemeriksaa
pemeriksaan /agina Dn /agina DT%.T%.
PantPantau au tandtanda'taa'tanda nda /ital /ital dandan nilai leukosit.
nilai leukosit.
PPaannttaau u ddaan n ggaammbbaarrkkaann ka
kararaktktererisistitik k dadari ri caircairanan amniotic.
amniotic.
TTTTD D dadapapat t beberurubabah h kakarerenana ansietas.
ansietas.
MeMenunururunknkan an reresisiko ko yayangng menyeba
menyebabkan bkan penyebarpenyebaran an agenagen infeksius.
infeksius.
MMeemmbbaannttu u mmeenncceeggaahh pertumbuh
pertumbuhan an bakteri,bakteri, me
membambatastasi i kokontantaminminasi asi dadariri pencapaia
pencapaian ke /aginan ke /agina..
&alam 3 jam setelah membrane&alam 3 jam setelah membrane rruuppttuurree, , iinnssiiddeenn kor
korioaioamnmnionionitiitis s memeninningkagkatt seca
secara ra progprogresiresif, f, dituditunjuknjukkankan den
dengagan n peperubrubahaahan n TTTTD D dandan jumlah sel da
jumlah sel darah pulih.rah pulih.
Pada infeksi cairan amnionitik Pada infeksi cairan amnionitik me
menjnjadadi i lelebibih h kekentntal al dadann kuning pekat dengan bau yang kuning pekat dengan bau yang tidak sedap.
tidak sedap.
** **
B. TINJAUAN TEORI MEDIS KETUBAN PE(AH DINI
1. Definisi
a. 0etuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa airdari /agina setelah kehamilan berusia minggu sebelum proses persalinan berlangsung. saifudin, 44 %
b. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalinan. Eaktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim
periode laten %. manuaba, 44! %
c. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila pembukaan pada primipara kurang dari $ cm dan pada multipara kurang dari
1 cm. Mochtar, !""* %
d. 0etuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadi proses persalinan berlangsung. Prawirohardjo, 44 %.
2. Etiologi
Penyebab dari ketuban pecah dini masih belum jelas dan tidak dapat dipastikan apa penyebabnya, akan tetapi penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktor dijabarkan sebagai berikut:
a. Ser/ik inkompeten
Ser/ik dengan suatu kelainan anatomi yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri internum atau pada ser/ik yang terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dan diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin dalam masa kehamilan trimester dua
dan tiga Prawirohardji, 44 %
b. nfeksi
nfeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan kulit ketuban dapat pecah, misalnya aminonitis atau kasioaminionitis, infeksi genetalia, Manuaba, !""*%.
c. 0etegangan rahim berlebihan
0etegangan rahim berlebihan seperti kehamilan ganda dan hidramion. Peningkatan tekanan distensi pada kulit ketuban diatas ostium uteri internum pada ser/ik yang sudah terbuka atau peningkatan tekanan pada intra uterin
yang meninggi secara mendadak Manuaba, !""* % d. 0elainan letak janin dalam rahim
0elainan letak berarti tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul P)P % yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah. Manuaba, !""* %
e. 0elainan bawaan dari selaput ketuban
0elainan bawaah dari selaput ketuban misalnya pada selaput ketuban yang terlalu tipis sehingga sangat mudah pecah.
f. 0emungkinan kesempitan panggul
ni sering terjadi padaperut gantung bagian terendah belum masuk pintu atas panggul P)P %, safalopel/ik disproporsi, dimana tidak dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah, atau tidak dapat tertutup secara sempurna.
3. Patofisiologi
a. Terjadi pembukaan premature ser/iks
b. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan /askularisasi.
c. -ila terjadi pembukaan ser/iks, maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dan terjadi pengeluaran air ketuban.
d. Melemahnya daya tahan ketuban dapat dipercepat dengan infeksi yang mengeluarkan enFim:
1) 6nFim proteolitik 2) 6nFim kolegenase
4. Manifestasi Klinis
a. 0eluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan. &apat keluar sedikit'sedikit atau sekaligus banyak.
b. &apat disertai demam bila sudah ada infeksi.
c. 8anin mudah diraba.
d. Pada pemeriksaan dalam kasus 0P& yang perlu dikaji adalah
<ntuk mengetahui bagaimana keadaan /agina
Penipisan ser/iks
0onsistensi ser/iks
0ulit ketuban
Penurunan kepala
&enominator dan apakah ada bagian yang menumbung
-agian terbawah dari janin
Point of direction
e. Pada pemeriksaan dengan inspekulo tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
5. Pe!eri"saan Diagnosti"
a. <ltrasonografi <S2%
<S2 dapat mengidentifikasi kehamilan ganda, anomaly janin, atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
b. Pemantauan 8anin
Membantu dalam menge/aluasi janin, dapat dilakukan dengan e/aluasi &88 menggunakan funduskop.
c. Protein C'5eaktif
Peningkatan protein C'5eaktif serum menunjukkan peningkatan korioamnionitis.
d. Tes 9akmus tes nitraFin%
8ika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya cairan ketuban alkalis%. &arah dan infeksi /agina dapat mengahasilkan tes positif palsu.
e. Tes Pakis
&engan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopis mununjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
f. Pemeriksaan inspekulo
Bilai apakah cairan ketuban diforniks posterior dan mengambil sample cairan untuk pemeriksaan bakteriologis.
6. Penatala"sanaan
a. Penanganan <mum
1) 0onfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan <S2.
2) 9akukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar jumlah, warna, bau% dan membedakannya dengan yang urine. &engan pemeriksaan tes lakmus, bila kertas lakmus biru menunjukkan air
ketuban basa%, dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urin asam%.
3) 8ika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan setelah $ minggu%, jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
4) Tentukan ada tidaknya infeksi.
5) Tentukan tanda'tanda inpartu.
b. Penanganan 0husus 0onfirmasi diagnosis
1) -au cairan ketuban yang khas.
2) 8ika keluarnya cairan ketuban sedikit'sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai ! jam kemudian
3) &engan spekulum, lakukan pemeriksaan inspekulo. Bilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior.
c. Penanganan 0onser/atif
1) 5awat di runah sakit.
2) -erikan antibiotika ampisilin 3144 mg, atau eritromisin bila tidak tahan ampisilin% dan metronidaFole 144 mg selama # hari.
3) 8ika umur kehamilan A $'$3 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negati/e, beri deametasone, obser/asi tanda'tanda infeksi dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan $# minggu.
5) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik salbutamol%, deametasone dan lakukan induksi
sesudah 3 jam.
6) 8ika usia kehamilan $'$# minggu, ada infeksi, beri antibiotika dan lakukan induksi.
7) Bilai tanda'tanda infeksi suhu, leukosit, tanda'tanda infeksi intra uterin%. 0lien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolaps tali pusat.
d. Penanganan )ktif
1) 0ehamilan @ dari $# minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. &apat pula diberikan misoprotal 14 Gg intra/ena tiap = jam maksimal 3 kali.
2) -ila ada tanda'tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
• -ila skor pel/ic A 1, lakukan pematangan ser/iks kemudian induksi,
jika tidak berhasil akhiri persalinan dengan SC.
• -ila skor pel/ic @ 1, lakukan induksi persalinan, partus per/aginam.
S"e!a Penatala"sanaan $1$1 Partus per/aginam dengan induksi persalinan 8anin H Partus per/aginam dengan induksi 0ehamilan $'$= minggu 8anin hidup 8anin H 9etak memanjang 0P& A $= minggu Memanjang Per/aginam H induksi Per/aginam H embriotomi SC Per/aginam H induksi 9intang 9intang SC 8anin H 8anin hidup 0ehamilan A $ minggu
Terdapat tanda'tanda infeksi
)ktif 0onser/atif
Penjelasan skema penatalaksanaan
Pada 0P& kehamilan aterm bila skor pel/iks @ 1 cm terdapat tanda'tanda inpartu lakukan persalinan per/aginam, dan bila belum ada tanda inpartu lakukan induksi dengan oksitosin, jika berhasil lakukan persalinan per/aginam dan bila gagal lakukan SC.
Pada 0P& kehamilan aterm skor pel/ik A 1 cm lakukan pematangan ser/iks dengan oksitosik atau prostaglandin dan pantau selama ! jam, dari hasil pematangan ser/iks skor A 1 cm ada tanda'tanda inpartu lakukan persalinan
$=$=
0P& kehamilan aterm
Per/aginam
0etuban pecah ='* jam
npartu 0onser/atif maksimal 3 jam 3 jam sudah mulai dinilai% Skor A 1 Pematangan dengan oksitoksin prostaglandin Skor pel/iks A 1 Skor @ 1 npartu -elum inpartu Per/ag nduksi 2agal SC Per/ag SC Per/aginam -erhasil Skor pel/iks @ 1 -erhasil SC SC -erhasil 2agal Per/aginam nduksi -elum inpartu Per/aginam Skor @ 1 Skor A 1
Pematangan ser/iks dengan oksitosin H prostaglandin ! jam%
SC
2agal nduksi oksitosin
-elum inpartu
per/aginam., skor ser/iks A 1 cm belum inpartu lakukan induksi dan bila berhasil lakukan persalinan per/aginam, bila gagal lakukan SC.
