Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang pengertian strategi, jenis-jenis strategi. Pengertian PR, peran PR, fungsi PR, tugas PR, strategi PR, komponen pembentuk strategi PR. Pengertian dan jenis-jenis busana muslim. Pengetian media sosial, fungsi media sosial, dan peranan media sosial. BAB III Gambaran Umum Moshaict
Membahas tentang gambaran umum sejarah moshaict hijab store, visi, misi dan tujuannya. Profil
12
Mumpuni Diyah Islamey, Strategi Public Relations Dompet Dhuafa Republika dalam Membangun Citra Perusahaan Melalui Twitter, Jakarta : FIDKOM UIN JAKARTA, 2014.
perusahaan, dan susunan manajemen pengelolaan moshaict hijab store.
BAB IV Analisis Hasil Temuan
Menjelaskan bagaimana bentuk strategi PR
Moshaict Hijab Store dalam mensosialisasikan busana muslimah melalui media sosial, serta menjelaskan faktor pendorong dan penghambat
strategi PR Moshaict Hijab Store dalam
mensosialisasikan busana muslimah melalui media sosial.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dan hasil penelitian, serta berisikan tentang saran-saran sebagai bahan pertimbangan bagi para pembaca maupun bagi para praktisi PR.
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Strategi Public Relations 1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata Bahasa Yunani “strategos” dan
mengarah kepada keseluruhan peran dan komando umum militer. Akan tetapi dalam hal bisnis, strategi adalah menentukan lingkup dan arah suatu pengembangan organisasi dan bagaimana dapat mencapai
strategi yang kompetitif.1
Disamping itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai
teknik dan taktik dapat diartikan juga sebagai “kiat”seorang komandan
untuk memenangkan peperangan yang menjadi tujuan utamanya”.
Kondisi itu menunjukan bahwa selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan memenangkan perang yang sangat penting pengaruh dan peranannya dalam memilih dan mengarahkan strategi peperangan,
sehingga disebut sebagai “tujuan strategik”. 2
Joseph L. Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk
mencapai sebuah hasil akhir : “hasil akhir menyangkut tujuan dan
sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas.
1
Keith Butterick, Pengantar Public Relations : Teori dan Praktik. Penerjemah Nurul Hasfi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 153.
2
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organik Non Profit (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 2000), h.147.
Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif”.3
2. Jenis Strategi
George A. Steiner menjelaskan bahwa tidak ada klarifikasi atau pengelompokan strategi yang diterima secara umum. Namun, strategi dapat dilakukan penggolongan menurut dimensi strateginya, yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan ruang lingkup yakni strategi dapat
lebih luas atau lebih sempit sesuai dengan pemahaman.
b. Klasifikasi berdasarkan hubungannya dengan tingkat
organisasi yakni strategi yang berdasar pada jenjang setiap divisi yang memiliki strateginya masing-masing dan merupakan cabang dari strategi utama sebuah badan.
c. Klasifikasi berdasarkan keterkaitan strategi dengan sumber
material atau bukan material yakni dengan melihat bentuk fisik seperti sumber daya manusia yang tersedia atau gaya manajemen, pola pikir atau falsafah perusahaan.
d. Klasifikasi berdasarkan tujuan dan fungsi sebagai contoh
pertumbuhan adalah sasaran utama dari kebanyakan perusahaan dan terdapat banyak strategi yang dapat dipilih untuk menjamin pertumbuhan tersebut.
3
16
e. Klasifikasi berdasarkan strategi pribadi manajer. Semakin
tinggi tingkat manajer, semakin penting strategi ini bagi
kehidupan organisasi.4
3. Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Secara universal istilah “public” berarti sekelompok orang
yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap suatu
hal. Sedangkan istilah “relations” dalam Bahasa Indonesia berarti
“hubungan-hubungan” dalam arti menyangkut banyak hubungan.5
Menurut Frank Jefkins, public relations adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian.6
Adapun definisi public relations yang diambil dari The
British Institute of Public Relations yaitu sebagai berikut :
1) Aktivitas public relations adalah mengelola komunikasi
antara organisasi dan publiknya.
2) Praktik public relations adalah memikirkan,
merencanakan dan mencurahkan daya untuk
4
George A. Steiner, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1997), h.15-16.
5
Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations (Bandung : P2U-LPPM Unisba, 2007), h.21.
