2.3. Peralatan Pendukung
2.3.1. Topologi Jaringan
Topologi jaringan merupakan tata letak serta struktur hubungan antara komponen-komponen (node) dalam suatu jaringan. Topologi jaringan berkaitan dengan mekanisme yang digunakan untuk mengelola cara station (komputer) dalam mengakses jaringan, sehingga tidak terjadi konflik. Terdapat beberapa macam topologi yang sering digunakan, diantaranya sebagai berikut:
1. Topologi Bus
Gambar 2.10 Topologi Bus
Topologi bus menggunkan satu jalur data utama (backbone) sebagai jalur utama komunikasi. Apabila pesan dikirim, tidak hanya komputer tujuan yang menerima data, akan tetapi semua komputer yang tergabung di dalam jaringan tersebut akan mendapatkan pesan yang sama. Bila terjadi komunikasi data yang sangat padat, kemungkinan terjadinya tabrakan
(collusion) akan semakin besar dan membuat kinerja jaringan menurun.
Kabel yang digunakan pada jaringan ini ialah kabel coaxial 50 ohm dan dengan konektor RG58 untuk disambungkan dengan LAN Card di komputer. Dan untuk menyambung dari kabel utama (backbone) ke kabel yang dihubungkan ke komputer diperlukan konektor BNC. Setiap kabel ini mempunyai jarak jangkau (atteniation) sejauh 185 meter. Bila ingin menggunakan dengan jarak yang lebih dari itu, maka diperlukan repeater.
2. Topologi Ring
Gambar 2.11 Topologi Ring
Seluruh komputer dalam jaringan terhubung pada sebuah jalur data yang sambung menyambung sehingga berbentuk menyerupai cincin. Setiap komputer akan berfungsi sebagai repeater yang menerima sinyal dari komputer sebelumnya, memperkuatnya, dan kemudian meneruskan ke komputer berikutnya. Sehingga, topologi ring memberikan jarak jangkau yang lebih jauh.
3. Topologi Star
Gambar 2.12 Topologi Star
Ciri utama dari jaringan ini ialah adanya concentrator. Seluruh komputer dalam jaringan dihubungkan ke pusat secara langsung tanpa melalui komputer yang lain, sehingga setiap komputer akan memiliki jalur sendiri untuk sampai ke pusat (concentrator). Apabila terjadi gangguan pada salah satu komputer, maka tidak mempengaruhi bagian jaringan yang lain.
Sehingga pengaturan untuk jaringan, baik penambahan atau pengurangan komputer hingga isolasi kerusakan, akan lebih fleksibel. Concentrator dapat berupa hub, switch, router, ataupun multy point repeater.
4. Topologi Mesh
Gambar 2.13 Topologi Mesh
Topologi ini menerapkan hubungan secara penuh dengan komputer yang lain. Setiap komputer akan mempunyai jalur secara langsung ke komputer-komputer yang lain. Sehingga setiap komputer-komputer akan memiliki beberapa jalur untuk komunikasi data. Pada prinsipnya, topologi mesh mirip dengan topologi star, tetapi topologi mesh memiliki jalur ganda pada setiap komputer. Umumnya topologi ini dikembangkan dengan ruang lingkup yang luas dengan jarak antar komputer berjauhan. Topologi mesh memberikan keamanan data yang lebih baik, yaitu dengan menggunakan metode multiplexing, dimana pesan dapat dipecah-pecah menjadi beberapa paket dan dilewatkan pada jalur yang berbeda.
5. Topologi Hybrid
Gambar 2.14 Topologi Hybrid
Topologi hybrid merupakan gabungan dari beberapa topologi (bus, ring, star,atau mesh).Topologi hybrid dibangun untuk dapat mengkombinasikan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki setiap topologi. Contoh topologi ini adalah topologi pohon (tree topology). Topologi pohon merupakan perpaduan antara topologi bus dengan topologi star.
Pada implementasi kali ini topologi jaringan yang digunakan oleh penulis adalah topologi star dimana semua perangkat yang berada pada jaringan ini terhubung langsung kepusat jaringan dalam hal ini Mikrotik Router Board RB1100AHx2 yang berfungsi sebagai pusat jaringan.
2.3.2. IP Address
IP Address (internet protocol address) merupakan deretan angka biner antara 32 bit sampai dengan 128 bit yang digunakan sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan internet. Angka 32 bit digunakan untuk alamat IP address versi IPv4 dan angka 128 bit digunakan untuk IP address versi IPv6 untuk menunjukkan alamat dari komputer pada jaringan internet berbasis TCP/IP. IP address tersebut memiliki identitas numerik yang akan dilabelkan kepada suatu device seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi. Adapun fungsi IP address sebagai berikut ini :
1. IP address digunakan sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan. Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut. Dalam jaringan komputer pun berlaku hal yang sama yaitu alamat IP address yang unik tersebut
akan digunakan untuk mengenali sebuah komputer atau device pada jaringan.
