LAPORAN MAGANG
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK
Jalan Bunga Lau No. 17 Kemenangan Tani, Kec Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, 20136
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Magang
OLEH :
EVAN CHRISTOPHER SIREGAR 210418017
PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN
2024
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
OLEH :
EVAN CHRISTOPHER SIREGAR NIM. 210418017
Pembimbing Lapangan : Gorga Immanuel Joey, S.Tr.Em
NIP : 199308072022031002
PENGUJI 1 : Indriani, A.Md.TEM
NIP : 196905081995032001
PENGUJI 2 : Hardi Panusunan Hutauruk, ST, M.KKK
NIP : 19710228199603100
PENGUJI 3 : Eva Klara V. Aritonang, ST
NIP : 197907212001122002
PENGUJI 4 : Abdul Halim Perdana Kesuma, A.Md.TEM
NIP : 199206282023211002
PENGUJI 5 : Reindy Osteo Tinziqra, AMTE
NIP : 199208242019021001
Dekan, Ketua Program Studi,
Fakultas Pendidikan Vokasi D-III Teknologi Elektro- medis
(Elsarika Damanik, SST, M.Kes) (Hotromasari Dabukke, M.Si)
NIDP : 0129118701 NIDP : 0122049301
KA.IPS MEDIS
(Fazri Maulana, A.Md.TEM) NIP : 198211202010121002
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan mata kuliah magang yang telah dilaksanakan mulai tanggal 27 November 2023 sampai dengan 06 Februari 2024 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Program magang merupakan suatu bentuk pengaplikasian seluruh kemampuan dan teori yang sudah dipelajari di kampus kemudian diterapkan dan dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata. Sehingga banyak sekali ilmu yang akan diperoleh serta pengalaman yang akan bertambah. Program magang ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh mahasiswa tingkat akhir (semester 5) untuk mendapatkan kelulusan bidang studi yang telah di tempuh selama ini.
Dengan diadakannya program magang ini, mahasiswa/mahasiswa Teknologi Elektro-medis diharapkan mampu mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dapat mengenal alat, mengetahui prinsip kerja alat, pengoperasian alat, pemeliharaan/maintenance, penyelesaian masalah/troubleshooting suatu alat serta dapat mengenal dunia kerja nantinya baik dalam instalasi rumah sakit maupun Perusahaan. Terlaksananya kegiatan magang ini tentunya tidak pernah terlepas dari dukungan berbagai pihak yang selalu mendampingi, memotivasi, memberikan semangat serta saran positif kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan magang ini dengan baik dan benar. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara moril ataupun material kepada saya dan kepada semua pihak yang membantu.
2. Bapak Parlindungan Purba, SH, MM selaku Pembina Yayasan Sari Mutiara Indonesia.
iii
3. Ibu Dr. Dra. Ivan Elisabeth Purba, SH., M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ibu Elsarika Damanik, SST., M.Kes selaku Dekan Fakultas Pendidikan Vokasi Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ibu Hotromasari Dabukke, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Teknologi Elektro-medis Universitas Sari Mutiara Indonesia.
6. Bapak Fazri Maulana A.Md. TEM selaku Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (IPSMRS).
7. Bapak/Ibu Staff Pegawai di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
8. Rekan Seperjuangan Grup Magang Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2023.
Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan magang ini, mahasiswa/mahasiswi Teknologi Elektro-medis memiliki wawasan yang lebih luas mengenai peralatan- peralatan medis di dunia kerja.
Dalam penyusunan dan penulisan laporan ini, saya sadar bahwa laporan magang ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam segi nama atau gelar, pembahasan dan dari segi penyusunan kata yang kurang tepat. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini dapat di revisi kembali, sehingga laporan ini dapat mudah dipahami oleh para pembaca.
Medan, 06 Februari 2024
Penulis
Evan Christopher Siregar
NIM. 210418017
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...i
LEMBAR PENGESAHAN...ii
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR GAMBAR...vii
DAFTAR TABEL...ix
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang...2
1.3 Metode Pelaksanaan Magang...2
BAB II PANDANGAN UMUM RUMAH SAKIT...4
2.1 Sejarah Rumah Sakit...4
2.2 Letak Geografis Rumah Sakit...5
2.3 Falsafah Rumah Sakit...6
2.4 Visi dan Misi Rumah Sakit...6
2.5 Moto Rumah Sakit...7
2.6 Struktur Organisasi Rumah Sakit...8
2.7 Struktur Organisasi IPSRS-Medis...9
2.8 Tugas dan Fungsi IPSRS-Medis...10
BAB III PEMBAHASAN...13
v
A. Ventilator...13
3.1 Landasan Teori...13
3.2 Spesifikasi Alat...17
3.3 Deskripsi Fisik...18
3.4 Blok Diagram...21
3.5 Patient Circuit...23
3.6 Wiring Diagram...25
3.7 SOP (Standart Operational Procedure)...26
3.8 Troubleshooting...29
B. CPAP (Continuous Postive Airway Pressure)...30
3.9 Landasan Teori...30
3.10 Spesifikasi Alat...32
3.11 Deskripsi Fisik...33
3.12 Blok Diagram...34
3.13 Wiring Diagram...36
3.14 SOP (Standart Operational Procedure)...40
3.15 Troubleshooting...43
BAB IV PENUTUP...44
4.1 Kesimpulan...44
4.2 Saran...45
DAFTAR PUSTAKA...46
LAMPIRAN...47
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP HAM...8
Gambar 2.2 Struktur Organisasi IPSRS-Medis RSUP HAM...9
Gambar 3.1 Ilustrasi Prinsip Kerja Ventilator...16
Gambar 3.2 Ventilator Philips Trilogy EV300...17
Gambar 3.3 Tampak Depan Ventilator...18
Gambar 3.4 Tampak Belakang Ventilator...18
Gambar 3.5 Tampak Samping Inlet Ventilator...19
Gambar 3.6 Tampak Samping Outlet Ventilator...20
Gambar 3.7 Blok Diagram Ventilator...21
Gambar 3.8 Passive Circuit...23
Gambar 3.9 Active PAP Circuit...23
Gambar 3.10 Active Flow Circuit...24
Gambar 3.11 Dual Limb Circuit...24
Gambar 3.12 Wiring Diagram Ventilator...25
Gambar 3.13 CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)...31
Gambar 3.14 CPAP SLE 1000...32
Gambar 3.16 Tampak Depan CPAP SLE 1000...33
vii
Gambar 3.16 Tampak Belakang CPAP SLE 1000...33
Gambar 3.17 Blok Diagram CPAP SLE 1000...34
Gambar 3.18 Wiring Diagram Power Manager...36
Gambar 3.19 Wiring Diagram Control Board...37
Gambar 3.20 Wiring Diagram Monitor...38
Gambar 3.21 Wiring Diagram User Interface...39
Gambar 3.22 Kalibrasi O2 CAL dan cal...40
Gambar 3.23 Tampilan Presentasi CAL...40
Gambar 3.24 Set Breathing Circuit...41
Gambar 3.25 Tampiilan Pengaturan Apnea, CPAP dan % Oksigen...41
Gambar 3.26 Tampilan Pengaturan Trigger Sen, O2 Calibration,...42
Alarm History, Apnea Alarm dan Battery Level Gambar 5.1 O2 Cell Ventilator Philips Trilogy EV300 (1)...47
Gambar 5.2 O2 Cell Ventilator Philips Trilogy EV300 (2)...48
Gambar 5.3 O2 Cell Ventilator Hamilton C-2...48
Gambar 5.4 Test Lung Adult / Pediatric...55
Gambar 5.5 Test Lung Neonatal...55
Gambar 5.6 Tampak Depan CPAP SLE 1000...56
Gambar 5.7 Blok Diagram CPAP SLE 1000...56
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Magang...3
Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit...4
Tabel 3.1 Troubleshooting Ventilator...29
Tabel 3.2 Troubleshooting CPAP SLE 1000...43
Tabel 5.1 Acuan Kalibrasi Ventilator...52
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia kesehatan juga ikut berkembang mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Khususnya dalam hal perkembangan alat-alat kesehatan yang saat ini sudah banyak digunakan pada rumah sakit atau lembaga-lembaga kesehatan yang ada di Indonesia. Pembangunan di bidang kesehatan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi kedokteran dan elektronika yang saling menunjang satu dengan yang lainnya, sehingga semakin membantu para ahli medis untuk menciptakan serta menemukan ide baru dalam hal pembuatan alat kesehatan yang lebih efisien dan efektif sehingga mutu pelayanan kesehatan dapat meningkat.
