• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

P- total Tanah

Hasil analisis tanah terhadap P-total dari masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 13 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 14. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara perlakuan masa inkubasi

rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap P-total dalam tanah disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap kandungan nilai P-total dalam tanah

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 40.31 a 40.31 a 40.31 a 40.31 10 47.27 b 51.98 b 47.57 b 48.94 20 45.57 b 56.77 b 45.97 b 49.44 30 53.58 b 60.09 c 58.51 b 57.39 Rata-Rata 46.68 52.29 48.09

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pemberian dosis jerami 2,5 t/ha dan 7,5 t/ha terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan jerami tanpa diinkubasi dengan diinkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari, sedangkan antara masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 tidak terdapat perbedaan yang nyata. Perlakuan dengan pemberian dosis 5,0 t/ha terdapat perbedaan yang sangat nyata antara perlakuan tanpa diinkubasi dengan diinkubasi 30 hari dan berbeda nyata terhadap masa inkubasi 10 hari dan 20 hari.

K-total Tanah

Data hasil analisis tanah terhadap K-total dalam tanah dari masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 15 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 16. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara perlakuan masa inkubasi dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap K - total

dalam tanah. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap K-total dalam tanah disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata nilai K-total dalam tanah

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 215.44 a 216.44 a 215.78 a 215.89 10 243.18 a 271.01 b 263.14 b 259.11 20 278.21 b 257.02 b 254.40 b 263.21 30 263.14 b 267.80 b 276.76 b 269.12 Rata-Rata 249.99 253.07 252.44

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada perlakuan dosis jerami 2,5 t/ha terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan tanpa diinkubasi dan diinkubasi 10 hari jika dibandingkan dengan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari. Dosis 5,0 t/ha dan 7,5 t/ha terdapat perbedaan yang nyata antara tanpa diinkubasi dengan yang diinkubasi. Sedangkan antara masa inkubasi tidak terdapat perbedaan yang nyata, tetapi jika dibandingkan dengan rata- rata nilai terdapat perbedaan. Semakin lama masa inkubasi penambahan K-total semakin tinggi.

Nilai pH Tanah

Pengamatan terhadap nilai pH dalam tanah ini setelah perlakuan disajikan pada lampiran 5 halaman 78. Pemberian jerami setelah diinkubasi selama 10 hari terjadi

masam). Pada masa inkubasi 20 hari dan 30 hari perubahan nilai pH menjadi nilai antara 5 – 6 yaitu antara kategori agak masam dan hampir mendekati netral . Pengukuran dengan memakai alat PUTS terhadap pameter nilai pH dilakukan pada saat tanam dengan kondisi tanah pada saat itu dalam keadaan macak-macak. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap peningkatan nilai pH

Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5

0 Sangat masam (<4) Sangat masam (<4) Sangat masam (<4) 10 Masam (4-5) Masam (4-5) Masam (4-5) 20 Agak masam (5-6) Masam (4-5) Masam (4-5) 30 Agak masam (5-6) Agak masam (5-6) Agak masam (5-6)

Analisis Sifat Biologi Tanah

Pengamatan Total Mikroba dalam Tanah.

Data hasil analisis tanah terhadap total mikroba dalam tanah dari masing- masing perlakuan setelah dilakukan perlakuan diperoleh hasil tertinggi terdapat pada perlakuan inkubasi 10 hari dengan dosis jerami 2,5 t/h yaitu 2,5 x 104 (spk/g tanah). Hasil ini masih tergolong kepada tanah yang kurang subur. Menurut Winarso (2005) menyebutkan jumlah populasi mikrobia pada tanah-tanah subur sebesar 108 sampai 109/g tanah. Hasil analisis tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap total mikroba dilokasi penelitian (spk/g tanah)

Lama inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha) Rata-rata

2,5 5,0 7,5

10 2,5 x 104 2,5 x 103 2,5 x 103 2,5 x 103 20 2,5 x 103 2,5 x 103 4,5 x 103 3,12 x 103 30 9,5 x 103 9,5 x 103 4,5 x 103 7,8 x 103 Rata-rata 4,8 x 103 4,8 x 103 3,8 x 103

Dari hasil analisis yang dilakukan di laboratorium terhadap total mikroba yang ada di dalam tanah diperoleh bahwa total mikroba yang paling tinggi terdapat pada perlakuan dosis jerami 2,5 t/ha dengan masa inkubasi 10 hari. Pada dosis jerami 5,0 t/ha dan 7,5 t/ha total mikroba di dalam tanah tidak terlalu berbeda

