• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Media Buku

Buku merupakan kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas dinamakan halaman. Seiring dengan perkembangan zaman, buku dikenal juga dengan istilah e-book atau buku elektronik yang hanya mengandalkan telepon selular atau komputer. Buku juga merupakan alat komunikasi berjangka panjang dan mungkin yang paling sangat berpengaruh kepada perkembangan kebudayaan manusia (Hakim, 2019).

2.1.2 Perkembangan Buku di Indonesia

Tahun 1950, penerbit swasta nasional mulai muncul. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

Tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya dengan harga murah.

Manusia membutuhkan media untuk menyimpan, mengkomunikasikan serta melestarikan informasi ataupun pengetahuan yang dimilikinya lewat buku yang kita kenal sekarang ini. Manusia telah merekam berbagai kepercayaan (keyakinan), legenda-legenda, dan aktivitas sehari-hari dengan cara melukiskan gambar-gambar pada dinding-dinding gua, permukaan batu karang, dan lain sebagainya yang terlindungi dari cuaca (Knowlton, 1997 p. 318).

(2)

3.500 tahun SM orang Mesir mulai mengembangkan apa yang disebut sebagai hieroglyph atau tulisan suci yaitu berupa gambar atau tulisan Mesir kuno yang ditulis pada lembaran-lembaran lontar atau papyrus (Knowlton, 1997 p. 318).

Selanjutnya papyrus menjadi industri besar di Mesir dan diekspor ke seantero dunia terutama Yunani. Orang-orang Yunani sangat maju dalam penulisan dan pembuatan buku dengan penemuan abjad yang terdiri dari 24 simbol yang disebut huruf, masing-masing huruf tentu jauh lebih mudah dibanding menyusun dengan gambar. Dan pada 146 tahun SM kerajaan Romawi menaklukan Yunani, sebagian besar buku Yunani dan perpustakaan dipindahkan dari Yunani ke Roma. Sebenarnya orang-orang Romawi juga menulis buku-buku mereka pada Caudex yaitu papan-papan kayu yang tipis yang sisi-sisinya diberi lubang lalu digabungkan dengan melilitkan cincin di lubang tersebut.

Perkembangan selanjutnya adalah penggunaan parchment (kulit binatang yang sangat tipis dan telah diposes, direnggangkan dan di gosok dengan batu apung). Dibandingkan dengan papyrus, parchment lebih mahal tetapi ia memiliki beberapa kelebihan, diantaranya lebih kuat dan tahan lama, tinta bisa dihapus darinya, serta dapat dicat dan dihias dengan lembaran emas dan warna-warna terang, dan kemudian kedua sisinya bisa digunakan untuk menulis. (Knowlton, 1997 p. 319).

Orang Cina juga telah mengembangkan tulisan dan buku-buku dengan media sikat dan tinta hitam yang berkilauan. Awalnya mereka menulis dibalik daun-daun palm, potongan bambu atau papan kayu, karena mereka tidak memiliki papyrus dan parchment. Akhirnya pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun untuk pertama kalinya menemukan kertas yang sebenarnya. Dengan kertas tersebut pada awalnya orang Cina menulis buku dengan tangan, tetapi selanjutnya mereka mengembangkan teknik mesin cetak yang disebut woodcut, yang bisa membuat mereka menggambar teks dengan mudah dan membuat berbagai impresi pada halaman tersebut. Penemuan kertas telah merubah bentuk buku-buku Cina menjadi halaman-halaman ukuran penuh yang terjilid, dan ini menjadi standar buku-buku Cina selama lebih dari seribu tahun lamanya hingga diperkenalkan

(3)

Pada tahun 476 setelah Roma jatuh, penjualan buku terhenti. Baru pada tahun 1100 sebagian kecil masyarakat kristen mulai menulis buku lagi dan disebut Monasteries. Situasi ini berubah dengan cepat setelah ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg pada sekitar tahun 1450. Mesin cetak ini memungkinkan buku dicetak secara masal dan lebih murah (Widjanarko, 2000 p. 25). Seluruh buku yang diterbitkan sebelum tahun 1501 disebut incunabula. Tahun 450 buku modern dibuat dimana halaman-halaman kertas dijilid dengan sampul yang keras di bagian depan dan belakangnya, dan bentuk ini digunakan selama lebih dari 200 tahun lamanya(Knowlton, 1997 p. 322).

Gambar 2.1 Buku tahun 1960

(Sumber: https://images.app.goo.gl/anjSw9v8DbbMmzL47)

(4)

Gambar 2.3 Buku tahun 2019

(Sumber: https://images.app.goo.gl/6SdPTwXuryGj8Ay57)

2.1.3 Sejarah Buku di Indonesia

Perkembangan buku di indonesia awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku pelajaran, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.

Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan.

Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit buku bacaan rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga Jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku pelajaran karena bidang ini dikuasai penerbit swasta Belanda.

Tahun 1950, penerbit swasta nasional mulai muncul. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia.

Tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah

(5)

nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya denga harga murah.

Disini buku digunakan karena buku bagi target market usia 30-50 di anggap sangat penting karena umur 30-50 merupakan usia yang produktif, dimana usia tersebut mulai mencapai puncak karirnya. Mereka tidak bisa mengandalkan media sosial karena sifatnya yang tidak begitu memberikan informasi yang lengkap dan benar. Banyak orang-orang besar seperti manager, kepala HRD yang masih membaca buku, karena dengan membaca buku mereka bisa mendapatkan wawasan yang sangat luas.

2.1.4 Jenis-jenis Buku Berdasarkan Isinya

1. Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Novel berasal dari bahasa Italia novella yang artinya “sebuah kisah, sepotong cerpen”. Novel bisa mencapai 40.000 kata yang tidak dibatasi keterbatasan struktural dan matrikal sandiwara atau sajak. Novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari (Sabjan Badio, 2009).

Gambar 2.4 A Literary Luncheon with Paula McL (Sumber: https://goo.gl/images/8zqxam) 2. Cerita bergambar

(6)

Gambar 2.5 Cerita bergambar bobo

(Sumber: https://images.app.goo.gl/h9w6gnB5HgVPaqFN9) 3. Komik

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk cerita yang biasanya dicetak diatas kertas dan dilengkapi dengan teks (Sabjan Badio, 2009).

Gambar 2.6 Komik

(Sumbe: https://goo.gl/images/DfDhG7) 4. Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah serangkaian buku yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusu menurut abjad dan lingkungan ilmu (Sabjan Badio, 2009).

(7)

Gambar 2.7 Buku Ensiklopedia

(Sumber: https://images.app.goo.gl/vzKyFNYovCJkJXUx8) 5. Antologi

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu onta berarti “ yang berada”, dan logi yang artinya ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka antologi ini mempunyai arti ilmu pengetahuan tentang keberadaan (Sabjan Badio, 2009).

Gambar 2.8 Buku Antologi

(Sumber: https://goo.gl/images/LC71ZN) 6. Dongeng

(8)

Gambar 2.9 Dongeng Kancil

(Sumber: https://images.app.goo.gl/miuvymv1TJisXU7k8)

Jenis-jenis dongeng :

• Fabel

Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Contoh: kancil mencari timun.

Gambar 2.10 Dongeng Kancil (Sumber: google.com) • Legenda

Legenda adalah dongeng yang menceritakan peristiwa yang berhubungan dengan keajaiban alam. Contoh: terjadinya danau toba.

(9)

Gambar 2.11 Dongeng Asal Mula Danau Toba (Sumber: google.com)

• Mite

Mite adalah dongeng yang menceritakan tentang dewa-dewa atau makhluk halus. Contoh: Nyi Roro Kidul.

Gambar 2.12 Dongeng Nyi Roro Kidul (Sumber: google.com)

• Sage

Sage adalah dongeng yang menceritakan tokoh yang berkaitan dengan sejarah. Sage biasanya menyebar dari mulut ke mulut sehingga terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Jaka Tingkir.

(10)

Gambar 2.13 Dongeng Jaka Tingkir (Sumber: google.com)

• Parabel

Parabel adalah dongeng yang ceritanya mengandung nilai-nilai pendidikan atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Malin Kundang.

Gambar 2.14 Dongeng Malin Kundang (Sumber: google.com)

7. Biografi

Biografi adalah suatu tulisan yang menjelaskan tentang kisah atau keterangan mengenai kehidupan seseorang atau kisah riwayat hidup seseorang. Pembuatan Biografi hanya untuk tokoh-tokoh yang dianggap penting dan memiliki perngaruh bagi kehidupan orang banyak. Biografi bisa berbentuk tulisan singkat dalam satu artikel, namun juga bisa berupa buku (“Pengertian Biografi, ciri-ciri,struktur dan jenis biografi”, n.d, par. 1).

(11)

Gambar 2.15 Biografi Gus Dur

(Sumber: https://images.app.goo.gl/Munv1PBGFPFpLuFA8) 8. Catatan harian

Catatan harian adalah buku yang isinya berdasarkan catatan harian (Dina Amalia, 2017, par. 1-2).

Gambar 2.16 Catatan harian

(Sumber: https://images.app.goo.gl/4m4A9raiaUZpq5RC9) 9. Kamus

Kamus adalah kata-kata dari sebuah bahasa, biasanya disusun secara alfabetis dan disertai ketarangan akan artinya ucapannya dan ejaannya. Kamus mempunyai pedoman sebutan, asal usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi suatu perkataan (Sabjan Badio, 2009).

(12)

Gambar 2.17 Kamus Indonesia Inggris (Sumber: https://goo.gl/images/DPTtt3)

10. Panduan

Panduan berasal dari kata pandu, yang artinya petunjuk. Panduan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga panduan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat atau semua benda yang dibendakan (Staf, 2019).

Gambar 2.18 Buku Panduan

(Sumber: https://images.app.goo.gl/bQ8W2sQ8T2R2KDst9) 11. Atlas

Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan sehingga membentuk buku. Selain bentuk buku, atlas juga berbentuk globe (bola dunia). Atlas dapat

(13)

memuat informasi seperti geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama dan ekonomi (Sabjan Badio, 2009).

Gambar 2.19 Poster World map atlas (Sumber: https://goo.gl/images/Qc2nt1) 12. Ilmiah

Buku yang disusun berdasarkan keilmiahan. Contoh: buku yang disusun berdasarkan hasil penelitian dan disampaikan dalam bahasa ilmiah (Sabjan Badio, 2009).

Gambar 2.20 Buku Ilmiah

(Sumber: https://images.app.goo.gl/4kyWDwkxZwxc727DA) 13. Mewarnai

Mewarnai adalah memberikan warna atau cat pada suatu gambar. Mewarnai sudah menjadi bagian dari menuangkan segala imajinasi dan inspirasi tentang segala hal yang pernah mereka alami (fakhrizal, 2017, par. 1).

(14)

Gambar 2.21 Gambar mewarnai (Sumber: https://goo.gl/images/zmw1d9)

2.1.5 Layout

2.1.5.1 Pengertian Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca untuk menerima informasi (Rustan, S. 2009. Layout dasar & penerapannya).

Layout merupakan usaha menyusun, menata atau memadukan elemen-elemen komunikasi grafis (teks, gambar, tabel, dll) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif

(Lukman Hakim, 2019, par. 1).

Grid, garida, pola atau kisi-kisi adalah susunan kerangka yang dibangun atas garis dengan posisi vertikal dan horizontal, grid digunakan sebagai alat bantu untuk menyusuk atau mengatur objek dalam kontek perencanaan dalam ruang gambar dua dimensi. Grid dalam desain grafis dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyusun, mengatur komposisi objek visual. Fungsi grid juga selain sebagai alat pengaturan dalam ruang dua dimensi, grid dapat menciptakan sifat-sifat yang berkaitan dengan penampilan dalam bentuk desain, atau bisa menciptakan kesan tertentu seperti sifat formal, mahal dan murah.

(15)

2.1.5.2 Grid pada Layout 1. Grid System

Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen visual dalam sebuah ruang. Grid system digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancangan grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid system dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan estetik (Lukman Hakim, 2019, par. 1).

Gambar 2.22 Grid System

(Sumber: https://sekolahdesain.com/mengenal-grid-pada-layout/) 2. The Golden Section

Di bidang seni grafis, proporsi menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8:13 berarti jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang (Lukman Hakim, 2019, par. 1 ).

(16)

Gambar 2.23 The Golden Section (Sumber: https://goo.gl/images/Vg8yUr) 3. The Symetrical Grid

Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri, biasanya margin luar lebih lebar dari pada margin dalam (Lukman Hakim, 2019, par. 1 ).