6
membangun dan menjaga saling pengertian antara
organisasi dan publiknya.7
b. Tugas Public Relations
1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
2) Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta
pendapat umum masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan
bertanggung jawab terhadap kehidupan bersama dan
lingkungan. Karena mereka ikut menentukan kehidupan organisasi apabila kita tidak saling mengganggu, demi kebaikan semua pihak agar tidak ada yang dirugikan.
3) Memperbaiki citra organisasi, bagi public relations menyadari
citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, peresentasi, publikasi dan seterusnya, tetapi terletak pada (1) bagaimana organisasi bisa dicerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi (2) dapat dikatakan bahwa citra tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks.
7
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media : Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.15-16.
18
4) Tanggung jawab sosial, public relations merupakan instrument
untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut.
5) Komunikasi public relations mempunyai bentuk yang khusus,
komunikasi timbal-balik maka pengetahuan komunikasi
menjadi modalnya. 8
c. Fungsi Public Relations
Betrand R. Canfield mengemukakan tiga fungsi PR yaitu :
mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the publics
interest), memelihara komunikasi yang baik (mantaian a good communication) dan menitikberatkan pada moral dan tingkah laku
yang baik (to stress a good morals and manners).9
Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antarlembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga organisasi.10
8
Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-Dasar Public Relations : Teori dan Praktik
(Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), h.101.
9
Danandjaja, Peranan Humas Dalam Perusahaan (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011), h.19.
10
d. Tujuan Public Relations
Ada dua cara menetapkan tujuan. Cara yang pertama adalah dengan mengadakan riset khusus guna mengidentifikasi masalah yang memerlukan penyelesaian PR. Ada pun cara yang kedua adalah dengan mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi secara mendalam dengan para pimpinan departemen atau kalangan staf inti guna mengungkapkan kebutuhan komunikasi paling
mendasar yang mereka rasakan.11
Dalam realita praktik public relations di perusahaan, tujuan
PR antara lain :
1) Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara
perusahaan dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan informasi antara perusahaan dan publiknya. Kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi atau kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan
komunikasi (primary-breakdown of communication).
2) Membangun citra korporat (corporate image), adalah citra
keseluruhan yang dibangun dari semua komponen perusahaan, seperti kualitas produk, keberhasilan ekspor, kesehatan keuangan, perilaku karyawan, tanggung jawab
11
20
sosial terhadap lingkungan atau pengalaman konsumen yang menyenangkan atau menyedihkan tentang pelayanan perusahaan. Citra positif merupakan langkah penting menggapai reputasi perusahaan di mata khalayak.
3) Citra korporat melalui program CSR. Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah pengintegrasian kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan hidup ke dalam operasi bisnis perusahaan dan interaksi sukarela antara
perusahaan dan para stakeholder. Secara berangsur akan
terbentuk citra positif terhadap kegiatan sosial yang
dilakukan. Beberapa kegiatan bisa menjadi trade mark
perusahaan yang berpengaruh dalam memperkuat merek produk.
4) Membentuk opini publik yang favourable . Opini publik ini
merupakan ekspresi publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Citra perusahaan yang baik akan
membuat keuntungan kompetitif bagi perusahaan.
Keuntungan tersebut antara lain : peningkatan penjualan,
mendukung pengembangan produk baru, memerkuat relasi keuangan, membuat harmoni hubungan dengan karyawan, mendukung program rekruitmen, dan membantu mengatasi krisis.
5) Membentuk good will dan kerja sama. Good will dan kerjasama dapat terwujud karena adanya inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh PR perusahaan untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Kemudian diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik. Tujuan menciptakan kerjasama berarti membantu perusahaan dan publik untuk saling beradaptasi satu sama lain. PR adalah upaya-upaya perusahaan untuk menciptakan kerjasama
dengan kelompok-kelompok masyarakat.12
4. Strategi Public Relations
Menurut Ahmad S. Adnanputa, Presiden Institut Bisnis dan manajemen Jayakarta pengertian strategi PR adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan PR dalam kerangka suatu rencana PR. Untuk mencapai tujuan suatu PR, maka strategi PR semestinya diarahkan pada upaya menggarap persepsi para stakeholder, agar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika strategi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak
dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak
12
Rachmat Kriyantono, Public Relation Writing (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008),h.7-20.
