• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Panduan Wawancara Penelitian Proses Komunikasi Antar Pribaadi Dalam Keluarga Ibu Bekerja

Pertanyaan : Nama : Tempat/tanggal lahir : Alamat : Usia : Suku : Agama : Hobi :

1. Apa latar belakang pendidikan ibu? 2. Sejak kapan ibu memasuki dunia kerja? 3. Dimana pertama kali ibu bekerja?

4. Mengapa ibu memutuskan untuk bekerja? 5. Mengapa ibu memilih menjadi PNS?

6. Apakah suami ibu bekerja juga? Kalo iya, bekerja dimana? 7. Apakah suami ibu sangat mendukung ibu dalam bekerja?

8. Jam berapa biasanya ibu sudah harus meninggalkan rumah menju kantor? 9. Berapa lama waktu yang ibu perlukan untuk bisa sampai di kantor?

10. Di bagian rumah tangga dan kepegawaian ini, pekerjaan apa saja yang biasa ibu kerjakan dan menjadi tugas ibu?

11. Jam berapa biasanya ibu meninggalkan kantor?

12. Jam berapa ibu biasanya tiba dirumah pulang dari kantor?

13. Ibu senang tidak dengan pekerjaan ibu setelah 10 tahun bekerja seperti ini? 14. Pernah tidak ibu merasa bosan dengan pekerjaan ibu?

15. Apakah ibu bercita-cita menjadi karyawan sejak dulu? 16. Golongan berapa sekarang ibu?

17. Berapa gaji per bulan ibu? 18. Ibu menikah kapan?

(3)

19. Apakah ibu memiliki anak? Berapa jumlah anak yang ibu miliki? Siapa namanya?

20. Kenapa ibu tetap memutuskan bekerja setelah menikah? 21. Bagaimana perasaan ibu menjalani multi peran?

22. Bagaimana komunikasi Ibu dengan suami dan anak ibu? Kapan saja biasanya ibu berkomunikasi dengan mereka?

23. Apakah ibu tetap berkomunikasi dengan suami dan anak ketika berada di kantor? 24. Apakah ibu sering menghubungi anak dan suami ibu ketika ibu berada di kantor? 25. Kapan saja biasanya ibu menghubungi mereka?

26. Media apa yang ibu gunakan untuk berkomunikasi dengan mereka ketika ibu berada jauh dari mereka?

27. Apakah memiliki ketentuan siapa yang harus menghubungi terlebih dahulu? 28. Apa saja yang menjadi bahan pembicaraan ibu dengan anak ketika ibu

menghubunginya dari kantor?

29. Apa saja yang menjadi bahan pembicaraan ibu dengan suami ketika ibu menghubunginya dari kantor?

30. Berapa lama biasanya ibu berkomunikasi dengan anak ibu ketika ibu di kantor? 31. Berapa lama biasanya ibu berkomunikasi dengan suami ibu ketika ibu di kantor? 32. Apakah ibu menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan anak maupun

suami ibu?

33. Apakah keluarga ibu sering berkumpul bersama dirumah?

34. Biasanya, pada saat kapan ibu bersama suami dan anak-anak kumpul bersama? 35. Biasanya kalau dirumah, bagaimana cara ibu berkomunikasi dengan anak ibu?

Apakah ada cara-cara yang berbeda yang di terapkan pada tiap-tiap anak? 36. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dbicarakan antara ibu dengan

suami?

37. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan antara ibu dengan anak-anak?

38. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan antara ibu, suami dengan anak-anak?

(4)

39. Apakah masalah pekerjaan ibu, ibu bicarakan pada suami dan anak-anak? 40. Siapa yang lebih sering membuat keputusan dirumah?

41. Apakah anak-anak dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan keluarga? 42. Apakah ibu memiliki waktu khusus untuk keluarga ditengah kesibukan ibu

sebagai karyawan? Kapan?

43. Apa saja yang dilakukan ibu dengan anak dan suami di quality time tersebut? 44. Sudah berapa lama ibu menjalani pernikahan?

45. Pernahkah mengalami konflik dengan suami? Konflik seperti apa? Apakah disebabkan dari pekerjaan?

46. Pernahkah mengalami konflik dengan anak? Konflik seperti apa? Apakah disebabkan dari pekerjaan?

47. Menurut ibu, bagaimana hubungan ibu dengan suami dan anak-anak sampai saat ini?

48. Apakah ibu dan suami saling terbuka? 49. Apakah ibu dan anak saling terbuka?

50. Apakah ibu, suami dan anak saling mendukung? 51. Apakah ada yang berperan dominan dalam keluarga?

52. Apakah ada yang memiliki ruangan privacy di dalam rumah?

53. Bagaimana pengambilan keputusan dalam keluarga? apakah anak-anak dilibatkan juga?

54. Menurut ibu, penting tidak komunikasi keluarga?

55. Apakah ibu pernah mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan suami dan anak-anak ibu?

56. Kendala seperti apa yang sering terjadi dalam proses komunikasi ibu dengan suami dan anak-anak?

57. Bagaimana cara ibu menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan juga karyawan?

58. Apakah pernah ada protes dari anak dan suami dengan bkerjanya ibu? Jika ada, protes seperti apa?

(5)

59. Adakah perubahan perilaku yang dilakukan anak-anak dan suami ketika ibu harus menjalankan perjalanan dinas?

60. Setiap ibu pulang bekerja, apa yang ibu lakukan dirumah bersama anak dan suami?

61. Menurut ibu, sudah cukup berkualitas belum hubungan ibu dengan suami dan anak-anak ibu?

62. Apakah ibu sudah puas menjadi seorang ibu bekerja dan menjalani multi peran selama ini?

Hasil Wawancara

Informan I

Nama : Andi Nursuryani

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 1 November 1970

Alamat : Jl. Lodan RT 04/08 No. 27 Jakarta Utara

Usia : 43 Tahun

Suku : Bugis

Agama : Islam

Hobi : menonton film dokumenter, menyanyi dan olahraga

1. Boleh di ceritain gak bu, apa latar belakang pendidikan ibu?

Sd, SMP, SMA, D3 politeknik UI, S1 admin negara Universitas Terbuka Jakarta 2. Sejak kapan ibu memasuki dunia kerja?

Tahun 1994 diangkat jadi PNS. 3. Dimana pertama kali ibu bekerja?

(6)

Pertamanya di pusgrafin 1994, trus pindah ke Biro umum tahun 2007. 4. Mengapa ibu memutuskan untuk bekerja?

Bekerja yang pasti ya macem-macem. Yang pasti pertama, kita punya pendidikan kita sekolah, kuliah, kita pengen aktualisasikan pendidikan yang kita peroleh ke dunia kerja. Yang kedua ya cari nafkah. Terus ketiga ya kerja itu ibadah.

Hehhehe

5. Mengapa ibu memilih menjadi PNS?

Waktu itu ada kesempatan, coba-coba ya akhirnya keterima hehhehe 6. Kenapa gak milih jadi pegawai swasta dulu? Kenapa langsung jadi pns?

Gatau, waktu itu lagi coba-coba, eh ada, kesempatan ada nih pns. Coba-coba deh. Ternyata lulus. Yaudah karena udah lulus terbawa, gak inget lagi ama swasta gitu.

7. Menurut ibu, harapan setelah menjadi pns apa?

Ya pasti kita masuk pns ya kita cari savingnya aja dulu. Dulu kan tante masuk tahun 1994, waktu itu Indonesia kan lagi gejolak tuh ya, dollar naik, trus banyak yang kena phk, nah pns kan gada yang kena phk, disitu tante berpikir yaudah dah masuk pns aja karena lebih saving, lebih safe, gitu alasannya sih

8. Ibu sekarang sudah golongan berapa? III/C

9. Kalo boleh tau bu, gaji ibu per bulan berapa? Tiga juta empat ratus

10. Apakah suami ibu bekerja juga? Kalo iya, bekerja dimana?

Iya. Dia hakim di Kantor Pengadilan Negeri Makassar, dinasnya di Makassar. 11. Berarti ibu jauh dong sama suami?

Iya jauh hahaha

12. Apakah suami ibu sangat mendukung ibu dalam bekerja?

Dukung. Tante juga dukung dia bekerja. Kan sebelum kawin kan dia udah tau kita bekerja.

13. Oh, jadi ibu emang sudah bekerjanya sebelum menikah? Sebelum menikah umur berapa bu?

(7)

Umur 23. Jadi begitu lulus kuliah langsung kerja.

14. Jam berapa biasanya ibu sudah harus meninggalkan rumah menuju kantor? Diatas jam 7, jam 7an lah.

15. Berapa lama waktu yang ibu perlukan untuk bisa sampai di kantor?

Jam 7 dari rumah, dapet mobil jam setengah 8an. Kira-kira satu jam setengah kalo jalanan lancar.

16. Di Subbagian Tata Laksana dan Kepegawaian ini, pekerjaan apa saja yang biasa ibu kerjakan dan menjadi tugas ibu?

Disini tante sebenernya di tugasi di bagian pengembangan SDM. Ya membuat semacam pelatihan- pelatihan, memanggil peserta ketika ada kegiatan, dan ada tugas-tugas lain kadang-kadang pimpinan ngasih tugas balas surat, seperti itu. Tapi yang bener-bener tante pegang itu yang pengembangan SDM selama ini ya. 17. Jam berapa biasanya ibu meninggalkan kantor?

Rata-rata jam 7 tante baru keluar kantor. Gak kaya yang lainnya pulang jam 4, soalnya kerjaan tante selalu banyak dan harus diselesaiin tepat waktu. Apalagi kalo saat-saat CPNS saat-saat cpns, itu kan sibuk-sibuk cpns itu sampai lembur hari sabtu, pulang pasti lebih malam lagi dari kantor.

18. Jam berapa ibu biasanya tiba dirumah pulang dari kantor?

Jam setengah sembilan. Soalnya disitu ngantri nunggu buswaynya. Kita kan nyari yang enak hehhehe yang kosong. Jadi kira-kira nyampe jam 8an malem. 19. Ibu senang tidak dengan pekerjaan ibu setelah lebih dari 5 tahun bekerja seperti

ini?

Iya seneng.

20. Pernah tidak ibu merasa bosan dengan pekerjaan ibu? Kenapa?

Pasti namanya kerja ada deh dimana aja pasti bosen, gitu. Ya mungkin karena monoton kali ya. Yang di kerjain ini-ini aja

21. Terus kalo misalnya udah bosen gitu, gimana cara ibu ngilangin kebosanannya? Kalo saya biasanya buka internet, browsing. Browsing-browsing di internet trus baca-baca berita, baca buku. Nanti kalo udah gak bosen, mulai kerja lagi

(8)

Enggak. Cita-cita tante dari dulu nggak pernah terpikir jadi PNS. Dulu maunya jadi yang teknik, insinyur, pokonya kerja di lapangan, keren gitu kan. Gak pernah kepikiran jadi kaya gini , PNS. Dan itu kan dulu yah, trus kan lama-lama

berkembang berkembang berubah. Yah biasa yah di liat situasi juga ada kesempatan, yaudah. Jadi udah besar baru kepengen jadi kaya gini. 23. Oh begitu bu, lalu ibu menikah dulu kapan bu?

