See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/390205718
Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit: Transformasi Sistem Informasi dalam Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Kesehatan
Article · March 2025
CITATIONS
0
READS
195 2 authors, including:
Herla Ayustya University of Indonesia 1PUBLICATION 0CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Herla Ayustya on 26 March 2025.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
1
Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit: Transformasi Sistem Informasi dalam Meningkatkan Efisiensi Pelayanan
Kesehatan
Herla Ayustya1, Michael Sitorus2
1 Program Studi Administrasi Rumah Sakit, Universitas Indonesia
2 Program Studi Sistem Informasi, Universitas Siber Indonesia
1 [email protected] ,2[email protected]
Abstrak – Digitalisasi administrasi rumah sakit telah menjadi langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memungkinkan pengolahan data pasien yang lebih akurat dan cepat, mengurangi risiko kesalahan manusia, serta meningkatkan koordinasi antarunit layanan kesehatan. Transformasi digital ini juga berkontribusi dalam mempercepat proses administrasi, mengoptimalkan manajemen sumber daya, serta mendukung integrasi dengan kebijakan pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Namun, di balik berbagai manfaat tersebut, masih terdapat tantangan dalam penerapan digitalisasi, seperti keterbatasan infrastruktur, kesiapan sumber daya manusia, serta perlindungan data pasien yang rentan terhadap ancaman keamanan siber. Artikel ini membahas dampak digitalisasi administrasi rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, tantangan implementasi, serta solusi untuk mengoptimalkan penerapan teknologi dalam sistem kesehatan di Indonesia.
Kata kunci : Digitalisasi, Administrasi Rumah Sakit, Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, Efisiensi Pelayanan, Keamanan Data.
Abstract – Hospital administration digitization has become a strategic step in improving the efficiency of health services. Implementation of the Hospital Management Information System (SIMRS) allows for more accurate and faster patient data processing, reduces the risk of human error, and improves coordination between health service units. This digital transformation also contributes to accelerating the administration process, optimizing resource management, and supporting integration with government policies such as the National Health Insurance (JKN).
However, behind these various benefits, there are still challenges in implementing digitalization, such as limited infrastructure, human resource readiness, and protection of patient data that is vulnerable to cybersecurity threats. This article discusses the impact of hospital administration digitization in improving the efficiency of health services, implementation challenges, and solutions to optimize the application of technology in the health system in Indonesia.
Keywords: Digitalization, Hospital Administration, Hospital Management Information System, Service Efficiency, Data Security.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi digital telah mengubah berbagai sektor kehidupan, termasuk pelayanan kesehatan di rumah sakit. Digitalisasi dalam administrasi rumah sakit menjadi strategi penting dalam meningkatkan efisiensi operasional, akurasi pencatatan data, serta
koordinasi antarunit layanan kesehatan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan salah satu bentuk transformasi digital yang telah diterapkan di banyak fasilitas kesehatan untuk mempercepat proses pendaftaran pasien, manajemen rekam medis elektronik (Electronic Medical Record/EMR), serta integrasi dengan kebijakan pemerintah seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2
Di Indonesia, digitalisasi administrasi rumah sakit didorong oleh berbagai regulasi, seperti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.
24 Tahun 2022 tentang penerapan rekam medis elektronik. Implementasi teknologi ini memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi risiko kesalahan manusia (human error), meningkatkan efisiensi biaya operasional, serta mempercepat proses pelayanan pasien. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit yang telah mengadopsi sistem digital mengalami peningkatan efisiensi hingga 30% dalam pencatatan rekam medis dan 40% dalam proses administrasi klaim asuransi kesehatan (Laksono, 2022).
Namun, di balik berbagai manfaat tersebut, masih terdapat tantangan besar dalam penerapan digitalisasi administrasi rumah sakit. Beberapa kendala utama yang sering dihadapi adalah:
1. Keterbatasan infrastruktur teknologi, terutama di daerah terpencil yang masih memiliki akses internet terbatas.
2. Kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang belum merata dalam penguasaan teknologi informasi.
3. Keamanan data pasien yang rentan terhadap ancaman serangan siber dan kebocoran informasi.
Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan RI (2023), sebanyak 60% rumah sakit di Indonesia masih mengalami kendala dalam implementasi sistem digital, terutama dalam aspek pengelolaan data dan keamanan informasi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan tersebut, seperti peningkatan pelatihan tenaga kesehatan, investasi dalam infrastruktur digital, serta penguatan regulasi keamanan data (Sari &
Kurniawan, 2023).
Dengan mempertimbangkan perkembangan teknologi dan tantangan yang ada, penelitian ini
bertujuan untuk membahas peran digitalisasi dalam meningkatkan efisiensi layanan administrasi rumah sakit, tantangan implementasinya, serta solusi yang dapat diterapkan guna mengoptimalkan transformasi sistem informasi di sektor kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam era digitalisasi, administrasi rumah sakit mengalami transformasi signifikan melalui penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Meskipun sistem ini menawarkan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengolahan data pasien dan manajemen layanan kesehatan, implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan. Oleh karena itu, artikel ini merumuskan beberapa masalah utama sebagai berikut:
1. Bagaimana digitalisasi administrasi rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan?
2. Apa saja tantangan utama dalam penerapan digitalisasi administrasi rumah sakit di Indonesia?
3. Solusi apa yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam administrasi rumah sakit?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dampak digitalisasi administrasi rumah sakit dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.
2. Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam penerapan digitalisasi administrasi rumah sakit di Indonesia.
3. Menyusun rekomendasi strategi untuk mengoptimalkan implementasi digitalisasi dalam sistem administrasi rumah sakit.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit
Memberikan wawasan mengenai keuntungan digitalisasi administrasi
3
dalam meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Studi menunjukkan bahwa implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat meminimalisir kompleksitas pelayanan kesehatan dan meningkatkan efisiensi organisasi melalui inovasi pengembangan sistem informasi berbasis manajemen bisnis proses.
2. Bagi Pemerintah dan Pembuat Kebijakan Menjadi referensi dalam merancang regulasi yang mendukung transformasi digital di sektor kesehatan, termasuk perlindungan data pasien dan infrastruktur digital rumah sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa transformasi digital, seperti penggunaan teknologi AI, IoT, dan telemedicine, mampu meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, serta kepuasan pasien, namun tantangan utama meliputi keterbatasan infrastruktur dan keamanan data.
3. Bagi Akademisi dan Peneliti
Menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya yang berfokus pada pengembangan dan inovasi teknologi dalam administrasi rumah sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa sistem administrasi rumah sakit dengan intervensi berbasis model teori seperti Health Belief, Theory of Planned Behavior, dan Social Cognitive Theory, dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit Digitalisasi administrasi rumah sakit adalah proses penerapan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dalam manajemen rumah sakit. Salah satu bentuk utama dari digitalisasi ini adalah penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS),
yang memungkinkan pencatatan dan pengolahan data pasien secara lebih cepat, akurat, dan terintegrasi.
Menurut penelitian oleh Maulani dan Nugroho (2019), implementasi SIMRS telah terbukti meningkatkan kecepatan akses data pasien hingga 50%, mengurangi risiko kesalahan pencatatan medis, serta meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan rumah sakit.
Beberapa manfaat utama digitalisasi administrasi rumah sakit meliputi:
✓ Meningkatkan efisiensi pelayanan dengan sistem pendaftaran dan rekam medis elektronik.
✓ Mengurangi human error dalam pencatatan data pasien dan administrasi medis.
✓ Meningkatkan transparansi keuangan dengan sistem billing otomatis.
✓ Memudahkan integrasi dengan kebijakan nasional, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Namun, dalam penerapannya, digitalisasi masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
 Kurangnya kesiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan sistem digital.
 Keterbatasan infrastruktur teknologi,
terutama di daerah terpencil.
 Risiko keamanan data pasien, seperti ancaman kebocoran data dan serangan siber.
Penelitian oleh Wulandari et al. (2023) menunjukkan bahwa transformasi digital, seperti penggunaan teknologi AI, IoT, dan telemedicine, mampu meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, serta kepuasan pasien. Namun, tantangan utama meliputi keterbatasan infrastruktur dan keamanan data.
4
2.2 Studi Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya telah membahas digitalisasi administrasi rumah sakit dan dampaknya terhadap efisiensi layanan kesehatan. Maulani & Nugroho (2021) menemukan bahwa penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat meningkatkan efisiensi operasional dengan mempercepat akses terhadap data pasien dan mengurangi kesalahan administrasi.
Selain itu, penelitian oleh Wulandari et al.
(2023) menunjukkan bahwa digitalisasi rumah sakit tidak hanya berdampak pada kecepatan layanan, tetapi juga membantu optimalisasi penggunaan sumber daya rumah sakit, seperti tenaga medis dan alat kesehatan. Namun, penelitian ini juga menyoroti bahwa implementasi digitalisasi masih menghadapi kendala seperti kurangnya kesiapan tenaga kerja dalam mengoperasikan sistem digital dan keterbatasan infrastruktur teknologi di daerah tertentu.
Sementara itu, Studi oleh Rahmadani &
Setiawan (2022) membahas bagaimana integrasi SIMRS dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat mempermudah verifikasi data pasien secara otomatis, sehingga mempercepat proses klaim dan mengurangi beban administratif tenaga medis.
Dari berbagai studi ini, dapat disimpulkan bahwa digitalisasi administrasi rumah sakit memberikan dampak positif terhadap efisiensi layanan kesehatan, tetapi tetap membutuhkan strategi adaptasi yang tepat agar implementasinya berjalan optimal.
2.3 Manfaat Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit
Digitalisasi administrasi rumah sakit membawa berbagai manfaat signifikan bagi efektivitas dan efisiensi layanan kesehatan.
Transformasi dari sistem manual ke sistem
digital memungkinkan peningkatan produktivitas, akurasi data, serta pelayanan yang lebih cepat dan transparan. Berikut adalah beberapa manfaat utama digitalisasi administrasi rumah sakit:
1. Efisiensi Proses Administrasi Digitalisasi memungkinkan proses administrasi seperti pendaftaran pasien, pencatatan rekam medis, dan pengelolaan jadwal dokter dilakukan secara otomatis, sehingga mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efektivitas operasional rumah sakit (Santoso et al., 2023).
2. Akurasi dan Keamanan Data Pasien Dengan sistem digital, risiko kesalahan pencatatan dan kehilangan data dapat diminimalkan. Data pasien tersimpan dengan aman dalam sistem berbasis cloud yang memiliki fitur enkripsi dan akses terbatas (Hakim & Nurhadi, 2022).
3. Kemudahan Akses Informasi Digitalisasi memungkinkan dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya mengakses data pasien secara real-time, sehingga mempercepat proses diagnosa dan pengambilan keputusan medis (Putri
& Santoso, 2023).
4. Integrasi dengan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) mempermudah rumah sakit dalam mengelola klaim dan administrasi JKN secara otomatis, mengurangi keterlambatan dalam proses pembayaran (Suryani & Prasetyo, 2021).
5. Pengurangan Penggunaan Kertas
(Paperless System)
Dengan sistem digital, rumah sakit dapat mengurangi penggunaan kertas secara signifikan, mendukung program ramah lingkungan, serta menghemat biaya operasional (Hidayat et al., 2022).
6. Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya
Rumah Sakit
5
Digitalisasi membantu rumah sakit dalam mengoptimalkan penggunaan fasilitas dan tenaga medis berdasarkan data yang tersedia, sehingga pelayanan kepada pasien menjadi lebih efektif (Hakim et al., 2023).
Tabel 1. Perbandingan Sistem Manual dan Digital dalam Administrasi Rumah Sakit
Aspek Sistem Manual
Sistem Digital Proses
Pendaftaran
Lambat, membutuhkan antrian
panjang
Cepat, bisa dilakukan online Pencatatan
Rekam Medis
Rentan hilang/rusak, membutuhka n banyak ruang
penyimpanan
Aman, tersimpan dalam sistem terpusat
Keamanan Data
Risiko kehilangan atau pencurian data tinggi
Data terenkripsi dan hanya dapat diakses oleh pihak berwenang Efisiensi
Operasiona l
Banyak proses dilakukan secara manual, rentan kesalahan
Otomatisasi proses, meningkatka n efisiensi
Pengelolaa n JKN
Memerlukan banyak dokumen fisik, proses klaim lambat
Proses klaim otomatis, lebih cepat dan
transparan Dampak
Lingkunga n
Banyak penggunaan kertas (tidak ramah
lingkungan)
Paperless, mendukung program go- green
2.4 Tantangan dalam Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit
Meskipun digitalisasi administrasi rumah sakit menawarkan berbagai manfaat, implementasinya menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar sistem dapat berjalan secara optimal.
1. Kesiapan Sumber Daya Manusia
Menurut penelitian oleh Handayani et al.
(2023), tenaga kesehatan dan staf administrasi rumah sakit masih menghadapi kesulitan dalam mengoperasikan sistem digital karena kurangnya pelatihan serta resistensi terhadap perubahan. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) membutuhkan adaptasi yang cukup tinggi, terutama bagi tenaga kerja yang terbiasa dengan sistem manual (Handayani et al., 2023).
2. Keterbatasan Infrastruktur Teknologi Studi oleh Hidayat et al. (2021) menunjukkan bahwa tidak semua rumah sakit memiliki infrastruktur yang memadai, terutama di daerah terpencil.
Keterbatasan akses internet, perangkat keras yang usang, serta kurangnya dukungan teknis menjadi kendala utama dalam penerapan digitalisasi administrasi rumah sakit (Hidayat et al., 2021).