Dari kemajuan-kemajuan yang telah ada memberikan dampak positif bagi perkembangan peralatan kesehatan dimana munculnya alat- alat baru ini tentu harus didukung dengan sumber daya manusia yang terampil dan profesional. Dalam hal ini tenaga Elektromedislah yang diharapkan mampu bekerja dengan profesional dalam menangani serta mengelola peralatan medis itu sendiri sehingga dapat bermanfaat dan berdaya guna sehingga dapat bermanfaat dan berdaya guna dan diharapkan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan Elektromedis tersebut, perlu penanganan, pembinaan dan pengelolaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu serta berusaha untuk melibatkan mahasiswa/mahasiswi sebagai pelaku utama dalam kegiatan proses belajar mengajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman belajar di lapangan serta mandiri dalam
x
menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiwa/mahasiwi ke dalam dunia kerja.
Program magang merupakan suatu bentuk pengaplikasian seluruh kemampuan dan teori yang sudah dipelajari dikampus kemudian diterapkan dan dikembangkan dalam dunia kerja yang nyata, sehingga dapat menambah ilmu, pengalaman, wawasan serta relasi kedepannya.
Program magang ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh mahasiwa tingkat akhir (semester 5) untuk mendapatkan kelulusan bidang studi yang telah ditempuh selama ini.
Dengan diadakannya program magang, mahasiswa/mahasiswi Teknologi Elektro-medis diharapkan mampu mencapai tujuan yang diinginkan setelah melaksanakan magang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan (RSUP HAM).
1. 2. Tujuan Pelaksanaan Magang
Dengan mengikuti program magang, mahasiwa/mahasiswi mampu memperoleh pengalaman dan kesempatan mengenai perbaikan dan pemeliharaan serta pengoperasian alat. Adapun tujuan dilaksanakannya magang ini adalah :
Mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat memahami lebih lajut dan mendalam masalah teknik perencanaan, pemasangan dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan medis.
Mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat memahami falsafah tentang keselamatan kerja dan keamanan terhadap petugas dirumah sakit dan peralatan medis.
Mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
Mahasiswa/mahasiswi diharapkan dapat mengetahui perbaikan alat medis seperti peralatan life support and saving, peralatan bedah dan anastesi, peralatan terapi, peralatan laboratorium, peralatan radiologi dan peralatan diagnostik.
xi
1. 3. Metode Pelaksanaan Magang
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 27 November 2023 hingga 06 Februari 2024 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang beralamat di Jalan Bunga Lau No. 17, Kemenangan Tani, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, 20136.
B. Metode Pelaksanaan Magang
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Magang
No. Kegiatan 11 12 01 02
IV I II III IV I II III IV I
1.
Pengenalan Instansi dan Lapangan 2. Aktif
Magang 3. Pengumpula
n Data 4. Penyusunan
Laporan
C. Sistematika Penulisan Laporan Magang
Pelaksanaan magang ini disesuaikan dengan disiplin ilmu dan keahlian mahasiwa/mahasiswi sesuai dengan prosedur kerja instansi yang terkait. Mahasiswa/mahasiswi melakukan kegiatan sebagai karyawan PKL dengan berbagai aktivitas. Mahasiswa/mahasiswi mempelajari kegiatan Pengoperasian, Keluhan, Pemeliharaan Alat, Perbaikan Alat dan Training Alat.
Pada Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), mahasiswa/mahasiswi dibimbing oleh pembimbing lapangan (Mentor) yang berfungsi sebagai fasilitator saat di lapangan. Pembimbing lapangan diharapkan menjadi petunjuk utama bagi peserta PKL dalam menguasai bidang yang sedang dipelajari dan berhak menegur serta mengharapkan peserta PKL jika terjadi suatu kesalahan.
xii
BAB II
PANDANGAN UMUM RUMAH SAKIT
2. 1. Sejarah Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan sebuah rumah sakit pemerintahan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini terletak di lahan yang luas di pinggiran kota Medan. Rumah Sakit ini pernah menjadi pusat pelayanan dan penanganan korban jatuhnya pesawat Mandala Airlines sesaat setelah lepas landas dari Bandara Polonia dalam tujuannya ke Bandara Soekarno-Hatta pada 5 September 2005. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai pada tanggal 2 Mei 1992.
Tabel 2.1 Sejarah Perkembangan Rumah Sakit
xiii
2. 2. Letak Geografis Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Pusat yang secara teknis berada di bawah
xiv
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kemenangan Tani, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara, 20136. Rumah Sakit Umun Pusat Haji Adam Malik berdiri pada tanggal 21 Juli 1993 dan kelas RSUP Haji Adam Malik adalah Kelas A.
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan pusat rujukan kesehatan nasional dan regional untuk wilayah Sumatera bagian Utara dan bagian Tengah yang meliputi Provinsi Aceh, Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat pada khususnya.
2. 3. Falsafah Rumah Sakit
Integritas, suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip- prinsip, ekspektasi-ekspektasi (harapan) dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang yang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan karakter yang kuat.
Profesional, bekerja sama secara cermat, tertib, disiplin dan semangat yang tinggi dengan kemampuan yang optimal, melakukan tugas dengan pengetahuan dan keterampilan terkini dengan perhitungan cepat, tepat dan matang serta berani mengambil resiko.
Kerjasama, memupuk sikap saling pengertian dengan sesama pegawai, menghormati dan menghargai pendapat pegawai yang lain.
Menghayati diri sebagai bagian dari sistem dan kesatuan organisasi.
Inovatif, memperkenalkan hal hal yang baru.
Transparan, terbuka dan jelas.
Empati, merasakan apa yang dirasakan orang lain.
xv
2. 4. Visi dan Misi Rumah Sakit a. Visi Rumah Sakit
“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan Nasional yang Bermutu dan Unggul pada Tahun 2024”
Defenisi :
Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan kedokteran dan atau kedokteran gigi, pendidikan berkelanjutan dan pedidikan kesehatan lainnya secara multiprofesi.
Pusat rujukan nasional adalah terwujudnya rujukan pasien yang berasal dari lintas provinsi.
Bermutu dan unggul adalah rumah sakit dalam memberikan layanan kesehatan harus mengutamakan mutu yang terbaik dan mengutamakan keselamatan pasien.
b. Misi Rumah Sakit
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna dan bermutu, berorientasi kepada keselamatan pasien dan kepuasan pelanggan.
Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian dengan berbasis kerjasama dalam konteks Academic Health System (AHS) dalam era Universal Health Coverage (UHC).
2. 5. Moto Rumah Sakit
“Mengutamakan Keselamatan Pasien dengan Pelayanan BerAKHLAK.”
Ber = Berorientasi Pelayanan A = Akuntabel
K = Kompeten
xvi
H = Harmonis
L = Loyal
A = Adaptif
K = Kolaboratif
2. 6. Struktur Organisasi Rumah Sakit
xvii
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP HAM
2. 7. Struktur Organisasi IPSRS-Medis
xviii
Gambar 2.2 Struktur Organisasi IPSRS-Medis RSUP HAM
xix
2. 8. Tugas dan Fungsi IPSMRS A. Tugas IPSMRS
1. Membuat program kerja pemeliharaan dan perbaikan tahunan dan melaporkannya kepada pimpinan direktur rumah sakit.
2. Melakukan koordinasi dan rapat dengan instalasi terkait.
3. Operator Utility, IPSRS sebagai penyedia sarana dan prasarana di rumah sakit, sumber air bersih, sumber Listrik PLN, catu daya pengganti khusus (CDPK) genset dan lift elevator.
4. Maintenance, pemeliharaan dan perawatan rutin.
5. Perencanaan dan program kegiatan pemeliharaan.
6. Pengukuran dan kalibrasi.
7. Manajemen informasi dan pemeliharaan.
8. Rujukan perbaikan.
9. Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.
B. Fungsi IPSMRS
Fungsi dan tugas pokok Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medis adalah menyelenggarakan kegiatan pelayanan pemeliharaan sarana medis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yaitu dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan agar fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan berada dalam kondisi yang layak pakai serta dapat berfungsi dengan baik dan menjamin usia pakai peralatan kesehatan lebih lama. Instalasi Pemeliharaan Sarana Medis bertanggung jawab pada seluruh bidang dalam bagian peralatan kesehatan di rumah sakit, yang terdiri dari :
1. Kasub Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medik Kasub Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medik merupakan seorang yang diberi tanggung jawab dan tugas memimpin, menyelenggarakan, mengkoordinasikan, merencanakan, mengawasi, mengevaluasi seluruh kegiatan pelayanan dan pengelolaan Instalasi Sub Pemeliharaan Sarana
xx
Medik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur SDM, Pendidikan dan Umum Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
2. Tata Usaha Umum
Tata Usaha Umum merupakan seorang pelaksana administrasi umum di Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit merupakan pembantu Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit melalui Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Sarana Medis untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan surat menyurat administrasi umum, pegawai demi kelancaran tugas Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.
3. Divisi Gudang dan Perbekalan
Divisi Gudang dan Perbekalan merupakan seorang pelaksana teknis di dalam divisi di Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit yang bertugas pembantu Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit melalui Kepala Sub Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Medik untuk menyelenggarakan kegiatan dalam menyiapkan, melaksanakan pendataan alat rusak ringan, sedang dan berat yang update dan mengumpulkan data juga menyiapkan kebutuhan untuk divisi pemeliharaan dan perbaikan. agar menjadi terdata dan layak pakai di rumah sakit.
4. Divisi Peralatan Medis Gedung IGD, Rindu B, Paviliun, UTD Divisi Peralatan Medis IGD, Rindu B, Paviliun dan UTD bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan
xxi
medis di IGD, Rindu B, Paviliun dan UTD yang laik pakai di rumah sakit.
5. Divisi Peralatan Medis Gedung PJT, IRJ dan HD, RITN Divisi Peralatan Medis Gedung PJT, IRJ, HD dan RITN bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis di Gedung PJT, IRJ, HD dan RITN yang laik pakai di rumah sakit.
6. Divisi Peralatan Medis Gedung CMU & Flu Burung
Divisi Peralatan Medis Gedung CMU & FLU BURUNG bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis di Gedung CMU & FLU BURUNG yang laik pakai di rumah sakit.
7. Divisi Peralatan Medis Gedung Rindu A, Isolasi, CSSD, IRM, MDR dan Ambulance
Divisi Peralatan Medis Gedung Rindu A, Isolasi, CSSD, IRM, MDR dan Ambulance bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan medis di Gedung Rindu A, Isolasi, CSSD, IRM, MDR dan Ambulance yang laik pakai di rumah sakit.
8. Divisi Pengujian dan Kalibrasi
Divisi Pengujian dan Kalibrasi bertanggung jawab terhadap kegiatan dalam merencanakan, menyiapkan, melaksanakan Pengujian dan Kalibrasi untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur atau bahan ukur dengan membandingkan terhadap standar ukurnya pada seluruh peralatan elektromedik menjadikan alat agar layak pakai.
xxii
BAB III PEMBAHASAN
A. Ventilator
3.1 Landasan Teori
Peralatan Life Support dan Life Saving adalah peralatan yang mendukung hidup pasien saat kritis yang mengalami kegagalan pada fungsi organ vitalnya. Contoh dari alat Life Support dan Life Saving yaitu Ventilator, Infuse Pump, Syringe Pump, Baby Incubator, Defibrilator, Bed Side Monitor, dll. Dikarenakan fungsinya untuk menyelamatkan kelangsungan hidup pasien, maka alat tersebut harus dipastikan aman digunakan dan layak pakai, oleh karena itu harus dilakukan pengecekan atau perawatan secara berkala dan terjadwal, agar alat selalu dalam performance yang baik dan optimal.
Ventilator adalah alat bantu pertukaran udara dalam paru-paru pasien.
Digunakan untuk pasien yang mengalami gagal nafas sebagai terapi paru-paru atau terapi oksigen, dengan memberikan trigger agar paru-paru dapat bekerja secara normal. Terapi paru-paru yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk pasien yang mengalami hypoxia atau tidak mampu bernafas secara mandiri dan membutuhkan alat bantu untuk men-trigger paru-paru agar bekerja secara normal kembali. Ventilator biasanya sering ditemui di ruang ICU (Intensive Care Unit), CICU (Cardiac Intensive Care Unit), NICU (Neonatus Intensive Care Unit), dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit).
Tujuan pemasangan ventilator sebagai berikut : 1. Mengurangi kerja pernafasan.
2. Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien.
3. Pemberian MV yang akurat.
4. Mengatasi ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi.
xxiii
5. Menjamin hantaran O2 ke jaringan adekuat.
Kriteria indikasi pemasangan ventilator sebagai berikut :
1. Pasien gagal nafas, berupa kerusakan paru (pneumonia) ataupun karena kelemahan otot pernafasan dada karena distrofi otot sehingga gagal memompa udara.
2. Infusiensi jantung, pada pasien dengan syok kardiogenik dan gagal jantung terjadi peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen dapat meningkatkan jantung kolaps, sehingga perlu dipasangkan ventilator untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan sehingga beban kerja jantung berkurang.
3. Tindakan operasi, membutuhkan penggunaan anasthesi obat bius sangat terbantu dengan keberadaan alat ini. Resiko terjadinya gagal nafas selama operasi akibat pengaruh obat bius sudah bisa tertangani dengan keberadaan ventilasi mekanik.
4. Frekuensi nafas lebih dari 35 kali per menit.
5. PaCO2 lebih dari 60 mmHg.
6. AaDO2 dengan O2 100% hasilnya lebih dari 350 mmHg.
7. Vital capacity kurang dari 15 ml / kg BB.
Ventilator adalah bantuan pernafasan mekanik bertekanan positif.
