• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Stephanus Munadjat Danusaputro pencemaran adalah suatu keadaan, dalam mana suatu zat dan energi diintroduksikan ke dalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sendiri dalam kosentrasi sedemikian rupa, hingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam keadaan termaksud yang mengakibatkan lingkungan itu tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan, kesejahteraan, dan keselamatan hayati.

Menurut WHO ditetapkan empat tahapan pencemaran : a. Pencemaran tingkat pertama

Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan.

b. Pencemaran tingkat kedua

Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.

c. Pencemaran tingkat ketiga

Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.

Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemaran terlalu tinggi (Supardi, 1994 : 31).

2. Pengertian pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Perusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat-sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan itu tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan (Pasal 1 ayat (14) Undang-undang No. 32 Tahun 2009).

Pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan juga megakibatkan adanya kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan menurut Undang-undang No 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (17) adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan.

Pencemaran lingkungan terjadi di dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut bahan pencemar dan polutan. Polusi

adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup makhluk hidup (termasuk manusia). Terjadinya atau pencemaran lingkungan ini umumnya terjadi akibat kemajuan teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Misalnya pencemaran air, udara dan tanah akan menyebabkan merosotnya kualitas air, udara dan tanah. Sebagai akibatnya akan terjadi banyak hal-hal yang merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan ( Supardi, 1994 : 28-29).

Untuk menciptakan lingkungan dalam kehidupan yang seimbang sangat tergantung dari kegiatan manusia, sedangkan kegiatan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakatnya dalam mengelola dan membina lingkungan. Kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya bagaimana menciptakan suatu yang indah dan bersih saja, tetapi kewajiban setiap manusia untuk menghormati hak-hak orang lain atau kehidupan yang lain, juga terhadap kewajibannya. Seringkali kita jumpai tindakan orang atau sekelompok orang (perusahaan) yang hanya mengejar kepentingannya sendiri tanpa memperhatikan dampak dan hak orang lain. Misalkan pabrik-pabrik dalam produksinya menggunakan api dengan cerobong ke atas, sepintas disadari atau tidak nampaknya tidak begitu membahayakan karena akibatnya tidak dirasakan pada saat itu ( Joko, 1999 : 16-17).

Pencemaran sebagai akibat proses pembangunan, umumnya yang langsung merasakan adalah masyarakat di sekitar proyek, karena itu masyararat harus dilindungi dari pengaruh buruk yang mungkin

ditimbulkan. Mengingat hal ini, maka setiap pada proyek industri selain memperhatikan lokasi proyek yang harus memenuhi persyaratan lingkungan untuk menjaga kelestarian, juga perlu diperhatikan pencegahan pengotoran dalam bentuk pengaturan pembuangan zat sisa dan kotoran yang sebaik-baiknya ( Joko, 1999 : 152).

Masalah pencemaran industri ataupun segala bentuk pencemaran merupakan tanggung jawab kita semua, namun karena keterbatasan sarana dan prasarana untuk menghindari pencemaran maka dalam pengendaliannya dilakukan sistem pembagian tugas dan wewenang antara instansi-instansi yang telibat untuk menangani pencemaran akibat kegiatan industri. Pengendalian pencemaran industri bermakna suatu kegiatan yang mencangkup upaya pencegahan dan/atau penanggulangan terjadinya pencemaran industri. Departemen perindustrian yang ikut bertanggung jawab terhadap pencemaran industri dari perusahaan industri dan lokasi industri, dengan sasaran semua limbah industri yang dibuang dari sumber pencemaran industri ke lingkungan bebas/umum, untuk mengupayakan agar selalu memenuhi standar kualitas limbah yang telah ditetapkan (Joko, 1994 :44).

3. Dampak pencemaran lingkungan

Setiap pembangunan memiliki dampak yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut dilaksanakan adapun dampak yang ditimbullkan dari pembangunan menyebabkan ad anya pencemaran lingkungan yang

dihasilkan dari pembangunan pencemaran lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Kerugian ekonomi dan sosial (economic and social in jury). b. Gangguan sanitair (sanitary hazard) (Muhammad, 2009. 35).

Dampak ialah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia termasuk didalamnya dampak pembangunan fisik dan non fisik. Besarnya dampak yang terjadi akibat kegiatan pembangunan ditentukan oleh :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Suatu kegiatan umumnya mempunyai sasaran, berapa jumlah manusia yang akan menikmati kegiatan tersebut. Suatu kegiatan mempunyai dampak penting bila jumlah manusia yang terkena dampak, tetapi tidak termasuk yang menikmati manfaat kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari yang menikmatinya. Kriteria lain ialah bila jumlah manusia yang terkena dampak, baik yang tidak maupun yang menikmati sasaran manfaat kegiatan jumlahnya sama atau lebih besar dari yang terkena dampak dalam penyebaran dampak.

