PEDOMAN WAWANCARA
(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam) KONSEP DIRI MAHASISWA DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Deksriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam
Media Sosial Instagram) Oleh : Revina Rezeki Silaen
No. Pertanyaan
1. Media sosial apa saja yang Anda gunakan?
2. Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?
3. Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?
4. Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?
5. Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?
6. Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?
7. Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? 8. Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama
menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?
9. Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
10. Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?
11. Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
12. Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?
13. Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?
14. Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?
15. Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka?
WAWANCARA 1
Tanggal : 21 Maret 2016 Pukul : 12.00 WIB
Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur Pewawancara : Revina R. Silaen
Informan : Mutiara Tahier
P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?
I: “Instagram udah pasti, Path, Twitter kadang-kadang, Facebook masih pake, Snapchat, sama Periscope kadang-kadang.”
P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?
I: “Hmm awal kita masuk kelas 3 SMA itu kapan, tahun berapa? Tahun 2011 ya, berarti kalo sampe sekarang udah 5 tahun pakenya”
P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?
I: “Karna di IG itu bisa ngeshare foto-foto banyak aja, bisa ngeshare bebas, banyak filter-filternya. Sebenarnya IG itu bagus sih, bisa bikin kenal, silaturahmi sama orang juga, udah gitu kita bisa ngeshare bebas, karena kan kalo di Facebook cuma status kan, kalo Instagram memang khusus buat foto jadi bisa tampilin foto-foto yang bagus.”
P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?
I: “Karna kalo selfie like nya lebih banyak, nggak tau bingung juga, cuma ngeliatnya kalo foto selfie orang pasti lebih banyak ngelike nya dibanding foto yang jauh, foto sama temen-temen likenya juga kurang. Nggak tau deh, berarti
mereka milih juga kan. Mungkin karna kalo selfie otomatis mukanya langsung jelas jadi orang lebih seneng, cowok-cowok kali terutama, kalo cantik langsung like”.
P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?
I: “Kalo dulu-dulu sih tiap hari, cuma kalo sekarang dua hari sekali dan itu udah dipersiapkan fotonya ha ha ha. Kadang foto kemarin yang di posting, tapi kalo yang hari itu lebih bagus dari yang kemarin, itu yang duluan di posting. Terus dulu sering posting biar banyak yang ngelike, orang jadi tahu oh orang ini aktif. Kalo jarang-jarang posting dikirain nggak aktif, orang pasti unfollow. Cuma sekarang udah di kurang-kurangin.biar orang nggak bosen, lagian kan aku berhijab, kalo di agama ngeshare-ngeshare foto muka sebenarnya kan nggak boleh, makanya jadi mulai dikurangin. Foto untuk tujuan tertentu nggak ada sih, ya karna cuma mau ngepost aja, oh ada sih, paling foto barang-barang endorse”
P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?
I: “Ya Alhamdullilah dapat segitu, ya seneng, bersyukur aja, berarti banyak yang seneng, mau liat foto-foto yang di posting. Berpengaruh juga apalagi kan ini jual skincare juga, jadikan orang lebih banyak yang tahu. Kalo kepikiran sebagai fans sih enggak, nggak pernah kepikiran sebagai fans, cuma nganggep sebagai yang follow aja”
P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Like penting kalo comment nggak penting. Gimana ya, kalo like nya banyak
berarti banyak orang yang suka sama itu foto, tapi kalo misalnya like nya dikit berarti orang nggak suka, pinginnya di delete sebenarnya. Minimal likenya di atas 200 sih, kalo dibawah itu berarti orang-orang nggak tertarik, kalo diatas itu berarti orang udah banyak yang suka”
P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Ya like banyak sih bikin jadi bersyukur aja, berarti ya orang memang seneng dan mau ngelike, nambah percaya diri ada, berarti ya orang seneng ngeliat fotonya”
P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?
I: “Ada yang bikin akun palsu @mutiaratahier, isinya foto aku yang dari IG sama ada yang dari Path! Bayangin dia dapat foto dari Path juga. Kemarin itu malah followersnya makin banyak dari 100 jadi 200. Nama skincarenya itu sih yang bikin takutnya ada yang nanya-nanya kontak, dia ngasih kontaknya malah jadi penipuan.Kayak kemarin ada yang komen di aku, „kok bbm nya dihapus sih?‟ padahal nggak ada, berarti yang buat fake account itu ngebohong punya bb kan”. Cuma akunnya udah nggak ada lagi habis aku kasih tau di Instagram aku ada fake account itu.