Pada 0P& kehamilan aterm dilakukan penatalaksanaan secara konser/atif dan pantau maksimal 3 jam, bila skor ser/iks @ 1 cm belum inpartu lakukan
induksi dan bila berhasil persalinan per/aginam, bila gagal SC. Skor ser/iks @ 1 cm inpartu langsung persalinan per/aginam.
Penatalaksanaan secara konser/atif bila didapatkan skor ser/iks A 1 cm lakukan pematangan dengan oksitosin atau prostaglandin.
7. Ko!pli"asi Ket$ban Pe)a# Dini
a. nfeksi intrapartum korioamnionitis%
b. Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
c. Prolaps tali pusat
d. +ligohidramnion
8. Pat#'a&sÿÿfhÿÿÿÿshpbxcÿÿumnÿÿxignoeÿÿÿÿ!"0ÿÿ
$*$*
0etegangan rahim berlebihan
Penonjolan dan robekan selaput janin
&ilatasi ser/iks berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules
Ser/iks tidak membuka 8anin terdorong sampai ser/iks
0ontraksi uterus
8anin tidak majuturunpenekanan selaput ketuban terus menerus Pel/ic sempit
8anin terdorong ke uterus 0ontraksi uterus
Selaput ketuban rapuh Peradangan pada selaput ketuban
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor resiko kehamilan karena faktor umur sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penatalaksanaan.
• )gama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan.
• Pendidikan
<ntuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman ibu dalam memberi informasi tentang persalinan.
• Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi pasien. (al ini perlu dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien karena pada ketuban pecah dini juga dapat disebabkan ibu terlalu banyak berakti/itas sehingga lebih rentan terjadinya pecah.
• )lamat
<ntuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah bila perlu.
• dentitas suami
<ntuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab bila sewaktu 7 waktu dibutuhkan dan dalam pengambilan keputusan didalam keluarga. Selain itu juga selama proses perawatan.
• )lasan datang ke rumah sakit
<ntuk mengetahui pasien tersebut datang rujukan atau tidak, dan untuk mengetahui keluhan pasien.
• 0eluhan utama
Pada kasus ketuban pecah dini, keluhan utama yang dirasakan adalah pengeluaran cairan yang berwarna jernih dan berbau khas yang sedikit 7 sedikit atau sekaligus banyak yang dapat keluar kapan saja. • 5iwayat kesehatan
-
5iwayat kesehatan sekarangPada kasus ketuban pecah dini dikaji hal'hal yang berkaitan dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini misalnya penyakit menular seperti infeksi genetalia, merupakan faktor predisposisi selaput ketuban menjadi lemah.
-
5iwayat kesehatan laluPada riwayat kesehatan lalu, perlu dikaji mengenai riwayat kesempitan panggul karena juga merupakan salah satu dari faktor predisposisi ketuban pecah dini.
-
5iwayat kesehatan keluaga<ntuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien, misalnya: penyakit keturunan menular, kelainan bawaan dan keturunan kembar, misalanya pada kehamilan kembar dapat menyebabkan ketegangan rahim yang berlebihan atau tekanan intra uterin yang meninggi secara mendadak sehingga selaput mudah pecah.
• 5iwayat obstetrik
-
5iwayat perkawinan<ntuk mengetahui lamanya perkawinan dan adanya infertilitas yang membantu dalam pertimbangan pelaksanaan tindakan.
-
5iwayat menstruasi<ntuk mengetahui hari pertama haid terakhir (P(T % untuk menentukan umur kehamilan yang sebenarnya karena pada
ketuban pecah dini biasanya terjadi pada usia kehamilan $= minggu atau lebih dari $= minggu.
-
5iwayat kehamilan sekarang&itanyakan apakah pasien memerlukan pemeriksaan antenatal secara teratur. ni berhubungan dengan pemantauan kehamilan dan deteksi dini persalinan dengan ketuban pecah dini, terutama pada keluhan karena untuk memastikan kalau itu benar ketuban pecah, selain itu untuk mengetahui apakah mendapat imunisasi TT, obat' obat apa saja yang dikonsumsi ibu selama hamil.
• 5iwayat kontrasepsi
&itanyakan metode yang dipakai dan keluhannya karena salah satu efek samping kontrasepsi adalah haid yang tidak teratur atau tidak haid sehingga dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menentukan (P(T.
• Pola pemenuhan kebutuhan sehari'hari
-
Pola nutrisi-agaimana pola makan dan kebutuhan cairan, tersedianya nutrisi berkaitan dengan kebutuhan metabolisme tubuh, karena masalah yang berkaitan dengan pemenuhan nutrisi dan penyebabnya biasanya saling berkaitan.