Gambar 2.24 The Symetrical Grid

(Sumber: https://sekolahdesain.com/mengenal-grid-pada-layout/) 2.1.5.3 Layout buku

Grid memperkenalkan tata letak yang sistematis. Menggunakan teknik grid desainer dapat menyusun tata letak informasi yang sangat banyak seperti buku maupun katalog. Setiap grid mengandung bagian dasar yang sama, setiap bagian memiliki peran yang spesifik, setiap bagian dapat dikombinasikan sesuai

(17)

kebutuhan. Grid-grid dibagi menjadi 4 yaitu Manuscript Grid, Column Grid, Modular Grid, Hierarchial Grid (Samara, p. 22).

Blok disebut juga Manuscript Grid. Grid yang secara struktural paling sederhana diantara grid-grid yang lain. Struktur dasarnya adalah area persegi besar yang memakan sebagian dari halaman. Tujuan grid ini adalah untuk mengakomodasi teks yang berkepanjangan, seperti buku atau esai. Hal ini sangat penting unutk melibatkan pembaca dan untuk menjaga mata dari melelahkan terlalu cepat saat membaca panjang (Samara, p. 26).

Gambar 2.25 Manuscript Grid

(Sumber: https://images.app.goo.gl/Fk4iNYALp4SqDTuZ7) Grid kolom adalah salah satu grid sederhana dan sering digunakan dalam surat kabar dan majalah yang memiliki tenggat waktu yang pendek dan hanya terbit dalam jangka waktu yang pendek. Sebuah grid kolom sederhana sangat fleksibel dan dapat dimanfaatkan untuk efek yang besar. Column Grid yang tepat tidak menghalangi tata letak yang dinamis pada spread tertentu skalanya mengubah elemen tipografi pada grid. Column Grid sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk memisahkan berbagai jenis informasi. Jika kolom yang digunakan terlalu sempit, maka tanda hubung akan berlebihan, dan jika kolom terlalu lebar, maka akan membuat sulit bagi pembaca untuk menemukan awal dari garis berurutan (Samara, p. 27).

(18)

Gambar 2.26 Column Grid

(Sumber: https://images.app.goo.gl/pYcoe3BAeK879FJU8)

Sebuah grid modular pada dasarnya adalah sebuah kotak kolom dengan sejumlah besar garis aliran horisontal yang membagi kolom menjadi baris dan menciptakan module. Module bisa vertikal atau horizontal secara proporsional, dan dapat berhubungan dengan jenis gambar yang terorganisir. Proporsi margin juga harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan modul. Grid modular juga cocok untuk desain informasi tabular, seperti grafik, bentuk atau sistem navigasi.

Gambar 2.27 Modular Grid

(Sumber: https://images.app.goo.gl/GvSSA7Ncr22eu11R7)

Sebuah grid hirarkis juga dapat digunakan unutk menyatukan sisi paket atau untuk membuat arragements visual baru jika mereka ditampilkan dalam kelompok (Samara, p. 29). Hirarchical grid biasanya banyak ditemukan di web. Hirarchical grid ini lebih mengutamakan penempatan elemen yang masih sesuai

(19)

Gambar 2.28 Hirarchial Grid

(Sumber: https://images.app.goo.gl/uqyivLXfCB6ELtzE7) 2.1.5.4 Mondrian Layout

Jenis desain ini mengacu pada karya Piet Modrian seorang pelukis yang memiliki desain yang asimetris. Pada desain ini menggunakan warna dasar merah, kuning, biru dan garis hitam sebagai pemisah atau ruangan. Unsur gambar ditempatkan pada bentuk segi empat.

Gambar 2.29 Mondrian Layout

(Sumber: https://images.app.goo.gl/dggS3mJVLCdKRTCx9)

2.1.6 Pengertian Fotografi

Kata fotografi berasal dari bahasa Yunani photos yang artinya cahaya dan grapho yang berarti menulis. Arti dari fotografi adalah sinar, segala proses kegiatan, dan penciptaan karya seni, berupa gambar diam (still picture) maupun

(20)

Inggris pada tahun 1839, yang bereksperimen dalam bidang “fotografi” (Prayoga, par. 1).

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mempu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan indentik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, dibutuhkan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya dengan merubah kombinasi ISO/ASA (ISO speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed).

2.1.7 Alat dan perlengkapan Fotografi

2.1.7.1. Kamera

Kamera merupakan alat yang dapat merekam suatu peristiwa atau kejadian penting dalam bentuk gambar atau foto sehingga peristiwa tersebut dapat kita lihat kembali. Kamera digital terdri dari 2 jenis yaitu kamera pocket (saku), dua lensa (refleks lensa kembar), dan kamera DSLR.

Berikut penjelasan mengenai jenis kamera:

• Kamera saku, merupakan kamera otomatis yang menggunakan format pengambilan gambar dan penyimpanan digital dengan ukuran kecil dan ringan sehingga mudah dibawa-bawa. Kedua lensa yang dimiliki oleh kamera saku mempunyai fungsi yang berbeda. Salah satunya yaitu lensa pengintai dan yang lain berfungsi untuk pengekspos objek. Kamera saku ini memiliki keunggulan yakni menjamin siapapun untuk dapat memotret objek tanpa perlu khawatir salah (Buladig_12, n.d, par. 1).

• Kamera DSLR, kemera single lens merupakan kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera sama persis seperti objek yang dilihatnya. Kamera DSLR ini memiliki keunggulan dibanding kamera biasa. Sensor yang dibuat menyamai ukuran film analog 35mm atau dikenal dengan full freme (36x24mm). Sensor yang besar artinya setiap pikselnya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga kemampuan dalam

(21)

yang dimana ISO tinggi pun noisenya tetap baik. Selain memakai sensor ukuran 35mm, kamera DSLR juga ada dengan sensor yang berukuran kecil (Fahri Nuraga, 2014, par. 2).

2.1.7.2. Lensa

Lensa merupakan benda tembus cahaya yang dibatasi oleh dua bidang lengkung, bidang bola, bidang silinder, atau satu bidang datar. Lensa terdiri dari lensa cembung dan cekung. Lensa cembung adalah bagian tengahnya lebih tebal dari pada pinggirannya. Sedangkan lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari pada pinggirannya.