P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?
I: “Kalo komen positif misalnya kak cantiknya terus pake emoji love love, kak cantiknya MashaAllah pake emote love love, ya kayak gitu”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Kalo itu nanggepinnya, yang cewek dibales tapi kalo yang cowok takutnya langsung bilang „kak follow back‟ atau mint „kak bagi line nya‟ gitu, serb salah jadinya, dikira PHP. Pernah dibales cuma aku jawab Alhamdullilah
makasih, terus ada satu yang aku folback malah bertingkah minta Line gitu. Kalo ngejawab sama yang nggak dikenal paling bilanya „Alhamdullilah makasih ya‟ sama kadang pake emoji senyum. Kalo yang kenal lebih hebohlah, beda pasti. Balasnya lebih panjang, iya makasih terus pake sebutan sayang, ini itu, pake banyak emoji”
P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?
I: “Komentar negatif dulu ya sebelum pake jilbab, dulu kan pakenya celana pendek, cowo-cowo jadinya ngomongnya gimana sih, ngomong yang nyangkut ke badan, bilangin bagian badan, ngomong nggak sopan, itu langsung aku delete. Kalo yang setelah pake jilbab pernah juga deh, ada yang bilang „sok cantik‟ gitu, „yah biasa aja pun‟, terus ada yang bandingin „cantikan itu, ini mah nggak ada apa-apanya‟ gitu”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Nanggepinnya ya.. yaudah nggak ambil pusing, nggak ada yang aku balas juga, cuma jadi mikirnya foto berarti harus lebih sopan, kalo efek gimana-gimana nggak ada sih”
P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?
I: “Yaa mikirnya wajar sih mereka dapat like banyak, followers banyak karena mereka cantik. Malah kalo ada yang aku liat cantik tapi like nya dikit malah heran, kok like nya dikit. Tapi ya kalo nggak mandang like sama followersnya aku liatnya ya sama aja, nggak beda, nggak ngerasa aku dibawah mereka”.
WAWANCARA 2
Tanggal : 24 Maret 2016 Pukul : 12.18 WIB
Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur Pewawancara : Revina R. Silaen
Informan : Tengku Alya Nabila
P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?
I: “Hmm media sosial Twitter, Alya punya Facebook sih kak tapi nggak tau kenapa kayak terblokir gitu Facebooknya, padahal sering dibuka, di hack orang sih mungkin. Ehm, terus Instagram, Path. Snapchat sempet pake tapi pakenya juga baru kayak dua minggu yang lalu, tapi kayak apa ya, kayak nggak tertarik gitu. Alya bukan yang kalo semua orang pake terus Alya pake. Buat Alya, Alya suka nggak, perlu nggak ngegunainnya gitu”
P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?
I: “Alya main Instagram kelas 1 SMA kak, itu tahun 2011 kalo nggak salah, udah sekitar 5 tahun pake kak”
P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?
I: “Sebenarnya nggak ada alasan khusus sih kak, cuma kemarin itu Alya liatnya dari App Store. “Instagram itu sebenarnya salah satu sosial media yang lumayan berpengaruh juga sih kak. Pengaruhnya gini, kalo orang kan sekarang pake sosial media itu udah banyak, nggak keharusan sih tapi udah mereka jadiin kayak rutinitas sehari-hari buka Instagram. Bagusnya gini sih menurut Alya, kalo buat jualan bagus kan, terus juga buat informasi, kalo dia mau posting foto-fotonya aja juga gapapa karena kan sosial media itu juga
kebebasan orang buat posting apa yang dia mau, tapi harus ada batasnya, kita harus tau batasannya”
P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri dan lebih banyak foto pemotretan, apakah ada alasan khusus?
I: “Nggak ada alasan khusus sih kak, cuma ya karna Alya pemilih itu, Alya itu milih-milih mana yang mau dimasukin, kalo selfie Alya ngerasa ih nggak apa kali ini kalo dimasukkin, jadinya pilih yang Alya benar-benar suka kali, kalo pemotretan kan udah terkonsep, difoto sama fotografer jadi pasti lebih bagus” P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan
apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?