3. Keamanan Data Pasien
Digitalisasi administrasi rumah sakit meningkatkan risiko kebocoran data pasien akibat ancaman keamanan siber.
Menurut Putri & Santoso (2023), rumah sakit perlu menerapkan sistem enkripsi yang kuat serta kebijakan privasi ketat untuk melindungi informasi pasien (Putri
& Santoso, 2023).
4. Integrasi dengan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Menurut penelitian Suryani & Prasetyo (2022), banyak rumah sakit mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan SIMRS dengan sistem JKN. Hambatan teknis dan
6
regulasi sering kali memperlambat proses administratif, yang berdampak pada efisiensi layanan kesehatan (Suryani &
Prasetyo, 2022).
Dari berbagai tantangan ini, dapat disimpulkan bahwa meskipun digitalisasi administrasi rumah sakit memiliki banyak manfaat, strategi implementasi yang tepat sangat diperlukan agar transformasi digital dapat berjalan secara optimal.
2.5 Solusi untuk Mengoptimalkan Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit
Untuk mengatasi tantangan dalam digitalisasi administrasi rumah sakit, diperlukan strategi yang tepat agar implementasi teknologi dapat berjalan secara optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi pelayanan kesehatan.
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:
1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Pelatihan intensif bagi tenaga kesehatan dan staf administrasi menjadi langkah utama dalam meningkatkan kesiapan SDM dalam mengadopsi teknologi digital (Rohmadi et al., 2023). Program pelatihan ini harus mencakup pemahaman dasar mengenai Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), tata kelola data digital, serta keamanan informasi.
2. Penguatan Infrastruktur Teknologi
Rumah sakit perlu melakukan investasi dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang memadai untuk menunjang operasional sistem informasi. Penelitian oleh Suryadi & Prasetyo (2022) menunjukkan bahwa akses internet yang stabil, server dengan kapasitas tinggi, serta sistem penyimpanan berbasis cloud dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data pasien (Suryadi & Prasetyo, 2022).
3. Penerapan Sistem Keamanan Data yang Ketat
Keamanan data pasien harus menjadi prioritas utama dalam digitalisasi administrasi rumah sakit. Implementasi teknologi seperti enkripsi data, autentikasi ganda, serta pemantauan keamanan secara real-time dapat mengurangi risiko kebocoran informasi (Hakim & Nurhadi, 2023). Selain itu, rumah sakit juga perlu menerapkan kebijakan perlindungan data pasien sesuai dengan regulasi pemerintah, seperti Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
24 Tahun 2022 tentang keamanan informasi kesehatan.
4. Integrasi Sistem Informasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Agar digitalisasi berjalan lebih efektif, rumah sakit perlu mengembangkan sistem terintegrasi yang dapat berkomunikasi dengan BPJS Kesehatan dan sistem JKN.
Menurut penelitian Putri & Santoso (2023), penggunaan teknologi interoperabilitas dapat mempercepat proses klaim asuransi, mengurangi birokrasi, serta meningkatkan transparansi dalam pelayanan kesehatan (Putri & Santoso, 2023).
5. Kolaborasi dengan Penyedia Teknologi dan Pemerintah
Rumah sakit dapat menjalin kerja sama dengan startup teknologi kesehatan, universitas, dan pemerintah untuk mendapatkan dukungan dalam implementasi digitalisasi. Program- program seperti smart hospital yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan RI dapat menjadi solusi dalam mempercepat adopsi teknologi di rumah sakit (Kemenkes RI, 2023).
7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mensintesis informasi dari berbagai sumber ilmiah terkait digitalisasi administrasi rumah sakit.
3.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari:
 Jurnal ilmiah yang membahas digitalisasi administrasi rumah sakit.
 Laporan resmi dari Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan terkait implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
 Artikel akademik dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan metode penelusuran literatur melalui berbagai database ilmiah seperti Google Scholar, PubMed, ScienceDirect, dan portal jurnal nasional, dengan menggunakan kata kunci "Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit," "Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit," dan "Efisiensi Layanan Kesehatan."
3.4 Teknik Analisis Data
Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan membandingkan hasil penelitian sebelumnya untuk memahami dampak digitalisasi administrasi rumah sakit serta tantangan implementasinya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa digitalisasi administrasi rumah sakit memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan aksesibilitas layanan kesehatan.
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) memungkinkan pengelolaan data pasien yang lebih terstruktur dan terintegrasi, sehingga mempercepat proses administrasi serta mengurangi kesalahan pencatatan medis.
Namun, implementasi digitalisasi masih menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya kesiapan SDM, keterbatasan infrastruktur teknologi, risiko keamanan data, dan kesulitan integrasi dengan sistem JKN. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang tepat agar digitalisasi dapat berjalan secara optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi rumah sakit dan pasien.