Ventilator tekanan positif yaitu memberikan tekanan positif kedalam paru- paru pasien, dengan demikian akan mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi, kemudian udara mengalir berdasarkan perbedaan tekanan, dari tekanan tiggi ke tekanan rendah, sistem ini banyak digunakan karena dapat mengatasi resistansi, compliance paru dan dinding dada. Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotracheal atau tracheostomi dengan menggunakan Endotracheal Tube (ETT) atau bagi pasien yang cukup mampu bernafas dapat menggunakan face mask. Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator tekanan positif dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu :
1. Volume Cycled Ventilator
xxiv
Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan penggunaan jenis ini adalah perubahan pada komplain (compliance) paru-paru pasien tetap memberikan volume tidal yang konsisten.
2. Pressure Cycled Ventilator
Prinsip dasar yaitu siklusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila tekanan yang yang ditentukan telah tercapai. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan pasif. Kerugian pada tipe ini adalah bila ada perubahan compliance paru, maka volume udara yang diberikan juga berubah, sehingga pada pasien status parunya tidak stabil.
3. Time Cycled Ventilator
Prinsip dasarnya yaitu siklusnya berdasarkan waktu ekspirasi dan waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah nafas permenit). Rasio normal I : E (inspirasi : ekspirasi) 1 : 2.
4. Flow Cycled Ventilator
Prinsip dasar yaitu siklusnya berbasis pada aliran yang memberikan nafas atau menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang sudah disetting terlebih dahulu.
Ventilator bekerja dengan prinsip oksigenasi dan ventilasi. Oksigenasi adalah kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan homeostatis oksigen dan karbondioksida, sehingga oksigen bisa diterima atau diserap darah untuk disebar ke seluruh tubuh pasien. Kemudian ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru untuk proses inspirasi dan proses ekspirasi.
xxv
Gambar 3.1 Ilustrasi Prinsip Kerja Ventilator
Seperti pada gambar 3.1 menunjukkan bagaimana udara dihantarkan.
Sumber gas merupakan kumpulan gas yang memiliki tekanan yang lebih tinggi umumnya diatas 1 atm, karena untuk tekanan udara luar, kondisi diatas permukaan laut dan bukan merupakan daerah dataran tinggi, tekanan udara luar berkisar ≤ 1 atm. Karena beda tekanan tersebut, udara akan mengalir keluar dari sumber gas melalui selang.
Selanjutnya pada gambar, terdapat telapak tangan yang diumpakan sebagai valve yang nantinya akan membuka atau menutup jalannya udara dengan melepas atau memberi tekanan dengan menutup jalan selang. Pada gambar diumpamakan telapak tangan a sebagai valve inspirasi dan telapak tangan b sebagai valve ekspirasi. Ketika valve inspirasi terbuka yaitu dengan tidak memberi tekanan pada selang, maka udara dari suplai gas dapat mengalir sampai ke “Y” piece yang diberi tanda dalam oval atau breathing circuit. Jika valve ekspirasi juga dalam keadaan terbuka saat valve inspirasi terbuka, maka udara akan lebih banyak mengalir keluar dibanding masuk ke balon yang paru-paru. Maka kerja valve inspirasi harus berkebalikan dengan valve ekspirasi, dimana jika valve inspirasi sedang terbuka maka valve ekspirasi harus dalam keadaan tertutup. Dengan membukanya valve inspirasi dan diikuti valve ekspirasi dalam keadaan tertutup, telah terjadi proses distribusi udara ke paru-paru yakni proses inspirasi. Kemudian dengan mengembangnya balon, diumpamakan kebutuhan udara paru-paru telah
xxvi
terpenuhi. Selanjutnya valve inspirasi akan menutup dan valve ekspirasi terbuka, maka udara pada balon akan mengalir keluar selang melalui valve ekspirasi sebagai proses ekspirasi. Dengan melakukan proses tersebut berulang-ulang maka akan terjadi irama pernafasan.
3.2 Spesifikasi Alat
Nama Alat : Ventilator
Merek : Philips
Tipe : Trilogy EV300
Nomor Seri : H3161233006D6
Voltage : 100 – 240V ~ 50 – 60Hz
Ruangan : ICU PASCA BEDAH
Kondisi : Baik
Gambar 3.2 Ventilator Philips Trilogy EV300
xxvii
3.3 Deskripsi Fisik
a. Front View (Tampak Depan)
Gambar 3.3 Tampak Depan Ventilator
b. Back View (Tampak Belakang)
Gambar 3.4 Tampak Belakang Ventilator
xxviii
c. Inlet Side View (Tampak Samping Inlet)
Gambar 3.5 Tampak Samping Inlet Ventilator
d. Outlet Side View (Tampak Samping Outlet)
xxix
Gambar 3.6 Tampak Samping Outlet Ventilator
3.4 Blok Diagram
xxx
Gambar 3.7 Blok Diagram Ventilator
Saat Ventilator Philips Trilogy EV300 dihubungkan dengan sumber tegangan PLN, tegangan akan menyuplai bagian elektrik ventilator. Ketika dihidupkan, control board akan menjalankan software ventilator, kemudian akan melakukan selftest guna pengecekan komponen-komponen ventilator.
Operator atau User memilih mode dan memasukkan settingan nilai baik itu fraksi oksigen, rasio inspirasi dan ekspirasi, jumlah nafas per menit, jumlah volume udara yang dihantarkan ke pasien setiap satu kali nafas, PEEP (Positive End Expiratory Pressure) dan lain-lainnya. Settingan tersebut akan diproses pada control board untuk kemudian dikirim sebagai output ke valve board. Valve Board akan mengolah dari control board menjadi sinyal pengaktifan driver pada valve oksigen dan valve udara bebas pada mixer.
Valve tersebut akan bekerja dengan membuka dan menutup secara bergantian untuk mendapatkan pencampuran udara yang sesuai dengan settingan yang diinginkan.
Pada Ventilator Philips Trilogy EV300, sumber gas masuk melalui sistem pneumatic. Jika oksigen bertekanan tinggi (High Pressuree oxygen) yang digunakan sebagai sumber gas, konsentrasi oksigen yang digunakan
xxxi
Udara Bebas
Baterai
AC
dapat diatur oleh user karena adanya mixer valve. Sedangkan jika oksigen bertekanan rendah (Low Pressure Oxygen) yang digunakan sebagai sumber gas, maka konsentrasi oksigen yang akan digunakan tergantung pada flow yang terdapat pada regulator sumber oksigen tersebut. Sumber gas udara tekan (air) masuk melalui blower/tank bersamaan dengan gas HPO/LPO yang konsentrasinya telah diatur. Udara yang masuk menuju blower/tank secara terus menerus dideteksi oleh flow sensor. Pada tank, pencampuran udara akan memenuhi tank dan secara terus menerus fraksi oksigen akan dimonitor oleh O2 Cell. Valve inspirasi akan membuka celah sesuai dengan pengaturan volume udara yang dihantarkan ke pasien. Valve inspirasi akan bekerja bersinergi dengan valve ekspirasi, dimana saat sedang fase inspirasi, valve inspirasi akan terbuka dan valve ekspirasi akan menutup. Begitu juga saat fase ekspirasi, valve inspirasi akan menutup (menyisahkan celah untuk PEEP) dan valve ekspirasi akan terbuka. Udara yang masuk ke tank akan keluar dari celah valve inspirasi, kemudian menuju humidifier yang berfungsi melembabkan dan menghangatkan udara agar sesuai dengan suhu tubuh normal manusia sekitar 360−370 C.