I: “Alya kadang kayak ada mood nya gitu loh kak kalo mau ngepost. Kalo misalnya lagi rajin Alya pasti bakal post, tapi kalo lagi males yaa sebulan, dua bulan, ya nggak ngepost. Tergantung foto juga kak, udah dapat foto yang bagus atau belum, tapi kalo pun udah dapat fotonya tapi disitu nggak mood ya nggak di post juga. Hmm kalo tujuan tertentu paling yang endorse, sama kalo Alya dimintain tolong promosiin event gitu aja kak”
P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?
I: “hmm gimana ya kak, lebih ke berarti yang ngefollow itu suka postingan Alya, buat mereka itu menarik. Kalo fans sih belum ada kepikir kak, cuma ya seneng sama bersyukur aja”
P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Penting atau enggaknya tergantung sama apa isi commentnya itu menurut
Alya, kalo isinya positif ya penting, tapi kalo isinya ngehina gitu ya nggak penting, nggak usah dipusingin. Kalo like mungkin ya emang udah itu isi Instagram kali ya kak, kalo nggak ngapain ada like nya gitu”
P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?
I: “Ada orang yang buat foto Alya tapi namanya beda gitu. Alya taunya karna di kasih tau kawan. Isinya foto yang udah pernah Alya post. Takutnya kalo orang nipu, jadi penipuan. Alya pernah dikomen ada orang bilang „kak ini bener-bener account kakak nggak soalnya aku ada chat‟. Jadinya Alya langsung block sama report akunnya kak, sekarang udah nggak ada lagi”
P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “ya berarti orang mengapresiasi, suka sama foto Alya. Kadang nggak suka juga sih, karna kan bisa jadi ada yang asal-asal pencet gitu, memang semua foto di like. Tapi dapat like gitu seneng sih kak, berarti mereka suka sama foto Alya, hmm gimana ya bilangnya, foto Alya berarti bagus gitu. Kalo nambah percaya diri lumayan sih kak tapi nggak berlebihan”
P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?
I: “Yah kalo temen-temen kayak banyak yang bilang „wah cantik ya‟ gitu, tapi kalo misalnya yang nggak kenal ngomongnya „cantik‟ gitu”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Kalo yang cowok nggak banyak yang Alya bales sih kak, karna mereka kayak yang spamming gitu loh kak terus takutnya mereka malah baper. Tapi kalo yang cewek dibales. Kalo cewek yang nggak Alya kenal balesnya ya „makasih, thankyou‟, kalo sama temen ya balesnya lebih panjang kak, ada pake emoji
gitu juga. Kalo efek ada, ya ngerasa seneng karena mereka mau kasih compliment mereka buat foto kita kan, lumayan nambah percaya diri juga” P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang
Anda dapatkan?
I: “Hmm negatif apa ya kak, ada yang pernah bilang lebih bagus natural beauty gitu, kalo komen negatif ke fisik gitu nggak pernah kak”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Nggak Alya bales sih kak karena kan itu lebih kayak masukkan aja, nggak ada kasih efek apa-apa kak”
P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?
I: “Kalo komen lebih seneng dari orang yang nggak dikenal sih kak, ngerasanya kayak mereka yang nggak kenal mau ngasih komentar positif gitu, Alya ngerasa itu lebih jujur”
P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Hmm merasa dibawah mereka kak soalnya Alya orangnya minderan, memang
nggak boleh sih sebenarnya, memang nggak bagus kan. Alya ngerasa mindernya bukan dari fisiknya kak karna mikirnya memang itu yang dikasih Tuhan. Mindernya karna liat mereka lebih jago gitu fotografinya, lebih punya banyak prestasi, gitu kak. Memang Alya ada prestasi juga cuma rasanya belum se mereka gitu kak”
WAWANCARA 3
Tanggal : 28 Maret 2016 Pukul : 10.36 WIB
Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur Pewawancara : Revina R. Silaen
Informan : Tasya Nadiva Siregar
P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?
I: “Hampir semua kayaknya kak, Instagram, Path, Ask.fm dulu sih kak sekarang enggak lagi, Facebook nggak lagi, Twitter masih, sama Snapchat”
P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?
I: “Kayaknya mungkin udah ada 4 tahun Echa rasa kak, dari kelas 2 SMA” P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda
terhadap Instagram?