b. Luas wilayah penyebaran dampak

Dampak lingkungan dari suatu kegiatan menjadi penting bila luas wilayah penyebaran dampak paling sedikit dua kali luas wilayah kegiatan, atau bila melampaui batas wilayah

administrasi pada tingkat kabupaten diatas, atau bila penyebaran dampak tersebut melampaui batas negara.

c. Lamanya dampak berlangsung

Dampak kegiatan menjadi penting, bila dampak tersebut berlangsung pada seluruh tahap kegiatan, baik pada tahap prakonstruksi maupun tahap konstruksi atau pun tahap pasca konstruksi atau bila berlangsung minimal selama separuh dari umur kegiatan.

d. Insentitas dampak

Insentitas dampak dihitung dengan cara mengukur berat, atau ringannya dampak serta besarnya penyimpanan dari baku mutu lingkungan. Dampak lingkungan bersifat penting bila menyebabkan terjadinya perubahan toleransi lingkungan secara drastis dalam waktu singkat dan dalam ruang yang luas sehingga lingkungan tidak dapat pulih kembali.

e. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak

Suatu dampak bersifat penting apabila banyak komponen lingkungan yang terkena dampak, baik komponen sosial budaya, komponen abiotik maupun komponen biotik.

f. Sifat komunikatif dampak

Dampak mempunyai perilaku yang berbeda-beda, yang muncul sementara kemudian berkurang dan akhirnya menghilang. Sebaliknya dapat pula bersifat komunikatif, suatu dampak dapat

sangat berbahaya bila bertemu dengan dampak lain, sehingga bahaya masing-masing dampak menjadi sangat berbahaya. Fenomena ini terjadi karena dampak-dampak tersebut bersatu dan ditingkatkan derajat bahannya yang disebut akumulasi sinergetik. Akumulasi dapat pula menyebabkan berkurangnya bahaya masing-masing dampak yang disebut akumulasi antagomistik (Supardi, 1994 :159 :160).

Dalam hal ini, udara pada lingkungan tercemar oleh zat –zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/ manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daerah industri. Polusi udara ini bisa terjadi karena berasal dari :

a. Kendaraan bermotor

Semua kendaraan bermotor yang memakai bensin dan solar akan mengeluarkan gas CO, Nitrogen oksida, Blerang dioksida dan partikel-partikel yang lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuatum tertentu dapat merupakan racun bagi fungsi-fungsi, darah, SO, dan menimbulkan penyakit pada sistem pernapasan.

b. Pabrik-pabrik industri

Berbagai pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengelolaannya selain menghasilkan produk-produk yang berguna bagi

kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkungan bila tanpa pengendalian. Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau pada para pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh (Supardi, 1994 : 32).

Dampak pencemaran juga bisa menimbulkan bau yang tidak enak dari pembangunan tersebut, bau-bauan yang tidak enak, bisa mengganggu suasana lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak akan betah tinggal lama ditempat yang menyebarkan bau. Bau yang tidak enak ini selain mengganggu kesehatan dan kenyamanan seseorang, dapat juga dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran racun-racun di udara. Bau yang tidak enak bisa berasal dari proses pembusukan sampah, baik yang berasal dari jasad organis/biologis maupun kimia/anorganis oleh makhluk-makhluk pembusuk. Juga bisa yang dari hasil buangan limbah dari pabrik-pabrik sehingga menyebabkan bau yang tidak enak ke lingkungan sekitarnya (Supardi, 1994 :42).

Pencemaran lingkungan yang berdampak berubahnya tatanan lingkungan karena kegiatan manusia atau oleh proses alam berakibat lingkungan kurang atau tidak berfungsi lagi. Pencemaran berakibatkan kualitas lingkungan menurun, akan menjadi fatal apabila tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana fungsi sebenarnya. Pencemaran karena

limbah-limbah pabrik yang masih murni, belum melalui proses pengolahan Waste Water Treatmen menyebar kewilayah bebas. Lambat laun dampaknya pada lingkungan akan terasa hanya soal menunggu waktu saja. Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal, sehingga dengan cara demikian dapat dipersiapkan langkah pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya dan mengupayakan dalam bentuk pengembangan dampak posiif dari kegiatan tersebut ( Joko, 1999 : 27).

4. Unsur-unsur Pencemaran Lingkungan

Sesuai dengan pengertian dalam Pasal 1 Undang-undang Pokok Lingkungan Hidup Tahun 1997, maka unsur-unsur atau syarat yang mutlak untuk disebut suatu lingkungan telah tercemar haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Masuk atau dimasukkannya komponen-komponen (makhluk hidup, zat energi zat, dan lain-lain).

b. Ke dalam lingkungan atau ekosistem lingkungan. c. Kegiatan manusia.

d. Timbul perubahan, atau menurunkan mutu yang lebih rendah hingga ke tingkat tertentu.

e. Fungsi lingkungan menjadi berkurang atau tidak dapat berfungsi. f. Menurut peruntukannya.

Dokumen terkait