• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tips: Melaksanakan Kegiatan Seni di Sekolah Minggu

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 119-123)

Dirangkum oleh: Lisbet Rohana

Di sekolah minggu, firman Tuhan bisa disampaikan dengan berbagai macam metode, salah satunya dengan kegiatan seni. Dengan kegiatan seni anak-anak diajak untuk belajar berbagi, menolong orang lain, mengekspresikan pengalaman-pengalaman dan fantasi dengan cara yang nyata bahkan ketika mereka tidak mampu

mengekspresikannya lewat kata-kata. Anak juga dapat belajar firman Tuhan dengan menyentuh, eksperimen, dan mengeksplorasi.

Berikut ini prinsip-prinsip saat mengadakan kegiatan seni di sekolah minggu. 1. Ajarkanlah seni mulai dengan cara yang sederhana.

Mulailah dengan mengenalkan dan mengakrabkan anak kepada bahan-bahan seni. Membiasakan anak dengan bahan-bahan seni dapat membantu mereka menguasai bahan dan tahu bagaimana cara menggunakan bahan tersebut untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka. Tujuannya adalah membuat anak-anak merasa nyaman dan percaya terhadap bahan-bahan yang digunakan. Diharapkan anak-anak tidak canggung menggunakannya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Dalam

mengarahkan kegiatan seni dalam kelas, guru harus memilih dan membuat petunjuk kegiatan yang dapat diikuti dan dimengerti oleh anak sesuai tingkatan umur mereka.

2. Ciptakanlah suasana kerja yang nyaman.

Sediakan semua bahan-bahan yang mereka butuhkan. Bahan-bahan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan anak untuk mencari bahan yang mereka perlukan. Dengan kemudahan-kemudahan tersebut, diharapkan anak dapat merasa aman, nyaman, dan terlindung secara emosional. Suasana yang nyaman juga membuka kesempatan bagi mereka untuk berekplorasi lebih dalam lagi. Kenyamanan juga bisa diciptakan dengan membatasi campur tangan guru. Sebelumnya, tetapkan dulu batas-batas tegas mengenai kegunaan setiap bahan dan hubungannya dengan pelajaran yang diberikan. Sebisa mungkin guru

menjaga diri untuk tetap berada di luar karya mereka sehingga karya-karya tersebut benar-benar muncul dari hati dan pikiran anak yang membuatnya. Hargai juga cara setiap anak dalam bekerja dan biarkan mereka bekerja dengan caranya sendiri.

3. Buatlah catatan perkembangan anak.

Catatan ini berisi tentang apa yang dilakukan seorang anak saat melakukan kegiatan seni. Gunanya untuk memonitor perkembangan mereka. Catatan lainnya adalah catatan kegiatan. Catatan ini berisi kegiatan-kegiatan anak di kelas sehingga kemudian dalam satu tahun kegiatan dapat diarahkan pada bahan-bahan yang pernah di gunakan.

4. Berikanlah kata-kata yang membangun.

Jika seorang anak merasa kecil hati dengan hasil karyanya, berilah kata-kata yang menyemangati. Katakan pada anak didik Anda bahwa hal itu kadang-kadang terjadi. Anak-anak cenderung tidak terlalu sering keluar jalur, tapi adakalanya mereka juga keluar jalur. Tekankan bahwa kita semua dapat mempelajari sesuatu dari kegagalan. Jangan pernah menganggap bahwa

120

sesuatu yang dilakukan seorang anak benar-benar buruk. Mungkin Anda merasa bahwa pekerjaan mereka benar-benar berantakan dan mereka kurang

memerhatikan karya mereka atau mereka malah sibuk berbicara dengan teman di sebelahnya. Jika dihadapkan pada keadaan ini, Anda dapat campur tangan untuk lebih terlibat dengan apa yang sedang mereka kerjakan sambil

memberikan kata-kata yang bisa mendorong mereka kembali. 5. Amatilah karya anak-anak.

Cara orang dewasa menanggapi karya seni anak adalah hal yang sangat penting. Usahakan untuk tidak meminta anak menjelaskan apa yang sedang mereka kerjakan secara spesifik. Hal ini akan membuat mereka beralih pada pikiran logis mereka. Mereka mungkin tidak benar-benar tahu apa yang mereka lakukan dan tidak berpikir mengenai apa yang sedang mereka kerjakan, jadi cobalah untuk mengikuti mereka. Tanggapan-tanggapan orang dewasa akan berhasil dengan sangat baik ketika semua respons itu tidak bernada menghakimi dan bersifat terlalu spesifik. Perhatian membangun yang diberikan pada anak-anak dapat membantu mereka untuk berkembang.

6. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang memotivasi.

Untuk menolong anak-anak berjalan terus, mulailah menyodorkan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang dapat memotivasi mereka. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan merangsang yang menjangkau pusat ekspresi, masuk dalam hati dan pikiran mereka. Dengan ini mereka dapat

melakukan kegiatan seni dengan lebih ekspresif. 7. Hubungkanlah kegiatan seni dengan pelajaran.