2. IP address digunakan sebagai alamat lokasi jaringan. Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.
Adapun menurut jenisnya IP address dibagi menjadi dua yaitu IP address versi 4 ( IPv4 ) dan IP address versi 6 ( IPv6 ).
IPv6 diciptakan untuk menjawab kekhawatiran akan kemampuan IPv4 yang hanya menggunakan 32 bit untuk menampung IP address di seluruh dunia, semakin banyaknya pengguna jaringan internet dari hari ke hari di seluruh dunia IPv4 dinilai suatu saat akan mencapai batas maksimum yang dapat ditampungnya, untuk itulah IPv6 versi 128 bit diciptakan. Dengan kemampuanya yang jauh lebih besar dari IPv4 dinilai akan mampu menyediakan IP address pada seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia yang semakin hari semakin banyak. Internet protocol versi 6
atau IPv6 ini terdiri dari 128 bit. IP ini 4 kali dari IPv4, tetapi jumlah host yang bisa ditampung bukan 4 kali dari 4.294.967.296 melainkan
4.294.967.296 pangkat 4, jadi hasilnya
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456.
Gambar 2.15 IP address
IP address dibagi menjadi beberapa kelas IP address, IP address versi 4 terdiri atas 4 oktet, nilai 1 oktet adalah 255. Karena ada 4 oktet maka jumlah IP address yang tersedia adalah 255 x 255 x 255 x 255. IP address sebanyak ini harus dibagi-bagikan keseluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia.
Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address harus dikelompokan dalam kelas-kelas.
IP address dikelompokan dalam lima kelas, yaitu kelas A, B, C, D, dan E.
Perbedaannya terletak pada ukuran dan jumlah. IP address kelas A jaringan. IP address Kelas B digunakan untuk jaringan berukuran besar dan sedang. IP address Kelas C untuk pembagian jaringan yang banyak, namun masing-masing
jaringan memiliki anggota yang sedikit. IP address Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal, kelas D diperuntukan bagi jaringan multicast, dan E untuk Eksperimental.
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal, yaitu Network ID dan Host ID dari suatu IP address Setiap IP address selalu merupakan pasangan network ID (Identitas Jaringan) dan Host ID (Indentitas Host dalam suatu jaringan). Masing-masing komputer atau router di suatu jaringan Host ID nya harus unik dan harus berbeda dengan komputer yang lain.
Gambar 2.16 class IP address 1. IP Address Kelas A
Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
Bit Pertama : 0
Panjang Net ID : 8 bit (1 oktet) Panjang Host ID : 24 bit (3 oktet) Oktet pertama : 0 – 127
Range IP Address : 1.xxx.xxx.xxx.sampai 126.xxx.xxx.xxx (0 dan 127 dicadangkan)
Jumlah Network : 126
Jumlah IP Address : 16.777.214
IP kelas A untuk sedikit jaringan dengan host yang sangat banyak. cara membaca IP Address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah Network ID :113, Host ID = 46.5.6
2. IP Address Kelas B
Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
2 bit pertama : 10
Panjang Net ID : 16 bit (2 oktet) Panjang Host ID : 16 bit (2 oktet) Oktet pertama : 128 – 191
Range IP Address : 128.0.0.xxx sampai 191.255.xxx.xxx Jumlah Network : 16.384
Jumlah IP Address : 65.534
Biasa digunakan untuk jaringan besar dan sedang. dua bit pertama selalu di set 10. 16 bit selanjutnya, network IP kelas B dapat menampung sekitar 65000 host.
3. IP Address Kelas C
Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh (n = Net ID, h = Host ID)
3 bit pertama : 110
Panjang Net ID : 24 bit (3 oktet) Panjang Host ID : 8 bit (1 oktet) Oktet pertama : 192 – 223
Range IP Address : 192.0.0.xxx sampai 255.255.255.xxx Jumlah Network : 2.097.152
Jumlah IP Address : 254
Host ID adalah 8 bit terakhir, dengan IP kelas C, dapat dibentuk sekitar 2 juta network yang masing-masing memiliki 256 IP Address Tiga bit pertama IP Address kelas C selalu berisi 111 dengan 21 bit berikutnya.
Host ID ialah 8 bit terakhir.
4. IP Address Kelas D
Format : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm 4 Bit pertama : 1110
Bit multicast : 28 bit Byte Inisial : 224-247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Kelas ini digunakan untuk keperluan Multicasting. 4 bit pertama 1110, bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP Address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
5. IP Address Kelas E
Format : 1111rrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr 4 bit pertama :1111
Bit cadangan : 28 bit Byte inisial : 248-255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental.