40
SISTEM INFORMASI SPASIAL
FASILITAS UMUM KESEHATAN
(Studi Kasus : Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan)
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
YULI RAHMAWATI 104093002950
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
41
SISTEM INFORMASI SPASIAL
FASILITAS UMUM KESEHATAN
(Studi Kasus : Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
YULI RAHMAWATI 104093002950
Menyetujui, Pembimbing I,
Dr. Zainul Arham, M.Si
Pembimbing II,
Ferryati Masitoh, S.Si
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
42
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul ”Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan (Studi Kasus : Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan)” yang ditulis oleh Yuli Rahmawati, NIM 104093002950 telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Desember 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji 1, Penguji 2,
Ir. Bakri La Katjong NIP. 470 035 764
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 150 368 820
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Zainul Arham, M.Si Ferryati Masitoh, S.Si
Mengetahui, Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 965
Ketua
Program Studi Sistem Informasi
43
HALAMAN PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Jakarta, Nopember 2008
44
ABSTRAKSI
YULI RAHMAWATI, Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan (Studi Kasus : Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan). (Di bawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan FERRYATI MASITOH).
Pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijaksanaan pelaksanaan kesehatan. Pemantapan dan pengembangan ini diharapkan dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan, manajemen dan pengembangan upaya kesehatan, melalui penggunaan teknologi yang sederhana sampai yang mutakhir. Karenanya kemampuan untuk mendapatkan, mengolah menganalisis dan memanfaatkan informasi kesehatan adalah sangat diperlukan
Salah satu media yang memungkinkan hal itu adalah melalui website. Tetapi website yang dibutuhkan bukan hanya website yang memuat data dan informasi yang statis saja, tetapi juga memuat informasi persebaran fasilitas umum kesehatan (FUK) yang ada di Jakarta Selatan. Salah satu bentuk data yang menyajikan informasi keruangan adalah data spasial. Data spasial yang disajikan adalah data spasial tentang sarana kesehatan yang ada di Jakarta Selatan (Puskesmas, RSU, RSK).
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi pengumpulan data yaitu, Studi Literatur, Wawancara, Observasi, Kuesioner dan Metode Pengembangan Sistem siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC): perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian.
Hasil dari pembuatan skripsi ini adalah aplikasi berbasis web dengan menggunakan bahasan pemrograman php (Pre Processor Hypertext) serta Mapserver sebagai alat untuk menampilkan data spasial. Cara pengoperasian dari program dengan cara menaruh aplikasi utama pada server, setelah itu user dapat mengakses sistem secara bersamaan pada komputer yang berbeda. Spesifikasi minimum yang digunakan adalah komputer Pentium 2, 400 MHz dan resolusi monitor 1024 x 768.
Sistem yang dibuat adalah Sistem Informasi Spasial, karena menampilkan peta Wilayah Jakarta Selatan. Informasi spasial dibuat dengan menggunakan ArcView dan Ms4w. Sedangkan data yang dibutuhkan adalah Peta administrasi Jaksel, Koordinat FUK. Dengan adanya informasi dalam bentuk spasial, masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih jelas dan tervisualisasi. Sistem ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil berbagai keputusan yang berkaitan dengan penambahan fasilitas kesehatan.
45
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan (Studi Kasus : Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan)”, semoga apa yang telah dikerjakan menjadi pelajaran dan berguna bagi yang membacanya.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini saya banyak mendapat bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. sebagai dekan fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom sebagai Ketua Prodi Sistem Informasi beserta seluruh staff Jurusan Sistem Informasi.
3. Bapak DR. Zainul Arham, S.Kom, M.Si dan Ibu Ferryati Masitoh, S.Si selaku pembimbing yang telah memberikan segala daya dan upayanya untuk lebih memudahkan saya selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Orang tua, Bapak dan Mama yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil.
46 6. Alm.Bapak Muji Haryadi, selaku dosen GIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak membantu memberikan masukan dan saran kepada saya selama ini, semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT.
7. Teman-teman Fakultas Sains dan Teknologi, Jakarta Konsultindo,
Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan moril dan materil selama penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penulisan laporan yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Nopember 2008
47
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……… i
Halaman Persetujuan Pembimbing ……… ii
Halaman Pengesahan Ujian………...….. iii
Halaman Pernyataan ………..……… iv
Abstrak ……… v
Kata Pengantar ………...……… vi
Daftar Isi ……… viii
Daftar Tabel ………..……….……… xii
Daftar Gambar ……… xiii
Daftar Istilah ………..……… xvi
Daftar Lampiran ……….……… xviii
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ..……….
1.2Perumusan Masalah ………
1.3Batasan Masalah ………
1.4Tujuan penelitian
1.4.1Tujuan ………...………...
1.4.2Manfaat ………...………..
1.5Metodologi Penelitian ………
1.6Sistematika Penulisan ……….
1 3 4
5 6 7 8 II. LANDASAN TEORI
2.1Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1Pengertian Sistem ………..………... 2.1.2Karakteristik Sistem ………..
2.2Konsep Dasar Informasi .………
2.3Pengertian Sistem Informasi ……….. 2.4Sistem Informasi Geografis
48
2.4.1Konsep Dasar SIG……….
2.4.2Pengertian SIG .………
2.4.3Komponen SIG ….………
2.4.4Subsistem SIG ….……….
2.4.5Basisdata ……….………..
2.4.6Kemampuan SIG ………...
2.4.7Fungsi Analisis Pada SIG ………. 2.5Perangkat Lunak SIG
2.5.1Arcview GIS 3.3 ... 2.5.2Bahasa Pemograman PHP... 2.5.3My SQL ... 2.5.4Map Server ... 2.5.4.1 MS4W ... 2.5.5Chamelleon ... 2.5.6 File Template ...
2.6Metode Pengembangan Sistem Informasi
2.6.1Tahap Perencanaan... 2.6.2Tahap Analisis ... 2.6.3Tahap Perancangan ... 2.6.4Tahap Implementasi ... 2.6.5Tahap Penggunaan ... 2.7Tools Analysis and Design Sistem Informasi
2.7.1Flowchart (Bagan Alir) ... 2.7.2DFD (Data Flow Diagram)... 2.7.3ERD (Entity Relational Diagram)... 2.7.4Normalisasi ... 2.7.5Kamus Data ... 2.8Fasilitas Umum Kesehatan (FUK)
49 III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1Tempat dan Waktu ... 3.2Bahan dan Perangkat Pendukung ... 3.3Prosedur Penelitian
3.3.1Pengumpulan Data ... 3.3.2Metodologi Pengembangan Sistem ...
