• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.4 Tokoh dan Penokohan

Setelah membaca dan memahami Legenda Mas Merah dapat diketahui tokoh dan penokohannya sebagai berikut :

1. Tokoh cerita

Tokoh utama dalam Legenda Mas Merah adalah: a. Salam

Karena tokoh ini adalah tokoh yang paling banyak diceritakan dalam legenda tersebut. Mulai dari awal cerita sampai akhir cerita, fokus cerita lebih banyak ditujukan kepada Salam.

Sedangkan tokoh tambahan dalam Legenda Mas Merah adalah: b. Rukiah,

c. Amran, d. Ayah Salman, e. Salmah,

f. H. Kasim (ayah Salmah), g. Ibu Salmah,

h. Tambi,

j. Masyarakat kampung, k. H. Makminias,

l. Pendekar Nayan, m. Husein,

n. Tu Awang Muhammadin.

Tokoh ini hanya melengkapi cerita saja, walaupun tokoh ini juga memiliki kapasitas yang hampir sama dengan tokoh Salam, namun porsinya lebih sedikit dibandingkan tokoh Salam.

2. Penokohan

Tokoh cerita dalam Legenda Mas Merah ada 12 tokoh yaitu Salam, Rukiah, Amran, Ayah Salman, Salmah, H. Kasim (ayah Salmah), Ibu Salmah, Tambi, famili dari keluarga Salmah, masyarakat kampung, H. Makminias, Pendekar Nayan, Husein, Tu Awang Muhammadin. Adapun penokohan dari tokoh-tok ini adalah sebagai berikut:

a. Salam adalah tokoh yang memiliki sifat putus asa. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. (LMM, Alinea 4).

Maka pesta tersebut meriah, kedua pengantin yakni Salmah dan Tambi bersanding di pelaminan.(LMM, Alinea 13).

Salam kembali berputus asa dan kemudian pergi ke laut untuk menjadi nelayan di daerah Brandan. (LMM, Alinea 14).

Ia juga memiliki sifat pemberani.

Saat itu Salam bersama temannya Husein sedang melaut di kawasan itu. Mendengar teriakan seorang wanita, Salam hendak menolong namun dihalangi oleh Husein. Salam berkata, “Wahai Husein, aku mendengar orang menjerit di dalam hutan. Husein menjawab, “Aku tidak berani kesana. Daerahnya sangat angker. Biasanya orang yang pergi kesana pasti tidak bisa kembali pulang,”. Salam berkata, “Aku tetap akan menolong”. Husein berkata lagi, “ Ah kau ini gila, kau nak lawan itu perampok besar, badan kau segini”. Salam menjawab lagi, “Wahai husein sebelum ajal, aku berpantang mati, aku darah Melayu”. (LMM, Alinea 18).

Namun keinginan Salam untuk menolong wanita tersebut tidak bisa terhalangi oleh temannya Husein. (LMM, Alinea 19).

Ia juga memiliki sifat penolong.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Setelah mereka membuka ikatan tali, bertangis-tangisan mereka, karena mereka telah terhindar dari bahaya dengan bantuan Salam. Maka ditanya Salam kepada mereka hendak kemana tujuan mereka, hingga terdampar di Pulau Karang tersebut. Setelah mendengar penjelasan, mereka berangkat bersama-sama menuju Pulau Kampai. Tiada berapa lama diperjalanan, mereka sampai di Pulau Kampai. H.Kasim kemudian membuka lahan di Pulau Kampai. (LMM, Alinea 20).

Ia juga memiliki sifat rendah hati. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Dengan rendah hati, Salam menyerahkan diri pada H. Kasim, dan diterimalah Salam oleh H. Kasim sebagai pekerja kerani yang menerima kayu dari anak buahnya karena H. Kasim melihat Salam memiliki budi pekerti yang baik dan jago bersilat. (LMM, Alinea 6).

b. Rukiah adalah tokoh yang memiliki sifat yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Di tempat ia tinggal, ada seorang gadis yang baik dan berparas cantik. Gadis tersebut bernama rukiah. (LMM, Alinea 1).

c. Amran adalah tokoh yang memiliki sifat penurut. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Pada suatu hari, ayah Salam bertanya pada Amran, “Apakah kau ingin menikah?”. Amran pun menjawab, “Kalau ayah hendak menikahkan aku, terserah pada ayah saja”. (LMM, Alinea 2).

Konon pada zaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orang tua. Ayah Salam kembali bertanya, “Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?”. Amran menjawab, “Terserah siapa yang ayah suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,”. (LMM, Alinea 3).

d. Ayah Salam adalah tokoh yang memiliki sifat perhatian untuk masa depan anaknya .

Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Karena umur abangnya sudah memungkinkan untuk berumah tangga maka ayah Salam ingin menikahkan Amran dengan seorang gadis. Pada suatu hari, ayah Salam bertanya pada Amran, “Apakah kau ingin menikah?”. Amran pun menjawab, “ Kalau ayah hendak menikahkan aku, terserah pada ayah saja”. (LMM, Alinea 2).

Konon pada zaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orang tua. Ayah Salam kembali bertanya, “Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?”. (LMM, Alinea 3).

e. Salmah adalah tokoh yang memiliki sifat yang baik dan penurut. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Salmah pun ikut disibukkan setiap hari mengantarkan makanan Salam ke tempat Salam bekerja. (LMM, Alinea 7).

Mendengar hal ini menangis Salmah sejadi-jadinya karena Salmah dijodohkan. Salmah teringat pada Salam bahwa Salam kelak akan menjadi suaminya. Tapi apalah daya Salmah, walau bagaimanapun Salmah menyampaikan isi hatinya kepada orang tuanya, tetap saja orang tuanya berkeras agar Salmah menurut saja. (LMM, Alinea 11).

f. H. Kasim (ayah Salmah)adalah tokoh yang memiliki sifat yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Tidak berapa lama Salam di Medan Labuhan berjumpa dengan H. Kasim yang merupakan tukang kayu yang jaya. Dengan rendah hati, Salam menyerahkan diri pada H. Kasim, dan diterimalah Salam oleh H. Kasim sebagai pekerja kerani yang menerima kayu dari anak buahnya karena H. Kasim melihat Salam memiliki budi pekerti yang baik dan jago bersilat. (LMM, Alinea 6).

g. Ibu Salmah adalah tokoh yang memiliki sifat yang boros. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Ibu Salmah selalu berlangganan kain pada seorang pemuda kaya yang berasal dari India. Pemuda tersebut bernama Tambi. Ibu Salmah selalu hidup bermewah-mewahan. (LMM, Alinea 9).

Pada suatu hari, usaha H. Kasim bangkrut dan istrinya berhutang pada Tambi. (LMM, Alinea 10).

h. Tambi adalah tokoh yang tidak memiliki sifat pendirian yang tetap. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Pada suatu hari, usaha H. Kasim bangkrut dan istrinya berhutang pada Tambi. Ibu Salmah tak mampu membayar hutangnya. Lalu Tambi berkata, “Kalau memang hutang anda tidak bisa terbayar, ya sudah”. Melihat hutangnya tak terbayar, orang tua Salmah kembali berkata kepada Tambi, “Untuk mengikat erat persaudaraan bagaimana kalau Salmah saya kimpoikan dengan Anda,”. Tambi pun menjawab, “Ya, saya setuju”. (LMM, Alinea 10).

i. Famili dari keluarga Salmah adalah tokoh yang tidak dijelaskan sifatnya dalam cerita.

Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Panitia famili dari keluarga mengundang baik yang dikampung maupun di luar kampung. (LMM, Alinea 13).

j. Masyarakat sekitar adalah tokoh yang tidak dijelaskan sifatnya dalam cerita. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Masyarakat sekitar tidak mengetahui bahwa Salmah adalah Mas Merah yang disebut Salam dalam lagunya. (LMM, Alinea 14).

k. H. Makminias adalah tokoh yang memiliki sifat penakut. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Orang yang dituakan di daerah ini adalah H. Makminias. H. Makminias berkata bahwa ia tidak berani membuka hutan ini. “Yang berani adalah abangku yaitu H. Kasim,” tambahnya. (LMM, Alinea 16).

l. Pendekar Nayan adalah tokoh yang memiliki sifat yang jahat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Salmah yang memiliki kecantikan dan masih muda, terbesit dalam hati pendekar nayan untuk memperkosanya. (LMM, Alinea 17).

“...Salam bergegas berlari diatas lumpur menuju jeritan, dan Salam terkejut, di lihatnya pendekar Nayan hendak memperkosa seorang perempuan. (LMM, Alinea 19).

m. Husein adalah tokoh yang memiliki sifat penakut. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Husein menjawab, “Aku tidak berani kesana. Daerahnya sangat angker. Biasanya orang yang pergi kesana pasti tidak bisa kembali pulang,”. (LMM, Alinea 18).

n. Tu Awang Muhammadin adalah tokoh yang memiliki sifat yang baik hati. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“...Di daerah itu ada seorang tauke ikan yang merantau dari Malaysia ke Pulau Kampai bernama Tu Awang Muhammadin. Ia membeli ikan-ikan dari para nelayan dan dikenal dengan sifatnya yang baik hati. (LMM, Alinea 20).

Dokumen terkait