Lensa dikelompokan sesuai focal length yaitu lensa normal lensa sudut lebar dan lensa tele. Focal Length mempengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan oleh film atau sensor. Untuk kamera SLR dilengkapi dengan diafragma yang dapat mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai kebutuhan. Berikut macam-macam penjelasan lensa:

a) Lensa Normal, melalui lensa ini kita dapat melihat objek dengan persektif dan sudut pandang mata yang natural atau alami. Jarak pandang fokal lensa ini 40-58mm. Lensa normal pada umunya memiliki bukaan hingga f : 1,4 dan juga dapat digunakan pada pemotretan objek yang cukup lebar (Sugiarto, n.d, par. 9).

b) Lensa Tetap (fixed), lensa yang panjang fokus tunggal. Dengan ukuran yang lebih kecil, lensa tetap mempunyai bobot yang lebih ringan dan harga lebih murah. Dalam lensa ini panjang fokal tidak dapat diubah-ubah, untuk melakukan zooming harus secara manual yakni harus maju mundur. (Achdadona, 2013).

2.1.7.3 Filter

Ada dua jenis filter yaitu filter lensa dan filter lampu. Menurut bentuknya, filter terbagi menjadi dua jenis yaitu filter cincin dan filter bujur sangkar. Filter cincin adalah berbentuk cincin dan memiliki ulir yang sesuai dengan lensa. Berikut lensa yang sering digunakan dalam pemotretan:

(22)

• Filter Polarisasi, filter ini dapat membuat warna langit menjadi lebih biru, menjadikan warna lebih pekat.

Filter Neutral Density, merupakan filter koreksi yang berfungsi menghambat dan mengendapkan cahaya yang masuk ke lensa.

Filter Balance, berfungsi untuk menyeimbangkan dan menormalkan warna cahaya dalam suasana tertentu.

• Filter Kreatif, merupakan filter dengan beragam efek yang dapat dihasilkan. Pada umunya dengan pemotretan biasa, semua bisa dicapai dengan bantuan lensa kreatif ini.

2.1.7.4 Tripod

Kaki tiga merupakan salah satu perlengkapan fotografi yang sangat di perlukan. Penyangga kamera ini sangat diperlukan saat memotret sinar matahari terbit dan terbenam. Pengguanaan tripot juga diperlukan agar hasil foto tidak goyang dan fokus.

2.1.7.5. Flash

Flash atau blitz sangat membantu dalam pencahayaan di dalam fotography. Sangat membantu dalam tempat yang minim cahaya. Flash dapat menghasilkan cahaya dengan suhu setara matahari.

2.1.8 Teknik dan Klasifikasi Fotografi

Dalam pengambilan angle atau sudut pandang dalam fotografi, dibagi menjadi 3: a) Eye Level

Pengambilan gambar yang diletakan sejajar pada objek. Secara teknis gambar yang dihasilkan memiliki proporsi normal sesuai dengan yang dilihat oleh mata.

(23)

Gambar 2.30 Eye Level (Sumber: google.com) b) High level

Pengambilan gambar dari sudut tinggi. Letak kamera lebih tinggi dari objek sehingga kamera menunduk kebawah. Efek yang dihasilkan menimbulkan efek kecil.

Gambar 2.31 High Level (Sumber: google.com) c) Low level

Pengambilan gambar dari sudut rendah. Letak kamera berada di bawah objek. Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah kesan besar.

(24)

Gambar 2.32 Low Level (Sumber: google.com)

2.1.9 Jenis-jenis Fotografi

• Fotografi Landscape

Gambar 2.33 Fotografi Landscape (Sumber: https://goo.gl/images/k5tk4n)

Fotografi Landscape merupakan genre foto yang bertujuan untuk memotret bentangan alam yang luas (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Human Interest

(25)

Bertujuan untuk menggambarkan kehidupan seseorang dengan suasana yang dapat menarik rasa penglihatannya (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Wildlife atau Alam Liar

Gambar 2.35 Fotografi Wildlife (Sumber: https://goo.gl/images/qnSp63)

Objek yang dilihatkan yaitu kehidupan hewa-hewan liar (Irvan Maulana, 2015).

• Fotografi Makro

Gambar 2.36 Fotografi Makro (Sumber: https://goo.gl/images/KomaJu)

Fotografi Makro ini lebih fokus pada objek yang sangat kecil. Dengan bantuan lensa ini, maka apapun yang terlihat kecil akan menjadi besar (Irvan Maulana, 2015).

(26)

Fotografi Miniatur

Gambar 2.37 Fotografi Miniatur (Sumber: https://goo.gl/images/J7Eebs)

Objek utama dalam foto ini adalah mainan kecil seperti miniatur yang dikonsep seperti bercerita (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Journalistic

Gambar 2.38 Fotografi Journalistic (Sumber: https://goo.gl/images/pH8r8L)

Dalam foto ini menyampaikan sebuah informasi yang mengandung berita dari sebuah peristiwa yang dapat disampaikan kepada masyarakat (Irvan Maulana, 2015).

(27)

Fotografi Periklanan Komersial

Gambar 2.39 Fotografi Periklanan Komersial (Sumber: https://goo.gl/images/ha6ptX)

Dalam fotografi jenis ini, biasanya digunakan untuk promosi suatu produk agar masyarakat dapat mengenal produk tersebut (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Wedding

Gambar 2.40 Fotografi Wedding (Sumber: https://goo.gl/images/pPqeBq)

Fotografi Wedding ini berguna untuk mendokumentasikan sebuah acara pernikahan yang dapat disimpan dalam waktu selamanya. Dalam

(28)

Fotografi Potrait

Gambar 2.41 Fotografi Potrait (Sumber: https://goo.gl/images/WdSGrD)

Foto jenis ini hampir sama dengan jenis modeling fotografi. Untuk foto jenis ini, lebih fokus ke suasana hati manusia dengan ekspresi yang dominan (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi StillLife

Gambar 2.42 Fotografi StillLife (Sumber: https://goo.gl/images/nbHrBp)

Dalam foto ini menggambarkan benda mati yang di konsep dengan bantuan cahaya agar sedikit artistik (Irvan Maulana, 2015).