Terdapat pemantauan suhu saat udara yang dilembabkan dan dihangatkan keluar dari humidifier sampai kemudian menuju “Y” piece. “Y”
piece terhubung dengan flow sensor pada pasien. Flow sensor tersebut akan mendeteksi secara terus menerus udara yang dialirkan. Tekanan udara yang akan dikirim ke sensor board akan menjadi pembanding real time pada display serta digunakan sebagai penyesuaian oleh alat untuk mendapatkan volume udara hantaran yang diinginkan. Flow sensor akan terhubung dengan ETT (Endotracheal Tube) untuk memberikan udara secara invasif dan akan terhubung dengan face mask untuk memberikan udara secara non-invasif.
Setelah fase inspirasi, selanjutnya adalah fase ekspirasi, dimana udara hasil pernafasan akan dihantarkan keluar melalui breathing circuit. Udara hasil pernafasan yang mengandung karbondioksida dan uap air akan mengalir melalui flow sensor, melewati “Y” piece, lalu menuju aliran ekspirasi. Pada situasi ini, valve inspirasi mulai mengurangi celah dan tekanan alirannya berkurang (menjadi aliran PEEP) untuk mencegah udara hasil pernafasan
xxxii
menuju tank. Celah yang diatur pada valve ekspirasi akan terbuka untuk mempertahankan PEEP sebagai jalan keluar udara ekspirasi. Siklus inspirasi dan ekspirasi dengan bantuan ventilator akan terus menerus berlangsung sampai hasil monitoring pasien dirasa cukup membaik, sehingga dapat beralih menggunakan mode yang sesuai dengan konidisi pernafasan pasien.
3.5 Patient Circuit
a) Passive Circuit
Gambar 3.8 Passive Circuit
b) Active PAP Circuit
Gambar 3.9 Active PAP Circuit
c) Active Flow Circuit
xxxiii
Gambar 3.10 Active Flow Circuit
d) Dual Limb Circuit
Gambar 3.11 Dual Limb Circuit
xxxiv
3.6 Wiring Diagram
Gambar 3.12 Wiring Diagram Ventilator 3.7 SOP (Standart Operational Procedure)
xxxv
A. Cara Pengoperasian Alat 1) Persiapkan alat
Ventilator Philips Trilogy EV300
Breathing Circuit, bisa menggunakan passive circuit atau dual limb
Test Lung
Tabung Oksigen
2) Pasangkan breathing circuit dan test lung pada ventilator. Breathing circuit pada passive circuit dilengkapi dengan satu sirkuit saja, whisper swivel di posisi ujung circuit yang mengarah ke pasien dan bacterial filter / HME (Heat and Moisture Exhchanger) di posisi circuit yang terpasang ke unit ventilator. Breathing circuit pada dual limb dilengkapi dengan 2 sirkuit, dimana sirkuit yang mengarah ke pasien terhubung dengan “Y” Piece. Kemudian breathing circuit pada dual limb dilengkapi juga dengan proximal pressure line.
3) Pastikan unit ventilator telah terpasang dengan Diafragma AEV (Automatic Expansion Valve) di ekspirasi pada unit ventilator.
4) Kemudian pasangkan breathing circuit yang sudah dilengkapi dengan bacterial filter / HME (Heat and Moisture Exchanger) ke inspirasi dan ekspirasi pada unit ventilator.
5) Hubungkan sirkuit yang sudah terhubung pada inspirasi unit ventilator ke salah satu lubang chamber pada humidifier sebagai inspirasi humidifier. Pada lubang humidifier yang satu nya lagi, pasangkan dengan sirkuit lainnya sebagai ekspirasi dari humidifier dan sambungan inspirasi pernafasan ke pasien dari unit ventilator.
6) Pasangkan proximal pressure line ke proximal port pada unit ventilator.
7) Pasangkan flow sensor cable ke flow sensor port pada unit ventilator.
Kemudian pada sisi lainnya dipasangkan dengan flow sensor reusable hingga berbunyi “click” sebagai tanda flow sensor sudah terpasang dengan baik.
8) Pasangkan flow sensor pada output rangkaian breathing circuit.
xxxvi
9) Hubungkan selang oksigen dari tabung oksigen dengan unit ventilator.
10) Hubungkan kabel power ke unit ventilator dengan sumber listrik.
Ventilator sudah dilengkapi dengan internal battery dan detachable.
11) Tekan tombol on/off pada unit ventilator dan humidifier.
12) Tunggu proses selftest pada unit ventilator bekerja.
13) Pada display unit ventilator pilih “New Patient”.
14) Tentukan / pilih kategori pasien pediatric (min. BB 2,5 kg) atau adult (maks. BB 200 kg) dan jenis kelamin pasien.
15) Tentukan breathing circuit type (pada bagian pengaturan), passive, active pap, active flow atau dual limb. Selanjutnya pada circuit size tentukan kategori ukuran sirkuit yang dipakai seperti infant (9- 13mm), pediatric (14-18mm), adult/pediatric (19mm) atau adult (20-22mm).
16) Aktifkan humidifier dengan memilih on pada active humidification.
17) Untuk melakukan kalibrasi, pilih option, pilih calibration & setup.
Selanjutnya pilih calibration circuit (untuk kalibrasi sirkuit ini dilakukan saat setelah pergantian breathing circuit), piilih calibration O2 /oksigen (untuk kalibrasi O2 Cell, dilakukan setiap pergantian O2 Cell atau jika ada indikasi antara O2 setup dan FiO2 tidak sesuai.
18) Pilih mode (setting) yang akan dipergunakan ke pasien.
Mode A/C – PC ( Assist / Control – Pressure Control )
Mode A/C – VC ( Assist / Control – Volume Control )
Mode CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure )
Mode PSV ( Pressure Support Ventilation )
Mode S/T ( Spontaneous / Time Ventilation )
Mode SIMV – PC ( Synchronized Intermittent Ventilation – Pressure Control )
Mode SIMV – VC ( Synchronized Intermittent Ventilation – Volume Control )
xxxvii
Mode AVAPS – AE ( Avarage Volume Assured Pressure Support – Auto EPAP )
19)Running ventilator selama kurang lebih 5 menit dengan menggunakan test lung sebelum dipergunakan ke pasien (patient safety).
20) Untuk melakukan perubahan mode atau parameter, pilih mode dan pilih parameter yang akan diperbaharui dan pilih active.
21) Jika penggunaan ventilator sudah selesai, silahkan tekan tombol on/off secara langsung atau posisi standby. Lepas kabel power, konektor oksigen dan breathing circuit (jika menggunakan breathing circuit reusable, maka lakukan sterilisasi sesuai ketentuan rumah sakit sebaliknya jika menggunakan breathing circuit disposable, maka silahkan buang breathing circuit pada tempatnya).
B. Cara Pemeliharaan Alat a. Pemeriksaan Harian
1. Sesudah dipergunakan oleh pasien, bersihkan ventilator dengan cara di swab pada unitnya memakai kain bersih. (bisa di semprot dengan cairan sterilisasi sesuai dengan ketentuan rumah sakit).
2. Untuk pergantian filter ekspirasi, sesuai kebutuhan dan penggunaan.
3. Untuk penggantian O2 cell (masa berlaku 12 bulan) atau jika sudah dianggap tidak bisa dipergunakan, dengan pengecekan kalibrasi O2 .
