E. Prestasi Belajar
2. Tipe-tipe Prestasi Belajar
a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif
Aspek kognitif manusia pada dasarnya adalah aspek keterampilan berpikir dalam rangka memperoleh pengetahuan. Menurut S. Bloom dalam Abuddin Nata, bahwa pada aspek kognitif terdiri dari enam komponen
keterampilan berpikir yang sifatnya hierarkis.75Keenam komponen tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge), pengajaran
pada tipe pengetahuan ini bertujuan untuk mencapai kemampuan ingatan manusia tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan yang berkenan dengan fakta, peristiwa, pengertian,
kaidah, teori, prinsip, dan metode.76 Tipe hasil belajar pengetahuan
termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah.77 Tipe prestasi
belajar ini penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe-tipe prestasi belajar yang lebih tinggi.
75Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: Kencana, 2011), h. 47.
76 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 47
77Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XV; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 23.
2) Tipe prestasi belajar pemahaman (comprehention), pengetahuan pada tipe ini bertujuan untuk mencapai kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal-hal yang dipelajari.78 Tipe prestasi belajar
”pemahaman” lebih tinggi satu tingkatan dari tipe prestasi belajar “pengetahuan hafalan” pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari satu konsep. Ada tiga macam pemahaman yaitu (1) pemahaman terjemah, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya, misalnya memahami kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan al- Qur’an), (2) pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda, dan (3) pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat,
meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan.79
3) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi), bertujuan untuk mencapai
kemampuan menerapkan metode.80 Tipe prestasi belajar penerapan
(aplikasi) merupakan kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dan situasi yang baru. Misalnya
memecahkan persoalan fara’id (pembagian harta pusaka dengan
78Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 47. 79Tohirim, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 152. 80Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 47.
menggunakan rumus tertentu, merupakan suatu dalil (al-Qur’an-hadis) atau hukum Islam dan kaidah-kaidah Ushul fiqih dalam suatu persoalan umat. Penerapan harus ada konsep, teori, hukum atau dalil dan rumus
yang diterapkan terhadap suatu persoalan.81
4) Tipe prestasi belajar analisis, bertujuan untuk mencapai kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian sehingga struktur keseluruhan
dapat dipahami dengan baik.82 Tipe prestasi belajar analisis merupakan
kesanggupan memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur atau bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi belajar yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil
belajar sebelumnya yakni pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.83
5) Tipe prestasi belajar sintesis, bertujuan mencapai kemampuan membentuk pola baru. Tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, sedangkan pada sistesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau
81Tahirim, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 152-153. 82Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 47.
83Tohirim, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi,h. 153.
bagian yang menjadi suatu integritas memerlukan hafalan, pemahaman,
aplikasi dan analisis.84
6) Tipe prestasi belajar evaluasi. Tipe prestasi belajar evaluasi merupakan
kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan
judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya. Tipe prestasi belajar ini dikategorikan paling tinggi, mencakup semua tipe prestasi
belajar yang telah disebutkan di atas.85
b. Tipe Pestasi Belajar Bidang Afektif
Bidang afektif berkenan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seorang sudah menguasai kognitif tingkat tinggi. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang efektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru cenderung lebih memerhatikan atau tekanan pada bidang kognitif semata. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan
teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.86
Sekalipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak
84Tohirim, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi, h. 153
85Tohirim, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi, h. 154.
dalam pembelajaran dan prestasi belajar yang tercapai oleh peserta didik. Oleh karena itu penting dinilai hasil-hasilnya.
Tujuan tipe prestasi belajar dibidang afektif mencakup: Pertama,
receiving atau attending, yakni kepekan dalam menerima ransangan
(stimulus) dari luar datang pada peserta didik, baik dalam bentuk masalah
situasi dan gejala. Kedua, responding atau jawaban, yakni reaksi yang
diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Ketiga, valuing
(penilaian), yakni berkenan dengan penilaian dan kepercayaan terhadap
gejala atau stimulus. Keempat, organisasi, yakni pengembangan nilai ke
dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai
dengan nilai dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya. Kelima
karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang memengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.87
c. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotor
Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkat
keterampilan meliputi: (1) gerakan refleksi (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudah merupakan kebiasaan), (2) keterampilan pada gerakan dasar, (3) kemampuan perspektual termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif motorik, (4) kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan
yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan yang kompleks, dan (6)
kemampuan yang berkenan dengan non decursive komunikasi seperti
gerakan ekperesif dan interpretatif.88
Uraian dari tipe prestasi belajat tersebut di atas dapat dipahami bahwa ketiga tipe tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling keterkaitan satu sama lain. Seorang peserta didik yang berubah tingkah kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya