• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN PETANI DESA

D. Tradisi Keagamaan

Dalam masyarakat Desa Kemantren banyak sekali tradisi keagamaan. Karena Desa ini mayoritas Islam NU-nya 89.25% , Muhammadiyah 10 %, dan 0,75 % pengikut Tarekat Syadziliyah.23 Karena Desa ini mayoritasnya Islam NU membuat Desa ini kental akan tradisi lokalnya. Kekentalan Islam dengan memadukan budaya lokal membuat terasa sekali penyebaran Islam oleh para wali songo di daerah Jawa terutama di Desa Kemantren kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

Selain itu, di Desa Kemantren terdapat makam Syeikh Maulana Ishaq yang mana beliau merupakan ayah dari Sunan Giri yang lokasinya terdapat disebelah kiri masjid al-Abror. Desa ini sangat kental dengan tradisi-tradisi yang diidentifikasi sebagai masyarakat dengan kebudayaan pesisir, meskipun dalam mata pencaharianya kebanyakan adalah petani. Dengan demikian kebudayaan

21

Nur Hadi, Wawancara, Kantor Kepala Desa Kemantren, 5 Febuari 2017 pukul 19.00

WIB.

22

Marhamim, Wawancara, di rumahnya RT.01/RW.01 Desa Kemantren, 4 Febuari 2017

pukul 16.00.

23

Nur Hadi, Wawancara, Kantor Kepala Desa Kemantren, 5 Febuari 2017 pukul 19.00

66

pesisir tidak identik dengan komunitas nelayan, akan tetapi terdiri dari berbagai komunitas yang ada di desa ini. Dan yang paling menonjol yaitu komunitas petani dan nelayan, meskipun profesi petani lebih banyak dari pada profesi nelayan. Desa ini merupakan Desa yang mempunyai beberapa tradisi keagamaan yang unik dan beda dari Desa lain. Ada beberapa tradisi lokal yang tetap terlestari sampai saat ini di Desa Kemantren, diantaranya yaitu:

1. Tradisi pleret.

Tradisi ini ada pada saat pernikahan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Tradisi ini berlangsung sehari setelah pernikahan berlangsung. Tradisi ini dilakukan dengan membagikan makanan ketetangga sekitar. Makanan yang dibagikan yaitu berupa jajanan cenil, nasi karak (nasi akin), dan nasi ketan yang telah dikukus.

Yang unik dari tradisi pleret ini yaitu terlatak pada salah satu makanan

yang dibagikanya berbeda dari tradisi pada umunya yaitu nasi karak (nasi akin). Yang mana nasi karak (nasi akin) ini sebagai simbol meleburnya

hal-hal buruk, dimaksudkan agar tidak terjadi pertengkaran dalam membina rumah tangga dan membina jalinan antara dua keluarga. Tradisi ini dimaksudkan supaya pernikahan yang berlangsung itu tidak ada gangguan dan tetap langgeng.

2. Tradisi Procotan.

Tradisi perocot yaitu tradisi slametan pada orang hamil. Tradisi ini

diadakan saat kehamilan wanita berumur 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan, sampai 7 bulan. Dalam tradisi ini terdapat rujak sepat (kelapa). Filosofi dari

67

adanya rujak pada tradisi perocot yaitu rujak berasal dari kata “Rojak” (bahasa arab) yang berarti harapan, do’a dari bentuk perbuatan. Sehingga tujuan dari adanya rujak sepat pada tradisi perocot yaitu harapan dari

orang tua bayi itu sesuai. Dan tujuan dari adanya tradisi perocot yaitu mendo’akan keselamatan Ibu serta bayi yang dikandung, dan ungkapan dari kegembiraan akan hadirnya seoraang anak.

3. Tradisi makan bayi

Tradisi makan bayi ini sebenarnya sama dengan tradisi selametan pada umumnya saat bayi lahir. Yang membuat beda tradisi ini yaitu namanya yang sedikit ekstrim. Mungkin karena akulturasi masyarakat Desa ini berada di pesisir pantai, yang mana bicaranya keras dan kasar. Inti dari tradisi ini yaitu menyelamati bayi yang lahir. Acaranya yaitu di rumah warga yang mana dalam keluarga itu ada yang melahirkan. Dalam acara ini yaitu mengundang tentangga sekitar untuk hadir dan acaranya makan- makan serta mendo’akan bayi yang baru lahir tersebut.24

4. Tradisi dulkadiran

Tradisi dulkadiran yaitu tradisi ini berlangsung saat panen tiba.