4. Untuk baterai, selama menggunakan sumber tegangan langsung dari listrik/PLN, maka baterai tidak dipergunakan. Apabila kabel power dicabut dari sumber tegangan listrik, secara otomatis akan beralih ke baterai optimal (internal dan detachable) selama kurang lebih 8-10 jam.
b. Pemeriksaan Tahunan
xxxviii
1. Bersihkan Air Inlet Foam Filter menggunakan air bersih.
Pastikan dalam keadaan sudah kering kering saat akan dipasang kembali pada unit.
2. Bersihkan HPO Filter 3. Bersihkan Particulate Filter
4. Kalibrasi alat dari instansi resmi kalibrasi atau BPFK (Balai Pengamanan Alat dan Fasilitas Kesehatan).
3.8 Troubleshooting
Tabel 3.1 Troubleshooting Ventilator
N O
Masalah Analisa Tindakan
1 O2 Cell Failed O2 Cell
Expired
Ganti O2 Cell
2 Ventilator Tidak menyala Ventilator tidak terhubung dengan arus Listrik
Periksa kabel listrik. Periksa tegangan listrik dan kabel power
3 Tidak Ada Supply O2 Konektor O2 tidak terpasang
Pasang konektor
O2 4 Alarm High/Low Minute
Volume
Settingan ambang batas alarm terlalu tinggi/rendah
Atur ulang batas alarm
xxxix
5 Gagal Kalibrasi Sirkuit Tubing bocor, humidifier bocor.
Ganti tubing
B. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
3.9 Landasan Teori
CPAP merupakan kepanjangan dari Continuous Positive Airway Pressure. CPAP adalah merupakan suatu alat untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas neonates selama pernafasan spontan.
CPAP merupakan sebuah alat kesehatan yang bermanfaat untuk masalah pernafasan. Alat ini digunakan oleh seorang yang mengalami sleep apnea atau gangguan pernafasan lainnya. CPAP adalah pengobatan non bedah yang di klaim sebagai pengobatan non bedah paling efektif untuk obstructive sleep apnea. CPAP juga sangat bermanfaat bagi orang dewasa, orang yang menderita obstructive sleep apnea mengalami penyempitan atau penyumbatan pada saluran pernafasan. Hal tersebut dapat menyebabkan terblokirnya aliran udara.
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) bekerja dengan memberikan aliran udara bertekanan. Aliran udara tersebut dimasukkan ke hidung atau mulut melalui selang/masker. Hal ini dapat membuat saluran pernafasan terbuka. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) memberikan banyak manfaat antara lain mengurangi bahkan dapat menghilangkan dengkuran serta menjaga jalan nafas tetap terbuka saat tidur sehingga dapat memperlancar proses pernafasan.
CPAP juga dapat meredakan gejala sleep apne. Orang dengan sleep apnea mengalami masalah pada proses pernafasan, dimana seluruh nafas tertutup. Aliran udara yang terhambat memiliki resiko henti nafas yang bisa membahayakan hidup. Penutupan saluran nafas dapat terjadi karena berbagai faktor seperti amandel membesar, lidah yang Panjang hingga masalah obesitas.
xl
Gambar 3.13 CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) Alat CPAP bukan hanya dimanfaatkan bagi pendertia sleep apnea namun juga bayi premature. Bayi yang lahir premature dengan paru-paru yang belum sepenuhnya berkembang diberi alat CPAP. Bayi premature membutuhkan banyak oksigen yang optimal menunjukkan bahwa CPAP dapat menghembuskan udara dengan lembut melalui hidung sehingga bisa mengembangkan paru-paru.
Alat ini memberikan tekanan udara konstan ke hidung bayi, sehingga membantu kantung udara di paru-paru bayi tetap terbuka dan membantu mencegah apnea. Bedanya, tekanan yang diberikan oleh CPAP pada hidung jauh lebih besar ketimbang kanula hidung. CPAP sering digunakan untuk bayi yang bernafas cukup baik sendiri sehingga mereka tidak memerlukan ventilasi mekanis yang lebih invasif seperti ventilator.
Sejauh ini peneliti telah mengembangkan CPAP dalam bentuk helm untuk bayi.
Studi yang diterbitkan pada jurnal Pediatrics ini menunjukkan jika helm bayi CPAP lebih baik, karena memiliki resiko kebocoran atau luka pada kulit yang lebih rendah daripada masker CPAP tradisional. Untuk pemasangan CPAP, bayi perlu melakukan pemasangan masker di rumah sakit. Masker akan digunakan selama tidur dan polisomnografi semalaman (studi tidur) diatur untuk memeriksa tekanan CPAP yang optimal untuk si kecil. Lamanya setiap bayi menggunakan alat ini berbeda-beda. Ada beberapa pertimbangan dokter untuk menghentikan penggunaan CPAP.
xli
Pertama, dokter akan melihat usia kronologis bayi, yaitu usia berdasarkan hari mereka dilahirkan dan usia koreksi mereka, yaitu usia sebenarnya dikurangi jumlah hari atau minggu mereka lahir premature.
Terdapat tiga bagian utama dalam CPAP yaitu masker untuk bagian hidung atau mulut serta tali masker, tabung penghubung masker dengan motor mesin dan motor dalam tabung. Motor berfungsi untuk meniupkan udara. Penggunaan humidifier pada CPAP dapat mengurangi efek samping penggunaan CPAP yaitu hidung kering. Penggunaan CPAP memiliki efek samping, namun efek samping tersebut biasanya ringan seperti mata kering, iritasi hidung, ruam pada kulit dan konjungtivitas.
Masker yang digunakan pada CPAP ada beberapa jenis yaitu masker nasal yang digunakan di hidung, masker oval yang digunakan untuk mulut, masker kombinasi yang dapat menutupi mulut dan hidung.
3.10 Spesifikasi Alat
Gambar 3.14 CPAP SLE 1000
Nama Alat : CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Merek : SLE
Tipe : 1000
Nomor Seri : SLE-B-05-01377 (2015) Tegangan : 100-240V ~ 50-60Hz
Ruangan : PICU (Pediatric Intensive Care Unit) Kondisi : Baik
xlii
3.11 Deskripsi Alat
A. Front View (Tampak Depan)
Gambar 3.15 Tampak Depan CPAP SLE 1000 B. Back View (Tampak Belakang)
Gambar 3.16 Tampak Belakang CPAP SLE 1000
xliii
3.12 Blok Diagram
Gambar 3.17 Blok Diagram CPAP SLE 1000
Saat CPAP SLE 1000 dihubungkan dengan sumber tegangan PLN, Tegangan akan menyuplai bagian elektrik CPAP SLE 1000. Ketika dihidupkan, control board akan menjalankan software CPAP. Kemudian CPAP akan melakukan selftest guna pengecekan komponen-komponen CPAP. Operator atau User memasukkan settingan Apnea, CPAP dan % Oxygen, Trigger Sen, O2 Calb, Alarm History, Apnea Alarm dan Battery Level. Settingan tersebut akan diproses pada control board untuk kemudian dikirim sebagai output ke valve board. Valve board akan
xliv
mengolah data dari control board menjadi sinyal pengaktifan driver pada valve oksigen pada mixer.