Analisis Sifat Fisika Tanah

Kerapatan Lindak/Bulk Density (BD)

Data hasil analisis tanah terhadap kerapatan lindak/bulk density dalam tanah dari masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 17 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 18. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan lindak/bulk density dalam tanah. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap nilai kerapatan lindak/bulk density disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap nilai kerapatan lindak (bulk density) pada lokasi penelitian (g/cm3)

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 0.97 0.95 0.99 0.97 a 10 0.89 0.89 0.88 0.88 b 20 0.86 0.87 0.86 0.86 b 30 0.85 0.84 0.83 0.84 b Rata-Rata 0.89 0.89 0.89

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Perlakuan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari terdapat perbedaan yang nyata jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa diinkubasi walaupun dari segi nilai rata-rata terdapat penurunan nilai bulk density. Semakin lama masa inkubasi nilai bulk density semakin kecil.

Pertumbuhan Tanaman

Tinggi Tanaman Umur 25 HST

Data hasil analisis tanah terhadap tinggi tanaman umur 25 HST dari masing- masing perlakuan disajikan pada Lampiran 19 dan hasil analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 20. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 25 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap tinggi tanaman umur 25 HST disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap tinggi tanaman (cm) umur 25 HST

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 40.54 43.33 41.38 41.75 a 10 44.71 44.25 47.04 45.33 b 20 44.42 45.34 44.84 44.86 b 30 47.13 46.09 46.59 46.60 b Rata-Rata 44.20 44.75 44.96

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada parameter tinggi tanaman perlakuan dengan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa diinkubasi. Antara masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata. Jika dilihat dari nilai rata-rata terdapa peningkatan, semakin lama masa inkubasi peningkatan tinggi tanaman semakin tinggi.

Jumlah Anakan pada Umur 25 HST

Data hasil analisis tanah terhadap jumlah anakan umur 25 HST dari masing- masing perlakuan disajikan pada Lampiran 21 dan hasil analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 22. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 25 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap jumlah anakan umur 25 HST disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata jumlah anakan (helai) umur 25 HST

Lama Inkubasi (I) (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 11.27 13.07 11.48 11.94 a 10 13.63 12.94 15.99 14.19 a 20 15.51 15.48 14.15 15.05 b 30 16.56 15.39 16.04 16.00 b Rata-Rata 14.24 14.22 14.42

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada parameter Jumlah anakan umur 25 HST tidak terdapat interaksi antara perlakuan dosis jerami dengan masa inkubasi. Tetapi terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan tanpa diinkubasi, diinkubasi 10 hst dengan perlakuan 20 hari dan 30 hari. Antara perlakuan dengan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata. Tetapi dari segi nilai rata-rata diperoleh hasil semakin lama masa inkubasi tinggi tanaman juga semakin tinggi.

Serapan K pada Saat Tanaman Umur 25 HST

Data hasil analisis tanah terhadap serapan hara K pada saat tanaman berumur 25 HST dari masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 23 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 24. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa masa inkubasi jerami maupun dosis jerami tidak berpengaruh nyata terhadap serapan hara K pada saat tanaman umur 25 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan

uji jarak Duncan terhadap serapan hara K pada saat tanaman berumur 25 HST disajikan pada Tabel 16.

Tabel 16. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata nilai serapan K pada umur 25 HST (g/tanaman)

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 0.15 0.27 0.36 0.26 a 10 0.53 0.51 0.55 0.53 b 20 0.51 0.58 0.55 0.55 b 30 0.57 0.57 0.58 0.57 b Rata-Rata 0.44 0.48 0.51

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada parameter serapan hara K terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan tanpa diinkubasi dengan diinkubasi (10 hari, 20 hari dan 30 hari). Antara perlakuan dengan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata. Tetapi dari segi nilai rata-rata diperoleh hasil semakin lama masa inkubasi jumlah serapan hara K juga semakin tinggi. Pemberian dosis jerami tidak terdapat perbedaan yang nyata.

