• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

2.7 Tools Analysis and Design Sistem Informasi

90 Bagan alir (flowchart) menurut Jogianto adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Adapun pedoman-pedoman dalam membuat suatu flowchart yaitu : 1) Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan dimulai dari bagian kiri dari suatu halaman, 2) Kegiatan di dalam suatu bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas, 3) Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhir, 4) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan, 5) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang semestinya, 6) Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung, 7) Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.

2.7.2DFD (Data Flow Diagram)

Menurut (Jogianto, 1999) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat bantu pembuatan model sistem yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. DFD juga merupakan alat yang cukup populer karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur, jelas dan merupakan dokumentasi dari sistem yang baik. Untuk

91 mempermudah pembacaan DFD disusun berdasarkan tingkatan atau

level dari atas ke bawah.

Adapun tingkatan dalam DFD diantaranya : 1. Diagram Konteks (context diagram level 0)

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu prose dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagra konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah terminator dan data store.

2. Diagram Zero (level 1)

Merupakan diagram yang berada diantara diagra konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan entity, proses, alur data, dan data store. 3. Diagram Detail (Primitif)

Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam diagram Zero. Diagram yang paling rendah yang tidak dapat diuraikan lagi.

Simbol atau gambar yang digunakan dalam membuat DFD menurut (Abdul Kadir, 2003) ada 4, yaitu :

92 Tabel 2.2 Simbol membuat DFD

Gambar Keterangan

External entitiy

Simbol ini untuk menggambarkan asal atau tujuan.

Process

Simbol ini untuk menggambarkan proses pengolahan atau transformasi.

Data Flow

Simbol ini untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.

Data Store

Simbol ini menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.

Sumber : (Abdul Kadir, 2003).

2.7.3 ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut (Jogianto, 1999) ERD adalah model konseptual untuk mendesain basis data. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data dengan mengabaikan proses yang dilakukan.

Simbol-simbol dan notasi yang digunakan dalam pembuatan diagram ini adalah (Prahasta, 2005) :

93 Tabel 2.3 Simbol membuat ERD

Gambar Keterangan

Persegi panjang

Mempresentasikan entity set.

Belah Ketupat

Mempresentasikan Relationship set.

Garis

Mempresentasikan hubungan antara

entity set dengan atribut dan entity set

dengan relationship set.

Sumber : (Prahasta, 2005).

Adapun hubungan antar entitas melalui relationship dikenal dengan istilah Cardinality Ratio Constraint atau kardinalitas relasi yang menunjukkan jumlah keterhubungan entitas dengan entitas lainnya. Terdapat tiga jenis Cardinality Ratio, yaitu :

1 : 1 (one to one)

Entitas hanya boleh berhubungan dengan satu entitas kedua dan sebaliknya.

1 : M (one to many) atau M : 1 (many to one)

Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas

kedua, tetapi entitas kedua hanya boleh berhubungan dengan satu entitas atau sebaliknya.

94

Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas

kedua dan sebaliknya.

2.7.4 Normalisasi

Dalam perancangan basisdata, selain menggunakan ERD juga menggunakan teknik normalisasi. Menurut Kroeke dalam (Abdul Kadir, 2003 : 65), Normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud biasa disebut dengan anomali. Anomali adalah proses database yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalkan menyebakan ketidakkonsistenan data atau membuat data hilang ketika data lain dihapus).

Tujuan normalisasi adalah untuk menghasilkan basisdata yang baik sehingga mempermudah melakukan operasi yang berkaitan dengan data.

Sedangkan bentuk dan tahapan dalam normalisasi adalah sebagai berikut :

1. Bentuk Tidak Normal (unnormalized)

Bentuk ini mirip kumpulan data yang direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan sesuai dengan kedatangannya. 2. Bentuk Normal Kesatu (1NF/ First Normal Form)

95 Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file-file (file data), data dibentuk dalam satu record dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya mengandung satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan dari beberapa kata.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama atau

primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah

sudah ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan

primary key tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain,

setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung pada primary key secara kesaluruhan.

2.7.5 Kamus Data

Kamus data (KD) atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah systems data dictionary adalah katalog fakta tentang

96 data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogianto, 2005). Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. KD digunakan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar sistem sedangkan pada tahap perancangan, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database.

KD digunakan untuk menunjukkan informasi-informasi tambahan yang menggunakan notasi-notasi sebagai berikut :

Tabel 2.3 Notasi Kamus Data

No Simbol Keterangan 1.

Dokumen terkait