Tabung oksigen sebagai sumber dari gas oksigen. Kompresor akan menghasilkan gas atau udara bertekanan. Oksigen dan udara tekan masuk ke inlet blender atau mixer dengan tekanan 1:1 antara 3-7 Bar dengan bersamaan melalui pipa oksigen warna putih garis merah dan pipa udara tekan warna putih garis biru, agar tidak salah dalam pemasangan dan biasanya ada penulisan pada bagian inlet-nya. Jika perbandingan masukan inlet tidak sesuai dengan perbandingan 1:1, maka alarm akan berbunyi menandakan masukan gas inlet tidak sesuai. Udara yang tercampur dengan oksigen akan dipantau kecepatan aliran udaranya oleh flow meter.
Sebelum diberikan ke pasien, udara campur ini akan dilembabkan dan dihangatkan oleh humidifier. Suhu gas pada humidifier akan dipantau oleh sensor suhu. Sensor suhu ini membantu humidifier mongontrol suhu output gas ke pasien. Udara dari humidifier akan disalurkan ke pasien melalui breathing circuit inspiratory limb menuju nasal prong. Suhu udara di breathing circuit akan terus dipantau oleh sensor suhu. Kemudian udara ekspirasi dari pasien akan disalurkan melalui expiratory limb menuju CPAP generator. Tekanan yang dihantarkan ke pasien dapat dinaikkan atau diturunkan dengan mengubah kedalaman expiratory limb di dalam CPAP generator. Saat udara bergerak melalui sistem, udara ekspirasi keluar dari expiratory limb dan menghasilkan gelembung udara di dalam CPAP generator.
xlv
3.13 Wiring Diagram
Gambar 3.18 Wiring Diagram Power Manager
xlvi
Gambar 3.19 Wiring Diagram Control Board
xlvii
Gambar 3.20 Wiring Diagram Monitor
xlviii
Gambar 3.21 Wiring Diagram User Interface
xlix
3.14 SOP (Standart Operational Procedure) Prosedur Pemakaian Alat
1. Pasang selang oksigen dan udara tekan ke outlet dinding 2. Nyalakan unit dengan menekan tombol power di belakang unit
3. Pada saat menyalakan unit, CPAP SLE 1000 akan melakukan selftest : Note : Pastikan proximal airway tidak tersambung pada tes ini karena akan mengganggu selftest.
Speaker test (unit akan mengeluarkan 2 nada speaker)
Apnea window test (akan muncul LED merah)
Apnea window dan audio (akan muncul LED kuning)
Tampilan layar (akan muncul LED biru)
Test Off (LED Off)
Start pneumatic test (muncul tulisan pneumatic test dan lampu indikator baterai dan koneksi power akan menyala)
Unit memasuki modus fixed flow (akan mengkalibrasi 21% O2 (CAL) dan 100% (cal) pada layar)
Gambar 3.22 Kalibrasi O2 CAL dan cal
Modus fixed flow (tampil angka 21% pada layar)
Gambar 3.23 Tampilan Presentasi CAL
Ukur size nasal prong / nasal mask dan warna bonnet / topi yang sesuai dengan ukuran pasien.
l
4. Set breathing circuit dan pasang nasal prong / nasal mask di generator
Gambar 3.24 Set Breathing Circuit
5. Mengatur parameter control dan alarm dan fungsi kalibrasi 1) Memilih dan mengatur apnea, CPAP dan % oksigen
a) Tekan dan putar knob
b) Parameter oksigen akan menyala
c) Putar pada angka yang diinginkan dan konfirmasi dengan menekan knob
Gambar 3.25 Tampiilan Pengaturan Apnea, CPAP dan % Oksigen 2) Memilih dan mengatur trigger sen, O2 Calibration, alarm
history, apnea alarm dan battery level a) Tekan dan putar knob
b) Akan muncul menu yang akan diatur pada layar
c) Putar pada angka yang diinginnkan dan konfirmasi dengan menekan knob
li
Gambar 3.26 Tampilan Pengaturan Trigger Sen, O2 Calibration, Alarm History, Apnea Alarm dan Battery Level 6. Pasang nasal prong / nasal masak serta bonnet / topi yang sesuai
dengan pasien
7. Pastikan humidifier dalam kondisi ON untuk humidifikasi pasien
Prosedur Pemeliharaan Alat
a. Pemeliharaan yang disarankan vendor SLE :
CPAP SLE 1000 memiliki jadwal pemeliharaan / perombakan terencana sebagai berikut :
12 Bulan Pemeliharaan Preventive 24 Bulan Pemeliharaan Preventive 36 Bulan Pemeliharaan Preventive
- Lakukan pemeliharaan preventive - Mengganti O2 Cell
- Mengganti Inlet Filters 48 Bulan Pemeliharaan Preventive
- Lakukan pemeliharaan preventive - Mengganti O2 Cell
- Mengganti Lead Acid Battery - Mengganti Inlet Filters
- Inspeksi unit pneumatic dan pergantian komponen yang aus sesuai list pemeriksaan (lihat service manual book)
b. Pemeliharaan alat CPAP SLE 1000 saat tidak digunakan dalam waktu yang lama :
lii
Lepas sekring baterai jika CPAP SLE 1000 akan disimpan lebih dari 2 minggu, sementara terputus dari listrik. Deteksi tombol daya sirkuit mengonsumsi sejumlah kecil arus yang dapat menyebabkan baterai bati dan adanya cairan yang keluar dalam jangka waktu yang lama.
c. Pemeliharaan alat CPAP SLE 1000 yang bisa dilakukan rutin oleh teknisi elektromedis :
- Cek fungsi alat CPAP, apakah berfungsi dengan baik - Cek kondisi O2 Cell
- Cek kondisi baterai - Bersihkan unit dari debu
3.15 Troubleshooting
Tabel 3.2 Troubleshooting CPAP SLE 1000
liii
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Dengan mengikuti magang mahasiswa memperoleh pengalaman dan kesempatan mengenai perbaikan dan pemeliharaan serta pengoperasian alat elektromedis.
2. Memahami lebih lanjut dan mendalami masalah teknik perencanaan penginstalan, pemasangan dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan elektromedis.
3. Memahami falsafah tentang keselamatan kerja dan keamanan terhadap penderita, petugas di rumah sakit dan peralatan medis.
4. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
5. Kesimpulan dari alat yaitu:
a) Ventilator
merupakan suatu alat bantu mekanik yang berfungsi memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru. Ventilator biasanya diletakan di Ruang ICU (Intesive Care Unit), NICU (Neonatus Intensive Care Unit), PICU (Pediatric Intensive Care Unit), PJT (Pusat Jantung Terpadu). Pada saat ventilator technical state failed lakukan pengecekan pada O2 Cell dan Expiratory Valve setelah dilakukan pengecekan seorang
liv
teknisi akan memberikan tindakan dengan cara membersikan O2 cell dan mempehatikan konektor expiratory valve apakah terpasang dengan baik atau tidak.
b) CPAP (Continuous Positive Airway Pressure)
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu pernafasan pada bayi dengan memanfaatkan tekanan positif dan besaran parameter yang bisa diatur pada mixer, dimana pengaturan yang diatur merupakan kombinasi tekanan udara dan tekanan kadar persentasi oksigen, memperhatikan pengaturan tekanan inlet udara dan tekanan inlet oksigen.