Tradisi ini selain untuk menyelameti panen tiba juga ditujukan sebagai acara slametan untuk menyelameti makam gong, yang mana makam tersebut berada di tengah sawah. makam gong ini hanya ada di beberapa sawah milik warga Desa Kemantren, sehingga yang mengadakan acara tersebut hanya orang yang disawahnya ada makamnya. Acaranya yaitu

24

Sriwayuti, Wawancara, di rumahnya RT.01/RW.01 Desa Kemantren, 6 Febuari 2017

68

menyembelih ayam jawa atau ayam yang bulunya putih dan membuat nasi gurih dan yang diundang hanya 7 tujuh orang yang lebih mengerti mengenai agama. Setelah itu, malamnya ada pengajian dan ngirim do’a.25 Maksud dari tradisi ini yaitu supaya kedepanya panen yang didapat itu berlimpah. Dengan seiring perkembangan zaman tradisi ini mulai punah, akan tetapi masih ada beberapa warga yang tetap mempertahankan tradisi tersebut sebagai upaya untuk mempertahankan tradisi dan sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberi kelimpahan harta yaitu berupa hasil panen yang didapat.26

5. Tradisi Muludan (Maulid Nabi)

Tradisi ini diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi Muludan ini dilaksanakan pada setiap bulan Rabi’ul Awal (bulan Maulid). Biasanya dilaksanakan oleh setiap rumah secara bergantian pada bulan maulid, ataupun dilaksanakan di tengah-tengah perkampungan, masjid atau Musholla. Dalam tradisi Muludan (Maulid

Nabi) di Desa kemantren ini tidak adanya brayaan seperti muludan

(Maulid Nabi) pada umumnya. 6. Tradisi kematian (tahlilan).

Tradisi ini bertujuan untuk mendo’akan orang yang meninggal dunia dengan dihadiri tetangga maupun kerabat dekat. Biasanya dilaksanakan pada hari pertama sampai ke tujuh, empat puluh hari, seratus hari, dan

25

Ujub, Wawancara, di rumahnya RT.01/RW.02 Desa Kemantren, 9 April 2017 pukul

16.30 WIB.

26

Sutrani, Wawancara, di rumahnya RT.01/RW.01 Desa Kemantren, 4 Febuari 2017

69

seribu hari. Rangkaian acara pada tradisi ini yaitu setiap pagi ke makam dan malamnya tahlilan.27

7. Tradisi selametan sebelum puasa

Tradisi selametan sebelum puasa berlangsung sehari sebelum puasa. Tradisi ini berlangsung disetiap RT. Saat ada tradisi ini, perkampungan menjadi ramai dan banyak warga yang membaur satu sama lain. Dalam tradisi ini, setiap warga mengelilingi atau memasuki setiap rumah dan didalam rumah itu acaranya yaitu do’a bersama dan dapat berkat. Tradisi ini berlangsung selama satu hari pada saat sehari sebelum puasa.

8. Selametan sebelum hari raya

Tradisi ini sama dengan tradisi selametan sebelum puasa yaitu berlangsung sehari sebelum hari raya. Dalam tradisi ini, setiap warga mengelilingi atau memasuki setiap rumah dan didalam rumah itu acaranya yaitu do’a bersama dan dapat berkat. Tradisi ini berlangsung selama satu hari pada saat sehari sebelum hari raya. Pada tradisi ini suasana kampung lebih ramai dari tradisi selametan sebelum puasa karena banyak warganya yang pulang kampung untuk merayakan hari raya bersama keluarga tercinta. Tradisi ini sama halnya dengan selametan sebelum puasa yang diadakan setiap RT.

9. Selametan sesudah hari raya

Tradisi ini sama dengan tradisi selametan sebelum hari raya yaitu berlangsung sehari sesudah hari raya. Dalam tradisi ini, setiap warga

27

Nur Hadi, Wawancara, Kantor Kepala Desa Kemantren, 5 Febuari 2017 pukul 19.00

70

mengelilingi atau memasuki setiap rumah dan didalam rumah itu acaranya yaitu do’a bersama dan dapat berkat. Tradisi ini berlangsung selama satu hari pada saat sehari sebelum hari raya. Tradisi ini sama halnya dengan selametan sebelum hari raya yang diadakan setiap RT.28

Selain itu, yang menarik dari tradisi keagamaan Desa Kemantren ini yaitu saat acara keagamaan berlangsung seperti diba’an, tahlilan dan sebagainya yang mana berkat yang dibagikan berupa barang-barang mentah. Biasanya berkat yang dibagikan pada acara keagamaan itu berupa makanan siap makan (berupa kue basah), akan tetapi di Desa Kemantren ini berkatnya berupa barang mentah dan barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti ditergen, sabun cuci piring, telur dan beras, dan sebagainya. Menurut Ibu Sutrani, bahwa berkat itu berupa barang mentah dan barang-barang kebutuhan rumah tangga sebab zaman sekarang kue- kue sudah jarang diminati masyarakat. Alasanya juga karena mengingat kue basah tidak bertahan lama dan cepat basi, dan juga alasan lainya lebih praktis jika memilih barang mentah dan barang-barang kebutuhan rumah tangga.29

Dokumen terkait