I: “Karena semua orang buat Instagram, jadi Echa ikut-ikut buat Instagram he he he... Kadang kan orang gitu kak, dia nggak buat karena masih dikit yang main, Echa mikirnya kayak gitu. Jadi karna udah rame, yaudah baru dibuat karena saking banyaknya yang pake. Kalo arti Instagram ngeliatnya media sosial yang ya ngeshare foto aja paling, tapi kan sekarang udah jadi tempat jualan online, terus sekarang kan banyak akun-akun yang bagus gitu kayak info-info, jadi lebih tau juga dari Instagram”
P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto selfie diri sendiri, apakah ada alasan khusus?
I: “Foto selfie muka aja karena Echa merasa gendut ha ha ha... Karena menurut Echa, kalo Echa difotoin orang aneh muka Echa, rasanya „kok jelek ya, tapi
kalo foto sendiri bagus‟, kalo foto selfie sendiri kan bisa atur sendiri gimana mukanya kak”
P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?
I: “kalo dulu sering sih kak kayak 3 hari sekali. Tapi kalo sekarang udah males, malah kayak sebulan sekali. Itu karena bosan sih kak, kadang mikir apa lagi yang mau di share, nggak ada ide foto yang kayak mana lagi yang mau share, gitu. Kalo tujuan tertentu nggak ada sih kak, paling Echa karna mau ngeshare foto aja. Palingan kalo mau kasih tau event”
P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?
I: “ya paling kayak senang gitu kak, bisa dikenal orang gitu kan, kadang di mall disenyumin terus disapa „kak Echa‟, padahal Echa nggak kenal tapi Echa senyumin sama sapa balik. Terus kan banyak followers jadi makin banyak orang yang Echa kenal, jadi makin banyak link gitu kak, nggak cuma di dunia nyata, tapi di dunia maya juga. Anggapnya ya kayak kawan-kawan gitu kak, nambah teman baru”
P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “like nggak penting, tapi comment penting. Echa ngerasa aneh gitu kak kalo
fotonya nggak ada komen. Echa bukan minta dibilang cantik, tapi misalnya kayak Echa posting foto, ada like tapi nggak ada yang komen, berarti orang itu kayak yang udah sekedar lewat aja, kalo di komen kan berarti dia liat kan fotonya Echa, berarti dia tau Echa ngeposting foto”
P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?
I: “Ooh kalo itu syukurnya sampe sekarang nggak pernah sih kak, ya maunya jangan sampe ada juga”
P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Apa ya, paling yaa senang aja kak, senang gitu aja, tapi nggak yang bangga, biasa aja sih. Nggak ada buat makin pede gitu nggak ada”
P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?
I: “Paling kayak „cantik kali kak‟ gitu-gitu aja sih kak, paling pake emote juga kak, tipikal anak muda ha ha ha...”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Balesnya paling ya „makasih ya‟ gitu, tapi kalo yang kawan Echa dekat pasti beda kak Echa balesnya, kalo kawan Echa dekat pasti nyambung lagi kayak „eh kapan kita jumpa?‟. Tapi kalo misalnya yang nggak Echa kenal terus dia komen paling ya bilang makasih gitu aja. Kalo efek ke diri Echa, ngerasa lebih percaya diri gitu pasti ada kak, tapi yang nggak sampe kepedean kali gitu, ya sekedar percaya diri dan senang aja sih”
P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?
I: “Dulu pernah kak pas rajin buat video, mungkin kan orang perhatikan kali, jadi ada yang komen „iih jerawatan‟, „kok bisa jerawatan‟ gitu”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Kadang Echa biarin, kadang Echa hapus, tapi palak juga kak, rasanya apasih kau kayak nggak pernah jerawatan aja. Tapi kan nggak mungkin juga dibalas marah-marah di komen kayak gitu, kan orang juga nanti mikirnya gimana kali. Kalo efeknya ada sih kak karena kepikiran gitu. Echa palak dikomen gitu tapi ngerasa bener juga memang lagi jerawatan cuma kan sedih dibilang gitu. Sampe ngerasa apa aku hapus aja postnya, tapi kata kawan Echa „ah ngapain gara-gara kayak gitu aja kau hapus, sayang kali lah, kan Instagram kau‟. Echa jadi mikirnya gitu juga, kan ini Instagram aku, ngapain aku pusingin kata-kata orang kayak gitu, sampe sekarang tetap mikirnya gitu kak”
P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?
