• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS Teori Kepuasan Kerja

Dalam dokumen Jurnal Visi Vol.5 No.1 Maret 2016 (Halaman 111-114)

Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil

TINJAUAN TEORITIS Teori Kepuasan Kerja

Keither dan Kinicki (2005) kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini berarti bahwa kepuasan kerja seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaanya dan atau tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek lainnya. Sedangkan Keith Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employees view their work”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja. Wexley dan Yuki dikutip oleh Mangkunegara (2005) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja adalah “is the way an employee feels about his or her job”. Artinya adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya.

Teori Kesejahteraan

Menurut Suharto (2006) Kesejahteraan sebagai suatu kegiatan proses usaha yang terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga –lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan sosial. Menurut Suparlan (2006) Kesejahteraan sosial menandakan keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmani, rohani dan sosial bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja, jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan.

Teori Lingkungan Kerja

Menurut Rivai (2011), mengatakan bahwa lingkungan kerja terdiri dari lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam merupakan lingkungan fisik yang belum atau tidak dipengaruhi budaya manusia, seperti cuaca, sinar matahari, dan sebagainya. Lingkungan

kerja merupakan elemen-elemen organisasi sebagai sistem sosial yang mempunyai pengaruh yang kuat di dalam pembentukan perilaku individu pada organisasi dan berpengaruh terhadap prestasi organisasi.

Pengawasan

Stoner, Freeman & Gilbert (1995) Pengawasan adalah proses untuk memastikan bagwa segala sesuatu aktifitas yang dilaksanakan sesuai dengan yang telah apa yang direncanakan. Menurut Siswanto (2009) Pengendalian Manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetpakan menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Kerangka Konseptual

Menurut Ridwan (2004) kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah penelitian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian.

Hubungan antar-antar varibel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 1 Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu ide untuk mencari fakta yang harus dikumpulkan. Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu maka dapat disusun sebuah hipotesis sebagai berikut :

H1= Terdapat pengaruh kesejahteraan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe.

Jurnal Visioner & Strategis, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Pengaruh Kesejahteraan, Lingkungan Kerja Dan Pengawasan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Marbawi, Reza

Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe

110 H2= Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap

kepuasan kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe.

H3= Terdapat pengaruh pengawasan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe.

H4= Terdapat pengaruh kesejahteraan, lingkungan kerja dan pengawasan kesejahteraan terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe yang beralamat di Kota Lhokseumawe. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe.

Populasi

Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai budaya karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Target populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe sebanyak 35 orang.

Sampel

Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah sebagian jumlah populasi yang terlibat dalam suatu penelitian. Teknik pengambilan sampel dillakukan dengan metode sensus. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara membagi wilayah populasi kedalam sub-sub wilayah dan setiap sub wilayah dibagi lagi ke dalam bagian yang lebih kecildan seterusnya, kemudian barulah menetapkan sebagian dari wilayah populasi sebagai sampel dan sampel itu ditetapkan pula unit- unit wilayah yang lebih kecil lagi, kemudian dari setiap unit tersebut diambil pula sampelnya Jadi, sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 pegawai. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis sumber data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan tertulis yang diajukan kepada subyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis tentang Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe

Operasional Variabel

Tabel 1 Definisi Variabel dan Indikator

No Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Ukur 1. Kesejahteraan

( X1)

Sesuatu keadaan emosional yang menyenangkan dimana

karyawan memandang pekerjaan mereka sangat menengkan Pada Dinas Kependudukan Catatan Sipil

Lhokseumawe. a. Gaji b. Tunjangan c. Fasilitas pemeliharaan kesehatan d. Insentif e. Cuti (Murtiningsih 2012 & Marbawi 2003) Likert 2. Lingkungan kerja (X2)

Sesuatu hubungan yang harmonis antara atasan, bawahan dan sesama rekan kerja pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Lhokseumawe.

a. Hubungan antar pegawai b. Kondisi ruang kerja c. Suasana lingkungan kerja d. Sarana kerja

(Rivai 2001 & Marbawi 2003)

Likert 3. Pengawasan

( X3)

Keberadaan supervisi dalam memonitoring pekerjaan baik

pemeriksaan atasan maupun pengawas fungsional pada dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Lhokseumawe.

a. Pemeriksaan atasan b. Pemeriksaan aparat pengawasan c. Pengawasan masyarakat d. Kebutuhan pengawasan (Marbawi, 2003) Likert 4. Kepuasan Kerja ( Y )

Sikap emosional yang menyenangkan seseorang dalam memandang pekerjaan Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Lhokseumawe. a. Wewenang b. Jabatan c. Penghargaan d. Fasilitas kerja e. Penghasilan tambahan (Herzberg & Rivai 2004)

Jurnal Visioner & Strategis, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Pengaruh Kesejahteraan, Lingkungan Kerja Dan Pengawasan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Marbawi, Reza

Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe

111 Teknik Analisis Data

Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat, maka harus di olah dan dianalisis terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tujuan metode analisis data adalah untuk mengintepretasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Pengolahan data dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS for windows. Dalam penelitian ini menggunakan Regresi linier berganda, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Di mana: Y = Kepuasan Kerja a = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi X1 = Kesejahteraan X2 = Lingkungan Kerja X3 = Pengawasan e = error term HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian terhadap asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah suatu model regresi tersebut baik atau tidak jika digunakan untuk melakukan penaksiran, dalam penelitian ini digunakan tiga asumsi klasik yang akan diuji yaitu normalitas, multikolonieritas dan heteroskedastisitas

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, adapun uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan grafik normal probability plot berikut ini.

Gambar 2 Normal PP PLot

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari suatu pengamatan kepengamatan lainnya. Untuk mengetahui terdapatnya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot antara lain variabel dependen (ZPRED dengan residual (ZRESID) yaitu sebagai berikut:

Gambar 3 Gambar Scatterplot 3. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat interkorelasi yang sempurna diantara beberapa variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi. Uji multikoloniaritas menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = I/tolerance) dan menunjukkan adanya koloniaritas yang tinggi. Berdasarkan hasil dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Kesejahteraan .552 1.810 Lingkungan Kerja .794 1.260 Pengawasan .574 1.742 a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja

Jurnal Visioner & Strategis, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016

Pengaruh Kesejahteraan, Lingkungan Kerja Dan Pengawasan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Marbawi, Reza

Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Lhokseumawe

112 Berdasarkan hasil Tabel 2 diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,10 begitu juga dengan hasil perhitungan yang dimiliki oleh nilai VIF menunjukkan nilai VIF < 10. Jadi dalam model ini tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dan model layak digunakan karena tidak mengalami masalah multikolinearitas.

PEMBAHASAN

Dalam dokumen Jurnal Visi Vol.5 No.1 Maret 2016 (Halaman 111-114)