Tinggi Tanaman Umur 35 HST

Data hasil analisis tanah terhadap tinggi tanaman umur 35 HST dari masing- masing perlakuan disajikan pada Lampiran 25 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 26. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa interaksi antara masa inkubasi jerami dengan pemberian dosis jerami berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman umur 35 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap tinggi tanaman umur 35 HST disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap tinggi tanaman (cm) umur 35 HST

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 62.00 a 62.50 a 63.13 a 62.54 10 64.83 a 63.92 a 69.59 b 66.11 20 64.67 a 68.66 b 66.55 b 66.63 30 68.59 b 70.23 b 69.67 b 69.49 Rata-Rata 65.02 66.33 67.23

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada baris dan kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada perlakuan dosis jerami 2,5 t/ha yang paling tinggi terdapat pada perlakuan masa inkubasi 30 hari, terdapat perbedaan yang nyata jika dibandingkan dengan masa inkubasi 20 hari, 10 hari dan tanpa diinkubasi. Pada perlakuan dosis jerami 5,0 t/ha antara perlakuan tanpa diinkubasi dengan diinkubasi 20 hari dan 30 hari terdapat perbedaan yang nyata. Sama halnya dengan pemberian dosis jerami 7,5 t/ha antara tanpa diinkubasi dengan diinkubasi terdapat perbedaan yang nyata. Antara perlakuan dengan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata. Tetapi dari segi nilai rata-rata diperoleh hasil semakin lama masa inkubasi tinggi tanaman juga semakin tinggi.

Jumlah Anakan pada Umur 35 HST

Data hasil analisis tanah terhadap jumlah anakan umur 35 hari setelah tanam dari masing-masing perlakuan disajikan pada Lampiran 27 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 28. Hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 35 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata jumlah anakan (helai) umur 35 HST

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 15.417 17.170 17.667 16,751 a 10 18.287 18.910 20.050 19,082 ab 20 20.270 20.053 20.660 20,328 b 30 20.103 20.770 20.553 20,476 b Rata-Rata 18,519 19,226 19,733

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Dari hasil analisis jumlah anakan umur 35 HST terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan tanpa diinkubasi dan 10 hari dengan diinkubasi 20 hari dan 30 hari. Sedangkan antara perlakuan masa inkubasi 20 hari dan 30 tidak terdapat perbedaan yang nyata. Jumlah anakan yang paling tinggi terdapat pada perlakuan masa inkubasi 30 hari dengan dosis jerami 5,0 t/ha (20,770).

Tinggi Tanaman Umur 45 HST

Data hasil analisis terhadap tinggi tanaman pada umur 45 HST dari masing- masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada lampiran 29 dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 30. Dari hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 45 HST. Hasil uji beda rataan disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap tinggi tanaman (cm) umur 45 HST

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 70.79 70.96 69.29 70.35 a 10 74.25 72.67 78.46 75.13 b 20 74.96 76.96 76.13 76.02 b 30 78.63 80.55 79.54 79.57 b Rata-Rata 74.66 75.28 75.86

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada parameter tinggi tanaman umur 45 hst terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan tanpa diinkubasi dengan diinkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari. Antara perlakuan dengan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak berbeda nyata. Tetapi dari segi nilai rata-rata diperoleh hasil semakin lama masa inkubasi tinggi tanaman juga semakin tinggi.

Jumlah Anakan Pada Umur 45 HST

Data hasil analisis tanah terhadap jumlah anakan umur 45 HST dari masing- masing perlakuan disajikan pada Lampiran 31 dan hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 32. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan masa inkubasi dengan dosis jerami jerami berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah anakan umur 45 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan terhadap jumlah anakan umur 45 hst disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata jumlah anakan (helai) umur 45 HST

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 17.23 20.00 20.51 19,25 c 10 20.26 20.49 22.67 21,14 b 20 22.67 23.18 24.00 23,28 a 30 22.67 22.96 24.02 23,21 a Rata-Rata 20,70 b 21,66 b 22,80 a

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Perlakuan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari terdapat perbedaan yang nyata jika dibandingkan masa inkubasi 10 hari. Masa inkubasi 10 hari berbeda nyata dengan tanpa diinkubasi. Dosis pemberian 2,5 t/ha dan 5,0 t/ha berbeda nyata dengan dosis 7,5 t/ha. Jumlah anakan umur 45 hari setelah tanam paling tinggi terdapat pada perlakuan 7,5 t/ha dengan masa inkubasi 30 hari.