3.3.2.1 Perencanaan ... 3.3.2.2 Analisis
1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 2. Deskripsi Tempat Penelitian ... 3. Analisa Masalah ... 4. Sistem Yang Diusulkan ... 5. Perancangan ... 3.3.2.3 Perancangan
1. Perancangan Data Flow Diagram ... 2. Perancangan State Transition Diagram ... 3. Perancangan Entity Relationship Diagram ... 4. Perancangan Kamus Data ... 5. Perancangan Interface ... 3.4Data Atribut ... 3.5Web mapping ... 3.6Mapfile ... 3.7Chameleon ... 3.8Tahap Pengoperasian Sistem ... 3.9Pengujian Sistem ...
40 40
41 41 42
44 47 49 50 51
50 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Implementasi
4.1.1Peta Spasial ………..
4.1.2Database ………...
4.1.3Interface ………...
4.2Testing ………
110 111 114 171 V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ……… Saran ………...
178 179
Daftar Pustaka ……… 180
Lampiran ……… 181
Lampiran A. Wawancara Lampiran B. Source Code
Lampiran C. Peraturan Pemerintah Lampiran D. Kuesioner
51
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipe Data Menurut ANSI SQL ...25
Tabel 2.2 Simbol Membuat DFD ...32
Tabel 2.3 Simbol Membuat ERD ...33
Tabel 3.1 Batas Wilayah Jakarta Selatan ...43
Tabel 3.2 Alur Proses Diagram Konteks SISFUK ...56
Tabel 3.3 Input Informasi...57
Tabel 3.4 Pengolahan Peta ...57
Tabel 3.5 Pengolahan data Non Spasial...58
Tabel 3.6 Request Peta...58
Tabel 3.7 Pengolahan Informasi ...58
Tabel 3.8 Pengolahan Data Spasial...59
Tabel 3.9 Pengolahan Data Atribut...60
Tabel 3.10 Penggabungan Data ...60
Tabel 3.11 Edit Informasi...61
Tabel 3.12 Hapus Informasi ...62
Tabel 3.13 Pengumpulan Informasi...62
Tabel 3.14 Pembuatan Layer...63
Tabel 3.15 Overlay Layer Objek ...63
Tabel 3.16 Puskesmas Kecamatan...72
Tabel 3.17 Puskesmas Kelurahan ...72
Tabel 3.18 Kecamatan...73
Tabel 3.19 Kelurahan...73
Tabel 3.20 Rumah Sakit Umum ...74
Tabel 3.21 Rumah Sakit Khusus ...74
Tabel 3.22 Jalan ...75
Tabel 3.23 Puskesmas Kecamatan...76
Tabel 3.24 Puskesmas Kelurahan ...76
Tabel 3.25 Kecamatan...77
Tabel 3.26 Kelurahan...77
Tabel 3.27 Rumah Sakit Umum ...78
Tabel 3.28 Rumah Sakit Khusus ...78
Tabel 3.29 Jalan ...79
Tabel 3.30 User...79
Tabel 3.31 Pesan...80
Tabel 3.32 Kamus Data Spasial...81
Tabel 3.33 Kamus Data Non Spasial ...81
Tabel 3.34 Pengujian Metode Black Box ... 110
52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Komponen SIG ...19
Gambar 3.1 Lambang Kotamadya Jakarta Selatan...46
Gambar 3.2 Struktur Organisasi SUDIN KESMAS...47
Gambar 3.3 Flowchart Sistem Yang Berjalan ...53
Gambar 3.4 Flowchart Sistem Usulan...54
Gambar 3.5 Diagram Konteks SIS Fasilitas Umum Kesehatan ...55
Gambar 3.6 Diagram Nol Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan .56 Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses 2.0 ...59
Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses 5.0 ...61
Gambar 3.9 DFD Level 2 Proses 2.1 ...62
Gambar 3.10 STD Main Menu ...64
Gambar 3.11 STD Menu Profil ...64
Gambar 3.12 STD Menu Peta FUK...64
Gambar 3.13 STD Menu Peta FUK...65
Gambar 3.14 STD Menu Info FUK ...65
Gambar 3.15 STD Menu Galeri ...65
Gambar 3.16 STD Menu Saran ...65
Gambar 3.17 STD Menu Admin ...66
Gambar 3.18 STD Menu Admin Home ...66
Gambar 3.19 STDMenu User Admin ...66
Gambar 3.20 STDMenu Saran Admin...66
Gambar 3.21 ERD sebelum dinormalisasikan ...67
Gambar 3.22 Bentuk Tidak Normal ...68
Gambar 3.23 Bentuk Normal Pertama...69
Gambar 3.24 ERD Setelah dinormalisasikan ...70
Gambar 3.25 Struktur Menu Home ...82
Gambar 3.26 Struktur Menu Profil ...82
Gambar 3.27 Struktur Menu Peta FUK ...83
Gambar 3.28 Struktur Menu Galeri ...83
Gambar 3.29 Struktur Menu Info FUK...84
Gambar 3.30 Struktur Menu Saran/Contact Us...84
Gambar 3.31 Struktur Menu Admin ...84
Gambar 3.32 View 1 Pada Arcview ...85
Gambar 3.33 Add Theme Pada Arcview ...85
Gambar 3.34 Peta Jakarta Selatan Sebelum Didigitasi...86
Gambar 3.35 Jendela New Theme Pada Arcview ...86
Gambar 3.36 Jendela Tempat Penyimpan Theme Baru Pada Arcview ...87
Gambar 3.37 Peta Jakarta Selatan Yang Sudah Diberi 1 Point...87
Gambar 3.38 Shape Properties ...88
Gambar 3.39 Jendela Shape Properties...88
Gambar 3.40 Vertex Point Edit ...88
Gambar 3.41 Peta Jakarta Selatan Yang Sudah Memiliki Point ...89
53
Gambar 3.43 Drop Down Table Pada Arcview...90
Gambar 3.44 Drop Down Edit Pada Arcview ...90
Gambar 3.45 Jendela Field Definition Pada Arcview ...90
Gambar 3.46 Atribut Dari Jakarta Selatan ...91
Gambar 3.47 Layar Qgis ...92
Gambar 3.48 Open an OGR Supported Vector Layer ...92
Gambar 3.49 Peta FUK...93
Gambar 3.50 Drop Down Menu File Pada Qgis ...93
Gambar 3.51 Export To Mapserver ...93
Gambar 3.52 Xampp Control Panel...94
Gambar 3.53 Xampp for Windows...94
Gambar 3.54 Php MyAdmin ...95
Gambar 3.55 Kolom Ciptakan Tabel Baru...96
Gambar 3.56 Tampilan Field Tabel Baru ...96
Gambar 3.57 Tampilan Field-field Yang Sudah Terisi ...96
Gambar 3.58 Tampilan Tabel Fuk Non Spasial ...97
Gambar 3.59 Tampilan layar Home ...99
Gambar 3.60 Tampilan layar Profil ... 100
Gambar 3.61 Tampilan layar Peta FUK... 100
Gambar 3.62 Tampilan layar Info FUK... 101
Gambar 3.63 Tampilan layar Saran ... 101
Gambar 3.64 Tampilan layar Admin ... 102
Gambar 3.65 Tampilan layar User... 102
Gambar 3.66 Tampilan layar Admin Saran ... 102
Gambar 3.67 Tampilan layar Tambah Saran... 103
Gambar 3.68 Tampilan layar Laporan ... 103
Gambar 3.69 Tampilan Macromedia Dreamweaver MX ... 104
Gambar 3.70 Tampilan Page Properties ... 105
Gambar 3.71 Tampilan Insert Table ... 106
Gambar 3.72 Tampilan hasil pembuatan tabel ... 106
Gambar 3.73 Tampilan Color Properties ... 107
Gambar 4.1 Peta kota administrasi Jakarta Selatan yang telah didigitasi ... 110
Gambar 4.2 Tabel kec_jaksel ... 112
Gambar 4.3 Tabel kel_jaksel... 112
Gambar 4.4 Tabel pesan... 112
Gambar 4.5 Tabel puskec... 113
Gambar 4.6 Tabel puskel ... 113
Gambar 4.7 Tabel rsk... 114
Gambar 4.8 Tabel rsu... 114
Gambar 4.9 Tabel user ... 114
Gambar 4.10 Tampilan Layar Index/Home ... 115
Gambar 4.11 Tampilan Layar Profil... 117
Gambar 4.12 Tampilan Layar Profil Jakarta Selatan... 119
Gambar 4.13 Tampilan Layar Profil Bagian Tata Usaha ... 120
Gambar 4.14 Tampilan Layar Profil Kecamatan... 121
54
Gambar 4.16 Tampilan Layar Profil Kecamatan Cilandak... 124
Gambar 4.17 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pasar Minggu ... 126
Gambar 4.18 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pasar Minggu ... 127
Gambar 4.19 Tampilan Layar Profil Kecamatan Jagakarsa... 129
Gambar 4.20 Tampilan Layar Profil Kecamatan Jagakarsa... 130
Gambar 4.21 Tampilan Layar Profil Kecamatan Tebet... 132
Gambar 4.22 Tampilan Layar Profil Kecamatan Tebet... 133
Gambar 4.23 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pesanggrahan ... 135
Gambar 4.24 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pesanggrahan ... 136
Gambar 4.25 Tampilan Layar Profil Kecamatan Setiabudi ... 138
Gambar 4.26 Tampilan Layar Profil Kecamatan Setiabudi ... 139
Gambar 4.27 Tampilan Layar Profil Kecamatan Mampang Prapatan... 141
Gambar 4.28 Tampilan Layar Profil Kecamatan Mampang Prapatan... 142
Gambar 4.29 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pancoran ... 144
Gambar 4.30 Tampilan Layar Profil Kecamatan Pancoran ... 145
Gambar 4.31 Tampilan Layar Profil Kecamatan Kebayoran Lama ... 147
Gambar 4.32 Tampilan Layar Profil Kecamatan Kebayoran Lama ... 148
Gambar 4.33 Tampilan Layar Profil Kecamatan Kebayoran Baru ... 150
Gambar 4.34 Tampilan Layar Profil Kecamatan Kebayoran Baru ... 151
Gambar 4.35 Tampilan Layar Peta ... 152
Gambar 4.36 Hasil query Puskesmas Kecamatan ... 154
Gambar 4.37 Hasil query Puskesmas Kelurahan... 155
Gambar 4.38 Hasil query Rumah Sakit Khusus ... 156
Gambar 4.39 Hasil query Rumah Sakit Umum... 157
Gambar 4.40 Hasil query kecamatan ... 158
Gambar 4.41 Tampilan Layar Info FUK... 158
Gambar 4.42 Tampilan Layar Data Kelurahan ... 160
Gambar 4.43 Tampilan Layar Data Kecamatan ... 161
Gambar 4.44 Tampilan Layar Data Puskesmas Kelurahan ... 162
Gambar 4.45 Tampilan Layar Data Puskesmas Kelurahan ... 163
Gambar 4.46 Tampilan Layar Data Puskesmas Kecamatan ... 163
Gambar 4.47 Tampilan Layar Data Rumah Sakit Umum... 164
Gambar 4.48 Tampilan Layar Data RSK ... 165
Gambar 4.49 Tampilan Layar Data Galeri... 166
Gambar 4.50 Tampilan Layar Saran/Contact Us... 167
Gambar 4.51 Tampilan Layar Id dan Password ... 168
Gambar 4.52 Tampilan Layar Admin Home... 168
Gambar 4.53 Tampilan Layar Admin User... 169
Gambar 4.54 Tampilan Layar Update User ... 169
Gambar 4.55 Tampilan Layar Saran... 170
Gambar 4.56 Tampilan Layar Update Saran... 170
55
DAFTAR ISTILAH
No
Istilah
Penjelasan
1. Desktop Jenis komputer pribadi nonportabel yang antara monitor, CPU, dan keyboard yang digunakannya tidak terintegrasi (terpisah-pisah) dan relatif berukuran besar.
Komputer jenis ini dirancang untuk diletakkan dan digunakan di atas meja di rumah atau kantor.
2. Hardware Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
3. Input Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya : sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.
4. Interface Tampilan yang menjadi perantara antar user dengan software/program aplikasi.
5. Line Menggambarkan suatu objek yang memiliki panjang, seperti sungai, jalan dan lain-lain. 6. Localhost Fasilitas untuk melihat halaman web/situs
secara local (tidak terhubung dengan internet)
56 atau area setempat (local). Misalnya jaringan dalam suatu gedung.