4.2 Saran
Agar digitalisasi administrasi rumah sakit dapat diterapkan secara efektif dan berkelanjutan, beberapa rekomendasi yang dapat dipertimbangkan adalah:
1. Peningkatan Pelatihan SDM
Rumah sakit perlu menyediakan program pelatihan intensif bagi tenaga medis dan staf administrasi agar mereka dapat mengoperasikan sistem digital dengan baik.
2. Penguatan Infrastruktur Teknologi Pemerintah dan rumah sakit harus memastikan bahwa konektivitas internet yang stabil, perangkat keras yang memadai, serta sistem keamanan data yang kuat tersedia di semua fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil.
3. Penerapan Kebijakan Keamanan Data yang Ketat
8
Untuk menghindari kebocoran data pasien, rumah sakit perlu menerapkan enkripsi data, sistem autentikasi ganda, serta regulasi privasi yang lebih ketat.
4. Integrasi SIMRS dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pemerintah dan penyedia layanan kesehatan harus menyederhanakan prosedur teknis dan regulasi agar proses klaim dan verifikasi data pasien dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan digitalisasi administrasi rumah sakit dapat berjalan lebih optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat.
I. DAFTAR PUSTAKA
[1] Hakim, A., & Nurhadi, M. (2022). Akurasi dan keamanan data pasien dalam sistem digital rumah sakit. Jurnal Teknologi Kesehatan, 14(3), 98-110.
[2] Handayani, S., Wulandari, F., & Santoso, A.
(2023). Tantangan dalam digitalisasi administrasi rumah sakit: Studi kasus implementasi SIMRS di Indonesia. Jurnal Administrasi Rumah Sakit, 8(2), 45-60.
[3] Hidayat, R., Putri, M., & Suryani, D.
(2021). Keterbatasan infrastruktur teknologi dalam penerapan digitalisasi rumah sakit di daerah terpencil. Jurnal Teknologi Kesehatan, 13(4), 150-162.
[4] Hidayat, R., Putri, M., & Suryani, D.
(2022). Pengurangan penggunaan kertas dalam sistem administrasi rumah sakit.
Jurnal Lingkungan Sehat, 18(2), 80-90.
[5] Kemenkes RI. (2023). Laporan Implementasi Digitalisasi Administrasi Rumah Sakit di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
[6] Laksono, A. (2022). Efisiensi digitalisasi administrasi rumah sakit di Indonesia.
Jurnal Teknologi Kesehatan, 15(2), 123- 134.
[7] Maulani, R., & Nugroho, T. (2019).
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dalam meningkatkan efisiensi layanan. Jurnal Administrasi Kesehatan, 10(1), 23-36.
[8] Maulani, R., & Nugroho, T. (2021).
Efektivitas penerapan SIMRS dalam meningkatkan kinerja administrasi rumah sakit. Jurnal Teknologi Kesehatan, 12(1), 100-113.
[9] Putri, M., & Santoso, A. (2023).
Kemudahan akses informasi melalui digitalisasi administrasi rumah sakit. Jurnal Sistem Informasi Kesehatan, 9(3), 75-85.
[10] Rahmadani, L., & Setiawan, F. (2022).
Integrasi SIMRS dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam mempercepat proses klaim rumah sakit.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(4), 20-30.
[11] Rohmadi, F., Santoso, A., & Putri, M.
(2023). Peningkatan kapasitas SDM dalam penerapan digitalisasi administrasi rumah sakit. Jurnal Pelayanan Kesehatan, 10(2), 122-130.
[12] Sari, D., & Kurniawan, R. (2023).
Tantangan dan solusi dalam implementasi digitalisasi administrasi rumah sakit. Jurnal Teknologi dan Kebijakan Kesehatan, 8(1), 45-58.
[13] Suryadi, F., & Prasetyo, R. (2022).
Penguatan infrastruktur teknologi untuk mendukung digitalisasi administrasi rumah sakit. Jurnal Teknologi Rumah Sakit, 14(1), 50-64.
[14] Suryani, D., & Prasetyo, R. (2021).
Integrasi SIMRS dengan JKN dalam meningkatkan efisiensi administrasi rumah sakit. Jurnal Kesehatan Indonesia, 6(3), 112-125.
[15] Wulandari, F., Handayani, S., & Santoso, A.
(2023). Penggunaan teknologi AI, IoT, dan telemedicine dalam transformasi digital rumah sakit. Jurnal Teknologi Kesehatan, 11(2), 70-82.
View publication stats