(29)

Fotografi Abstrak

Gambar 2.43 Fotografi Abstrak (Sumber: https://goo.gl/images/t7PVUC)

Fotografi abstrak ini lebih ke memotret di kehidupan terbuka untuk menghasilkan foto yang sederhana tetapi memiliki nilai yang tinggi (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Street

Gambar 2.44 Fotografi Street (Sumber: https://goo.gl/images/6Sg8Dx)

Dalam foto ini lebih fokus menggambarkan kehidupan masyarakat dalam kesehariannya. Baik itu pekerjaan dalam sosialisasi

(30)

Fotografi Food

Gambar 2.45 Fotografi Food (Sumber: https://goo.gl/images/JwchfW)

Fotografi Food bertujuan untuk keperluan dalam suatu produk makanan untuk mempromosikan kepada masyarakat luas (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Underwater

Gambar 2.46 Fotografi Underwater (Sumber: https://goo.gl/images/x958HP)

Fotografi Underwater ini menggambarkan kehidupan air laut yang jarang diketahui oleh orang banyak. Fotografi ini dilengkapi dengan kamera yang waterproof sehingga tidak terjadi kontak antara air dengan

(31)

Fotografi Architectual

Gambar 2.47 Fotografi Architectual (Sumber: https://goo.gl/images/fvyZnv)

Fotografi dalam hal ini bertujuan untuk memotret bangunan-bangunan yang memiliki nilai estetika. Fotografi ini tidak hanya memotret bangunan saja. Dan pengambilan foto dalam arsitektur dilakukan pada “angle” bawah agar terlihat tinggi (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Fashion

Gambar 2.48 Fashion Fotografi (Sumber: https://goo.gl/images/DypTFa)

(32)

Fotografi Dokumentasi

Gambar 2.49 Fotografi Dokumentasi (Sumber: https://goo.gl/images/oseoD2)

Dokumentasi fotografi ini sangat penting di kalangan masyarakat. Dokumentasi foto ini tidak hanya memotret moment bersama keluarga dan sahabat juga, melainkan juga peristiwa-peristiwa penting yang tidak akan terulang kembali (Irvan Maulana, 2015).

Fotografi Fine Art

Gambar 2.50 Fotografi Fine Art (Sumber: https://goo.gl/images/RGXcKi)

(33)

• Fotografi Astro

Gambar 2.51 Fotografi Astro

(Sumber: https://goo.gl/images/XKY5GV)

Genre ini berhubungan dengan dunia luar angkasa. Objek utama yang difoto yaitu benda-benda yang berhubungan dengan astronomi, baik itu meteor, bintang, bulan dll (Irvan Maulana, 2015).

2.1.10 Fotografi Fashion

Fotografi fashion adalah aliran fotografi yang fokus pada menampilkan mode pakaian dan barang-barang fashion lainnya yang terkait dengan gaya hidup. Seiring berjalannya waktu, fotografi fashion telah mengembangkan sentuhan komersial dan estetika di mana tampilan model life-style gaya hidup, diperkuat dengan aksesoris dan daerah eksotis dengan pencahayaan yang beragam, dari dramatis, lembut, kontras, bahkan gabungan dari beberapa efek cahaya (RK, 2015, par. 3-4).

Pengertian fashion fotografi secara etimologis fashion berasal dari Bahasa Latin, factio, yang berarti “melakukan”. Arti sesungguhnya dari kata “fashion” adalah sesuatu yang mengacu pada hal-hal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang. Mode pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia, menekankan bahwa fashion bisa di ibaratkan sebagai “kulit sosial” yang mencerminkan gaya hidup suatu komunitas dan

(34)

tersebut memilih gaya hidup. Seseorang yang sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya dengan gaya hidup modern, karena selalu mengikuti tren. Hal ini menunjukkan bahwa fashion bisa membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial.

Menurut Triadi dan Soekardi (2013), suatu karya fotografi fashion perlu memancarkan energi yang diolah oleh sang perancang dan kemudia dituangkan pada sekitarnya. Dalam setiap busana terkandung muatan kreatifitas, etos kerja, intensitas, dan filosofi.

Fashion fotografi dibedakan menjadi 4 yaitu : 1. Fashion Editorial

Foto jenis ini memerlukan sebuah tim kreatif. Seperti hairstylist, make up artist, wardrobe stylist, dan fotografer bersama dengan model. Pemotretan ini dilakukan untuk sebuah tujuan, layaknya pembutaan portfolio.

Gambar 2.52 Fashion Editorial

(Sumber: https://images.app.goo.gl/Q7RWJEqCnYJVKkTX6) 2. Beauty Editorial

Pengambilan foto jenis ini biasanya menangkap close up, dari kepala hingga bahu. Biasanya memperlihatkan secara detail pada make up, hair, atau aksesoris.

(35)

Gambar 2.53 Beauty Editorial

(Sumber: https://images.app.googl/4qCfCHRmbphMPdLY8) 3. Commissioned Editorial

Merupakan pemotretan yang berlangsung dari adanya permintaan untuk majalah.

Gambar 2.54 Commissioned Editorial

(Sumber: https://images.app.goo.gl/387M5FawE8gD16Di6) 4. Test Shoot

Dilakukan sebagai tes konsep. Dimana fotografer, model dan tim kreatif berkumpul dan mencoba lighting.

(36)

Gambar 2.55 Test Shoot

(Sumber: https://images.app.goo.gl/YcWDuDMPWWb7EYK68) Buku-buku fotografi fashion yaitu :

• Peter Lindbergh

Gambar 2.56 Peter Lindbergh

(Sumber: https://images.app.goo.gl/j4z3quSAx7LB29uJ9)

• GIRLBOSS by Sophia Amoruso

(37)

(Sumber: http://www.cosmogirl.co.id/artikel/read/10499/8-Buku-Fashion-Wajib-Koleksi).

• The Little Dictionary of Fashion by Christian Dior

Gambar 2.58 The Little Dictionary

(Sumber: http://www.cosmogirl.co.id/artikel/read/10499/8-Buku-Fashion-Wajib-Koleksi).

Trend fashion saat ini sangat menarik untuk diikuti. Gaya mode tahun 2019 diprediksi oleh teknologi. Salah satu fotografer Indonesia yang menjadi referensi bagi buku fotografi fashion ini adalah Sharon Angelia dan Pithecan thropus bali dimana foto-foto yang dihasilkan kebanyakan tentang batik-batik, dan juga menunjukan kesan tradisionalnya.

(38)

Gambar 2.60 Karya Pithecantropus Bali

(Sumber: https://www.instagram.com/pithecanthropusbali/)

2.1.11 Perkembangan Fotografi Fashion di Indonesia

Fotografi Fashion di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, terutama digunakan sebagai sarana promosi suatu produk. Hal ini dinyatakan dari mulai banyaknya fotografer fashion di Indonesia yang bersaing dijajaran fashion fotografi secara internasional. Nicoline Patricia Malina merupakan salah satu fotografer yang telah mendapat penghargaan Young Fotografer the year of 2010 dari Elle Indonesia dan Conique Societas Excellence di Fashion fotografi. Karyanya telah banyak di berbagai majalah dan media iklan di Indonesia dan internasional seperti Harper’s bazaar, Elle, Amica, Esquire, Maxim dan masih banyak lagi.

(39)

Gambar 2.61 Karya Nicoline Patricia Malina

(Sumber: https://images.app.goo.gl/FrJvg5WH7LHgn8pU6)

2.1.12 Fashion di Indonesia

Fashion kini sudah sangat menjamur, dimulai dari persebaran dan perkembangannya. Manusia kini semakin sadar akan kebutuhan fashion sebagai penunjang penampilan dan membentuk citra diri. Hal in menjadikan fashion

(40)

sedang tren dan berusaha untuk menampilkan yang terbaik. Kesadaran dalam hal fashion inilah yang menjadi pemicu berkembangnya fashion disuatu negara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami perkembangan fashion yang pesat. Fashion semakin menjangkau keseluruh masyarakat terlebih kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan kota-kota lainnya. Perkembangan fashion dikota-kota besar sangat didukung oleh keberadaan peminat fashion yang samakin banyak, khususnya para remaja perempuan. Remaja perempuan lebih cenderung mementingkan penampilan dalam hal fashion sebagai modal utama untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar.

Munculnya berbagai macam brand, baik dari dalam maupun dari luar negeri juga menjadi salah satu penyebab menjamurnya fashion. Brand-brand tersebut hadir dengan menawarkan mode yang sedang tren dan tentunya harga bervariasi. Dengan tingkat kebutuhan yang sangat tinggi, mendorong para pelaku fashion untuk mencari alternatif untuk mendapatkan barang fashion yang bagus dan murah. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa acara seperti garage sale.

Garage sale adalah acara dimana pecinta fashion dapat menemukan tren-tren baru dengan harga yang murah. Dengan begitu, semakin hari kebutuhan akan fashion tidak langsung akan mendorong kita untuk semakin kreatif dalam memilih alternatif. Memadukan pakaian dan aksesoris merupakan suatu tindakan yang sering dilakukan oleh para pecinta fashion. Ini yang disebut dengan mix and match, dimana pada pakaian dilakukan untuk memberikan kesan unik dan memiliki karakter tersendiri.

2.1.13 Pengertian Batik

Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari kata amba dan tik yang merupakan bahasa Jawa, yang artinya adalah menulis titik. Batik dilukis menggunakan canting. Walaupun batik tulis menggunakan canting, namun metode pembuatan batik sendiri ada beberapa macam seperti cap, cetak, dan printing (Bram, 2017).

(41)

Batik tidak hanya terlihat sebagai pakaian tradisional dan nasional wanita, baju, seragam sarung, tas, topi, taplak meja, lukisan, dan alat dekorasi lainnya dengan warna tradisional cokelat, biru tua dan warna-warna lain. Tetapi sekarang batik merupakan industri yang sangat penting oleh banyak produsen di pulau Jawa.

Batik adalah salah satu perkembangan seni di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Sedangkan motifnya merupakan perkembangan dari paduan berbagai pengaruh dari kebudayaan lain. Orang melukis atau menggambar menggunakan alat bernama canting disebut membatik (bahasa Jawa:mbatik). Membatik menghasilkan batik atau batikan berupa macam-macam motif dan mempunyai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh batik itu sendiri.

Dalam perkembangan selanjutnya, dipergunakan alat lain yang lebih baik untuk mempercepat proses pengerjaan batik yaitu cap. Menggunakan cap inilah menghasilkan motif batik yang sebenarnya.

2.1.14 Sejarah Perkembangan Batik

Batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit.

Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Kemudian sejak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, Adapun pada batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut

(42)

Pada akhirnya batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa. Sejak masa lampau, para perempuan menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian. Sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan. Hingga ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke bidang ini (Mateusbatik, 2014).

2.1.15 Teknik Batik

3 cara pembuatan batik yaitu : A. Batik Tulis

Proses batik ini dengan dilukiskan atau sering disebut Batik Tulis (Lifestyle, 2017).

Gambar 2.62 Batik Tulis

(Sumber: https://goo.gl/images/xXYwSU) B. Batik Cap

Proses batik cap ini menggunakan canting cap. Proses pembuatannya permukaan canting cap dicelupin kedalam cairan malam (Lifestyle, 2017).

(43)

Gambar 2.63 Batik Cap

(Sumbe: https://goo.gl/images/Ld3izD) C. Batik Printing

Proses pembuatan batik yang sudah lebih modern yaitu batik yang proses pembuatannya menggunakan mesin sehingga dapat memproduksi dalam jumlah yang lebih besar (Lifestyle, 2017).

Gambar 2.64 Batik Printing (Sumber: https://goo.gl/images/Vn7M6t)

2.2 Tinjauan Teori Tentang Objek dan Subjek 2.2.1. Sejarah Batik Sumber Jambe

Kabupaten Jember begitu terkenal sebagai salah satu produsen tembakau terbesar di Indonesia, hingga tidak heran jika masyarakat setempat punya ide kreatif dengan mengabadikannya dalam selembar kain batik tulis yang disebut batik Jember. Daun tembakau yang memiliki julukan daun emas, digoreskan diatas sehelai kain katun menggunakan canting hingga membentuk pola yang

(44)

Kegiatan membatik di Jember sudah ada sejak jaman Belanda atau saat batik Van Zuylen atau batik Pekalongan populer di Eropa. Secara turun temurun motif batik daun tembakau mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar selalu menjadi komponen utama dalam membuat motif-motif batik kombinasi terbaru guna memenuhi selera pasar yang beragam oleh perajin batik di Kecamatan Sumber Jambe tersebut. Sebagian besar pengrajin batik di desa Sumber Pakem adalah perempuan disamping sebagai buruh tani (Cahbagoes, n.d).