8. Point Menyatakan objek kota, reklame, sekolah, dan lain-lain.
9. Polygon Menggambarkan suatu objek yang memiliki luasan, seperti propinsi, kelurahan, negara dan lain-lain
10. Map Overlay Penggabungan dua atau lebih tema peta dari areal yang sama untuk membentuk sebuah peta baru.
11. Software Program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras.
12. Standalone Tidak terhubung dengan komputer lain melalui jaringan manapun.
13. User Pengguna sistem / individu yang
berhubungan dengan sistem, baik admin ataupun end user.
14. Output Berupa produk/jasa (fisik dan /atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan. 15. Web Merupakan sistem informasi terdistribusi
57
DAFTAR LAMPIRAN
58
ABSTRAKSI
YULI RAHMAWATI, Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan (Studi Kasus : Puskesmas Dan Rumah Sakit Kota Administrasi Jakarta Selatan). (Di bawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan FERRYATI MASITOH).
Pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijaksanaan pelaksanaan kesehatan. Pemantapan dan pengembangan ini diharapkan dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan, manajemen dan pengembangan upaya kesehatan, melalui penggunaan teknologi yang sederhana sampai yang mutakhir. Karenanya kemampuan untuk mendapatkan, mengolah menganalisis dan memanfaatkan informasi kesehatan adalah sangat diperlukan
Salah satu media yang memungkinkan hal itu adalah melalui website. Tetapi website yang dibutuhkan bukan hanya website yang memuat data dan informasi yang statis saja, tetapi juga memuat informasi persebaran fasilitas umum kesehatan (FUK) yang ada di Jakarta Selatan. Salah satu bentuk data yang menyajikan informasi keruangan adalah data spasial. Data spasial yang disajikan adalah data spasial tentang sarana kesehatan yang ada di Jakarta Selatan (Puskesmas, RSU, RSK).
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis menggunakan metodologi pengumpulan data yaitu, Studi Literatur, Wawancara, Observasi, Kuesioner dan Metode Pengembangan Sistem siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle-SDLC): perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian.
Hasil dari pembuatan skripsi ini adalah aplikasi berbasis web dengan menggunakan bahasan pemrograman php (Pre Processor Hypertext) serta Mapserver sebagai alat untuk menampilkan data spasial. Cara pengoperasian dari program dengan cara menaruh aplikasi utama pada server, setelah itu user dapat mengakses sistem secara bersamaan pada komputer yang berbeda. Spesifikasi minimum yang digunakan adalah komputer Pentium 2, 400 MHz dan resolusi monitor 1024 x 768.
Sistem yang dibuat adalah Sistem Informasi Spasial, karena menampilkan peta Wilayah Jakarta Selatan. Informasi spasial dibuat dengan menggunakan ArcView dan Ms4w. Sedangkan data yang dibutuhkan adalah Peta administrasi Jaksel, Koordinat FUK. Dengan adanya informasi dalam bentuk spasial, masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih jelas dan tervisualisasi. Sistem ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil berbagai keputusan yang berkaitan dengan penambahan fasilitas kesehatan.
59 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan penduduk, sehinga perlu mendapat perhatian. Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpenting dari pembangunan sosial, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
60 Seiring dengan berjalannya waktu banyak hal yang telah diciptakan dan dikembangkan sehingga dapat mendayagunakan komputer secara optimal di berbagai bidang yang salah satunya adalah dalam bidang geografi. Pendayagunaan komputer yaitu dengan mengembangkan sebuah sistem terpadu yang memiliki banyak fasilitas dan dapat membantu dalam mengolah, memproses, menyimpan serta mengorganisasikan informasi geografi. Perkembangan teknologi tersebut kemudian lebih dikenal dengan Geographics Information System atau SIG.
SIG mengintegrasikan data atribut dengan data spasial, tidak seperti peta analog yang hanya menyajikan data spasial seperti data jalan, lokasi, Ibu kota dan batas wilayah Negara tetapi kurang informative terhadap data atributnya. Sistem informasi geografis tidak hanya sebatas menggambar peta dan menyimpan peta sebagai sebuah gambar atau tampilan pada suatu area geografi, tetapi juga menyimpan data yang dapat digunakan untuk menggambar dan menampilkan suatu informasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Jika ditinjau dari segi pemanfaatannya, teknologi dan aplikasi SIG sebenarnya dapat dimanfaatkan secara luas diberbagai bidang termasuk diantaranya adalah sistem informasi spasial fasilitas umum kesehatan.
61 Suku Dinas Kesehatan Masyarakat (SUDIN KESMAS) Jakarta Selatan. SUDIN KESMAS membawahi 69 puskesmas yang berada di kelurahan dan 10 puskesmas terpadu yang berada di tiap-tiap kecamatan. Sedangkan FUK Rumah Sakit dibawahi oleh Suku Dinas Pelayanan Kesehatan SUDIN YANKES) (BPS DKI Jakarta 2005).
Integrasi sistem informasi geografis dan informasi FUK diharapkan dapat membantu SUDIN KESMAS dalam memberikan informasi berbasis spasial kepada masyarakat mengenai fasilitas umum kesehatan yang berada di wilayah Jakarta Selatan.
Oleh karena itu, penulis memilih judul : “Sistem Informasi Spasial Fasilitas Umum Kesehatan (Studi Kasus : Puskesmas dan Rumah Sakit
Kota Administrasi Jakarta Selatan)”.
2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana memberikan informasi berbasis spasial mengenai fasilitas umum kesehatan di Puskesmas maupun Rumah sakit kepada masyarakat berbasis spasial.
62 3. Membutuhkan suatu model basisdata dan sistem informasi FUK untuk
mendukung kinerja Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Bagian Seksi Tata Usaha.
3.1 Batasan masalah
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti membatasi masalah pada beberapa hal, diantaranya :
1. Data-data yang ditampilkan merupakan data-data Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2. Data-data yang digunakan adalah data yang terdapat pada Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Puskesmas Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta Selatan
3. Data-data yang dipakai dalam basis data adalah data-data yang diperlukan oleh Seksi Tata Usaha dan acuan data yang dipakai adalah modul Pedoman Pendataan Data Dasar Puskesmas dan Rumah Sakit. Data yang dipakai sesuai dengan permintaan Seksi Tata Usaha Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kota Administrasi Jakarta Selatan.
4. Aplikasi bersifat client server dengan level user yang dapat memutakhirkan data Puskesmas dan Rumah Sakit.
63 1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan
a. Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat sebuah website bagi SUDIN KESMAS Jakarta Selatan khususnya pada Bagian Tata Usaha yang berbasiskan spasial sebagai :
1. Sarana untuk mendokumentasikan fasilitas umum yang berada di daerah Jakarta Selatan.
2. Memberikan informasi bagi warga dan bagi masyarakat. 3. Memetakan keadaan ruang di daerah Jakarta Selatan.
4. Memberikan sarana interaktif bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya menyangkut fasilitas umum kesehatan.
b. Khusus
1. Melakukan koreksi / menyamakan koordinat yang terdapat pada image dengan koordinat geografi, yaitu koordinat yang terdapat pada bumi.