22
sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang
menguntungkan.13
Strategi dilakukan melalui jalur taktik dalam program dan fungsi-fungsi manajemen PR dengan merujuk kepada salah satu atau perpaduan strategi : program pendekatan dengan cara membeli (purchasing), jalur penekanan/kekuatan (pressure/power), jalur
membujuk (persuasive), dan taktik merangkul (patronage).14
Sama seperti bagian divisi lain di dalam perusahaan, untuk memberi kontribusi kepada rencana kerja jangka panjang itu, praktisi PR dapat melakukan langkah-langkah :
a) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beradar di dalam
maupun di luar perusahaan. Bahan-bahan dapat diperoleh dari kliping media massa, dengan melakukan penelitian
terhadap naskah pidato pimpinan, bahan yang
dipublikasikan perusahaan, serta melakukan wawancara tertentu dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau dianggap penting.
b) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari
perubahan yang terjadi secara historis. Perubahan umumnya disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap publiknya atau sebaliknya.
13
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, h.134.
14
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media : Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.139.
c) Melakukan analisis SWOT (Strenghts/kekuatan, Weakness/
kelemahan, Opportunities/peluang, dan Threats/ancaman).
Meski tidak perlu menganalisis hal-hal yang berada di luar jangkauannya, seorang praktisi PR perlu melakukan analisis yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan
dalam perusahaan atas SWOT yang dimilikinya.15
Pada prinsipnya strategi merupakan suatu proses, maka tentu saja terikat atau terdiri dari rangkaian tahap-tahap. Yaitu tahap-tahap manajemen strategi yang disederhanakan oleh Samuel C. Cetro dan J.
Paul Peter berdasarkan gambar berikut : 16
Proses Manajemen Strategi
15
Drs. Soleh Soemirat & Drs. Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), h.91.
16
Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), h.15. Analisa lingkungan - lingkungan eksternal - lingkungan umum - lingkungan industri - lingkungan internal Menentukan & menetepakan arah perusahaan - Strategic - Architecture - Misi - Tujuan - Strateic intet Formulasi strategi - Tingkat korporat - Tingkat Bisnis - Tingkat fungsional Implementasi strategi - Struktur organisasi - Budaya perusahaan - Gaya kepemimpi nan Pengendalia n strategi - tradisional - adaptif Umpan balik
24
B. Busana Muslim
Adapun yang dimaksud dengan busana itu sendiri, dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini termaksud :
a. Semua benda yang melekat dibadan, seperti baju, sarung,
celana dan kain panjang.
b. Semua benda yang berguna bagi si pemakai, seperti
selendang, topi, sarung tangan dan ikat pinggang.
c. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi
sipemakai, seperti hiasan rambut, kalung, bros, gelang,
cincin yang biasa dikenal dengan aksesoris.17
Sedangkan busana muslim merupakan pakaian taqwa yang
terkandung dalam kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat.
Kata aurat berasala dari bahasa Arab, auro yang berarti mengabaikan,
kekurangan pada suatu benda. Dalam hal berpakaian, aurat adalah bagian tubuh manusia yang diharamkan dilihat dan dipegang oleh
orang lain, terutama yang bukan mahramnya.18
Ada dua istilah popular yang digunakan untuk penutup kepala,
yaitu khumur dan jalabib, keduanya dalam bentuk jamak dan bersifat
umum. Kata khumur merupakan bentuk jamak dari khimar, dan jalabib
merupakan bentuk jamak dari kata jilbab. Kata jilbab berasal dari akar
17
Nina Surtinetra,et. Al, Anggun Berjilbab, Pakaian Wanita Muslimah (Bandung : Mizan,1995),h.27-28.
18
kata jalaba yang berarti menghimpun dan membawa. Jilbab pada masa Nabi adalah pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan dari kepala hingga kaki perempuan dewasa.
Jenis pakaian perempuan pada zaman Nabi sebagaimana dapat
ditelusuri dalam syair-syair Jahiliyah, antara lain yang pertama burqu,
yaitu kain transparan atau perhiasan perak yang menutupi bagian
wajah kecuali dua bola mata, kedua niqab, yaitu kain halus yang
menutupi bagian hidung dan mulut, ketiga miqna ah, yaitu kerudung
mini yang menutupi kepala, keempat qina, yaitu kerudung yang lebih
besar, kelima litsam atau nishaf, yaitu kerudung yang lebih panjang
atau selendang dan yang keenam adalah khimar.19
Manfaat menggunakan jilbab, yaitu :
1) Pahala sabar yang luar biasa. Kita harus sabar selama
mengenakan jilbab dan tetap teguh memegangnya untuk mencari keridaan Allah. Seperti janji Allah pada umatnya yaitu :
ﭐ
ﱵ
ﱶ
ﱷ
ﱸ
ﱹ
ﱺ
Artinya : “Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena
kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera. (QS. Al-Insan : 12)”
2) Melindungi diri dari fitnah dan perbuatan zina. Seseorang yang
berjilbab secara sempurna akan terjauhkan dari fitnah. Dalam jilbab syari terkandung perlindungan terhadap diri dari berbagai
19
Nasaruddin Umar, Fikih Wanita untuk Semua (Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta, 2010), h.22.
26
kelemahan, penguasaan hawa nafsu, dan setan. Seseorang yang berjilbab tidak hanya sabar menahan panas, tetapi juga sabar akan semua hal yang berkaitan dengan jilbab, termasuk penghinaan datau ejekan ketika memakainya.
3) Mendapat kedudukan tinggi di dunia dan akhirat. Dengan
menaati perintah-Nya, Allah menjanjikan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah :
ﭐ ﭐ ﱩ ﱪ ﱫ ﱬ ﱭ ﱮ ﱯ ﱰ ﱱ ﱲ ﱳ ﱴ ﱵ ﱶ ﱷ ﱸ ﱹ ﱺ ﱻ ﱼ
Artinya :“Dan Barangsiapa yang menaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. ” (QS. An-Nisa 69)
4)
Jilbab adalah pakaian takwa. Jilbab tidak lain adalah merupakansymbol ketaatan wanita muslimah, seperti yang dijelaskan
dalam firman-Nya :
ﭐ
ﱤ
ﱥ
ﱦ
ﱧ
ﱨ
ﱩ
ﱪ
ﱫ
ﱬ
ﱭ
ﱮ
ﱯ
ﱰ
ﱱ
ﱲ
ﱳ
ﱴ
ﱵ
ﱶ
ﱷ
ﱸ
ﱹ
Artinya : “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS Al-Araaf : 26)
5) Mencegah kanker kulit dan penuaan dini. Pemicu kanker adalah
radikal bebas yang terdapat pada sinar ultraviolet, dan jilbab mampu menutupi tubuh serta melindungi kulit dari sinar ultraviolet.
6) Mudah dalam melakukan shalat. Saat kita lupa membawa
mukena, maka jilbab syar’i yang kita kenakan dapat
menggantikannya.
7) Aman saat menyusui. Ketika bayi kita menangis sebagai tanda
minta disusui saat di tempat umum, maka kita dapat menyusui
dengan cara menyembunyikan bayi kita di balik jilbab syar’i
yang digunakan.20
C. Teori Media Baru
Internet adalah media yang bermanfaat untuk melaksanakan kegiatan kehumasan, Banya situs web yang menyediakan jasa layanan sebagian ruangnya bagi kegiatan hubungan kemasyarakatan antara lain menyediakan informasi mengenai organisasi atau perusahaan, informasi mengenai kegiatan sosial yang dilakukan, laporan keuangan, dan sebagainya. Praktisi humas dapat menggunakan situs web dalam tiga hal, yaitu :
20
28
1. Untuk pengembangan hubungan media atau media relations
dengan pihak media massa
2. Untuk penyebarluasan informasi
3. Pengembangan hubungan surat-menyurat melalui email (e-mail
relationship).21
Kehadiran situs jejaring sosial (social networking site) atau sering
disebut dengan media sosial (social media) seperti facebook, twitter,
Instagram, dan sebagainya merupakan media yang digunakan untuk mempublikasikan konten seperti profil, aktivitas atau bahkan pendapat pengguna juga sebagai media yang memberikan ruang bagi komunikasi dan interaksi dalam jejaring sosial di ruang siber. Misalnya, fasilitas di
facebook, yakni “wall atau dinding” pengguna bisa mengungkapkan apa
yang sedang disaksikan/dialami, keadaan di sekitar dirinya, hingga
bagaimana tanggapannya terhadap situasi, misalnya, politik pada saat ini.22
Pada tahun 1990, Mark Poster meluncurkan buku besarnya, The
Second Media Age, yang menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Kekuatan media dalam dan dari media itu sendiri kembali menjadi fokus, termasuk sebuah minat baru dalam membentuk karakteristik penyebaran dan penyiaran media.
21
Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta : Prenada Media Group, 2010), h.333.
22
Ada dua pandangan yang dominan tentang perbedaan antara era media pertama, dengan penekanannya pada penyiaran, dan media kedua, dengan penekanannya pada jaringan. Kedua pandangan tersebut adalah pendekatan interaksi sosial dan integrasi sosial.