Waktu umur tante 30 tahun. Tante nikah sama pak Andi Syukri Syachrir. 24. Apakah ibu memiliki anak? Berapa jumlah anak yang ibu miliki? Siapa

namanya?

Iya. Dua perempuan semua. Andi Mila Haryani dan Andi Pundidrala Hariyani. 25. Keduanya masih bersekolah bu?

Iya di SD Fatahillah Jakarta Utara. Mila masih kelas 6, Lala masih kelas 5. Masih kecil-kecil anak tante hehehe, paling besar aja umurnya masih 12 tahun kalo adeknya masih 10 tahun.

26. Masih imut-imut ya bu, hehehe. Lalu kenapa ibu tetap memutuskan bekerja setelah menikah?

Bantu suami cari nafkah, buat memenuhi kebutuhan keluarga, sama bantu-bantu suami lah biayai pendidikan anak-anak supaya cita-citanya tercapai.

27. Bagaimana perasaan ibu menjalani multi peran?

Awalnya susah sih, sedih. Apalagi pas baru menikah dan punya anak waktu tahun 2000 itu om kan udah harus tinggal di Makasar. Jadi tante sendiri kan ngurus anak, rumah. Kalo dirumah juga saya kaya papanya anak-anak karena jauh gitu kan. Tapi kalo misalnya dia pulang tuh ya kan gantian. Yang nganter-nganter les juga jadi dia. Kadang tante juga harus berperan jadi ayah juga buat anak-anak, nganterin mereka les, benerin sepeda mereka yang biasanya kan itu tugas laki-laki yah. Tapi lama-lama tante terbiasa dan seneng soalnya suami juga ngedukung kan nanti kalo pulang gantian gitu yang ngurus anak jadi dia. Terus tante kebantu juga sama ibu tante tiap tante kerja dia yang jagain anak-anak, ngawasin dirumah. Gitu.

(9)

28. Bagaimana komunikasi Ibu dengan suami dan anak ibu? Kapan saja biasanya ibu berkomunikasi dengan mereka?

Tiap hari lah dek haha. Kalau sama anak-anak biasanya pagi pas sarapan, lagi ngumpul pas nonton tv malam-malam atau lagi nungguin mereka belajar. Kalo sama om kan bisanya lewat telepon aja biasanya malam.

29. Kalau dengan suami ibu sendiri biasanya ketemunya kapan-kapan aja bu? Sebulan sekali

30. Apakah ibu tetap berkomunikasi dengan anak ketika berada di kantor? Iya, masih tetap.

31. Siapa yang sering menghubungi? Saya

32. Kapan saja biasanya ibu menghubungi mereka? Biasa rutin siang.

33. Itu siangnya itu kira-kira jam berapa?

Jam 12an keatas. Setelah pulang sekolah kedua-duanya.

34. Itu tante menghubungi mereka ke salah satu seperti kakaknya aja, apa kedua-duanya?

Kedua-duanya.

35. Apa saja yang menjadi bahan pembicaraan ibu dengan anak ketika ibu menghubunginya dari kantor?

Ngingetin “hei, kamu udah makan belom?” “Udah solat belom?” gitu. Ntar kira-kira sore lagi “udah makan sore belom?” “udah solat ashar belom?” minimal 2 kali lah dalam sehari

36. Berapa lama biasanya ibu berkomunikasi dengan anak ibu ketika ibu di kantor? Sebentar sih gak terlalu lama, gak sampai setengah jam lah, 20 menitlah paling. cuma mengingatkan doang.

37. Kalau dengan suami, apakah ibu sering menghubungi suami ibu ketika ibu berada di kantor?

Kalo di kantor enggak. Kalo sama suami malem. Karena kan dia juga kerja, kerjanya sidang. Kalo lagi sidang kita kan tau ah jam-jam segini kan pasti dia

(10)

lagi sidang, gak mungkin kita hubungin. Jadi malem aja kalo ama suami. Kalo penting banget baru iya, kalo buat rutinitas sih enggak.

38. Apa saja yang menjadi bahan pembicaraan ibu dengan suami?

Ya karena dia jauh yah, kita tanyakan gimana kondisi di Makassar gitu, terus kerjaannya gimana baik gak, kesehatannya gimana selama disana, ya kita cerita. Trus masalah-masalah anak-anak itu aja. Sama masalah-masalah selama dia di Makassar, saya di Jakarta.

39. Media apa yang ibu gunakan untuk berkomunikasi dengan mereka ketika ibu berada jauh dari mereka?

Handphone aja sih.

40. Apakah memiliki ketentuan siapa yang harus menghubungi terlebih dahulu? Gak ada. Kadang tante duluan, kadang mereka. Terserah aja gak ada aturan siapa yang nelpon duluan.

41. Apakah ibu menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan anak maupun suami ibu?

Nggak. Kita pakai Bahasa Indonesia.

42. Apakah keluarga ibu sering berkumpul bersama dirumah?

Iya. Tiap hari kalo sama anak-anak. Kalo sama om biasa sebulan sekali selalu pulang ke Jakarta. Biasa suami pulang kalo nggak jumat, sabtu, minggu gitu ya. Biasanya waktu buat keluarga itu Sabtu. Kumpul sama-sama sambil kasih nasihat-nasihat gitu sama anak-anak, biasanya bapaknya yang sering kasih nasihat karena jarang-jarang ketemu.

43. Lalu Bu, selain hari sabtu disaat suami pulang, ada gak waktu khusus seperti quality time yang tante khususkan untuk keluarga?

Biasa Sabtu Minggu buat anak—anak. Sabtu jalan-jalan. Kita ke tempat wisata, mall. Itu udah rutinitas yah walaupun suami gak ada gitu kan. Minggu biasanya sama-sama kita bersih-bersih rumah.

44. Biasanya kalau dirumah, bagaimana cara ibu berkomunikasi dengan anak ibu? Apakah ada cara-cara yang berbeda yang di terapkan pada tiap-tiap anak?

(11)

Iya. Ada. Tapi kalo soal perlakuan adil, ya kita tetap adil ya. Disiplin tetap harus sama. Cuman cara penyampaiannya yang berbeda. Biasanya kalo yang adek, gak bisa di kerasin. Kalo dikerasin dia malah marah, berontak gitu. Dia juga rada sensitive, jadi cara penyampaiannya mesti di bujukin hehe. Kalo yang satu biasa-biasa saja.

45. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dbicarakan antara ibu dengan anak-anak?

Menanyakan ada gak kesulitan di sekolah, trus mantau bagaimana pelajarannya, hasilnya, ya gitu aja trus ngobrol santai sambil bercanda-canda. Seperti ini “gimana hasil belajarmu coba lihat? Gimana ada kesulitan gak?”

46. Ibu dan anak-anak saling terbuka gak?

Iya. Tapi kadang-kadang mereka tertutup, tapi saya coba terbuka. Saya coba mengkorek-korek. Mungkin kadang mereka kan ada kaya takut-akut gimana ya, saya coba korek-korek

47. Misalnya yang takut-takut itu contohnya kaya apa Bu? Masalah apa?

Oh masalah nilai, mungkin mereka takut kan ngasih tau nilai nya segitu. Trus saya bilang gini “ah masa iya, coba-coba bunda liat hasilnya..” gitu

48. Kalo misalnya anak ibu sendiri pernah nggak curhat ke ibu?

Nggak. Mungkin karena mereka masih kecil ya, kalo curhat belom ada. Cuman kalo tiap ada masalah gitu, spontan langsung dibilang, gak ada yag di rahasiain. Tapi pada umumnya mereka terbuka gak ada yang dirahasiain. Kita sering tukeran cerita kaya saya dikantor ngapain aja, mereka seharian ngapain aja, sekolahnya gimana gitu.

49. Nah kalo dengan suami, biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan antara ibu dengan suami?

Ya itu tadi sama kaya kita waktu teleponan. Karena dia jauh yah, kita tanyakan gimana kondisi di Makassar gitu, terus kerjaannya gimana baik gak,

kesehatannya gimana selama disana, ya kita cerita. Trus masalah-masalah anak-anak itu aja. Sama masalah2 selama dia di makasar

(12)

Saya sama dia tidak pernah menutup-nutupi sesuatu. Ya itu tadi saling cerita kondisi di Makassar, kesehatannya dia, kerjaannya dia baik nggak. Masalah anak-anak, saya disini.

51. Selama tinggal terpisah gini, ibu sama suami gimana bu hubungannya?

Ya baik-baik aja hehehe. Sama-sama saling percaya aja, saling terbuka kuncinya. Jadi kan dia tau kita, kita tau dia juga. Gak ada pikiran negatif jadinya kita berdua.

52. Siapa yang lebih sering membuat keputusan dirumah?

Suami biasanya karena dia yang paling bijak, tapi ada kalanya tante kalo suami lagi jauh kan.

53. Apakah anak-anak dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan keluarga? Iya. Keputusan kadang kala kita tawarkan pada anak-anak, seperti diskusi

misalnya mau makan dimana? Mau kemana? Ya terserah anak-anak. Ada hal-hal tertentu yang kita serahkan kepada anak-anak. Tapi ada hal-hal tertentu yang saya dan suami sebagai orang tua itu harus memutuskan dan menjelaskannya kepada anak-anak.

54. Itu hal-hal tertentu yang misalnya diserahkan ke anak-anak yang kaya gimana Bu?

Ya misalnya yang sifatnya ringanlah misalnya mau jalan kemana? Ini ini boleh. Tapi misalnya ada hal-hal tertentu yang kita sebagai orang tua, kita udah terlalu banyak makan asam garam, ya kita juga harus punya ketentuan kita harus “ini loh!” dimana gak mungkin di serahkan ke anak-anak karena masih labil. Kita lihat aja masalahnya gitu.

55. Pernahkah ibu mengalami konflik dengan suami? Kalo konflik selama ini gak ada sih, baik-baik saja. 56. Pernahkah mengalami konflik dengan anak?

Kalo konflik yang besar gitu gak ada, cuman kesel-kesel aja sama anak-anak biasa. Saya biasa suka agak kesel gitu kalo ama anak-anak kalo papanya pulang. Biasanya mereka kalo dibilangin nurut tuh ya disuruh ini mau kaya contohnya disuruh ngerjain PR langsung gitu kan. Tapi kalo papanya pulang udah disuruh

(13)

jadi susah gak mau, jadi rada manja gitu. Mungkin karena ada papa nya kali yah jadi ntar kalo diarahin dia ada yang ngebelain. Saya kalo gitu gak langsung marah cuman nasehatin, dinasehatin juga mereka nurut lagi.