2. Melakukan digitasi terhadap image berdasarkan daerah yang akan diamati.
3. Melakukan proses webmapping pada fasilitas umum kesehatan yang ada di Jakarta Selatan.
64 5. Menyatukan hasil webmapping ke dalam halaman web yang
telah dibuat
6. Menyajikan sistem informasi spasial fasilitas umum kesehatan.
1.4.2 Manfaat
a. Bagi penulis :
1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
2. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Membuat dan menghasilkan sebuah aplikasi yang berguna bagi masyarakat.
b. Bagi Universitas :
1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah.
2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.
c. Bagi Masyarakat
65 1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah menggambarkan cara pengumpulan data yang di perlukan sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir ini adalah: 1. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan penulis menggunakan metode kepustakaan (library research), wawancara dan observasi. Adapun penjelasan mengenai tiga metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Studi Literatur
Adalah cara penelitian yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku-buku, literatur dan website, yang dapat dijadikan pendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
b. Wawancara
Melalui metode ini penulis mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula tentang informasi yang berkaitan dengan Fasilitas Umum Kesehatan yang disediakan di suatu kecamatan dan kelurahan guna mengetahui informasi-informasi apa saja yang berhubungan dengan penyediaan FUK.
c. Observasi
Selain melakukan wawancara, penulis juga melakukan observasi guna mengetahui kondisi geografis suatu wilayah dan menentukan koordinat dari fasilitas umum kesehatan yang ada di wilayah Jakarta Selatan. 2. Metode Pembangunan Sistem
66 b. Pembuatan DFD.
c. Pembuatan ERD d. Pembuatan STD e. Desain Web.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan penulis sebagai landasan dalam penulisan serta penyusunan skripsi. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode yang digunakan penulis dalam pencarian data dan pengembangan sistem.
BAB IV : PEMBAHASAN
67 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
68 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini secara garis besar akan dijelaskan pengertian-pengertian dan konsep-konsep dasar yang akan digunakan dalam pengembangan sistem yang dibuat dalam tugas akhir ini.
2.1 Konsep Sistem Informasi
Adapun pengertian sistem dari beberapa literatur dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sustu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001).
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta, 2005).
Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2001).
69 (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objective) atau tujuan (goal).
2.1.2 Karakteristik Sistem
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari subsistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
70 menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi satu masukan (input) bagi subsistem yang lain dan akan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
71 6. Keluaran Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
8. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali, masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
72 kesatuan dalam interaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas yang jelas (Jogianto, 2005).
2.2 Konsep Dasar Informasi
Jogianto (2005) menjelaskan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Sumber informasi adalah data kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
Data merupakan bentuk yang masih mentah dan perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Data tersebut ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch (1986) disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau ada yang menyebutnya sebagai istilah siklus pengolahan data (data processing cycle).
Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Robert N. Anthony dan John Dearden menyebut keadaan dari sistem dalam hubungannya dengan keberakhirannya dengan istilah entropy. Informasi yang berguna bagi sistem akan menghindari proses entrophy yang disebut dengan negative entrophy atau negentrophy.
73 2.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut (Budihar, 1995), sistem informasi adalah suatu sistem manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
Leitch dan Davis (1983) dalam Jogianto (2005) mendefinisikan Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan.
Dari beberapa pengertian sistem informasi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan suatu sistem berbasis komputer yang berguna untuk menghasilkan suatu informasi yang berasal dari data yang tersedia yang digunakan untuk mendukung suatu kegiatan dan dalam pengambilan suatu keputusan.
2.4 Sistem Informasi Geografi (SIG)
2.4.1 Konsep Dasar SIG
74 Tidak semua data SIG pada awalnya dalam bentuk digital, tetapi adapula yang berupa analog. Contoh data analog misalnya peta hasil penggambaran dan peta hasil cetakan (printed map). Data analog tidak dapat langsung digunakan dalam analisis GIS secara komputerisasi sehingga harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Cara yang dapat digunakan untuk mengubah data analog tersebut misalnya dengan cara digitasi (digitazing) baik dengan cara digitasi on screen (setelah data analog melalui proses pemindahan melalui mesin pemindai/scanner) dan digitasi dengan menggunakan meja digitasi (digitizer table).
Sebelum memulai suatu analisis, terlebih dahulu menentukan jenis data dan parameter-parameter pengaruhnya. Contohnya dalam analisis mengenai perubahan penggunaan lahan.
Bila data yang dimiliki berupa data analog, maka perlu diubah menjadi digital terlebih dahulu. Hal yang wajib diketahui pada saat mempersiapkan data adalah mengenai koordinat peta. Data SIG merupakan data yang mewakili kenampakan atau objek yang ada di permukaan bumi dengan bentuk yang lebih sederhana. Oleh sebab itu, untuk lebih mendekati keadaan di bumi maka sistem koordinat menjadi hal yang sangat penting.
75 proses digitasi. Digitasi merupakan proses pengubahan data menjadi digital sehingga mudah untuk dilakukan analisis. Baik buruknya data SIG sangat bergantung pada hasil digitasi. Digitasi yang kurang teliti akan mengakibatkan data SIG menjadi kurang bermutu dan tidak layak untuk selanjutnya dilakukan analisis. Dengan demikian, diperlukan proses lanjutan yaitu proses editing pada hasil digitasi. Proses editing ini akan memberikan hasil digitasi yang lebih baik lagi sehingga layak menjadi data untuk analisis. Untuk keperluan cetakan, data dapat dilayout.
Pada asalnya, data geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya. Misalnya, garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya. Selain itu, berbagai data juga dapat di-overlay-kan berdasarkan sistem koordinat yang sama.
2.4.2 Pengertian SIG
76 berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi: (a) masukan, (b) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran.
Sementara itu Gistut dalam (Prahasta, 2005) mendefinisikan SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokal dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi.
2.4.3 Komponen SIG
SIG merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. Sistem SIG menurut Gistut dalam (Prahasta, 2005) terdiri dari beberapa kompenen, antara lain : 1. Perangkat Keras : Adapun perangkat keras yang sering
digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.