Serapan Hara K Pada Umur 45 HST

Data hasil analisis terhadap serapan hara K pada umur 45 HST dari masing- masing perlakuan disajikan pada Lampiran 33 dan hasil analisis sidik ragamnya disajikan pada Lampiran 34. Dari hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan masa inkubasi dengan dosis jerami jerami berpengaruh nyata terhadap parameter terhadap serapan hara K pada umur 45 HST. Hasil uji beda rataan menggunakan uji jarak Duncan disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap nilai serapan hara K (g/tan) pada saat pertumbuhan vegetatif maksimum (umur 45 HST)

Lama Inkubasi Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 0.53 0.62 1.11 0.75 b 10 0.66 0.69 0.91 0.76 b 20 0.78 0.51 0.63 0.64 a 30 0.72 0.46 0.86 0.68 a Rata-Rata 0.67 0.57 0.88

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Pada parameter serapan hara K pada umur 45 HST (pertumbuhan vegetatif maksimum) tidak terdapat interaksi antara perlakuan dosis jerami dengan masa inkubasi. Tetapi terdapat perbedaan yang nyata pada perlakuan tanpa diinkubasi dengan diinkubasi 10 hari jika dibandingkan dengan 20 hari dan 30 hari. Antara perlakuan dengan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata. Tetapi dari segi nilai rata-rata diperoleh hasil semakin lama masa inkubasi jumlah serapan hara K semakin rendah.

Tinggi Tanaman Umur Produktif (saat panen umur 112 hari)

Data hasil analisis terhadap tinggi tanaman pada umur produktif (saat panen) dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 35 dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 36. Dari hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap umur produktif (saat panen). Hasil uji beda rataan terhadap tinggi tanaman umur produktif (saat panen) disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap tinggi tanaman umur produktif /pada saat tanaman dipanen (cm)

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 96.63 96.46 95.00 96.03 a 10 99.71 98.75 101.50 99.99 b 20 99.13 101.17 101.92 100.74 b 30 100.58 102.38 101.29 101.42 b Rata-Rata 99.01 99.69 99.93

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf dan kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Masa inkubasi (10 hari, 20 hari dan 30 hari) berbeda nyata dengan perlakuan tanpa inkubasi. Tetapi masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak berbeda nyata walaupu n dari segi nilai rata-rata terdapat perbedaan.

Jumlah Malai Produktif (saat panen)

Data hasil analisis terhadap jumlah malai pada umur produktif (saat panen) dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 37

dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 38. Hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan masa inkubasi jerami berpengaruh nyata terhadap jumlah malai umur produktif (saat panen). Hasil uji beda rataan terhadap jumlah malai (saat panen) disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap rata-rata jumlah malai produktif (saat panen umur 112 HST) (helai)

Lama Inkubasi (hari)

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 9.46 9.96 9.92 9.78 a 10 11.04 10.84 11.67 11.18 b 20 12.54 11.79 11.75 12.03 b 30 12.50 13.71 13.84 13.35 c Rata-Rata 11.39 11.58 11.79

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Masa inkubasi 10 hari, 20 dan 30 hari berbeda nyata dengan perlakuan tanpa diinkubasi. Jumlah malai yang tertinggi terdapat pada perlakuan masa inkubasi 30 hari dengan dosis 7,5 t/ha .

Serapan Hara K pada Saat Panen (diukur pada brankasan)

Hasil analisis terhadap serapan hara K pada saat panen masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 39. Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 40. Hasil tersebut diketahui bahwa perlakuan interaksi antara masa inkubasi dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap serapan hara K pada saat panen. Hasil uji beda rataannya disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap nilai serapan hara K (g/tan) pada saat tanaman panen umur 112 HST

Lama Inkubasi Dosis Jerami (J) (ton)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 0.96 b 1.20 b 0.60 a 0.92 10 1.02 b 0.79 a 0.85 b 0.89 20 0.81 a 0.89 b 0.73 a 0.81 30 0.80 a 0.87 b 0.72 a 0.80 Rata-Rata 0.90 0.93 0.72

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Tabel 24 terlihat serapan hara K pada perlakuan dengan dosis 2,5 t/ha pada masa inkubasi 10 hari dan tanpa diinkubasi berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari. Dosis perlakuan 5,0 t/ha masa inkubasi 10 hari berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanpa diinkubasi dan diinkubasi 20 hari dan 30 hari. Dosis jerami 7,5 t/ha perlakuan dengan masa 10 hari berbeda nyata jika dibandingkan dengan masa inkubasi 20 hari, 30 hari dan perlakuan tanpa diinkubasi. Nilai serapan hara yang paling tinggi terdapat pada perlakuan tanpa inkubasi dengan dosis 5,0 t.ha (1,20 g/tan).