57. Menurut ibu, bagaimana hubungan ibu dengan suami dan anak-anak sampai saat ini? Sudah harmoniskah?

Baik-baik saja, sudah harmonis menurut tante. 58. Apakah ibu, suami dan anak saling mendukung?

Iya. Saya mendukung mereka, mereka juga mendukung saya dalam berkarir. Selama saya ini bisa bertanggung jawab dengan keluarga, makanya suami dan anak-anak mendukung saya. Urusan anak terutama saya dan suami saling dukung, gantian nanti tugasnya kalo suami sudah pulang hehehe.

59. Apakah ada yang berperan dominan dalam keluarga? Tidak ada.

60. Apakah ada yang memiliki ruangan privacy di dalam rumah? Gak ada

61. Ada aturan gak penggunaan barang-barang atau fasilitas di rumah ibu? Gak ada. Semuanya bebas menggunakan barang dan fasilitas di rumah. 62. Kan ibu sama suami sama-sama bekerja nih, pernah gak mempermasalahin

tentang pendapatan?

Gak pernah. Kita gak pernah mempermasalahin pendapatan siapa yang paling besar.

63. Menurut Ibu, penting gak komunikasi keluarga?

Penting banget. Dengan komunikasi kan kita bisa tau, kita bisa mantau. Suami saya bisa tau saya ngapain dan saya juga bisa tau dia ngapain di Makassar 64. Apakah ibu pernah mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan suami dan

anak-anak ibu? Iya.

65. Kendala seperti apa yang sering terjadi dalam proses komunikasi ibu dengan suami dan anak-anak?

(14)

66. Apakah pernah ada protes dari anak dan suami dengan bkerjanya ibu?

Anak-anak awal-awalnya mereka protes udahlah bunda tak usah kerja. Cukup ayah aja yang kerja. Tapi kan lama-lama saya kasih tau, ya kamu kan bersyukur bunda kan kerja. Dengan bunda kerja bisa bantu-bantu. Dan akhrnya dia juga ngerti. Mungkin bisa di jadikan cerminan nanti buat dia juga. Adalah sedikit dia kebanggaan lah.

67. Bagaimana cara ibu menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan juga karyawan?

Saya punya prinsip berjalan semualah hehehe. Jadi selama saya dirumah, itulah waktu untuk keluarga saya. Saya gak mau selama saya dirumah saya membawa masalah dikantor, saya gak mau. Selama saya di rumah saya fokus untuk keluarga saya. Begitu juga ketika saya berada di kantor, saya gak mau ketika saya ada masalah di rumah saya bawa-bawa ke kantor, saya gak mau. Dimana kamu berada disitulah kamu situasikan dirimu, gitu. Biasanya sebelum kerja saya siapin sarapan untuk anak-anak, keperluan sekolahnya. Pas malamnya saya nemenin mereka belajar sambil ngerjain pekerjaan rumah yang bisa dilakukan seperti menggosok.

68. Kalo peran ibu sebagai istri bagaimana ibu melakukannya?

Tiap suami pulang saya layanin dia. Tapi saya rutin kasih perhatian juga ke dia tiap malam, nanyain kabar dia ya gitu-gitu, ngingetin agar terus jaga kesehatan. 69. Adakah perubahan perilaku yang dilakukan anak-anak dan suami ketika ibu

harus menjalankan perjalanan dinas? Gak ada.

70. Bagaimana dengan ibu sendiri, apakah ada perubahan sikap kepada mereka ketika habis melakukan perjalanan dinas?

Gak ada juga.

71. Gimana sih ibu memandang diri ibu sebagai pribadi yang harus menjalankan multi peran di keluarga?

Ya saya terus terang ada rasa bangga disamping saya bisa berperan sebagai ibu rumah tangga, gak pernah melelantarkan mereka, disamping itu saya juga

(15)

mencari nafkah, memberi dan membantu kebutuhan. Alhamdulillah lah bisa dua-duanya, gitu. Saya memandang pribadi saya orang yang betanggung jawab. Kedua-duanya soalnya saya tidak akan lepas, gitu. Disatu sisi saya sebagai ibu harus membesarkan kedua anak saya diluar cari nafkah, di sisi lain saya juga Alhamdulillah yah setidaknya saya bisa membantu dari segi ekonominya lah. Ekonomi keluarga juga baik bisa nyekolahin anak-anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari lah.

72. Menurut ibu, sudah cukup berkualitas belum hubungan ibu dengan suami dan anak-anak ibu?

Sudah.

73. Apakah ibu sudah puas menjadi seorang ibu bekerja dan menjalani multi peran selama ini?

Puas dong, meskipun tante kerja, suami jauh tapi tante, suami dan anak-anak masih lancar gitu komunikasiannya, ngerasa deket dengan mereka.

Informan II

Nama : Hayuni

Tempat/tanggal lahir : Lampung, 24 November 1960

Alamat : Jl. Mesjid Nurul Fajri, RT 04/02 No. 32 Pondok Aren, Tangerang

Usia : 53 Tahun

Suku : Lampung

Agama : Islam

Hobi : Memasak

1. Tan, boleh diceritain gak apa latar belakang pendidikan tante?

Tante cuman SMA. Eh bukan SMA yah, SMEA dulu. SMEA di Lampung. 2. Sejak kapan tante memasuki dunia kerja?

(16)

Dari tahun 1979. Setelah tamat, tante yuni langsung bekerja. Tapi waktu itu honor dulu, honor di koperasi Setjen dari tahun 1979-1981. Setelah itu 1982 tante yuni ikut tes, lulus jadi CPNS 1 maret 1982. Sudah 32 tahun di sini.

3. Mengapa tante memutuskan untuk bekerja?

Karena dulu begini, tante yuni dulu itu saudaranya banyak. Delapan bersaudara, tante yuni paling besar. Kalo mau kuliah dulu dananya gak mencukupi istilahnya yah. Karena daripada tante yuni kuliah kan, adeknya bisa gak sekolah. Itu

makanya milih bekerja sambil membantu orang tua. 4. Mengapa tante memilih menjadi PNS?

Perempuan kalo jaman dulu yah kalo kerja di swasta waktunya terlalu banyak buat bekerja. Dulu kalo PNS kan gak sampe sore. Jam 3 udah pulang, kalo hari jumat jam 2 udah pulang. Makanya tante dulu pengennya ke pns.

5. Menurut tante harapan menjadi PNS apa?

Ya harapan tante dengan jadi pns tante bisa menyekolahkan anak, paling tidak ya tante tamat SMA, anaknya bisa sarjana.

6. Ibu sekarang sudah golongan berapa? III/b

7. Kalo boleh tau bu, gaji ibu per bulan berapa? Tiga juta dua ratus

8. Apakah suami tante bekerja juga? Kalo iya, bekerja dimana?

Iya. Di sini, pns disini juga. Tapi sekarang udah pensiun jadi dirumah aja. 9. Apakah suami ibu sangat mendukung tante dalam bekerja?

Dia jelas mendukung. Karena waktu bekerja sebelum menikah. Jadi bekerja dulu baru menikah.

10.Tante waktu pertama kali bekerja umur berapa?

Tamat SMA tahun 1979, umur 19 tahun. Udah langsung kerja di koperasi sini 11. Jam berapa biasanya tante sudah harus meninggalkan rumah menuju kantor?

jam 6 kurang 10. Kadang-kadang jam 6 kurang 15, pokoknya di bawah jam 6. Malu kalo terlambat ama atasan.

(17)

Sekitar 2 jam.

13. Di subbagian ini, pekerjaan apa saja yang biasa tante kerjakan dan menjadi tugas tante?

Mengerjakan kenaikan pangkat, mengerjakan kenaikan gaji berkala, terus sama mengerjakan surat pernyataan pelantikan, surat pernyataan menduduki jabatan surat pernyataan pelaksanaan tugas. Disamping itu kalo ada baperjakat, paling membuat undangan-undangan baperjakat

14. Jam berapa biasanya tante meninggalkan kantor?

Pulang kantor itu dari dulu udah biasa abis maghrib sekitaran jam setengah 8 malem dari kantor.

15. Kenapa malam tan?

Soalnya kerjaan tante tiap hari banyak dan harus tante selesaiin. Tante gak suka numpuk-numpuk kerjaan.

16. Jam berapa tante biasanya tiba dirumah pulang dari kantor? Setengah sepuluh.

17. Tante senang tidak dengan pekerjaan ibu setelah lebih dari 5 tahun bekerja seperti ini?

Senang pasti, kalo nggak kan gak mungkin tante betah. 18. Pernah gak tante merasa bosan dengan pekerjaan tante?

Bosan sih enggak yah, cuman kalo kita pernah ambil cuti beberapa hari, misalnya kita cuti umpamanya 7 hari yah, begitu mau masuk tuh ada perasaan kok males yah, karena udah kebiasaan di rumah. Tapi kalo udah masuk sehari dua hari udah biasa lagi.

19. Apakah tante bercita-cita menjadi karyawan sejak dulu? Iya emang udah cita-cita dari dulu.

20. Lalu dulu tante menikah kapan?

Tante menikah umur 27, sama Nyoman Wartana. 21. Sewaktu menikah suami tante juga bekerja?

Sudah. Sama-sama bekerja di koperasi.

(18)

Bantu-bantu om nyari nafkah, buat biayai anak-anak tante juga sampai perguruan tinggi. Dulu tante gak mau anak-anak tante gak bisa kuliah kaya tante.

23. Tante punya berapa anak tan? Dua

24. Siapa aja tan namanya?

Putu Fina Kurniasari dan Komang Lana Dwidara 25. Semuanya masih sekolah tan?

Enggak, yang satu sudah menikah. Yang kecil SMA kelas 2 di SMA Kartika Jakarta Selatan.

26. Bagaimana perasaan tante menjalani multi peran?

Dulu tante sempet agak ngeluh ya. Karena dulu tante sambil bekerja sambil mengurus anak. Pernah dulu tante berpikir apa sebaiknya berhenti aja yah bekerja? Tapi om bilang, oh gak usah. Orang yang mencari pekerjaan aja semakin sulit, kok kamu yang sudah bekerja mau keluar? lebih baik kita cari pembantu, yang tidak terlalu mahal. Jadi kita panggil saudara kita yang dulu putus sekolah yang tidak bisa melanjutkan, kita panggil dia. Tante juga tidak memperlakukan dia sebagai pembantu tapi seperti keluarga. sampai sekarang juga hubungan masih baik. Tapi karena ada dukungan om ke tante tante jadi semangat hehehe.