77 3. Data dan Informasi Geografi : SIG dapat mengumpulkan dan
menyimpan data yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya dari perangkat lunak SIG lainnya maupun secara langsung dengan cara dijitasi data spasial dari peta dan masukan data atributnya dari tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard. Data geografis juga dapat diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta seperti Bakosurtanal.
4. Manajemen (SDM) : Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
78 Gambar 2.1 Komponen SIG (Prahasta, 2005)
2.4.4 Subsistem SIG
SIG memiliki beberapa subsistem, diantaranya adalah : 1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Output : Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan
keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain.
SIG Perangkat Keras
(Hardware)
Perangkat Lunak (Software) Manajemen
79 3. Data Management : Subsistem ini mengorganisasikan baik
data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, update, dan di-edit.
4. Data Manipulation & Analysis : Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.4.5 Basisdata
Basisdata adalah kumpulan data-data (file) yang non-redudant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut–atribut kunci dari tabel-tabelnya atau struktur data dan relasi-relasi) di dalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise) (Prahasta, 2005).
Kehadiran basisdata mengimplementasikan adanya pengertian keterpisahan antara penyimpanan (storage) fisik data yang digunakan dengan program-program aplikasi yang mengaksesnya untuk mencegah saling ketergantungan (dependence) antara data dan program-program yang mengaksesnya.
Adapun keuntungan basisdata adalah :
80 2. Kemudahan, kecepatan dan efisiensi (data sharing dan
availability) akses (pemanggilan) data. 3. Penjagaan integritas data.
4. Menyebabkan data menjadi self-documented dan self-descriptive.
5. Mereduksi biaya pengembangan perangkat lunak. 6. Meningkatkan faktor keamanan data (security)
2.4.6 Kemampuan SIG
Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau definisinya. Berikut kemampuan-kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG yang telah dituliskan : 1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi.
2. Mengintegrasikan data geografi.
3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografi. 4. Menyimpan dan memanggil kembali data geografi. 5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografi. 6. Mengelola data geografi.
7. Memanipulasi data geografi. 8. Menganalisa data geografi.
81 2.4.7 Fungsi Analisis Pada SIG
Menurut (Prahasta, 2005) kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi yang dapat dilakukannya. Secara umum, terdapat dua jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis atribut (basisdata atribut).
Fungsi analisis analisis atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan basisdata (DBMS) dan perluasannya :
1. Operasi dasar basis data mencakup : a) Membuat basisdata baru, b) Menghapus basisdata, c) Membuat tabel basisdata, d) menghapus tabel basisdata, e) Mengisi dan menyisipkan data ke dalam tabel, f) Membaca dan mencari data dari tabel basisdata, g) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel basisdata, h) Menghapus data dari tabel basis data. 2. Perluasan operasi basisdata : a) Membaca dan menulis
basisdata dalam sistem basisdata yang lain, b) Dapat berkomunikasi dengan sistem basisdata yang lain, c) Dapat menggunakan bahasa basisdata standart SQL, d) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam sistem basisdata.
82 1. Klasifikasi (reclassify) : Fungsi ini mengklasifikasikan atau
mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atribut) menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. 2. Network (jaringan) : Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik
(point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak terpisahkan.
3. Overlay : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukkannnya.
4. Buffering : Fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya.
5. 3D analysis : Fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang berhubungan dengan presentasi data spasial dalam ruang 3 dimensi.
6. Digital Image Processing : Fungsi ini dimiliki oleh perangkat GIS yang berbasiskan raster.
2.5 Perangkat Lunak SIG
2.5.1 Arcview GIS 3.3
83 Pengembangan Arcview lanjut ini banyak disediakan dalam bentuk modul-modul tambahan atau extention untuk kebutuhan-kebutuhan aplikasi-aplikasi khusus. Modul-modul tersebut di antaranya adalah Image Analyst, 3D Analyst, Business Analyst, Network Analyst, Tracking Analyst, Internet Map Server dan modul-modul lainnya.
2.5.2 Bahasa Pemograman PHP
Dalam proses pembuatan program pengembang sistem informasi berbasis web ini digunakan program PHP yang dikenal mampu membuat halam web yang dinamis. Dalam pengoperasiannya PHP, kita membutuhkan suatu server dalam mengeksekusi programnya.
PHP merupakan bahasa pemograman yang berbasis web open source yang dijalankan pada sisi server dan didesain khusus untuk aplikasi web. Script PHP dapat ditulis menyatu (bersama) dengan tag-tag HTML atau berdiri sendiri.
Menurut (Sutarman, 2003) ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh PHP, diantaranya adalah :
a) PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi.
b) PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows dan Macintosh.
c) PHP diterbitkan secara gratis.
84 e) PHP adalah termasuk bahasa yang embeded (bisa ditempel atau
diletakkan dalam tag HTML).
f) PHP termasuk server-side programming. 2.5.3 My-SQL
SQL adalah kependekan dari Structured Query Language. Dalam bahasa inggris, SQL biasa disebut SEQUEL. Bahasa ini merupakan standar yang digunakan untuk mengakses basisdata relasional.
Secara prinsip, perintah-perintah SQL (biasa disebut pernyataan) dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Abdul Kadir, 2002), yaitu ; a) DDL (Data Definition Language) atau bahasa pendefinisian data, b) DML ( Data Manipulation Language) atau bahasa pemanipulasi data, dan c) DCL (Data Control Language) atau bahasa pengendali data.
Tabel 2.1 Tipe Data Menurut ANSI SQL
No Tipe Data Keterangan
1. CHAR atau CHARACTER Menyatakan deretan karakter atau string.
2. NUMERIC Menyatakan data numerik real. 3. DECIMAL atau DEC Idenik dengan numerik dan bisa
mengandung pecahan.
4. INTEGER Menyatakan tipe data bilangan bulat.
5. SMALL INT Menyatakan tipe data bilangan yang jangkauannya lebih kecil daripada INTEGER
6. FLOAT Tipe data bilangan real
85 presisis lebih tinggi daripada FLOAT.
2.5.4 MapServer
MapServer merupakan salah satu lingkungan pengembangan perangkat lunak open source yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi internet-based yang melibatkan tampilan data spasial atau peta dijital.
2.5.4.1 MS4W
86 2.5.5 Chamelleon
Chameleon merupakan salah satu framework atau tool yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi pemetaan (SIG) yang berbasiskan layanan web. Framework ini telah dikambangkan oleh DM Solutions Group dengan tujuan untuk menghasilkan lingkungan kerja yang sangat customizable dan adaptabel dalam pendistribusian dan pengelolaan aplikasi-aplikasi web-mapping (Prahasta, 2007).
