• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Teori Tentang Objek dan Subjek .1. Sejarah Batik Sumber Jambe

Dalam dokumen 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA (Halaman 43-48)

Kabupaten Jember begitu terkenal sebagai salah satu produsen tembakau terbesar di Indonesia, hingga tidak heran jika masyarakat setempat punya ide kreatif dengan mengabadikannya dalam selembar kain batik tulis yang disebut batik Jember. Daun tembakau yang memiliki julukan daun emas, digoreskan diatas sehelai kain katun menggunakan canting hingga membentuk pola yang

Kegiatan membatik di Jember sudah ada sejak jaman Belanda atau saat batik Van Zuylen atau batik Pekalongan populer di Eropa. Secara turun temurun motif batik daun tembakau mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar selalu menjadi komponen utama dalam membuat motif-motif batik kombinasi terbaru guna memenuhi selera pasar yang beragam oleh perajin batik di Kecamatan Sumber Jambe tersebut. Sebagian besar pengrajin batik di desa Sumber Pakem adalah perempuan disamping sebagai buruh tani (Cahbagoes, n.d).

Di Jember terdapat beberapa komunitas fashion yang diikuti oleh sebagian mahasiswa dan orang dewasa lainnya. Di dalam komunitas ini, mereka selalu mengembangkan ide-ide mereka yang dituangkan kedalam fashion. Komunitas ini pernah mengikuti event seperti Jember Catwalk, dan juga JFC yang gunanya memamerkan berbagai fashion dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Motif yang diberikan untuk batik Jember ini tidak hanya motif tembakau saja, melainkan ada motif lainnya seperti cerutu, buah naga bambu, kopi, dan kakao. Motif daun tembakau ini memiliki makna yaitu motif yang menjadi ciri khas dari Kota Jember sendiri terinsipirasi oleh potensi sumberdaya alam yang ada di Jember. Akan tetapi motif daun tembakau ini menjadi motif yang paling dominan. Motif batik Jember tidak lagi mengikuti pakem motif seperti batik Solo, Pekalongan dan Jogja, tetapi lebih mengarah ke motif. Proses pembuatan batik Jember tergolong cukup rumit. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan, pertama adalah pembatikan, proses pembatikan biasanya dilakukan dengan menggambar motif-motif yang diinginkan pada sehelai kain, setelah proses pembatikan atau penggambaran selesai, barulah proses pewarnaan pertama pada batik dilakukan.

Sehelai kain tersebut kemudian dicelupkan pada pewarna. Setelah diberi pewarna, batik tersebut dicuci dengan menggunakan air aki, air aki ini digunakan agar obat pewarna indigusol tersebut dapat lepas dan menghasilkan warna-warna indah, yang telah ditentukan sebelumnya. Tak hanya sampai di situ, proses selanjutnya yakni pembatikan kedua, pembatikan kedua berfungsi agar batik yang dihasilkan semakin bagus, dan tidak mudah luntur, setelah itu pewarnaan kedua, dan proses selanjutnya adalah pelepasan malam, setelah selesai, barulah dilakukan

proses penjemuran. Proses penjemuran batik, bisa berlangsung hingga 3 sampai 4 hari, tergantung dengan cuaca dan bahan kain batiknya.

Gambar 2.65 Batik Sumber Jambe khas Jember

(Sumber: https://goo.gl/images/cKmNoQ)

2.2.2. Wawancara

Dalam membuat perancangan buku fotografi fashion batik Sumber Jambe khas Jember, penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara dengan Iriane Chairini Megahwati selaku pemiliki Rumah Batik Jember yang terletak di Jalan Mawar no 75 Jember. Beliau sudah lama menekuni usaha batik dan sangat tahu betul tentang batik Jember. Hasil wawancara dengan narasumber yaitu bahwa untuk saat ini, peminat batik Jember rata-rata wanita, tetapi juga ada pria walaupun tidak banyak. Dan strategi yang dilakukan untuk membuat batik Jember ini eksis mereka mengikuti berbagai macam lomba yang diadakan di Kota Jember, mengadakan event-event membatik untuk anak SD dan juga mereka melakukan promosi melalui social media instagram dan melalui brosur-brosur. Dan batik Jember juga memiliki ciri khas yang membedakan dengan batik lainnya yaitu dengan motif daun tembakau, dengan berbagai ukuran dan kombinasi motif lain yang dipadukan secara serasi, sehingga motif batik Jember selalu ada di setiap potongan kain batik. Menurut Irene Chairini Megahwati, warna yang digunakan pada batik Jember ini lebih dominan warna hijau. Tetapi tidak terkesan warna hijau saja seperti warna merah, hijau, ungu, dan lain-lain. Produksi batik

Rumah Batik Jember ini bermula dari mereka mencoba-coba sendiri mempadukan berbagai motif tanpa meninggalkan daun tembakau dan juga terinspirasi dari pegalaran JFC yang mengangkat tema berbeda-beda setiap tahunnya. Selain itu narasumber berkata bahwa masyarakat Jember harus mau mengenal dan menerima adanya batik Jember ini karena batik Jember dengan motif daun tembakau sudah merupakan icon dari kota Jember dan batik ini memiliki keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki oleh batik lainnya. Dan untuk komunitas fashion di Jember sendiri sudah ada, mereka membuat berbagai macam fashion yang nantinya mereka pamerkan ke dalam event JFC. Untuk wawancara dengan narasumber ke dua dengan Ninik selaku pemilik toko Griya Batik Jember yang terletak di jalan Mawar no 58 Jember. Beliau tidak begitu mengetahui tantang batik Jember, karena beliau hanya sebatas berjualan dan tidak pernah mempunyai pengalaman dalam bidang batik. Hasil wawancara dengan beliau yaitu motif yang dihasilkan oleh batik Sumber Jambe tidak hanya tembakau. Dan rata-rata harga yang diberikan untuk selembar kain batik berbeda-beda tergantung jenis batiknya. Untuk peminat tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki. Motif batik Jember ini berbeda dengan motif lainya, karena motif batik Jember tampilannya lebih segar dengan adanya perpaduan daun tembakau dan motif lainnya. Strategi yang dilakukan masih sebatas menggunakan social media, vocher diskon dan mengikuti lomba-lomba busana yang ada di Jember. Dengan hasil wawancara di atas, maka penulis berusaha mengenal batik Jember dan mengetahui info-info lainnya yang lebih akurat tentang batik untuk kemudian diterapkan dalam pembuatan buku fotografi fashion. Untuk pemilihan media buku, penulis merasa penting bahwa dengan adanya media buku, semua informasi lengkap tentang batik dapat diterapkan melalui buku dan juga lebih efisien. Buku juga dapat digunakan untuk koleksi karya seni sehingga saat kita memerlukan informasi mengenai batik, kita bisa mendapatkan informasi dari buku yang kita punya.

2.2.3 Dokumentasi

Gambar 2.66 Koleksi batik Sumber Jambe dari Rumah batik Jember

Dalam dokumen 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA (Halaman 43-48)

Dokumen terkait