Produksi Tanaman (Hasil Panen)

Berat 1000 biji (gram)

Data hasil analisis terhadap berat 1000 biji dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada lampiran 41 dan hasil analisis sidik ragam pada

Lampiran 42. Dari hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan antara masa inkubasi jerami dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap berat 1000 biji. Hasil uji beda rataan terhadap berat 1000 biji disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap berat 1000 biji (g) Lama Inkubasi Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 24.77 24.76 22.73 23,76 a 10 27.52 27.10 28.80 28,50 b 20 28.89 28.11 29.32 30,70 b 30 28.23 28.52 29.70 30,22 b Rata-Rata 27,11 b 28,37 b 29,41 a 28,30 Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Tabel 25 terlihat bahwa perlakuan dengan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari berbeda nyata jika dibandingkan dengan tanpa diinkubasi. Masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari tidak terdapat perbedaan yang nyata, walupun dari segi rata- rata nilai terdapat perbedaan. Semakin lama masa inkubasi maka berat 1000 biji semakin tinggi. Perlakuan dengan dosis 2,5 t/ha dan 5,0 t/ha berbeda nyata jika dibandingkan dengan dosis 7,5 t/ha. Berat 1000 biji yang paling tinggi terdapat perlakuan masa inkubasi 30 hari dengan dosis 7,5 t/ha.

Kadar Air Gabah

Data hasil analisis terhadap kadar air gabah dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 43 dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 44. Dari hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa interaksi perlakuan antara masa inkubasi jerami dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap kadar air gabah. Hasil uji beda rataan terhadap kadar air gabah disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap kadar air gabah (%)

Lama Inkubasi

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 20.18 a 20.29 a 20.82 a 20,43 10 19.18 ab 19.67 ab 20.38 a 19,74 20 20.07 a 19.70 ab 19.15 b 19,64 30 18.73 b 19.02 b 18.02 c 18,59 Rata-Rata 19,54 19,67 19,59 19,60

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Tabel 26 dapat dilihat bahwa perlakuan dengan dosis 2,5 t/ha antara perlakuan masa inkubasi 20 hari dan tanpa diinkubasi terdapat perbedaan yang nyata jika dibandingkan dengan masa inkubasi 30 hari. Pemberian dosis jerami 5,0 t/ha terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan masa inkubasi 30 hari dengan tanpa diinkubasi. Dosis jerami 7,5 t/ha terdapat perbedaan yang nyata antara masa inkubasi 10 dan tanpa diinkubasi jika dibandingkan dengan masa inkubasi 20 hari dan 30 hari.

Produksi t/ha

Data hasil analisis terhadap produksi t/ha dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 45 dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 46. Hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan antara masa inkubasi dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap berat 1000 biji. Hasil uji beda rataan terhadap produksi t/ha disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap produksi (t/ha)

Lama Inkubasi Dosis Jerami t/ha

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 4.48 4.52 4.29 4.43 a 10 5.41 5.70 5.94 5.68 b 20 6.12 6.14 6.46 6.24 b 30 6.70 6.85 7.21 6.92 b Rata-Rata 5.68 a 5.80 b 5.98 b 6,00

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan

Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa perlakuan jerami tanpa diinkubasi berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan masa inkubasi 10 hari, 20 hari dan 30 hari. Pada ketiga taraf masa inkubasi (10 hari, 20 hari dan 30 hari) tidak terdapat perbedaan yang nyata. Jika dilihat dari nilai rata-rata terdapat perbedaan. Semakin lama masa inkubasi maka produksi hasil semakin tinggi. Produksi yang paling tinggi terdapat pada perlakuan masa inkubasi 30 hari dengan dosis 7,5 t/ha.

Persen Gabah Isi per Rumpun

Data hasil analisis terhadap persen gabah isi per rumpun dari masing-masing perlakuan dan data hasil amatan disajikan pada Lampiran 47 dan hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 48. Dari hasil analisis sidik ragam tersebut diketahui bahwa perlakuan antara masa inkubasi jerami dengan dosis jerami berpengaruh nyata terhadap berat 1000 biji. Hasil uji beda rataan terhadap produksi t/ha disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28. Pengaruh masa inkubasi dan dosis jerami terhadap persen gabah isi per rumpun

Lama Inkubasi

Dosis Jerami (t/ha)

2,5 5,0 7,5 Rata-Rata 0 88.23 86.62 83.13 85.99 a 10 86.79 90.22 90.34 89.12 a 20 94.62 95.78 94.38 94.92 b 30 94.02 94.90 96.64 95.19 b Rata-Rata 90.92 91.88 91.12

Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang

Dokumen terkait