27. Bagaimana komunikasi tante dengan suami dan anak ibu? Kapan saja biasanya ibu berkomunikasi dengan mereka?

Pagi, siang, malam pasti dek.

28. Kalo pagi-pagi biasanya kapan aja tante komunikasiannya?

Dari bangunin om tidur, nyiapin sarapan dan pas sarapan. Jadi gini, om sama tante kalo pagi itu kerja bareng. Contohnya begini, kita lagi masak air, tante lagi ngerjain apa, om itu pasti ambil alih kerjaannya. Airnya udah mendidih dia isi termos. Karena kan tante kebiasaan yah kerja bareng sama om kalo tante masak, om bikin teh. Itu udah kebiasaan dari dulu, om tuh begitu bukan karena

sekarang2 aja dia sudah pensiun. Tapi emang kebiasaan dari muda. Gak

(19)

ngomong-ngomong paling om tuh suka ngomong-ngomong gini, gak usah buru-buru lah nanti kesiram air panas. Ya kalo terlambat ya sudah, kan bisa di ganti sore masaknya. Begitu doang.

29. Kalo pagi-pagi dengan anak, kapan aja tante komunikasinya?

Iya, bangunin mereka tidur. Kadang-kadang alarmnya bunyi dia tenang aja tidur terus gak akan bangun kalo nggak dibangunin. Jadi tante tuh tugasnya tuh pagi-pagi harus ngebangunin, nungguin dia mandi. Ngebujuk dia dulu “dek, cepetan dek”, kadang-kadang bangun gak langsung mandi. Jadi mesti di bujuk-bujuk dulu soalnya dia kalo di kasarin nangis, meskipun udah SMA. Kadang-kadang dia sambil nyisir aja, kadang-kdang om tuh nyuapin dia makan, karena kan sementara ojeknya udah nunggu. Kalo ngandelin dia, dia sisiran, mandinya lama, ganti pakaiannya lama, jadi sambil dia nyisir gitu sambil disuapin. Sambil

nyuapin tante ngomong gini “dek cepeten dong dek makannya, udah siang. Mama juga mau kerja..” trus paling dia bilang “sabar napa” kadang tante bilang gini, “adek jgn bilang sabar, mama ni terlambat berangkatnya, bisnya keburu jalan ntar.” (dengan nada lembut). Tante kan gak mau dong bis ini udah penuh, mau berjubel berdiri gitu kan. Karena jaraknya terlalu jauh, kalo jaraknya deket sih gpp. Ini jaraknya jauh, belom macetnya. Pokoknya berangkat duluan itu pasti tante. Kalo nggak pas sarapan kita saling saling cerita mau ngapain aja hari ini. 30. Apakah tante tetap berkomunikasi dengan suami dan anak ketika berada di

kantor?

Sering, terutama jam-jam pulang sekolah ya. Diatas jam 2. Seperti jam-jam 3 gitu dia pasti udah pulang, tante yuni selalu nelpon kerumah. “udah sampe dirumah belom? Gitu.

31. Itu tante langsung menelpon ke mereka atau gimana?

Ke rumah dulu. Tante telpon ke rumah dulu. Soalnya kan anak tante bawa hp, tapi kalo di jalan selama ini tante yuni sarankan tidak boleh membuka hp dalam kendaraan. Emang tante yuni larang buka-buka hp.

32. Jadi tan, yang menjadi bahan pembicaraan tante dengan anak anak tante di telepon mengenai apa aja?

(20)

Jadi tante kalo dia sudah sampai rumah tante telepon, “adek, adek udah pulang?”, sebentar sih, “udah makan belom?, atau “udah solat belom?”, “ada pr gak?” Itu selalu tante tanya. “Kalo ada selesaikan dulu”. Karena tante yuni membiasakan anak itu kalo tidak keperluan sekolah, kalo waktunya pulang, selalu tante sarankan pulang dulu. Kalo memang mau pergi lagi, pergi tapi setelah pulang dulu ganti baju dulu baru pergi kalo memang ada keperluan. Jangan sampai pulang sekolah main dulu ke mall atau ngapain gitu.

33. Itu sama kedua anak tante?

Nggak sama lana aja. Dengan kakak Fina selama udah kerja yah tante jarang telepon. Pake sms aja. Tante paling SMS pagi “udah nyampe belom?” sama sore. Kalo sore dia yang suka sms “mama, aku udah naik trans” naik busway maksudnya.

34. Kalo sama suami, sering menghubungi juga?

Sering. Kalo siang gitu kan kadang-kadang telpon. Karena kan kebiasaan di rumah kalo pembantu udah pulang, kadang-kadang rumah kan terbuka yah, khawatir juga gitu. Jangan-jangan ketiduran atau gak gimana gitu kan. Paling tidak kan nanyain “lagi ngapain?”

35. Seringnya itu kalo di hitung dalam sehari berapa kali? ya palingan sehari 2 kali. Sama untuk anak dan suami. 36. Berapa lama biasanya tan ngobrol di teleponnya?

Paling gak sampai 5 menit lah. Pernah lama nelpon, paling kalo ada masalah keluarga yang sakit atau apa gitu. Ya paling lama 10 menit lah

37. Kapan saja biasanya tante menghubungi mereka? Diatas jam 2 siang biasanya

38. Lalu tan, bahan pembicaraan tante sama om ketika tante menghubungi dari kantor itu seputaran apa?

paling tante nanya gini, “lagi ngapain pak?”, “ada orang datang gak kerumah?”, “si mbak nyuci gak?” gitu. Karena kadang-kadang kalo siang-siang suka ada temennya gitu kan yang udah pensiun-pensiun tetangga-tetangga situ kan ngobrol di rumah. Paling nanya sebatas itu aja.

(21)

39. Media apa yang tante gunakan untuk berkomunikasi dengan mereka ketika tante berada jauh dari mereka seperti di kantor atau saat dinas?

Handphone aja. Telepon dan sms aja yang biasa tante gunain.

40. Apakah memiliki ketentuan siapa yang harus menghubungi terlebih dahulu? Gak ada

41. Tante menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan anak maupun suami? Enggak. Selalu bahasa Indonesia. Karena gini, mau bahasa Lampung, tante yuni kan gak ada lawannya untuk bahasa Lampung, kan om gak bisa, kakak fina gak bisa, dek lana gak bisa. Mau bahasa Bali kan kakak fina juga gak ngerti. Yah tante yuni sih bisa sedikit-sedikit ngomong Bali, tapi kalo yang halus-halus kan gak bisa. Takutnya begitu kita ngomong salah-salah ngomong kasar, kan gak enak juga. Makanya selalu menggunakan bahasa Indonesia.

42. Apakah keluarga tante sering berkumpul bersama dirumah? Iya.

43. Biasanya, pada saat kapan tante bersama suami dan anak-anak kumpul bersama? Paling malem yah sambil nonton tv kita cerita tentang yang kita tonton, kaya tukang bubur naik haji. Tergantung situasi juga sih ya. Kadang kadang nyinggung-nyinggung masalah keluarga, ceritain kegiatan seharian masing-masing kaya gimana Lana disekolah, Fina di kantor, Tante, om, gitu. 44. Biasanya kalau dirumah, bagaimana cara tante berkomunikasi dengan

anak-anak? Apakah ada cara-cara yang berbeda yang di terapkan pada tiap-tiap anak-anak? Iya. Ada. Karena di dua anak ini ada perbedaan. Yang satu agak-agak manja yang kecil, kalo kakak fina karena udah dewasa sama dia mah biasa-biasa aja kalo ngobrol. Kalo dek lana, masih suka di manja-manjain.

45. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dbicarakan antara tante dengan suami?

Ya paling ngobrol-ngobrol apalagi sekarang tinggal satu yah kakak fina udah menikah paling nanyain gini “nanti kalo dek lana udah selesai sekolah mau kuliah dimana?” kadang-kadang tante yuni itu mikir juga, “apa iya bisa gak tante yuni nyekolahin dia apalagi om kan udah pensiun”. Nah tapi kalo tante yuni

(22)

ngomong gitu pasti om ngomong gini, “kalo itu gak usah di pikirin, Tuhan pasti ngasih rejeki. Semua anak itu berbeda rejekinya. Si A rejekinya begini, si B rejekinya begini. Tapi yang jelas kalo kita ada kemauan, anak ada kemauan, pasti ada jalan”, gitu.

46. Tante sama suami saling terbuka?

Terbuka. Masalah keluarga, kerjaan, tentang anak-anak, keuangan, masalah keluarga dari tante tante ini selalu terbuka. Contohnya gini, di keluarga tante ada masalah apa gitu ya, tante tuh gak pernah menutup-nutupi. Tante pasti ngomong ama om, “pak si anu (adek tante yah ceritanya) ada masalah begini begini, gimana yah nyelesainnya? “Yaudah di selesaikan ajalah”. Karena gini dek, di keluarga tante ini kan orangnya itu kan, tante orang lampung, tapi suaminya ini gak ada yang nikah ama orang lampung. Ada Bali, ada Batak, ada Jawa,

Lampungnya cuman satu, ada Palembang, jadi ada apa-apa ini kalo dari keluarga tante itu pasti ke tante gitu. Om juga ceritain masalahnya sama tante. contohnya gini ya. Keluarga om itu, ini maaf yah, bisa di katakana keluara susah yah. Susah maksudnya keluarga 9, yang bekerja hanya om saja yang PNS. Lainnya petani, kerja bangunan, jadi kan karena kan kalo di Bali ini kan suka ada acaara ini, acara itu yah, kan butuh biaya. Dari Bali itu, kemana dia mau ngomong kalo nggak ke om? Nah om yang istilahnya sedikit2 punya penghasilan gitu, nah kan yang lainnya gada semuanya yang di Bengkulu Tani, yang di Palembang honor baru baru ini aja. Selainn itu kuli bangunan. Jadi ada apa2 tuh keluarga om itu pasti ngomongnya ke om. Untuk menyelesaikan masalah keluarga om itu, om harus ngomong dong ama tante. Karena terus terang, masalah keuangan aja om itu gak megang duit dari dulu. Karena om itu gini, pasti punya uang tuh pasti serahin tante gitu. Jadi apa yang om terima itu dia kasih ke tante. Dia ngambil seperlunya aja. Pokoknya dia percaya gitu “ini ada uang segini yah pokoknya simpen” jadi, pinter2nya tante aja ngolah uang itu. Dia kalo gak terbuka

contohnya kalo minta bantuan dana gitu kan gak mungkin dong om gak bilang, emang dia darimana dapet uangnya, apa dia mau ngutang2 gitu kan gak

(23)

mungkin. Pokoknya om apa-apa selalu terbuka. Kalo masalah keluarga tuh om terbuka.

47. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan antara ibu dengan anak-anak?

ya paling tante nanya dulu “dek ada pr gak dek?” paling itu dulu. “buku-buku untuk besok udah rapi belom?” “udah” setelah itu yah ngobrol-ngobrol rumah aja. Cerita-cerita “udah makan belom?” kalo sekarang ama kakak fina asal udah ketemu di ruang tamu ngobrol bentar udah dia langsung masuk kamar ke

suaminya. Soalnya terus terang semenjak dia menikah tante agak kurang komunikasinya ama dia. Karena kan dia udah capek juga kan. Pulang dia juga malem. Di sudah ngurusin suami, tante blm pulang, dia udah mau istirahat tante baru pulang. Paling ama ka fina tante cuman bilang “jam brp pulang Nak?” “oh tadi abis maghrib” “bareng gak sama suaminya?” “bareng di jemput di stasiun” paling begitu.

48. Tante dan anak-anak saling terbuka?

Oh kak fina terbuka. Sering ngajak curhat. Dulu yah waktu kakak fina belom menikah, dia suka ceita begini “mama, aku punya temen begini, begini..” tante yuni hanya menyarankan begini, “kamu kalo nyari temen jangan yang orang kaya. Cari orang yang biasa-biasa aja.” Karena kakak fina dulu tuh pernah cerita aku punya temen begini begini ma, trus tante bilang, “kayanya kamu gak pantes deh, dia orang kaya nak, gak boleh..”. tapi kebetulan waktu itu dia sama itu juga kurang cocok, makanya kan dia akhirnya lepas juga. Setelah tante yuni tanya “kok si anu gak dating-dateng lagi?”, kak fina jawab “enggak ah dia orang nya egois,” gitu. Dia selalu terbuka. Dek lana juga selalu terbuka. Dia kalo ada apa-apa pasti ngomong. Curhatnya dek lana sebatas temen-temennya. Kalo tante kenapa-kenapa juga cerita sama kakak fina sama dek lana.

49. Tante punya waktu khusus gak buat quality time gitu sama suami dan anak-anak? Sabtu Minggu kalau gak ada dinas. Terus terang kalo tante libur apa kesukaan om, apa kesukaan anak-anak itu tante bikin di hari sabtu minggu. Jadi kapan lagi saatnya tante melayani suami kalo gak sabtu minggu pas hari libur. Jadi semua

(24)

kesukaannya tante bikini, ya habis kalo gak sabtu minggu gak ada waktu dek. Kadang-kadang, karena kan tante jarang ngobrol-ngobrol pas makan malem karena kan tante jarang makan malem bareng karena udah nyampe lebih dari jam 9 malam. Masa orang makan d rumah lebih dari jam 9? Tante kadang-kadang nyampe rumah jam 9 kadang-kadang jam setengah 10. Tapi belom pada tidur sih masih ngobrol-ngobrol aja nonton-nonton aja. Pokoknya tante itu banyak

perhatian ke om sama anak itu di hari libur. Jadi tante usahakan sabtu minggu itu fokus untuk keluarga. terkecuali kalo ada kondangan, arisan, kalo nggak tante gak pernah pergi. Tante di hari libur sering menanyakan “dek mau masak apa dek?” atau “pah, mau masak apa pah?” dan kebetulan anak tante ama om itu kesukaannya sama, seleranya sama.

50. Biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan antara ibu, suami dengan anak-anak?

Paling cerita-cerita masalah keluarga. ya contohnya gini yah setelah kaka fina menikah, dia ngomong dia mau mandiri kan. Kalo menurut mama, tante bilang gitu, belom saatnya. Blom saatnya kamu tuh untuk mandiri. Soalnya gini “mama juga gak ikhlas kamu keluar dari rumah ini trus ngontrak gitu” soalnya tante tinggal di rumah itu rumahnya untuk di tinggal serumah 1 keluarga itu masih cukup yah. Gak ada merasa terganggu gitu. Trus kebetulan om juga mau ikut ngomong juga, “iya na, menurut papa jangan. Kasian mama juga kan mama kan kalo pas dinas berhari-hari gak pulang. Di rumah tuh nanti siapa.” Tapi kebetulan dia mau ngikutin apa omongan kita. Ya kalo ngomong-ngomong berupa nasehat lah.

51. Siapa yang lebih sering membuat keputusan dirumah? Selalu om, tante ngikut aja sama anak-anak.

52. Apakah anak-anak dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan keluarga? Diikutin, anak-anak diminta pendapatnya. Menurut tante om itu tegas, biasanya kita diskusi kaya contohnya sekolahnya dek Lana, acara keluarga, liburan, makanan apa yang mau dimasak, trus kerjaan apa yang nantinya tante jalanin kalo udah pensiun.

(25)

53. Sudah berapa lama tante menjalani pernikahan? 27 tahun

54. Pernahkah mengalami konflik dengan suami? Konflik seperti apa? Apakah disebabkan dari pekerjaan?

Masalah itu semua pasti ada yah, gak ada berjalan keluarga mulus-mulus aja. Ya tapi masih sebatas wajar-wajar aja. Ya tapi masih sebatas wajar-wajar aja, ngga sampai ribut-ribut besar. Ya mungkin kita kadang-kadang salah paha masalah anak, akhirnya kita agak berdebat gitu. Ya tapi kan itu gak sampai berhari-hari gitu gak negor. Paling berapa jam lah paling. Soalnya om itu orangnya gini, kalo tante marah, dia orangnya pergi. Dia keluar gak pernah mau nanggepin. Karena kalo yang satu panas, yang satu ikut panas juga pasti. Kalo om itu pasti dia keluar, tante sadar, oh berarti dia ini menghindar. Memang dari dulu om tuh begitu kalo tante marah-marah dia itu keluar duduk-duduk didepan. Ntar kalo udah reda baru dia masuk. Ada aja alesannya masuk tuh, apalah. Paling kalo masuk itu “ngopi ah..”, dia ngomong gitu. Uman tante juga mikir berarti gak diambil hati nih tante marah-marah gitu juga. Tapi tante terus terang nih, setiap tante abis marah gitu pasti tante mita maaf. “maaf ya pa tadi marah-marah” “udah, gapapa” om tuh selalu gitu.

55. Kalau dengan anak-anak, pernahkah tante mengalami konflik?

Pernah ada salah paham. Dengan kakak Fina pernah, tapi dengan dek Lana belum pernah. Dulu gini, marahnya tante itu, tapi setelah itu tante juga minta maaf yah sama kakak Fina, marahnya tante itu sebenernya gimana yah, kakak Fina kan waktu kuliah yah dia itu ikut organisasi. Dia gak bilang kalo dia itu pulang malam, bulan puasa kalo gak salah itu. Sampai tante bilang gini kelepasan ngomong di SMS “udah Na, kamu gak usah pulang nginep aja. Daripada kamu pulang pecuma besok balik lagi ke kampus!” Marahnya tante gini, dia gak bilang kalo pulang malam. Ternyata dia itu ada acara Sahur On The Road. Dia dari sore tuh gak pulang jadi dia katanya nganterin makanan ke yayasan-yayasan. Itu tuh tante marahnya begini, tante ngerasa bertanggung jawab ke anak, anak

(26)

laki-laki mungkin tante gak masalah lah. Cuman tante khawatirnya karena dia anak perempuan itu tadi. Dia pulang malem, takutnya gak bisa jaga diri kan, tapi dia bilang “Ma, Insya Allah Na bisa jaga diri, Na kan pergi gak cuman sama anak cowok.” Tante sih keselnya itu “Udah Na gak usah pulang!” Dia pulang tante gak bukain pintu. Omnya yang bukain pintu. Jadi pas besoknya sahur, hampir sahur tuh dia pulangnya, dia gak sahur. Besoknya dia berangkat kuliah dia bilang “Ma, Na berangkat kuliah dulu yah. Maafin Na yah Ma.” Tante juga nyesel juga, setelah tante tahu bahwa dia bukan pergi kemana-mana, omongan tadi tuh kelepas ”udah gak usah pulang-pulang lagi kamu. Terserah kamu deh!” itu kelepasan. Pagi itu tante sampai keluar air mata dek, “Na, mama minta maaf yah, mama marah bukan apa-apa, bukan benci ama Na, bukan. Karena saking

sayangnya mama ama anak, mama marah tuh mama takut kalo kenapa-kenapa. Kamu anak perempuan.” Sekali-sekalinya itu Dek. Akhirnya tante minta maaf, dia juga.

56. Menurut tante, bagaimana hubungan tante dengan suami dan anak-anak sampai saat ini?

Baik. Komunikasi kami tetap berjalan lanca 57. Apakah tante, suami dan anak saling mendukung?

Iya. Tante yuni sama om sama kakak Fina dek Lana punya prinsip kalau keluarga itu ibarat tim. Jadi harus mendukung satu sama lain dalam hal apapun, pekerjaan, ekonomi. Contohnya yang biasa ya kalo ngurus rumah sama-sama dilakukan, saling dukung dan bantu. Apalagi untuk urusan ngurus anak-anak om sama tante saling dukung satu sama lain.

58. Pernah gak tan, ada saling curiga diantara tante, suami dan anak-anak?

Gak pernah. Selama ini tante gak pernah curiga atau negatif gitu sama om atau anak-anak tante. Gitu juga mereka. Kalo ada, kan gak mungkin dong rumah tangga tante bisa bertahan selama 27 tahun ini.

59. Iya ya tan, hehehe. Oh iya, apakah ada yang berperan dominan dalam keluarga? Gak ada. Semuanya sama.

(27)

Gak ada.

61. Tante kan sama suami sama-sama kerja, pernah nggak mempermasalahin pendapatan siapa yang paling besar?

Gak pernah.

62. Menurut tante, penting tidak komunikasi keluarga? Penting.

63. Apakah tante pernah mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan suami dan anak-anak ibu?

Gak pernah sih, cuman merasa jadi dikit aja waktu buat ketemu sama om sama kak Fina, dek Lana. Tapi karena ada hp, jadi gak ngerasa kendala banget dek. 64. Bagaimana cara tante menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan juga

karyawan?

Pinter-pinter membagi waktu. Karena kan harus bertanggung jawab pada pekerjaan dan suami juga. Jadi gini, kalo pagi kan sebelum berangkat ke kantor kan paling tidak kita harus ada makanan buat suami buat anak. Jadi membagi waktunya begini, malam pulang kerja seandainya udah ada sayur, udah ada lauk yang bisa dimatengin pagi itu, di racik dulu, malem di taro, pagi di matengin. Karena kan kita juga harus berangkat pagi-pagi biar gak kena macet. Jadi tante membagi waktunya seperti itu, apa yang bisa dikerjaain malem dikerjain. Tante punya kebiasaan kalo sebelum berangkat kerja itu semuanya harus udah rapi, misalnya kaya anak udah mandi, udah makan. Nanti pas malem kalo Lana masih belajar, tante juga nemenin. gitu.

65. Apakah pernah ada protes dari anak dan suami dengan bekerjanya tante? Jika ada, protes seperti apa?

Nggak ada. Karena om tau dari dulu karena dia orang karyawan disini jadi dia tau jam kerja disini itu seperti apa, jadikan dia sudah tau. Kalo dari kak fina ama lana nggak juga.

66. Adakah perubahan perilaku yang dilakukan anak-anak dan suami ketika ibu harus menjalankan perjalanan dinas?

(28)

67. Bagaimana dengan ibu sendiri, apakah ada perubahan sikap kepada mereka ketika habis melakukan perjalanan dinas?

Gak ada juga.

68. Gimana sih tante memandang diri ibu sebagai pribadi yang harus menjalankan multi peran di keluarga?

Yang jelas tante yuni itu sudah melakukan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan yang diberikan pimpinan dan bertanggung jawab, begitu juga buat keluarga. 69. Menurut tante, sudah cukup berkualitas belum hubungan ibu dengan suami dan

anak-anak ibu?

Menurut ukuran tante yuni udah cukup yah. Menurut ukuran tante udah

harmonis. Selama 27 tahun tante berumah tangga kayaknya kagak ada masalah yang besar. Ya kalo salah selisih paham sedikit-sedikit yah wajar-wajar aja yah. Karena tante yuni merasa begini ya tante yuni kadang pulang malam, dinas, pulang dinas dinas lagi, gada perubahan sikap yah ama mereka, suami ama anak tante yuni juga. Menurut tante yuni anak tante yuni itu udah bisa mandiri lah istilahnya yah. Tante yuni selalu meyakinkan mereka “mama kan cari duit dek, kalo gak cari duit kan nanti gak bisa sekolah”. Menurut tante yuni itu udah cukup itu yah karena tante yuni juga gak bisa berbuat banyak pada anak.

70. Apakah tante sudah puas menjadi seorang ibu bekerja dan menjalani multi peran selama ini?

Puas. Tante Yuni bisa menjani semuanya dengan seimbang, bisa bantu om cari uang. Alhamdulillah, ekonomi keluarga juga baik gak kekurangan, om sama tante juga bisa biayain anak-anak tante.

Informan III

Nama : Devyana

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 1 Desember 1964

Alamat : Jl. Komplek Depdikbud 2 No. 95 Cirende, Lebak bulus, Jakarta Selatan

(29)

Suku : Padang

Agama : Islam

Hobi : Memasak dan Berenang

1. Boleh tahu gak tan, apa latar belakang pendidikan tante?

Tante ini dulu waktu tamat SMA kebeneran langsung dapet kerja disini. Trus tante kuliah di ABA, Akademi Bahasa Asing di Cikini. Tapi cuan 3 semester. Alhamdulillah kemaren udah lama tante vakum kuliah dari tahun 1989 terus tergugah lagi tahun 2010 ngambil hukum di UNPAM (Universitas Pamulang). S2 di UNPAM juga ambil jurusan hukum juga.

2. Sejak kapan tante memasuki dunia kerja? Dari tahun 1988 sampai sekarang.

3. Dimana tante pertama kali kerja?

Pertama kali kerja ikut magang setelah tamat SMA di perusahaan Tomy

Soeharto, tapi gak lama kebenern ada penerimaan cpns sini yaudah tante daftar. Lalu di Balai DKI juga pernah magang-magang sekedar tunggu panggilan 4. Mengapa tante memutuskan untuk bekerja?

Waktu itu maunya sih tamat SMA maunya kuliah tapi karena waktu itu bapak udah pensiun, kesempatan gak datang dua kali, disuruh bapak ngelamar, trus iseng ngelamar yaudah Alhamdulillah

5. Berarti dulu emang nyoba-nyoba?

iya nyoba-nyoba namun tetep ada tujuan. Tujuannya itu untuk mencari masa depan. Dan orang tua gak ngelarang.

6. Lalu tante, kenapa sih milihnya jadi pns gitu? Kenapa gak milih jadi pegawai swasta aja?

Ya itu yang tadi tante bilang kan, tante itu penerusnya bapak, bapak kan

pensiunan dari sini, terus keluarga juga gak ada yang mau jadi pns, adek terutama kakak, kalo adek belom tamat waktu itu. Orang bilang waktu itu ngapaian jadi pns, gaji kecil kan, tapi tante istilahnya udah ngeliat bapak udah pensiun masih toh tetep di gaji, istilahnya begitu. Kalo di swasta kan kita mikirin kita kan gak

(30)

punya modal keterampilan orang baru tamat SMA waktu itu. Jadi pengen jadi penerusnya bapaklah. Dan sampai sekarang cuman saya satu-satunya yang menjadi pns. Diantara 5 bersaudara gak ada yang jadi pns selain saya. 7. Terus tante, harapan tante setelah menjadi pns apa?

Kalo tante sih gak mau muluk-muluk yah, kalo harapan yang pasti sih yah mau jadi pns yang mengemban tugas sampai pada waktunya. Tenang kalo jadi pns gitu.

8. Tante sekarang sudah golongan berapa? III/b

9. Kalo boleh tau tan, gaji tante per bulan berapa? Tiga juta dua ratus

10. Apakah suami tante bekerja juga? iya

11. bekerja dimana?

Di sini, cinlok hahaha. Makanya tante pisah. Dulu kan tante bukan bagian sini, disini baru 7 tahun. Yang 20 tahun banyak itu kemaren saya di lantai 14 itu di namanya dulu Biro Perlengkapan. Pecah bagiannya itu di perkecil scoopnya, perlengkapan itu jadi subbagian. Kebeneran suami istri yang berada di satu bagian harus dpisah. Waktu itu ada peraturan dari atsan. Dan yang dikalahkan yaitu saya. Ya saya harus pindah dan yang di pertahankan suami. Jadi disini baru 7 tahun.

12. Jadi dulu tante sudah bekerja dulu baru menikah? Iya.

13. Setelah nikah, kenapa sih tante masih pengen bekerja?

Bantuin om nyari uang aja, lagian kan merasa puas kalo punya penghasilan sendiri juga hehe. Tuhan masih memberi kesehatan, masih mampu, trus pemerintah ngasih umur berhenti terhormat apalagi sekarang di perpanjang sampai 58. Pernah sempet kepikiran mau pensiun dini, tapi dipikir-pikir lagi toh di rumah juga bosen nanti yakan yaudalah nanti datang waktunya aja.

(31)

Oh sangat mendukung. Malah suami tante seneng. Karena dulu suami tante cari pacar harapannya yang bekerja juga.

15. Terus tan, jam berapa biasanya tante sudah harus meninggalkan rumah menuju kantor?

Karena rumah tante jauh, harus pagi.tante kan jarak kesini kalo gak macet yah cuman 30 km, cukup sih dalam satu jam. Tapi kalo di Jakarta kan gak mungkin. Berangkat yah setengah 7. Itu juga hampir 2 jam.

16. Di Subbagian Tata Laksana dan Kepegawaian ini, pekerjaan apa saja yang biasa tante kerjakan dan menjadi tugas ibu?

Bikin SK kenaikan pangkat. Tante juga bantu-bantu bikin SK kegiatan kalo ada kegiatan SDM.

17. Jam berapa biasanya tante meninggalkan kantor?

Rata-rata jam 7 tante baru keluar kantor. Soalnya kerjaan tante banyak dan harus diselesain.

18. Jam berapa tante biasanya tiba dirumah pulang dari kantor? Biasanya nyampe rumah jam setengah 10an malem.

19. Tante senang tidak dengan pekerjaan tante setelah lebih dari 5 tahun bekerja seperti ini?

Disini tante happy-happy aja 20. Pernah tidak tante merasa bosan?

Ada sih terlintas rasa bosan.

21. Terus kalo misalnya udah bosen gitu, gimana cara tante ngilangin kebosanannya? Ya tante banyak ngobrol, pergi keluar, ya dibawa enjoy ajalah

22. Apakah tante bercita-cita menjadi pegawai seperti ini sejak dulu?

Hmm.. tante gak kebayang sih tadinya. Dulu karena tante seneng bahasa inggris, bayangan tante dulu itu mau ngajar gitu, ngajar les private, di bimbingan belajar. Tante gak kebayang jadi pns bener

23. Oh begitu tan, lalu tante menikah dulu kapan? Waktu umur tante 28 tahun sama Pak Suyitno

(32)

24. Apakah ibu memiliki anak? Berapa jumlah anak yang ibu miliki? Siapa namanya?

Udah. Dua. Cewek cewek. Namanya yang pertama Faras Julia kuliah di

Gunadarma baru semester 2, adeknya kelas 1 SMA namanya Fadilah. Sekolah di Madrasah Pembangunan Jakarta Selatan.

25. Bagaimana perasaan tante menjalani multi peran?

Gak gampang tante rasain. Awalnya sulit, sedih, tapi itu gak berkepanjangan karena suami tante dukung tante. Selalu nyemangatin.

26. Bagaimana komunikasi Ibu dengan suami dan anak ibu? Kapan saja biasanya ibu berkomunikasi dengan mereka?

Gak begitu sering sih tapi masih ada komunikasi lah. Biasanya kalo nggak libur cuman pagi aja. Sebelum tante sama om pergi kerja, anak-anak pergi sekolah dan kuliah biasanya pamitan aja.

27. Kalau malam hari tan?

Jarang. Hampir gak pernah ya. Nanti pulangnya udah tidur.

28. Jadi tan, kalau dengan suami sendiri biasanya pagi-pagi ada cerita-cerita nggak gak?

Paling pas lagi jalan kekantor sama-sama. Biasanya om suka sambil nyetir sambil ngomongin lalu lintas aja. Tante juga suka tidur di mobil kalo pagi-pagi hehe.

29. Apakah tante masih tetap berkomunikasi dengan suami dan anak-anak ketika berada di kantor?

tetap.

30. Sering gak menghubungi mereka tan? Sering

31. Seringnya itu seberapa sering misalnya dalam sehari?

Sehari itu kalo ngomong nggak yah, cuman bbm-an. Kalo bbm-an kan lewat tulisan, kalo bbm-an 2 kali 3 kali balesan udah. Kalo nelpon cuman sekali palingan

(33)

Oh sama-sama. Kalo misalnya tante belom nyampe rumah dari jam biasanya kan anak-anak sering ngecek “mama sama papa dimana?” “bener mama pulang sama papa?” saya juga gitu ngecek mereka “udah nyampe rumah belom?”