Di Jember terdapat beberapa komunitas fashion yang diikuti oleh sebagian mahasiswa dan orang dewasa lainnya. Di dalam komunitas ini, mereka selalu mengembangkan ide-ide mereka yang dituangkan kedalam fashion. Komunitas ini pernah mengikuti event seperti Jember Catwalk, dan juga JFC yang gunanya memamerkan berbagai fashion dengan tema yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Motif yang diberikan untuk batik Jember ini tidak hanya motif tembakau saja, melainkan ada motif lainnya seperti cerutu, buah naga bambu, kopi, dan kakao. Motif daun tembakau ini memiliki makna yaitu motif yang menjadi ciri khas dari Kota Jember sendiri terinsipirasi oleh potensi sumberdaya alam yang ada di Jember. Akan tetapi motif daun tembakau ini menjadi motif yang paling dominan. Motif batik Jember tidak lagi mengikuti pakem motif seperti batik Solo, Pekalongan dan Jogja, tetapi lebih mengarah ke motif. Proses pembuatan batik Jember tergolong cukup rumit. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan, pertama adalah pembatikan, proses pembatikan biasanya dilakukan dengan menggambar motif-motif yang diinginkan pada sehelai kain, setelah proses pembatikan atau penggambaran selesai, barulah proses pewarnaan pertama pada batik dilakukan.

Sehelai kain tersebut kemudian dicelupkan pada pewarna. Setelah diberi pewarna, batik tersebut dicuci dengan menggunakan air aki, air aki ini digunakan agar obat pewarna indigusol tersebut dapat lepas dan menghasilkan warna-warna indah, yang telah ditentukan sebelumnya. Tak hanya sampai di situ, proses selanjutnya yakni pembatikan kedua, pembatikan kedua berfungsi agar batik yang dihasilkan semakin bagus, dan tidak mudah luntur, setelah itu pewarnaan kedua, dan proses selanjutnya adalah pelepasan malam, setelah selesai, barulah dilakukan

(45)

proses penjemuran. Proses penjemuran batik, bisa berlangsung hingga 3 sampai 4 hari, tergantung dengan cuaca dan bahan kain batiknya.

Gambar 2.65 Batik Sumber Jambe khas Jember

(Sumber: https://goo.gl/images/cKmNoQ)

2.2.2. Wawancara

Dalam membuat perancangan buku fotografi fashion batik Sumber Jambe khas Jember, penulis memperoleh data primer dengan melakukan wawancara dengan Iriane Chairini Megahwati selaku pemiliki Rumah Batik Jember yang terletak di Jalan Mawar no 75 Jember. Beliau sudah lama menekuni usaha batik dan sangat tahu betul tentang batik Jember. Hasil wawancara dengan narasumber yaitu bahwa untuk saat ini, peminat batik Jember rata-rata wanita, tetapi juga ada pria walaupun tidak banyak. Dan strategi yang dilakukan untuk membuat batik Jember ini eksis mereka mengikuti berbagai macam lomba yang diadakan di Kota Jember, mengadakan event-event membatik untuk anak SD dan juga mereka melakukan promosi melalui social media instagram dan melalui brosur-brosur. Dan batik Jember juga memiliki ciri khas yang membedakan dengan batik lainnya yaitu dengan motif daun tembakau, dengan berbagai ukuran dan kombinasi motif lain yang dipadukan secara serasi, sehingga motif batik Jember selalu ada di setiap potongan kain batik. Menurut Irene Chairini Megahwati, warna yang digunakan pada batik Jember ini lebih dominan warna hijau. Tetapi tidak terkesan warna hijau saja seperti warna merah, hijau, ungu, dan lain-lain. Produksi batik

(46)

Rumah Batik Jember ini bermula dari mereka mencoba-coba sendiri mempadukan berbagai motif tanpa meninggalkan daun tembakau dan juga terinspirasi dari pegalaran JFC yang mengangkat tema berbeda-beda setiap tahunnya. Selain itu narasumber berkata bahwa masyarakat Jember harus mau mengenal dan menerima adanya batik Jember ini karena batik Jember dengan motif daun tembakau sudah merupakan icon dari kota Jember dan batik ini memiliki keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki oleh batik lainnya. Dan untuk komunitas fashion di Jember sendiri sudah ada, mereka membuat berbagai macam fashion yang nantinya mereka pamerkan ke dalam event JFC. Untuk wawancara dengan narasumber ke dua dengan Ninik selaku pemilik toko Griya Batik Jember yang terletak di jalan Mawar no 58 Jember. Beliau tidak begitu mengetahui tantang batik Jember, karena beliau hanya sebatas berjualan dan tidak pernah mempunyai pengalaman dalam bidang batik. Hasil wawancara dengan beliau yaitu motif yang dihasilkan oleh batik Sumber Jambe tidak hanya tembakau. Dan rata-rata harga yang diberikan untuk selembar kain batik berbeda-beda tergantung jenis batiknya. Untuk peminat tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki. Motif batik Jember ini berbeda dengan motif lainya, karena motif batik Jember tampilannya lebih segar dengan adanya perpaduan daun tembakau dan motif lainnya. Strategi yang dilakukan masih sebatas menggunakan social media, vocher diskon dan mengikuti lomba-lomba busana yang ada di Jember. Dengan hasil wawancara di atas, maka penulis berusaha mengenal batik Jember dan mengetahui info-info lainnya yang lebih akurat tentang batik untuk kemudian diterapkan dalam pembuatan buku fotografi fashion. Untuk pemilihan media buku, penulis merasa penting bahwa dengan adanya media buku, semua informasi lengkap tentang batik dapat diterapkan melalui buku dan juga lebih efisien. Buku juga dapat digunakan untuk koleksi karya seni sehingga saat kita memerlukan informasi mengenai batik, kita bisa mendapatkan informasi dari buku yang kita punya.

(47)

2.2.3 Dokumentasi

Gambar 2.66 Koleksi batik Sumber Jambe dari Rumah batik Jember

(48)

2.3 Analisis Data

Dari hasil analisis yang dilakukan, penulis menggunakan metode 5W+1H ( what, who, when,where,why, dan how) dengan menggunakan metode 5W1H, penulis dapat menemukan informasi-informasi yang diperlukan dan sesuai untuk dimasukan ke dalam perancangan sehingga hasilnya lebih efektif. What disini yaitu menyebabkan batik Sumber Jambe belum dikenal oleh masyarakat luas yaitu promosi yang dilakukan sangat kurang masih sebatas melalui social media instagram, event-event fashion show yang diadakan di Jember dan melalui brosur-brosur. Who disini yaitu yang membeli kain batik Jember tersebut target market pria wanita usia 30-50. When disini yaitu kain batik Sumber Jambe mulai di produksi yaitu tahun 2010 dan batik Sumber Jambe ini sudah mulai diangkat sebagai batik khas Jember. Where disini proses pembuatan kain batik Sumber Jambe khas Jember yaitu di desa Sumber Jambe Jember. Why disini yaitu masyarakat Jember dan sekitarnya harus mengenal batik Jember karena batik Jember memiliki motif yang sangat berbeda dengan motif batik lainnya dan batik Jember juga memiliki keunikan dari segi motif yaitu motif yang dihasilkan ukurannya berbeda-beda mulai ukuran kecil hingga besar, dan juga batik ini memiliki kualitas yang sangat bagus. Dan how disini yaitu sejarah motif batik Sumber Jambe kabupaten Jember begitu terkenal sebagai salah satu produsen tembakau terbesar di Indonesia, hingga tidak heran jika masyarakat setempat punya ide kreatif dengan mengabadikannya dalam selembar kain batik tulis yang disebut batik Jember. Daun tembakau yang memiliki julukan daun emas karena kain batik Jember ini memiliki harga yang terkesan cukup tinggi, daun emas ini digoreskan diatas sehelai kain katun menggunakan canting hingga membentuk pola yang beraturan mengacu pada konsep bebas-kontemporer guna menghasilkan selembar kain batik tulis Jember yang khas dan mengakar pada kultur atau budaya masyarakat Jember. Motif yang diberikan untuk batik Jember ini tidak hanya motif tembakau saja, melainkan ada motif lainnya seperti cerutu, buah naga bambu, kopi, dan kakao. Motif daun tembakau ini memiliki makna yaitu motif yang menjadi ciri khas dari kota Jember sendiri terinsipirasi oleh potensi

(49)

sumberdaya alam yang ada di Jember. Akan tetapi motif daun tembakau ini menjadi motif yang paling dominan.

2.3.1 Hasil Survey

Hasil survey didapat sebagai berikut: • Lokasi daerah

Berdasarkan lokasi daerah di Jember. Dari beberapa toko batik, hanya 1 orang yang yang bernama Iriane Chairini Megahwati mengetahui betul tentang batik Jember karena beliau sudah lama menekuni dunia batik Jember sehingga beliau berawal dari hobi dan kegemarannya terhadap batik bisa membangun rumah kain batik Jember dan membuka usaha batik Jember dan mempekerjakan pengrajin batik dari desa Sumber Jambe untuk bekerja di rumah kain batik Jember miliknya. Di toko lainnya, narasumber tidak begitu mengenal kain batik Jember ini karena mereka hanya menjualkan batik Jember. Berbeda dengan Iriane Chairini Megahwati yang mengetahui betul tentang batik Jember. Dan di usahanya rumah Batik Jember, Irine Chairini Megahwati tidak hanya menjual batik Jember saja, melainkan juga dia membuka pelatihan membatik untuk orang-orang yang mau join dalam pelatihan pembuatan batik. Pelatihan batik di sana dikenakan biaya sebesar 2 juta per grup. Iriane Chairini Megahwati tidak mau menerima pelatihan hanya satu satu orang karena membuang waktu. Dan tidak hanya itu, di rumah Batik Jember ini juga Irine mendirikan usaha kafe yang bernama kafe rolla. Rolla diambil dari nama suami Irine yang sangat menekuni dibidang kopi. Rumah Batik Jember juga menerima kolaborasi dengan komunitas fashion di Jember, yang nantinya kolaborasi fashion dari mereka bisa mereka pamerkan dalam event-event yang ada di Jember.

2.4 Kesimpulan Data

Kesimpulan dari data survey mengenai perancangan buku fotografi fashion batik Sumber Jambe khas Jember bahwa kurang adanya ketertarikan masyarakat Jember dan sekitar untuk menggunakan batik Jember karena motif yang diberikan sangat sederhana masih monoton sehingga belum memenuhi standard yang layak

(50)

yang digunakan untuk buku fotografi fashion ini menggunakan layout mondrian karena desain pada mondrian layout ini menyajikan bentuk potongan-potongan segi empat dengan ukuran, proporsi yang berbeda. Maka solusi yang dilakukan dalam perancangan ini adalah menggunakan media buku fotografi fashion yang nantinya dalam setiap foto akan ada informasi tentang berbagai macam kain batik dan motif, serta teknik pembuatan kain batik Jember, agar dengan adanya media buku ini, batik Jember lebih dikenal dan diminati masyarakat Jember dan sekitar, dan juga dapat memenuhi selera pasar.

Gambar

Gambar 2.2 Buku tahun 2000
Gambar 2.3 Buku tahun 2019
Gambar 2.9 Dongeng Kancil
Gambar 2.11 Dongeng Asal Mula Danau Toba   (Sumber: google.com)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ANOVA untuk faktor nilai lingkungan menunjukkan bahwa semua latar belakang demografi (gender, strata pendidikan, dan uang saku per bulan) tidak memberikan

Masalah peribadi yang dikaji ialah masalah kesihatan, kewangan, keluarga, kerohanian dan tekanan manakala masalah pekerjaan ialah masalah kerja, kerjaya, hubungan interpersonal

Kemungkinan pengaruh pH sebagai faktor yang berpengaruh pada penelitian ini adalah pH dari ekstrak karena ekstrak kulit manggis yang digunakan memiliki pH yang rendah yaitu

Misalnya mata Anda melihat seseorang yang sudah akrab dengan Anda, maka otak Anda akan memberi penilaian yang kurang lebih berbunyi, “Dia dikenal dan aman.” Ketika mata Anda

Bab ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh pembelajaran berbasis caring dalam meningkatkan performance mahasiswa keperawatan. Penelitian ini dilakukan di

Berdasarkan beberapa definisi prokrastinasi tersebut dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa prokrastinasi akademik adalah kecenderungan seseorang untuk menunda

Oleh karena itu, perlu dianalisis apakah indikator yang direkomendasikan menteri keuangan dan indikator teknis lingkungan hidup mempengaruhi besaran alokasi