• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN a Pengertian Perlindungan Konsumen

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 39-47)

Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat ditimbulkan karena kebutuhan manusia juga meningkat. Hal tersebut menimbulkan pemerintah untuk melakukan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dengan cara mempercepat dan memperbanyak produksi kebutuhan masyarakat, namun semakin banyak yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dapat memberikan dampak yang buruk bagi pemenuhan kebutuhan masyarakatt tersebut. Tanggung jawab pemerintah dalam hal menjamin hak-hak konsumen untuk mendapatkan barang dan/atau jasa yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang secara resmi diatur dalam UU Nomor. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Perlindungan terhadap konsumen dipandang secara material maupun formal sangat penting mengingat makin lajunya ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan penggerak disegala bidang produksi maupun konsumsi barang dan/atau jasa tersebut. Dengan

demikian, upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatu hal yang penting dan mendesak.

Menurut business English Dictionary, perlindungan konsumen adalah protecting consumers against unfair or illegal trader. 42 Perlindungan konsumen istilah yang dipakai untuk menggambarkan perlindungan hukum yang diberikan kepada pelaku usaha dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menghindari hal-hal yang merugikan konsumen itu sendiri. Perlindungan konsumen diatur dalam pasal 1 angka 1 UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen yaitu :

“Segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.43

Perlindungan konsumen memiliki cakupan yang luas meliputi perlindungan konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang berawal dari tahap kegiatan untuk mendapatkan barang dan/atau jasa hingga sampai akibat-akibat dari pemakaian barang dan/atau jasa tersebut. Cakupan perlindungan konsumen itu dapat dibedakan dalam dua aspek yaitu :44 1. Perlindungan terhadap kemungkinan barang yang diserahkan kepada

konsumen tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati.

42

Peter Colin, Op.cit., h. 61

43

Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen,” pasal 1 angka 1.

44

Adrianus Meliala, praktik bisnis curang, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 153

2. Perlindungan terhadap diberlakukannya syarat-syarat yang tidak adil kepada konsumen.

Perlindungan konsumen berasaskan dari 5 asas yaitu manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. beberapa asas diatas didalam perumusannya mengacu pada filosofi pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan pada falsafah Negara Republik Indonesia.

Tujuan dari perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 3 UUPK yaitu: a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen

untuk melindungi diri.

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa. c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan

dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

b. Pengertian Konsumen dan Pelaku Usaha

Pasal 1 angka 2 UUPK menjelaskan mengenai pengertian konsumen yaitu:

“Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

Menurut A.Z. Nasution, orang tersebut di atas adalah orang yang memakai, menggunakan dan/atau memanfaatkan barang dan/atau jasa tersebut hanya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain. Pengertian pelaku usaha diatur di dalam UU Nomor. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1 angka 3 menjelaskan sebagai berikut:

“Setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara republik indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi”.

Dalam penjelasan tersebut yang termasuk dalam pelaku usaha adalah perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, importir, pedagang, distributor dan lain sebagainya.

c. Hak dan Kewajiban Konsumen dan Pelaku usaha 1. Hak dan Kewajiban Konsumen

Secara umum dikenal ada 4 hak dasar konsumen, yaitu; a Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety); b Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed); c Hak untuk memilih (the right to choose);

d Hak untuk didengar (the right to be heard).

Empat hak dasar tersebut diakui secara internasional. Dalam perkembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang bergabung dalam The International Organization of Consumer Union ( IOCU ) menambahkan lagi beberapa hak yang harus diakui yaitu seperti hak mendapatkan pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Namun tidak semua organisasi konsumen menerima penambahan hak-hak tersebut. Mereka bebas untuk menerima semua atau sebagian. Seperti contoh YLKI yang memutuskan untuk menambahkan satu hak lagi sebagai pelengkap empat hak dasar konsumen, yaitu hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sehingga keseluruhannya dikenal sebagai pancahak konsumen.

Hak-hak konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah sebagai berikut: a. Hak atas kenyamanan dan keselamatan dalam mengonsumsi barang

dan/atau jasa;

b. Hak untuk memilih serta mendapatkan barang dan/ atau jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi yang dijanjikan;

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi barang dan/atau jasa;

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan;

e. Hak untuk mendapatkan perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g. Hak untuk dipelakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian atas barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian;

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban konsumen diatur dalam Pasal 5 UU Nomor. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sebagai berikut;

a. Membaca dan mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;

b. Beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha

Dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan hak pelaku usaha sebagai berikut;

f. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan; g. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan

konsumen yang beriktikad tidak baik;

h. Hak untuk melakukan pembelaan diri dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;

i. Hak untuk memperbaiki nama baik yang dialaminya apabila terbukti secara hukum kerugian yang dialami konsumen tidak disebabkan oleh barang dan/atau jasa yang dijual pelaku usaha; j. Hak-hak lain yang diatur dalam ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Adapun dalam Pasal 7 diatur kewajiban pelaku usaha, sebagai berikut; h. Beriktikad baik dalam menyelenggarakan usahanya;

i. Memberikan infomasi yang benar, jelas dan jujur terhadap kondisi barang dan/atau jasa yang dijual;

j. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur dan tidak membeda-bedakan konsumen;

k. Menjamin kualitas barang dan/atau jasa yang;

l. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk mencoba barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

m. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

Dalam UUPK pelaku usaha diwajibkan beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya, sedangkan bagi konsumen diwajibkan beriktikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.

d. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

a Pasal 28 G Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945; b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen;

c Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 39-47)

Dokumen terkait