33. Itu kan sama anak ya tan, kalo sama om? Sering.

34. Itu lewat bbm-an juga apa ketemuan? Secara tante 1 kantor gitu hehe

Bbm-an. Kalo ketemu walaupun kita satu kantor belum tentu ketemu. Cuman kalo pulang baru janjian “Saya udah turun” atau nanya “mau turun jam berapa?” gitu aja nanya. Terus “ketemunya dimana, di depan atau parkiran?”, gitu aja. 35. Nggak ada ngomongin yang lain gitu tante, kaya misalnya ngajak makan siang

bareng?

Enggak pernah. Suami tante tuh gak pernah nginjek kantin. Udah puluhan tahun nginjek sini tuh gak pernah. Jadi kami kalo makan masing-masing. Gak pernah ngajak-ngajak makan berdua, udah gak jamannya lagi hahahha. Ntar kalo diliat, diledek ama temen-temen kantor hehe.

36. Oh begitu tan, lalu kapan saja biasanya tante menghubungi mereka?

Gak tentu. Kadang suka komunikasian soal kerjaan juga sama om. Biasa kalo buat janjian sama om udah mulai dari jam 5 sore.

37. Kalau sama anak-anak?

siang, jam-jam 12 nanyain “udah makan belom?”

38. Biasanya tante kalo lagi bbm-an gitu sama anak tante ngomongin apa aja sih di bbm?

Banyak seperti “udah makan belom?”, terus “mau di beliin apa?” nanya keinginan dia maunya apa, “udah belajar belom?”. Seputar itu saja. kalo tadi belajar di sekolah, “kalo lagi test, dapet nilai berapa? Bisa nggak?” cuman ngecek-ngecek gitu aja.

39. Media apa yang ibu gunakan untuk berkomunikasi dengan mereka ketika ibu berada jauh dari mereka?

Handphone aja, BBM-an, telepon aja.

(34)

Gak ada.

41. Apakah tante menggunakan bahasa daerah ketika berbicara dengan anak maupun om tan?

Iya. Biasanya kalo kita lagi kumpul gitu suka pakai bahasa daerah. Sekalian ngajarin anak-anak juga biar gak ilang daerahnya.

42. Biasanya di rumah ada waktu gak tante buat kumpul-kumpul sekeluarga quality time gitu?

Kalo hari libur biasanya kumpul 43. Kalo hari biasa tan?

Gak ada, cuman di waktu kosong aja. Paling Minggu. Kalo gak ada kegiatan di luar rumah yah ngumpul dikamar, bercanda-canda, nonton tv, yah saling ledek-ledekanlah, manja-manja dikamar. Biasanya kalo udah lama gak kemana-mana biasanya kita ngajakin “yuk nak jalan keluar” biasanya pada senangnya diajak ke tempat rekreasi yang gak banyak orang.

44. Kalo lagi ngumpul gitu tan, biasanya apa aja topik pembicaraanya?

Biasanya lebih ke nasehat. Tante kan anak nya gadis-gadis, tante memang lebih cerewet dalam arti untuk kebaikan juga. Dalam pergaulan di Jakarta ini kan tante udah makan asam garam Jakarta. Lahir di Jakarta, besar di Jakarta, kehidupan di Jakarta kerasnya kaya apa dan pergaulannya juga kan tante tau. Tante gak bosen –bosen ngasih tau “pergaulan tolong pilih-pilih. Pilih yang jangan yang sembarangan temen. Kalo bisa pilih yang latar belakangnya juga bagus.” Sampe mereka bosen, tapi tante selalu wanti-wanti. Ngasih tau ke anak-anak meskipun mereka capek, lelah sekolah, walaupun hari libur tapi yah tetep kodratnya wanita, bantu-bantu sapu, ke dapur gitu.

45. Biasanya kalau dirumah, bagaimana cara ibu berkomunikasi dengan anak ibu? Apakah ada cara-cara yang berbeda yang di terapkan pada tiap-tiap anak? Tante itu gak ada membedakan anak yang satu di manja yang satu mandiri itu enggak. Cuman kodratnya pasti yang bungsu itu lebih manja pasti. Memang beda karakter, kalo yang gede lebih mandiri, kalo yang kecil agak manja. Jadi susah, walaupun udah 1 SMA tapi sifat manjanya masih ada. Dia dari kelas 5 sudah ada

(35)

masalah dalam perhatian khusus jadi kakaknya udah terima aja. Jadi tante lebih banyak perhatian ke yang kecil tapi kakaknya udah ngerti. Cara tante ngomong ke yang kecil biasanya tante lebih manjain. Sapaannya pun beda. Meskipun udah 1 SMA tante tetep perlakuin dia kaya anak SD. Manggilnya juga masih dedek. 46. Tante dan anak-anak saling terbuka gak?

Kalo anak sama anak tante terbuka. Apalagi adek sama kakak mereka saling terbuka. Tapi ngomongin bukan masalah seputar cowok-cowok, paling seputar temen-temen cewek-ceweknya. Kalo sama saya anak-anak tertutup.

47. Kalo tante, tante terbuka gak sama anak-anak?

Oh terbuka tante, karena tante orangnya ceplas ceplos mungkin dia takut kali kalo dia terbuka, mamanya pasti marah nih. Tapi kalo dia gak terbuka juga tante bisa liat gelagatnya, kalo dia udah punya cowok atau belom, kan dari

hari-harinya keliatan dia pulang kerumah abis kuliah. Kalo dia betah di rumah pulang kalo kos juga jarang. Dia walaupun kos juga banyakan pulang jarang di kosnya. Tante juga bisa tau tentang dia juga dari status bbm. Nanti tante nanya tuh kan, biasanya ujung-ujungny anak-anak juga ngasih tau kalo udah dibujuk.

48. Tante kan tadi bilang terbuka sama anak, itu contohnya terbuka seperti apa tante? Tante paling terbuka tentang masalah pekerjaan tante di rumah. Nyeritain situasi kantor sama anak atau pun suami. Kaya misalnya “tadi saya abis pergi sama temen kesini.. makan ini..” pokoknya nyerita-nyeritain kejadian tadi dikantor, itu aja.

49. Nah kalo dengan suami, biasanya kalo dirumah, hal-hal apa saja yang dibicarakan tante sama om?

Kalo hari-hari sih gak banyak yang dikomunikasikan. Kan kalo urusan

pendidikan om yang cover, tante urusan rumah tangga. Jadi kalo urusan minta biaya pendidikan anak-anak ke bapaknya, tante gak pernah tau juga biaya pendidikan yang terlalu mendetail tante gak pernah tau. Tante urusannya yang kebutuhan rumah tangga.

(36)

Keterbukaan om sama tante gak baik, gak sepenuhnya terbuka. Om orangnya pendiam. Kaya masalah pribadi, keluarganya, atau urusan pendidikan anak-anak selama tante menikah sama om gak pernah diceritain ke tante. Sampai saat ini tante juga gak tau-tau tentang biaya pendidikan anak-anak. Berbanding terbalik banget sama tante. Semua tante ceritain ke om termasuk kalo ada masalah di rumah.

51. Siapa yang lebih sering membuat keputusan dirumah?

Kayaknya tante. Misalnya seperti ada pilihan nih, bapak selalu bilang sama anak-anak “Tanya mama” nah jadi keputusan tuh selalu berat di saya. Tapi tergantung juga tapi kebanyakan paling banyak paling dominan keputusan di tante. Ya contohnya kayak dirumah mau masak apa saya aja yang buat. Beli ini mau beli itu juga jadi saya yang sering tentuin. Termasuk pergaulan anak saya ya. Saya kadang liat teennya anak-anak kan kalo main keruah, nanti yang keliatan anaknya gak bagus, saya suka larang anak saya, gak bolehin temenan sama dia. Sebagai ibu kan takut kalo anak terjerumus pergaulan apalagi ini Jakarta. 52. Anak-anak dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan keluarga gak tan?

Nggak. Kita gak pernah diskusi, jarang ditanyain satu-satu. 53. Anak-anak nerima aja tan?

Selama ini sih nerima-nerima aja mereka jarang protes kan saya juga buat kebaikan mereka.

54. Pernah gak tante mengalami konflik dengan suami?

Jarang sih. Kita sama-sama saling percaya kan jadi jarang sebenernya masalah besar. Kalo masalah kecil biasalah suami istri. Biasanya ya paling tante kesel tuh sama om karena tertutupnya itu gak mau ngasih tau tentang biaya-biaya

pendidikan anak-anak. Om juga kadang sering larang anak-anak ngasih tau tante tentang masalah-masalah pendidikan gitu terutama biaya pendidikan. Kadang ini sih yang sering buat om sama tante diem-dieman gitu, karena kan jujur sebagai istri tante merasa ada yang disembunyikan dari tante.

(37)

Gak ngomongan satu hari, abis itu udah baikan lagi. Lupa ama yang kesel-keselnya hehehe.

56. Kalo sama anak-anak tan pernah gak mengalami konflik?

Pernah. Kesel dibikin ama anak itu kalo mereka disuruh bantu-bantu gak mau, susah banget. Tante marahin baru mau bantuin.

57. Ketertutupan anak-anak jadi masalah gak sama ibu? Nggak sih, nggak pernah jadi masalah.

58. Menurut tante, bagaimana hubungan ibu dengan suami dan anak-anak sampai saat ini? Sudah harmoniskah?

Sudah harmonis.

59. Apakah tante, suami dan anak saling mendukung?

Iya. Tante mendukung mereka, mereka juga mendukung saya. Tante dukung om kerja, om juga gitu. Tante dan om juga sangat mendukung pendidikan anak-anak. Gitu juga anak-anak dukung banget kita kerja.

60. Tante dengan om dan anak-anak saling percaya gak?

Iya. Kita saling percaya karena sudah paham sifat masing-masing. Saling percaya itu kunci hubungan keluarga tante agar tetap harmonis. apalagi om sama tante yang sama-sama kerja dan sibuk, kalo gak ada saling percaya kan repot nantinya, bakalan ada pikiran negatif dan bisa ribut. Kalo saling percaya gini kan gak ada pikiran-pikiran negatif kan.

61. Apakah ada yang berperan dominan dalam keluarga? Iya, tante merasa tante yang dominan.

62. Apakah ada yang memiliki ruangan privacy di dalam rumah?

Semua gak ada privacy, terbuka. Dikamar itu biasa juga semua ngumpul. Anak pengen dateng ke kamar, kita gak ngelarang. Pintu terbuka. Mereka juga seneng sekali-sekali nibrung ama mama papanya hehe.

63. Ada aturan gak penggunaan barang-barang atau fasilitas di rumah ibu? Gak ada. Bebas-bebas aja, semua boleh gunain barang-barang di rumah. 64. Kan ibu sama suami sama-sama bekerja nih, pernah gak mempermasalahin

(38)

Gak pernah. Kita gak pernah mempermasalahin pendapatan siapa yang paling besar.

65. Menurut tante, penting gak komunikasi keluarga?

Penting banget sebenernya. Tapi keluarga tante minim, komunikasinya kurang. Kurang terbuka. Tiap hari juga jarang kan ketemu, jarang cerita-cerita apalagi kalo malam hari. begitu tante om pulang anak-anak tidur. Om sama tante juga langsung milih tidur. Paling hari libur doang emang komunikasian.

66. Apakah tante pernah mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan suami dan anak-anak ibu?

Iya.

67. Kendala seperti apa yang sering terjadi dalam proses komunikasi tante dengan suami dan anak-anak?

Waktu pertama, terus yang menghambat kalo tante lupa, kesibukan. Trus nanti inget “oh iya belom nelpon tadi..” gitu. Yang menghambat cuman kesibukan aja, tante bersyukur karena mereka pengertian, dan dapat dukungan dari keluarga. 68. Apakah pernah ada protes dari anak dan om dengan bekerjanya tante?

Protes gak ada. Anak-anak menerima mamanya papanya dari awal udah kerja, udah biasa. Dari dia lahir, udah terbiasa di pegang orang lain.

69. Bagaimana cara tante menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan juga karyawan?

Jadi sebelum berangkat kerja kan kita kan ibu rumah tangga. Jadi, nyiapin sarapannya, nyiapin bekel untuk berangkat sekolah. Malemnya nyiapin

kebutuhan anak sama suami buat besok. Nah kalo kita udah ke kantor kan kita sebagai karyawan. Penuh jamnya sebagai karyawan yah pas dikantor sampe pulang, kalo udah pulang kerumah ya jadi ibu rumah tangga lagi.

70. Om sama anak-anak suka bantuin tante gak dalam hal ngurus rumah gitu? Nggak. Tante dibantu pembantu dirumah aja biasanya. Om ama anak-anak gak ada tugas apa-apa dirumah.

71. Adakah perubahan perilaku yang dilakukan anak-anak dan suami ketika ibu harus menjalankan perjalanan dinas?

(39)

Gak ada. Ya itu kita bersyukur satu profesi sama-sama mendukung. Dan

pengertian. Itu kuncinya. Tante juga gitu sebaliknya. Jadi nggak pernah ngalang-ngalangin supaya gak berangkat dinas. Itu udah konsekuennya gitu. Anak tante juga gitu.

72. Bagaimana dengan tante sendiri, apakah ada perubahan sikap kepada mereka ketika habis melakukan perjalanan dinas?

Gak ada.

73. Gimana sih tante memandang diri tante sebagai pribadi yang harus menjalankan multi peran di keluarga?

Tante ngerasa ya tanggung jawab tante kan sebagai seorang ibu. Emang harus cerewet demi kebaikan. Jadi tante udah nganggep diri tante orang yang bertanggung jawab. anak-anak tante bangga sama tante. Mereka menganggap saya bertanggung jawab bisa mendidik anak-anaknya, bisa menjaga dari lahir sampai sekarang. Dia beri penilaian terhadap tante “mama orangnya baik, walaupun cerewet”. Itu penilaiannya, mama baik tapi cerewet. Suami saya juga sama.

74. Menurut tante, sudah cukup berkualitas belum hubungan tante dengan suami dan anak-anak tante?

udah. tante bersyukur karena mereka pengertian, dan dapet dukungan dari keluarga. kualitasnya yang penting bagi tante kuantitas. Kuantitasnya tante udah lewat telpon udah cukup, bbm udah cukup.

75. Berarti tante sudah puas menjadi seorang ibu bekerja dan menjalani multi peran selama ini?

Iya sudah puas.

Informan IV

Nama : Tri Astuti

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 24 Maret 1966

Alamat : Jl. Nurul Iman RT 06/01 No. 92 Kel. Jakasampurna, Bekasi Barat

(40)

Usia : 48 Tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Hobi : Memasak

1. Tan, boleh diceritain gak apa latar belakang pendidikan tante?

Tante lulusan SMA 21, Kampung Ambon, Jakarta. SD Kebon Sere Jakarta Timur. SMP 44 Jakarta

2. Sejak kapan tante memasuki dunia kerja?

Tahun 1989. begitu lulus emang gak mau kuliah, disuruh kuliah gamau maunya bekerja. Ya kebetulan dapet disini.

3. Mengapa tante memutuskan untuk bekerja?

Ya itu tadi karena emang tante pengennya kerja, gak mau kuliah. Orang tua bujuk-bujuk kuliah juga tante gak mau, hehehe.

4. Dulu tante pertama kali kerja dimana?

Dulu di PT. IKA Rawamangun cuman gak lama disitu karena terbentur ibu naik haji, dirumah gada yang ngurusin trus di suruh keluar ama bapak. PT. IKA itu bergerak di bidang obat-obatan, kaya farmasi.

5. Lalu tante, masuk ke subbagian ini kapan?

Itu tahun 1989 masuk Setjen, gak langsung di tempatin di subbagian ini. Dulu di tempatin di bagian kearsipan, karena bagian kearsipan hilang jadi dipindah ke subbagian sini.

6. Mengapa tante memilih menjadi PNS? ya kebetulan ada lowongan, ya ikut, yaudah 5. Menurut tante harapan menjadi PNS apa?

Pertama, PNS dapet tunjangan, kalo pns kan gada kontrak kerja, trus kan gada pemutusan kerja kaya di swasta. Perasaan seneng dulu pertama kali kerja 6. Apakah suami tante bekerja juga? Kalo iya, bekerja dimana?

(41)

iya, awalnya dia PNS juga di sini Biro Kepegawaian. Trus Departemen

Keuangan buka lowongan, dia ngikut. Sampai saat ini di departemen keuangan, dinas di Kalimantan.

7. Apakah suami ibu sangat mendukung tante dalam bekerja? iya. Dia gak pernah minta saya berhenti bekerja dari dulu. 8. Tante waktu pertama kali bekerja umur berapa?

Lulus SMA setahun trus kerja.

9. Jam berapa biasanya tante sudah harus meninggalkan rumah menuju kantor? Jam 7 nampe jam 7.44. kadang nyampe 7.36 kadang kalo macet sampe jam 8 10. Berapa lama waktu yang tante perlukan untuk bisa sampai di kantor?

Sekitar setengah jam.

11. Di subbagian ini, pekerjaan apa saja yang biasa tante kerjakan dan menjadi tugas tante?

Tugas tante membuat SK kenaikan pangkat, mutasi. Meriksa kalo ada berkas yang kurang-kurang persyaratannya, membuat kenaikan gaji berkala kita udah buat daftarnya

12. Jam berapa biasanya tante meninggalkan kantor? Kalo pulangnya tante biasa dari kantor jam setengah 8. 13. Kenapa malam tan?

Nyelesaiin tugas-tugas. Kadang suka kerja gak inget waktu, hehe. 14. Jam berapa tante biasanya tiba dirumah pulang dari kantor?

Setengah sembilan.

15. Tante senang tidak dengan pekerjaan ibu setelah lebih dari 5 tahun bekerja seperti ini?

Senang, kalo nggak kan gak mungkin tante bertahan. 16. Pernah gak tante merasa bosan dengan pekerjaan tante?

Bosan pastinya ada kadang-kadang, tapi diikin enjoy aja hehe 17. Apakah tante bercita-cita menjadi karyawan sejak dulu?

emang cita-cita.

(42)

III/d

19. Kalo boleh tau bu, gaji ibu per bulan berapa? Tiga juta lima ratus

20. Lalu dulu tante menikah kapan? Tante menikah umur 24 tahun 1990

21. Sewaktu menikah suami tante juga bekerja?

Iya. iya, awalnya dia PNS juga di sini Biro Kepegawaian. Trus Departemen Keuangan buka lowongan, dia ngikut. Sampai saat ini di departemen keuangan dan sedang dinas di Kalimantan sejak 2012.

22. Kenapa ibu tetap memutuskan bekerja setelah menikah? Emang niat mau bantu suami agar ekonomi kelurga tetap baik. 23. Tante punya berapa anak tan?

3

24. Siapa aja tan namanya?

Pertama Rahmat, udah kerja di Kalbe. Kedua Tio udah kerja di alat-alat kesehatan yang di cempaka putih. Ketiga masih kelas 6 SD Muhammadiyah Cilengsi.

25. Bagaimana perasaan tante menjalani multi peran?

Awalnya merasa sulit, gak sanggup tante. Tante dulu gak ada pembantu, jadi agak repot kalo kerja kan gak ada yang ngawasin anak-anak, belom lagi ngurus rumahnya kan. Tante dulu cuman dibantu sama suami aja. Tante dulu sering mnegeluh sama suami kalo rasanya pengen berhenti aja. Tapi suami bilang jangan, ditabah dia selalu bantuin tante ngurus anak-anak, ngurus rumah akhirnya tante juga mulai terbiasa. Jadi seneng.

26. Bagaimana komunikasi tante dengan suami dan anak ibu? Kapan saja biasanya ibu berkomunikasi dengan mereka?

Lancar. Pagi, siang, malem selalu komunikasian.

27. Tan kalo sama suami,, kapan aja tante komunikasiannya?

ya pagi, siang, malem. Kalo saya gak ngubungin dia yang ngubungin gitu. Kalo pagi sebelum berangkat kerja jam 6 tante ngubungin, kalo nggak dia pasti

Referensi

Dokumen terkait

Ciri khas dari bentuk komunikasi antar pribadi adalah arus pesan dapat mengalir secara dua arah (two way) dengan saling bargantian posisi antara komunikator- komunikan,

Marga Tirta Kencana penghuni Perumahan Permata Buah Batu 1 dengan judul “ PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT. MARGA TIRTA

Konflik penguasaan dan pemilikan tanah kadie di Kelurahan Melai Kecamatan Murhum Kota Baubau sampai saat ini masih sering terjadi, hal itu ditandai dengan makin

Bahwa pada pokoknya permohonan PEMOHON adalah keberatan terhadap Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati

1) Peserta didik diminta mengamati tentang contoh gambar berkaitan dengan keunggulan ekonomi seperti gambar PT Freeport, pecan raya, batik, dan sebagainya. 2) Berdasarkan

Selain sebagai pemenuhan kewajiban mata kuliah Internship, penulis juga melakukan praktik kerja magang untuk menambah wawasan sekaligus mengaplikasikan ilmu yang telah

Berdasarkan korelasi yang dilakukan antar singkapan batubara yang ditemui, dengan melihat ciri fisik dan posisi titik singkapan sebagai dasar penentuan korelasi,

dibawah sumpah dibacakan didepan persidangan, dimasukkan sebagai fakta dalam persidangan oleh hakim. Bahwa dalam memeriksa sebuah putusan, paling tidak harus berisikan