Anda dapat menghubungkan aktivitas yang sedang anak-anak kerjakan dengan pelajaran dalam Alkitab. Misalnya, lewat berbagi bahan mereka diajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Atau mengajarkan mereka membuat tembikar sambil bercerita tentang Yesaya.

8. Persiapankanlah bahan-bahan yang dibutuhkan.

Jangan menyiapkan bahan yang terbatas dan seadanya saja. Siap sedialah dengan bahan lebih. Anak-anak sangat senang mengganti bahan mereka meskipun sesungguhnya bahan-bahan tersebut masih bisa mereka gunakan. Sediakan juga pilihan lain. Jangan lupa untuk menyiapkan aktivitas-aktivitas yang berbeda pada setiap kesempatan.

Selama kegiatan berlangsung, ingatlah bahwa setiap anak membutuhkan guru yang ramah dan mengerti akan apa yang sedang mereka lakukan. Dukungan dan dorongan dari para guru amat penting agar kegiatan ini menjadi kegiatan yang benar-benar bermanfaat.

Bahan dirangkum dari:

Beal, Nancy dan Gloria Bley Miller. 2003. "Rahasia Mengajar Seni pada Anak". Yogyakarta: Pripenbooks.

Choun, Robert J. dan Michael S. Lawson. 1993. "The Complete Handbook for Children's Ministry". Hlm. 70 --72.

Haystead, Wes dan Sheril Haystead (Peny.). 1992. "Sunday School Smart Pages". USA: Gospel Light. Hlm. 17 --- 18 dan 97.

121

Tips 2: Apakah Anak Anda Akan Menggemari Kesenian?

Apakah kesenian itu sekadar kegiatan waktu senggang bagi orang kaya? Karena

kebudayaan kita cenderung kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, mungkin kita akan mengambil kesimpulan demikian. Tetapi sejarah dengan jelas menyatakan tidaklah demikian keadaannya. Kebanyakan dari apa yang kita hargai tentang bangsa lain kita peroleh dengan mempelajari musik, lukisan, kerajinan tangan, arsitektur, dan literatur mereka. Seni dan budaya merupakan jendela ke dalam jiwa manusia dan juga

merupakan tanda bahwa kita diciptakan di dalam gambar dan rupa Allah yang kreatif. Dengan alasan-alasan itu saja anak-anak kita perlu mengembangkan sikap menghargai kesenian agar dapat menjadi manusia yang serasi dan utuh.

Walaupun penting bagi anak Anda untuk bersikap terbuka terhadap gaya dan media lain di luar segala hal yang menarik bagi Anda pribadi, Anda tidak perlu menjadi seorang ahli untuk dapat menolong anak Anda mempelajari dan menyukai kesenian. Resep yang paling manjur ialah dengan teratur membuka mata anak Anda pada

kesenian dan membiarkan ia mempunyai pengalaman langsung dengan kesenian. dan dalam proses ini keluarga Anda akan mengalami banyak kesukaan dan kegembiraan tambahan. Untuk maksud tersebut pertimbangkanlah gagasan-gagasan yang berikut ini.

1. Telitilah sumber-sumber seni-budaya yang ada di daerah Anda. Banyak golongan masyarakat yang mempunyai kelompok-kelompok pertunjukan lokal dalam bentuk seni drama, tarian, orkes, balai kesenian, museum, dan mungkin suatu perkumpulan kesenian atau suatu festival tahunan. Sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan gereja merupakan alamat yang jitu. Tarifnya biasanya juga lebih murah daripada pertandingan olahraga, bahkan sering kali gratis.

2. Sebagai keluarga, kunjungilah pameran atau pertunjukan sebulan atau dua bulan sekali. Atau secara bergilir, ajaklah seorang anak Anda untuk menonton acara tertentu, ajaklah seorang demi seorang, jangan sekaligus secara berombongan, supaya hal itu dapat menjadi pengalaman khusus yang istimewa bagi diri anak yang Anda ajak itu. Usahakanlah untuk melanjutkan kegiatan itu dengan percakapan tentang apa yang Anda dengar dan lihat. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang paling digemari oleh setiap anggota keluarga dan mengapa, dan sesudah itu ungkapkanlah pandangan Anda sendiri. Jika suatu karya musik tertentu sedang populer, Anda mungkin ingin membeli rekamannya untuk hadiah ulang tahun atau Natal. Mungkin Anda dapat memperoleh

reproduksi dari lukisan yang disenangi dan membingkainya untuk kemudian dipajang, atau Anda juga dapat menempelkan reproduksi lukisan itu pada buku yang menceritakan pelukis gambar itu.

3. Hubungilah lembaga kesenian setempat atau perkumpulan para seniman setempat untuk memperoleh keterangan tentang seniman yang masih aktif di wilayah Anda. Kunjungilah para ahli musik, pelukis, pembatik, atau pemahat patung dalam studio mereka pada waktu mereka sedang berlatih atau berkarya. Kebanyakan dari mereka akan senang untuk menyambut dan berbagi

122

pun akan menikmati pengalaman itu. Sebagai akibat kunjungan Anda itu, mungkin anak Anda sudah akan mulai mempunyai perhatian dan bakat pada suatu bidang khusus! Sesungguhnya, jika anak itu terbuka pada dunia seni, sejak dini ia sudah dapat mengetahui bidang mana yang paling digemarinya.