I: “Echa nggak terlalu senang komentarnya dari orang yang nggak kenal, karena Echa mikirnya gini, nanti kalo misalnya dia ngeliat langsung dia mikir aku nggak secantik yang difoto. Tapi kalo misalnya kawan Echa yang udah kenal, kan dia udah tau muka aslinya kayak mana, jadi lebih senang kalo dikomen sama kawan Echa yang udah kenal”
P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Awalnya ngeliatnya kayak minder gitu kak, mikirnya mereka kok cantik kali.
Tapi pas ketemu rupanya jadi berubah. Ada satu yang Echa suka kali, Echa liat fotonya di Instagram cantik kali kayak kagum gitu, tapi pas liat langsung Echa liatnya yaa cantik tapi nggak secantik kali kayak difotonya jadi ya pas liatnya cuma „ooh yang itu‟. Jadinya sekarang ngeliat kayak gitu biasa aja kak, nggak minder”
WAWANCARA 4
Tanggal : 29 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur Pewawancara : Revina R. Silaen
Informan : Widya Hapsari Tarigan
P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?
I: “Instagram, Path, Facebook, Twitter, Ask.fm, Snapchat, sama Periscope” P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus
kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?
I: “Pertama kali buatnya itu SMA kelas 3, kalo nggak salah tahun 2012 pas kita uda mau tamat, yaa kira-kira udah ada 4 tahunlah pake Instagram”
P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?
I: “Awalnya ngedownload karna mikir itu kayak Facebook kan, rupanya enggak, pas aku pake rupanya cuma ngeshare foto aja, tapi kan ada filternya jadi bisa langsung edit foto, terus makin banyak fiturnya dimasukin jadinya makin tertarik pake Instagram. Kalo pandangan tentang Instagram, gimana ya, dulu ya memang untuk share foto aja, tapi kalo sekarang ini lebih banyak untuk orang ajang pamer gitu, nanti difotonyalah tasnya, barang mahal, terus pamer kemesraan sama pacarnya. Tapi nanggapin kayak gitu sebenarnya tergantung kita sendiri sih, kadang kita mikirnya oh dia memang kayak gitu pula orangnya, kita harus maklumlah. Kayak adalah temenku dia memamerkan kemesraannya sama pacaranya, tapi kita nggak tau bisa ada orang yang nggak suka sama postingannya kan. Tapi ya namanya Instagram, maklumlah orang itu mau update apa namanya media sosial. Kalo nggak bisa maklum, ngapain pake Instagram”
P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?
I: “Karena ya memang suka, daripada memamerkan sesuatu yang nggak penting. Lagian kalo selfie bisa liat langsung mukanya, bisa di atur sendiri. Kalo minta difotoin orang kan kadang ngeblur lah, yang goyanglah fotonya, nggak bagus, jadinya bagusan selfie”
P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?
I: “Aku kapan mau aja aku posting. Mau pagi, siang, kadang pun tengah malam kalo mau ya aku posting. Kalo foto untuk tujuan tertentu ya karna endorse, atau baru beli softlenslah, beli lipstik, jadi yang jual olshopnya minta difotoin terus di tag ke mereka”
P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?
I: “misalnya awalnya aku nggak kenal, tapi temannya itu temanku juga, dia nge follow aku, ya gapapa aku follow back istilahnya kayak nambah-nambah teman baru. Kayak kemarin aku nggak kenal dia, tpi dia temannya temanku, terus dia comment tanya „Widya ini beli dimana sepatunya?‟. Aku balas dimana belinya, terus jadi komen-komenan, terus pas jumpa jadi ya say hi gitu, ya senanglah jadi nambah kawan baru. Terus banyak followers senang juga karna jadi bisa bantu promosi endorse, jadi lebih banyak yang liat”
P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Nggak penting-penting kali sih, kalo dia mau like ya like, kalo enggak ya
nggak usah. Kalo comment yaa tiap ada yang comment aku balas, nggak nahan-nahan comment orang nunggu banyak gitu, aku nggak gitu. Kalo aku liat ada notif comment ya aku balas”
P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?