-
6liminasiMenjelaskan pola dari ekskresi, hal ini penting diketahui pola eliminasi dalam keadaan sebelum dan selama hamil karena merupakan proses penting dalam tubuh, dan sampai melahirkan.
-
Personal hygiene<ntuk mengetahui pola hidup bersih dalam kehidupan sehari' hari ibu apakah kurang atau tidak karena pada masa selama hamil sampai melahirkan rentan terhadap penyakit.
-
Pola akti/itas dan istirahat<ntuk mengetahui akti/itas ibu selama hamil dan saat persalinan, pola istirahat juga karena kurang istirahat atau ibu merasa
kecapaian dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga dapat mempengaruhi persalinan nantinya.
-
Pola kebutuhan seksual0arena pada kasus ketuban pecah dini juga disebabkan oleh kelainan bawaan seperti selaput ketuban yang tipis dan lemah, tulang ser/ikal dilatasi, membrane amnion mungkin rupture, perdarahan trimester , persalinan preterm, uterus distensi berlebihan.
• &ata psikososial
(al ini penting untuk dikaji karena untuk dapat mendukung pengidentifikasi masalah untuk menentukan diagnosa, contohnya
apakah pasien merasa cemas dengan keadaan ini.
4) &ata obyektif
• Pemeriksaan umum
-
0eadaan umum perlu dikaji karena pada keadaan umum ibu yanglemah dapat dikarenakan oleh infeksi yang merupakan salah satu penyebab dan komplikasi ketuban pecah dini.
-
Tanda 7tanda /itala) Tekanan darah : untuk menilai apakah pasien mengalami hipertensi atau sebaliknya pasien mengalami penurunan tekanan darah.
b) Suhu : untuk menilai apakah terjadi infeksi atau tidak karena pengaruh salah satu dari ketuban pecah dini. -ila terjadi infeksi
maka suhu tubuh menjadi meningkat.
c) Badi: apakah nadi teratur atau tidak, cepat atau lambat, biasanya bila suhu meningkat dan nadi cepat karena adanya
infeksi. • Pemeriksaan fisik
9ebih diutamakan pemeriksaan pada daerah yang dibawah ini untuk menjaga diagnosa.
-
0epala: kulit kepala bersih atau tidak.-
Muka: pucat atau tidak, oedem tidak.-
Mata: apakah pucat atau tidak, oedem atau tidak, konjungti/aanemis atau tidak, sclera ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.
-
(idung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak,terdapat lender atau tidak, ada polip atau tidak.
-
Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapatcairan atau tidak.
-
Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapatstomatitis atau tidak.
-
2igi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudahberdarah atau tidak.
-
9eher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.-
0etiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.-
&ada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak,pernafasan teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
-
Payudara: terdapat benjolan atau tidak.-
Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaranatau nyeri tekan atau tidak.
-
Dul/a:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksipada genetalia.
-
)nus: terdapat hemoroid atau tidak.-
6kstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapatkelainan anatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, /arices atau tidak.
• Pemeriksaan obstetrik
-
Muka: terdapat kloasma gra/idarum atau tidak, oede m atau tidak.-
Payudara: bentuknya bagaimana, aerola menghitam atau tidak,papilla menonjol atau tidak, kolostrum sudah menonjol atau belum.
-
Perut:a) nspeksi: bentuknya bagaimana, terdapat strie gra/idarum atau tidak, ada linea atau tidak, ada bekas operasi atau tidak.
b) Palpasi:
9eopod : tinggi fundus uteri berapa sesuai dengan umur kehamilan tidak, pada bagian atas teraba bagian apa dan bagaimana.
9eopod : bagian kanan perut ibu teraba apa dan bagaimana, kiri perut ibu teraba apa, ini untuk menentukan posisi punggung janin.
9eopod : bagian bawah perut ibu teraba apa, masih bisa digoyang atau tidak,ini untuk menentukan presentasi bagain bawah janin dalam panggul ibu dan sudah masuk pintu atas panggul belum.
9eopod D: untuk mengetahui apakah bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul P)P % belum dan seberapa masuknya.
c) )uskultasi:
&8: &8 perlu dikaji untuk mengetahui denyut jantung janin dalam keadaan normal atau distrees. &engan adanya insufisiensi plasenta maka janin mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen dan tekanan /ena umbilicus. (al ini disebut gawat janin. Pentingnya &8 adalah ada kaitanya dengan tindakan segera yaitu pengakhiran kehamilan.
-
T-8 taksiran berat janin%<ntuk menentukan taksiran berat janin sesuai dengan umur kehamilan atau tidak, ini kemungkinan bayi bayi menjadi besar atau makin kecil.
-
T;< tinggi fundus uteri %T;< pada jehamilan perlu dikaji untuk mengetahui untuk apakah bertambah tinggi atau mungkin mengalami