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal seni, cobalah hal yang berikut ini. 1. Doronglah anak yang belum bersekolah untuk bereksperimen dengan

menyediakan baginya bahan-bahan baku, seperti alat-alat musik sederhana atau cat air dengan kuas-kuas yang besar. Berilah pujian terhadap "karya-karya besar" anak itu dan tempelkanlah lukisan-lukisan itu pada papan pengumuman keluarga, taruh di bawah lembaran kaca alas daun meja, atau laminasilah untuk dijadikan alas, semacam taplak kecil.

Hamparkan lembaran plastik di atas meja atau di bawah pohon di luar dan biarkan anak Anda membuat eksperimen dengan tanah liat. Kalau di sekitar Anda ada tempat pembakaran tembikar, pakailah tanah liat dan minta tolong agar hasil-hasil anak Anda yang terbaik dapat diproses menjadi keramik yang dapat dipajang di rak buku.

2. Doronglah anak-anak yang lebih besar untuk menggunakan dan

mengembangkan kemahiran mereka untuk mengamati dan melukis. Perhatikan bersama-sama karya pahatan, patung air mancur, dan lukisan dinding di pusat-pusat perbelanjaan dan taman-taman. Biarkan anak Anda membuat sketsa dari karya-karya seni itu sementara Anda berbelanja. Jika anak Anda merasa dirinya bukan seorang seniman, carilah buku-buku yang dapat mengajarkan Anda bagaimana caranya menggambar. Atau Anda juga dapat mencari guru

menggambar yang dapat memberikan pelajaran menggambar kepada beberapa orang anak sekaligus sehingga Anda tidak perlu membayar uang les yang terlalu mahal. Mungkin Anda sendiri juga akan merasa tertarik dan ikut belajar

menggambar.

3. Doronglah anak Anda untuk mengambil mata pelajaran seni lukis, musik, dan penulisan kreatif di sekolah, dan agar ikut serta dalam kegiatan seni sastra, seni teater, seni musik, atau kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

4. Pilihlah suatu mata pelajaran seni lukis atau belajarlah memainkan sebuah alat musik bersama-sama dengan anak Anda. Siapa yang tidak akan tergetar hatinya bila mendapat dukungan dan dorongan yang semacam ini dari orang tuanya? Hubungan akrab yang terjalin tak ternilai harganya.

5. Jadikan rumah Anda suatu studio yang menghargai karya seni. Seringlah

membaca bersama-sama dari bacaan klasik: puisi, sandiwara, cerita-cerita, dan dengan anak-anak yang lebih besar, novel. Hiasilah rumah Anda dengan

gambar-gambar karya lukis agung dan tiruan miniatur dari karya pemahat terkenal yang harganya tidak mahal. Belilah beberapa rekaman musik klasik untuk didengar bersama-sama. Mintalah nasihat pada para pustakawan, guru seni lukis, dan guru seni musik di sekolah tentang bidang-bidang tersebut. Mungkin rekaman-rekaman dan bahkan lukisan-lukisan reproduksi yang telah dibingkai dapat dipinjam dari perpustakaan. Carilah bahan-bahan klasik, dasar-dasar kesenian, musik, dan literatur untuk dipelajari bersama. Milikilah buku-buku

123

yang baik (terutama yang berisi gambar-gambar reproduksi berwarna) untuk dapat dijelajahi sewaktu-waktu di rumah.

6. Perhatikan daftar acara televisi, apakah ada acara sandiwara, konser, dan tontonan-tontonan bermutu lainnya. Tontonlah acara-acara itu bersama-sama, sesudah itu sediakan cukup waktu untuk mengadakan "pojok kritik" mengenai apa yang Anda sekeluarga tonton.

7. Jalankan suatu dana keluarga di mana setiap orang berkontribusi untuk

pembelian suatu karya seni orisinal setahun sekali, misalnya sebuah karya tulis, pahat, atau hiasan seni lainnya. Proyek ini akan melestarikan apresiasi seni di dalam seluruh keluarga.

8. Seperti halnya dengan setiap nilai-nilai lainnya, kita harus menjadi teladan dari pesan yang kita sampaikan jika kita menginginkan pesan kita didengar.

Usahakanlah agar komitmen Anda sendiri terhadap nilai-nilai kesenian telah mantap sebelum Anda melibatkan anak Anda. Atau akuilah bahwa hal ini merupakan minat atau pokok perhatian yang baru bagi Anda, dengan demikian Anda dapat belajar bersama-sama.

Pesan ini sama-sama gamblangnya: dalam keluarga ini kami ingin menjadi manusia seutuhnya yang menikmati dan menghargai segala kemampuan yang dikaruniakan oleh Allah kepada kami masing-masing, termasuk karunia-karunia seni. di rumah kami, apresiasi seni itu sama sekali bukan pemborosan waktu.

Bahan diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: 40 Cara Mengarahkan Anak Penulis : Paul Lewis

Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman : 199 -- 203

Dalam dokumen publikasi e-binaanak (Halaman 119-123)