Pendekatan interaksi sosial menekankan pada penyebaran informasi yang mengurangi peluang adanya interaksi. Media dianggap sebagai media informasional dan karenanya menjadi mediasi realitas bagi konsumen. Sebaliknya, media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Pendukung
pandangan ini yaitu Pierre Levy yang memandang World Wide Web
sebagai sebuah lingkugan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada
masyarakat. 23
Sedangkan pendekatan integrasi sosial menggambarkan media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki.
23
30
Menurut pandangan integrasi sosial, interaksi bukanlah sebuah komponen penting dalam intergrasi sosial melalui ritual. Maka, interaksi tatap muka bukan lagi standar utama atau dasar bagi perbandingan media komunikasi.
Media baru juga mengandung kekuasaan dan batasan, kerugian dan keuntungan, dan keseimbangan. Media yang baru memang pilihan yang sangat luas, tetapi pilihan tidak selalu tepat ketika kita membutuhkan panduan dan susunan. Perbedaan adalah salah satu nilai besar dalm media baru, tetapi perbedaan juga dapat menyebabkan adanya perpecahan dan pemisahan. Media baru memberikan keluwesan waktu dalam penggunaan,
tetapi juga menciptakan tuntutan waktu yang baru.24
24
31
BAB III
GAMBARAN UMUM MOSHAICT HIJAB STORE
A. Profil Moshaict Hijab Store
Moshaict didirikan pada awal tahun 2011 di Jakarta oleh sepasang suami istri yaitu Shinta Dewi Dhiah Sekar Tanjung dan Budi Santosa. Yang melatar belakangi pemilik mendirikan butik ini karena ingin merubah anggapan sebagian masyarakat yang beranggapan mengenakan
busana muslimah terkesan seperti “ibu-ibu”. Moshaict mengusung konsep
multitenant, bekerjasama dengan desainer-desainer muda busana
muslimah. Konsep ini multitenant ini mulai bergeser semenjak 2013
dikarenakan berbagai macam kendala yang dihadapi.1
Moshaict mengawali eksistensinya sebagai role mode inspirasi
gaya berbusana muslimah serta banyak diinspirasi oleh young emerging
muslim fashion designer. Kehadiran moshaict semata-mata untuk
memuaskan hasrat sejumlah muslimah yang ingin menambah koleksi busana muslimah. Tak hanya itu, merajut pesan dakwah dalam ajakan membalut tubuh dengan busana muslimah menjadi motivasi moshaict untuk terus menambah referensi busana muslimah hingga keluar negeri.
1
Wawancara dengan Irma Adelina (HRD&Ga Manager Moshaict) di Kantor Pusat Moshaict Hijab Store Depok, 30 Mei 2015
32
Moshaict menjadi tempat kegiatan para muslimah mengadakan kegiatan bakti sosial dan acara-acara keagamaan sehingga lebih mendekatkan pada agama. Banyak kegiatan positif yang menjadikan
muslimah belajar menggunakan jilbab secara stylish dan modern.
Diawali dengan berdirinya satu toko di Cikini, Jakarta, kini moshaict telah berkembang menjadi 13 outlet moshaict di Tanah air. Selain Jakarta , hadir pula di Banjarmasin, Surabaya, Makassar, Palembang dan Medan. Tidak hanya di toko saja,saat ini transaksi jual beli butik moshaict dapat di akses secara online untuk mempermudah mendapatkan produk moshaict.
Moshaict juga pernah menyelenggarakan moshaict Idol dan menyedot hampir 1.700 muslimah sebagai pesertanya. Hingga saat ini pemenang dari pada moshaict Idol masih aktif sebagai model produk moshaict.
B. Visi dan Misi Moshaict
1. Mengajak para wanita muslim untuk menggunakan hijab melalui
sosialisasi busana muslim yang beraneka ragam, inovatif dan dinamis namun tetap sesuai dengan syariat agama Islam.
2. Menjadi sarana terlengkap dalam pemenuhan berbagai macam
busana muslim head up to toe bagi masyarakat.2
C. Produk Moshaict Hijab Store
1. Moshaict Reguler
Busana di label ini adalah busana muslimah kasual yang
sangat beragam, siap pakai (ready to wear) untuk keperluan
sehari-hari. Harga yang ditawarkan juga sangat beragam tetapi tetap standar, tidak terlalu mahal.
2. Moshaict Premium
Busana muslimah di label ini adalah busana eksklusif yang elegant dapat digunakan oleh wanita muslimah untuk keperluan tertentu. Dari segi harga lebih tinggi dibanding moshaict reguler.
3. Moshaict by Itang Yunaz
Busana di label ini adalah busana muslimah yang merupakan kerjasama antara moshaict dan Itang Yunaz hasil