I: “Pernah, kemarin itu ada orang buat Instagram baru terus dia masukin foto aku semuanya, fake account gitu. Sekitar ada 5 foto terus captionnya semua jelekkan aku bilang cuma cantik di foto, make up nya menor. Aku langsung report block sama teman-teman gerejaku juga ikut report block akunnya, sekarang udah nggak ada lagi.
P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “dapat like banyak senang sih, berarti kan banyak yang senang sama postingan itu, suka cara pakaian aku kayak gitu, cara make up aku, rambut aku kayak gitu, berarti kan mereka suka dengan cara mereka ngelike fotonya, ya ada lah nambah percaya diri. Kalo mereka nggak suka kan mereka nggak akan ngelike”
P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?
I: “komentar positif ya biasa kayak cantik kali kakak, make up nya beli dimana, kadang pake emoji love love, makin cantik, makin kurus, hmm apalagi ya, oh bagus kali, cetar kali alisnya, terus kayak kemarin, yang foto ini, temenku komen „Adelle?‟ aku jawab „iya Adelle Tarigan‟ gitu”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?
I: “Kalo membalasnya bedalah orang yang aku kenal sama yang nggak aku kenal. Kalo nggak aku kenal ya bilang makasih ya, thankyou, kadang pake tanda smile aja. Kalo yang kenal ya lebih heboh, seperti biasa kalo jumpa dia lah. Ya senang sih berarti orang itu memperhatikan dan suka sama foto yang aku posting Kalo efek ya ada sih buat makin pede”
P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?
I: “Nggak tau aku ntah siapa itu, tapi bilangnya „makin gendut ya sekarang‟, terus ada yang membandingkan „ah lebih cantik yang disana pun daripada ini‟, terus dibilang „ih hidungnya besar kali‟”
P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?
I: “dulu pernah mikir kok sibuk kali lah dia komen yang nggak penting, sempat nggak pede juga karena komen negatifnya ke fisik kan. Kawan-kawan aku bilang „ngapain kau kayak gitu, Instagram punyamu kok, terserahmu mau buat apa‟, terus aku liat di Instagram beauty blogger ada satu orang dia gendut, sering dapat komen negatif kayak „percuma cantik tapi gendut‟, tapi nggak dibalasnya, pasti diliatnya kan, tapi dia nggak peduli, dalam hatiku oh berarti kayak gitu, yaudahlah aku juga nggak peduli, sampe sekarang ya gitu kalo ada komen ngejek gitu biarin aja atau tingal delete”
P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?
I: “komentar positif lebih senang dari orang yang nggak dikenal. Ya alasannya karena orang yang nggak kenal kita pun memperhatikan kita lah istlahnya kan, kasih komen „cantik kali‟ terus pake emoji padahal kan nggak kenal, jadinya kayak lebih jujur gitu. Bisa jadi kenal juga karena komen itu, nambah kawan ya kan. Kayak temen deketku sekarang, dulu kenal pertama karna dia suka komen komen gitu, eh sekarang jadi akrab kali”.
P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Yaa, berarti mereka punya banyak kawan, banyak yang senang sama
postingannya. Kalo aku sih liatnya kayak pakaiannya bagus, fashionnya bagus, jadi pingin tau bajunya beli dimana ya, terus aku cocokkan samaku. Ya aku ambil jadi referensi untuk style pakaian atau fashionnya gitu. Kalo jadi minder atu ngerasa di bawah sih nggak ada”
BIODATA PENELITI Data Pribadi
Nama : Revina Rezeki Silaen Nama Panggilan : Revina
Temnpat/tanggal lahir : Sibolga, 12 September 1994 Alamat : Jalan Setia Budi No. 417B, Medan Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan Anak ke : 2 dari 4 bersaudara
Alamat e-mail : [email protected] Nama Orang Tua
Ayah : Drs. Berlin Silaen, S.E
Ibu : Dra. Suzana Elfrida Pangaribuan, S.Sos
Riwayat Pendidikan
TK Assisi Medan tahun 1999
SD Assisi Medan tahun 2000
SMP Putri Cahaya Medan tahun 2006 SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2009 Universitas Sumatera Utara Medan tahun 2012
DOKUMENTASI Informan 1 : Mutiara Tahier
Informan 3 : Tasya Nadiva