Pada chameleon sudah terdefinisi beragam widget yang dapat disisipkan pada sebuah file HTML yang akan digunakan sebagai template. Setiap widget menangani sebuah fungsi tertentu, misalnya widget untuk menggambar peta, zooming, query informasi peta dan sebagainya (Nuryadin, 2005).
2.5.6 File Template
File template digunakan untuk mengatur tampilan dan user interface, atau untuk mengatur kenampakan legenda. File template biasanya digunakan terutama pada penggunaan Mapserver sebagai program CGI.
87 program Mapserver setiap kali file template tersebut diproses (Nuryadin, 2005).
2.6 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin yang lainnya. Sedangkan metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, kensep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Dalam suatu pengembangan sistem diperlukan beberapa tahapan-tahapan mulai dari perencanaan sampai dengan penggunaan sistem. Tahapan-tahapan tersebut dinamakan SDLC (System Development Life Cycle) Secara garis besar siklus hidup pengembagan sistem ini terdiri dari lima tahap, tujuh tahap itu adalah:
88 2.6.1 Tahap Perencanaan
Yaitu membuat perencanaan yang berkaitan dengan proyek sistem informasi, misalnya alokasi waktu dan sumber daya, jadwal, proyek, dan cakupan (scope) proyek (Hartono, 2004).
Perencanaan sistem ini menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.
2.6.2 Tahap Analisis
Yaitu membuat analisa workflow manajemen yang sedang berjalan dan mengidentifikasikan apakah workflow telah efisien dan sesuai dengan standar tertentu (Hartono, 2004). Semua hasil analisa akan didokumentasikan dan dipakai sebagai pedoman saat melakukan desain proses bisnis. Analisa dilakukan oleh Business Process Analysis (BPA) yang berpengalaman atau memahami workflow sistem manajemen di area yang sedang dianalisis.
2.6.3 Tahap Perancangan
89 (development), peningkatan ungsi (enhancement), dan pemeliharaan (maintenance) sistem menjadi lebih mudah dan efisien.
2.6.4 Tahap Implementasi
Tahap implementasi yaitu menerapkan sistem informasi yang telah dibuat untuk digunakan user (Hartono, 2004). Tahap ini adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang disetujui, menginstal dan memulai penggunaan sistem baru atau sistem yang sudah diperbaiki. Tujuan dari memperbaiki ini adalah untuk menyelesaikan desain sistem yang sudah disetujui.
2.6.7 Tahap Penggunaan
Pada tahap penggunaan disarankan ada dua tahap review yang harus dilaksanakan. Review pertama dilaksanakan pada saat yang tidak terlalu lama setelah penerapan sistem, dimana proyek tim masih ada dan masing-masing anggota masih segar untuk mengingat sistem yang mereka buat. Review berikutnya dapat dilakukan kira-kira setelah semester pertama sistem berjalan, tujuannya untuk meyakinkan apakah sistem tersebut sudah berjalan sesuai dengan tujuan semula atau masih adakah perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilakukan.
2.7 Tools Analysis and Design Sistem Informasi
90 Bagan alir (flowchart) menurut Jogianto adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Adapun pedoman-pedoman dalam membuat suatu flowchart yaitu : 1) Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan dimulai dari bagian kiri dari suatu halaman, 2) Kegiatan di dalam suatu bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas, 3) Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhir, 4) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan, 5) Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan yang semestinya, 6) Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung, 7) Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.
2.7.2 DFD (Data Flow Diagram)
91 mempermudah pembacaan DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah.
Adapun tingkatan dalam DFD diantaranya : 1. Diagram Konteks (context diagram level 0)
Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu prose dan menggambarkan ruang lingkup proses. Hal yang digambarkan dalam diagra konteks adalah hubungan terminator dengan sistem dalam suatu proses. Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah terminator dan data store.
2. Diagram Zero (level 1)
Merupakan diagram yang berada diantara diagra konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan dalam diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan entity, proses, alur data, dan data store. 3. Diagram Detail (Primitif)
Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam diagram Zero. Diagram yang paling rendah yang tidak dapat diuraikan lagi.
92 Tabel 2.2 Simbol membuat DFD
Gambar Keterangan
External entitiy
Simbol ini untuk menggambarkan asal atau tujuan.
Process
Simbol ini untuk menggambarkan proses pengolahan atau transformasi.
Data Flow
Simbol ini untuk menggambarkan aliran data yang berjalan.
Data Store
Simbol ini menggambarkan data flow yang sudah disimpan atau diarsipkan.
Sumber : (Abdul Kadir, 2003).
2.7.3 ERD (Entity Relationship Diagram)
Menurut (Jogianto, 1999) ERD adalah model konseptual untuk mendesain basis data. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data dengan mengabaikan proses yang dilakukan.
93 Tabel 2.3 Simbol membuat ERD
Gambar Keterangan
Persegi panjang
Mempresentasikan entity set.
Belah Ketupat
Mempresentasikan Relationship set.
Garis
Mempresentasikan hubungan antara entity set dengan atribut dan entity set dengan relationship set.
Sumber : (Prahasta, 2005).
Adapun hubungan antar entitas melalui relationship dikenal dengan istilah Cardinality Ratio Constraint atau kardinalitas relasi yang menunjukkan jumlah keterhubungan entitas dengan entitas lainnya. Terdapat tiga jenis Cardinality Ratio, yaitu :
• 1 : 1 (one to one)
Entitas hanya boleh berhubungan dengan satu entitas kedua dan sebaliknya.
• 1 : M (one to many) atau M : 1 (many to one)
Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua, tetapi entitas kedua hanya boleh berhubungan dengan satu entitas atau sebaliknya.
94 Entitas pertama boleh banyak berhubungan dengan entitas kedua dan sebaliknya.
2.7.4 Normalisasi
Dalam perancangan basisdata, selain menggunakan ERD juga menggunakan teknik normalisasi. Menurut Kroeke dalam (Abdul Kadir, 2003 : 65), Normalisasi adalah proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tidak memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud biasa disebut dengan anomali. Anomali adalah proses database yang memberikan efek samping yang tidak diharapkan (misalkan menyebakan ketidakkonsistenan data atau membuat data hilang ketika data lain dihapus).
Tujuan normalisasi adalah untuk menghasilkan basisdata yang baik sehingga mempermudah melakukan operasi yang berkaitan dengan data.