4.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa/i yang selanjutnya melakukan kegiatan magang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik agar lebih aktif dan dapat menyampaikan serta mengaplikasikan pembelajaran yang telah diterima dikampus.
lv
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id. 2020, June 26, ANALISA ALUR KERJA INSPIRASI DAN EKSPIRASI PADA ALAT VENTILATOR dari http://e- journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Elektromedis/article/view/3240
Service_Guide_Rev_A_-_Trilogy_EV300_Ventilator.pdf
Dharma, Venusya. 2014. CPAP. https://www.scribd.com/doc/216120406/CPAP Effendi, Sjarif Hidayat & Leni Ambarawati. 2014. Continuous Positive Airway
Pressure (CPAP). http://repository.unpad.ac.id/19131/1/CPAP.pdf Medicalogy. Lebih dekat dengan alat CPAP.
https://www.medicalogy.com/blog/lebih-dekat-dengan-alat-cpap/
RA, Win. 2014. Pembahasan Alat.
http://w1170ra.blogspot.co.id/2014/03/v- behaviorurldefaultvmlo.html
lvi
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
Diakhir pelaksanaan magang ini, mahasiswa/mahasiswi melakukan presentasi dan sesi tanya jawab yang dihadiri oleh Kaprodi D-III Teknologi Elektro-medis Universitas Sari Mutiara Indonesia, Ka. Instalasi IPSRS-Medis serta beberapa pegawai atau staf IPSRS-Medis yang menjadi pembimbing dan penguji dalam presentasi ini. Sesi tanya jawab berfungsi untuk memberikan kontribusi dan informasi dalam presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi.
A. Ventilator
1. Dimanakah letak O2 cell pada alat Ventilator Philips Trilogy EV300 ? Jawaban :
Posisi O2 cell pada Ventilator Philips Trilogy EV300 terdapat pada bagian belakang sebelah kiri ventilator tersebut.
Gambar 5.1 O2 Cell Ventilator Philips Trilogy EV300 (1)
2. Apakah Ventilator Philips Trilogy EV300 dan Ventilator Hamilton C-2 memiliki bentuk O2 cell yang sama ?
lvii
Jawaban :
Ventilator Philips Trilogy EV300 dengan Ventilator Hamilton C-2 memiliki bentuk O2 cell yang sama.
Gambar 5.2 O2 Cell Ventilator Philips Trilogy EV300 (2)
Gambar 5.3 O2 Cell Ventilator Hamilton C-2
3. Berapa tekanan udara yang masuk ke Ventilator Philips Trilogy EV300 ?
Jawaban :
Tekanan udara yang masuk ke Ventilator Philips Trilogy EV300 sebesar 3-7 Bar.
lviii
4. Apabila user ingin melakukan nebul pada pasien, dimanakah posisi yang tepat untuk memasang nebul pada tubing ventilator ?
Jawaban :
Pada saat operator atau user akan melakukan nebul, posisi nebul sebaiknya dipasang sebelum flow sensor pada tubing ventilator yang mengarah ke pasien.
5. Apa fungsi dari humidifier ? Komponen apa yang berfungsi untuk menghangatkan pada humidifier ?
Jawaban :
Humidifer pada rangkaian instalasi Ventilator Philips Trilogy EV300 berfungsi untuk menghangatkan dan melembapkan udara yang masuk dari ventilator ke pasien. Komponen yang bertugas untuk menghangatkan udara pada humidifier adalah heater wire.
6. Apabila alarm Low Minute Volume muncul pada layar display Ventilator Philips Trilogy EV300, Apa analisa dan tindakan yang dilakukan oleh teknisi yang berada di lapangan ?
Jawaban : Analisa
Volume ekspirasi turun dibawah ambang batas volume rendah yang di setting oleh operator / user.
Tindakan
- Memeriksa kobocoran atau pemutusan pada tubing ventilator.
- Memastikan semua koneksi / sambungan aman
lix
- Menyesuaikan settingan ventilator.
- Uji Fungsi Alat.
7. Apa saja kalibrasi yang terdapat pada Ventilator Philips Trilogy EV300 ?
Jawaban :
Circuit Calibration
Active Circuit Leak Test
O2 Sensor Calibration
CO2 Sensor Adapter Zero
8. Sebutkan mode-mode yang terdapat pada Ventilator Philips Trilogy EV300 !
Jawaban :
a) Mode A/C – PC (Assist/Control – Pressure Control) b) Mode A/C – VC (Assist/Control – Volume Control) c) Mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) d) Mode PSV (Pressure Support Ventilation)
e) Mode S/T (Spontaneous / Time Ventilation)
f) Mode SIMV – PC (Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation – Pressure Control)
g) Mode SIMV – VC (Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation – Volume Control)
lx
h) Mode AVAPS – AE (Average Volume Assured Pressure Support – Auto EPAP)
9. Perbaiki SOP (Standart Operational Procedure) alat dengan benar ! Sesuaikan dengan SOP yang dimiliki Ventilator Philips Trilogy EV300 !
Jawaban :
a. Pengoperasian Alat
Persiapkan alat
- Ventilator Philips Trilogy EV300
- Breathing Circuit, bisa menggunakan passive circuit atau dual limb
- Test Lung - Tabung Oksigen
Pasangkan breathing circuit dan test lung pada ventilator.
Breathing circuit pada passive circuit dilengkapi dengan satu sirkuit saja, whisper swivel di posisi ujung circuit yang mengarah ke pasien dan bacterial filter / HME (Heat and Moisture Exhchanger) di posisi circuit yang terpasang ke unit ventilator. Breathing circuit pada dual limb dilengkapi dengan 2 sirkuit, dimana sirkuit yang mengarah ke pasien terhubung dengan “Y” Piece. Kemudian breathing circuit pada dual limb dilengkapi juga dengan proximal pressure line.
Pastikan unit ventilator telah terpasang dengan Diafragma AEV (Automatic Expansion Valve) di ekspirasi pada unit ventilator.
lxi
Kemudian pasangkan breathing circuit yang sudah dilengkapi dengan bacterial filter / HME (Heat and Moisture Exchanger) ke inspirasi dan ekspirasi pada unit ventilator.
Hubungkan sirkuit yang sudah terhubung pada inspirasi unit ventilator ke salah satu lubang chamber pada humidifier sebagai inspirasi humidifier. Pada lubang humidifier yang satu nya lagi, pasangkan dengan sirkuit lainnya sebagai ekspirasi dari humidifier dan sambungan inspirasi pernafasan ke pasien dari unit ventilator.
Pasangkan proximal pressure line ke proximal port pada unit ventilator.
Pasangkan flow sensor cable ke flow sensor port pada unit ventilator. Kemudian pada sisi lainnya dipasangkan dengan flow sensor reusable hingga berbunyi “click” sebagai tanda flow sensor sudah terpasang dengan baik.
Pasangkan flow sensor pada output rangkaian breathing circuit.
Hubungkan selang oksigen dari tabung oksigen dengan unit ventilator.
Hubungkan kabel power ke unit ventilator dengan sumber listrik. Ventilator sudah dilengkapi dengan internal battery dan detachable.
Tekan tombol on/off pada unit ventilator dan humidifier.
Tunggu proses selftest pada unit ventilator bekerja.
Pada display unit ventilator pilih “New Patient”.
Tentukan / pilih kategori pasien pediatric (min. BB 2,5 kg) atau adult (maks. BB 200 kg) dan jenis kelamin pasien.
Tentukan breathing circuit type (pada bagian pengaturan), passive, active pap, active flow atau dual limb. Selanjutnya pada circuit size tentukan kategori ukuran sirkuit yang dipakai seperti infant (9-13mm), pediatric (14-18mm), adult/pediatric (19mm) atau adult (20-22mm).
lxii