Sedangkan bentuk dan tahapan dalam normalisasi adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Tidak Normal (unnormalized)
95 Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam file-file (file data), data dibentuk dalam satu record dan nilai fieldnya berupa anatomic value atau tunggal. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multivalue). Tiap field hanya mengandung satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan dari beberapa kata.
3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)
Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsional pada kunci utama atau primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci field. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
4. Bentuk Normal Ketiga
Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus sudah termasuk dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primary key tidak punya hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut yang bukan kunci haruslah bergantung pada primary key secara kesaluruhan.
2.7.5 Kamus Data
96 data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi (Jogianto, 2005). Dengan menggunakan KD, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. KD digunakan pada tahap analisis dan perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar sistem sedangkan pada tahap perancangan, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database.
KD digunakan untuk menunjukkan informasi-informasi tambahan yang menggunakan notasi-notasi sebagai berikut :
Tabel 2.3 Notasi Kamus Data
No Simbol Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
= + ( ) { }
[ ] ** @
Terdiri dari Dan Opsional Pengulangan
Memilih salah satu dari sejumlah alternatif Komentar
Identifikasi atribut kunci Sumber : (Jogianto, 2005)
2.8 Fasilitas Umum Kesehatan (FUK)
97 Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia.
2.8.1 Jenis FUK
Yang termasuk dalam fasilitas-fasilitas kesehatan antara lain : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Pos Obat Desa (POD), Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), Saka Bakti Husada, Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren), Praktek Bidan, Praktek Dokter Bersama, dan lain sebagainya.
98 2.8.2Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Rumah Sakit, BAB II Konsep Dasar Puskesmas). Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten atau kota adalah sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten atau kota di wilayah kerjanya.
2.8.3 Rumah Sakit
100 BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Tempat dan Waktu
Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam pengembangan aplikasi SISFUK:
Lokasi Penelitian : Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan
Waktu penelitian : 31 Maret 2008-Selesai
Alamat : Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax. 7251373
3.2 Bahan dan Perangkat Pendukung
Adapun alat yang digunakan ialah 1 buah PC dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Hardware atau perangkat keras : a. Intel Pentium IV 2,26 GHz b. RAM 256 MB
c. Harddisk 40 GB d. CD RW
2. Software atau perangkat lunak : a. Windows XP
101 c. Dreamweaver sebagai desain webnya.
d. MapServer dengan PHP dan MySql sebagai bahasa pemogramannya. e. Qgis sebagai konverter dari Arcview ke MapServer.
f. Chameleon sebagai framework untuk MapServer.
g. Peta dijital wilayah Jakarta dengan skala 1 : 20000 memiliki batas administrasi kelurahan dan kecamatan. Peta yang digunakan sudah teregitrasi dan telah digunakan sebelumnya.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data informasi dan mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan dengan cara pengamatan atau peninjauan dan menganalisa langsung terhadap obyek penelitian. Pada metode ini penulis melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan. Selain itu kegiatan ini juga diperlukan guna mencari dan mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan langsung dari sumbernya.
Berikut adalah data-data yang diperoleh dari observasi lapangan: a) Informasi fasilitas umum kesehatan Tahun 2005 yang
102 b) Koordinat fasilitas umum kesehatan dengan menggunakan GPS
Garmin C 60 yang dilakukan selama 7 hari.
c) Informasi tentang kependudukan yang diperoleh dari BPS DKI Jakarta.
b. Metode Kepustakaan
Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka mengenai fasilitas umum kesehatan seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/11/2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 920/MENKES/Per/XII/86.(Terlampir pada Lampiran B).
3.3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
103 3.3.2.1 Perencanaan
Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya aplikasi SISFUK pada Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interface yang menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya.
• Identifikasi Kebutuhan
104 1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan
informasi yang jelas mengenai Fasilitas Umum Kesehatan di Kota Asdministrasi Jakarta Selatan.
2. Sistem Informasi diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi tentang persebaran fasilitas umum kesehatan.
3. Sistem informasi yang dirancang dapat efektif dan efisien di dalam penggunaannya, dan diharapkan mudah dalam penggunaannya.
3.3.2.2 Perencanaan
1. Deskripsi Daerah Penelitian
a. Letak Geografis Jakarta Selatan
Jakarta Selatan terletak pada 06º 15’40,8” Lintang Selatan dan 106º 45’ 0,00” Bujur Timur. Luas wilayah sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 1815 tahun 1989, adalah 145,73 Km2 atau 22,41% dari luas DKI Jakarta. Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan, berada disebelah selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah:
105 Berbatasan Dengan
Sebelah Utara Kali Grogol, Banjir Kanal Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk.
Sebelah Timur Kali Ciliwung
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kotamadya Depok.
Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug Kotamadya Tangerang.
Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian Selatan banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata per tahun 27oC dengan tingkat kelembaban berkisar antara 80-90%. Arah angin dipengaruhi angin muson barat terutama pada bulan Mei-Oktober.
Visi dan Misi Jakarta Selatan
106 Mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang sejajar dengan kota-kota besar negara maju dunia, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang berkembang. Misi :
Mempertahankan wilayah bagian selatan Jakarta Selatan sebagai daerah resapan air serta mewujudkan wilayah bagian utara Jakarta Selatan sebagai pusat niaga terpadu. b. Lambang Kota Jakarta Selatan
107 Gambar 3.1Lambang Kotamadya Jakarta Selatan
Lambang Kotamadya Jakarta Selatan berbentuk perisai lima di dalamnya terlukis pohon Rambutan dan buah Rambutan Rapiah (Flora) serta burung Gelatik (Fauna) yang mengandung arti alam lingkungan yang hijau dan teduh yang melambangkan persatuan, kekuatan dan ketenangan serta kebersamaan.
2. Deskripsi Tempat penelitian
a. Struktur Organisasi SUDIN KESMAS
Gambar 3.2Struktur Organisasi SUDIN KESMAS b. Profil Seksi Tata Usaha
♦ Tugas Pokok dan Fungsi
- Tugas Pokok : melaksanakan perencanaan, pengendalian & penilaian program kesehatan masyarakat yang meliputi pencegahan dan
KEPALA SUDIN KESMAS
SUBBAG TATA USAHA
Urusan Umum KepegawaianUrusan Urusan
Perlengkapan KeuanganUrusan
SEKSI KESEHATAN JIWA DAN NAPZA SEKSI PENYAKIT
MENULAR
SEKSI PENYAKIT TIDAK MENULAR SEKSI PENDATAAN
DAN PROGRAM
SEKSI GIZI DAN PPEM SEKSI
PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN