• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic Trading System (JATS) Trading System (JATS)

BAB III. AKIBAT HUKUM TERJADI WANPRESTASI BAGI PIHAK TRANSAKSI DI PASAR MODAL DALAM SISTEM JATS, Bab ini

ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC

E. Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic Trading System (JATS) Trading System (JATS)

Hubungan pertama dalam melakukan investasi di Pasar Saham di BEI adalah hubungan antara Investor dengan Perusahaan Efek atau lebih dikenal dengan Perusahaan Sekuritas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan transaksi antara Investor dengan PerusahaanEfek/Perusahan Sekuritas:

1. Pembukaan Rekening

Seseorang yang akan menginvestasikan (Investor) uangnya di pasar modal dalam bentuk pembelian saham, tentunya tidak bisa langsung membeli di Bursa Efek Indonesia. Ia wajib menempuh prosedur-prosedur yang sekaligus merupakan mekanisme jual/beli dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Efek adalah gerbang utama daripada investor.

Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan Deposit atau sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi yang mulai dari Rp. 50.000.000,- . Perusahaan Efek merupakan suatu lembaga yang dapat melakukan kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi, penasihat investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Perusahaan Efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai peran strategis dalam menjaga kelangsungan Pasar Modal. Oleh karena itu, otoritas pasar modal yaitu BAPEPAM telah menetapkan berbagai ketentuan operasional dalam melakukan kegiatan Perusahaan Efek.

Perusahaan efek dituntut untuk memelihara likuiditas yang cukup sehingga mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Sebagai contoh, apabila Perusahaan

Efek melakukan transaksi pembelian efek untuk nasabah dan nasabah tersebut tidak dapat menyerahkan dana pada waktu yang ditentukan, maka Perusahaan Efek wajib melakukan pembayaran atas transaksi efek untuk nasabahnya tersebut. Perusahaan Efek yang dimaksud diatas adalah perusahaan efek yang telah menjadi Anggota Bursa Efek dan telah memperoleh izin dari BAPEPAM.

2. Perintah Jual Beli dengan menggunakan JATS

Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan. Semua transaksi akan dikirim ke system computer Jakarta Automatic Trading System yang disingkat dengan JATS.

3. Netting,pemindahbukuan antar rekening, dan hasil penyelesaian transaksi - Netting

Pada proses ini akan terjadi Netting. Netting adalah kegiatan Kliring yang dilakukan oleh KPEI yang menimbulkan hak dan kewajiban setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah Efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan.

Setelah netting akan dilakukan pemindah bukuan antar rekening. Setelah itu, Hasil penyelesaian transaksi disampaikan kepada masing-masing perusahaan efek. Proses penyelesaian transaksi biasanya membutuhkan waktu tiga hari.

Hubungan kedua yang dilakukan oleh investor dalam melakukan investasi adalah hubungan antara investor dengan Bursa Efek Indonesia. Hubungan ini terjadi bila investor sudah melaksanakan hubungan awal yang telah dijelaskan diatas yaitu hubungan antara investor dengan Perusahaan Efek atau Perusahaan Sekuritas. Sebelum memasuki penjelasan mengenai hubungan Investor dengan BEI, perlulah memahami secara singkat mengenai Harga Saham, Pemantauan atas harga saham oleh investor serta jenis-jenis Index di BEI. Harga Saham Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimaksukkan ke system JATS. Order yang terjadi pada JATS dapat berupa:

a. Penawaran Pasar b. Permintaan Pasar

Perlu diingat bahwa BEI, anggota bursa ataupun emiten tidak mempengaruhi atau tidak terlibat dalam pembentukan harga. Di lantai perdagangan BEI terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu.

Para Investor dapat memantau pergerakan atau posisi harga saham melalui beberapa cara, antara lain:

a. Memantau pergerakan harga saham melalui monitor yang terdapat di kantor Perusahaan Efek

b. Melihat pergerakan saham melalui situs web bursa atau fasilitas internet lainnya

c. Melihat perubahan saham di harian atau surat kabar d. Memantau melalui radio

Terdapat tiga segmen Pasar di Bursa Efek Indoneksia yaitu:

a. Pasar Reguler : Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3).

b. Pasar Negosiasi : Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction Market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek.

c. Pasar Tunai : Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0).

Bursa Efek memasuki era perdagangan yang sepenuhnya elektronik, sehingga terjadi peningkatan kegiatan transaksi yang sangat pesat, hal ini tentu harus diimbangi dan diiringi dengan tuntutan penyelesaian transaksi yang cepat demi menjaga keselamatan dan keamanan transaksi, serta perlindungan hukum kepada semua pihak, terutama bagi investor.

Mengingat transaksi yang dilakukan di BEI mayoritas dalam bentuk saham, sebagai barang berharga saham harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi agar terhindar dari berbagai jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko hilang, rusak, dipalsukan, dicuri bahkan terjadi gagal serah dan gagal bayar yang merugikan investor. Tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar di BEI, dan proses penyelesaian transaksi akan berjalan lamban sehingga menimbulkan bahaya bagi sistem perdagangan saham, yaitu pasar menjadi tidak efisien.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mengantisipasi peningkatan transaksi saham dan demi mewujudkan kegiatan pasar modal yang lebih teratur, efisien dan aman berdasarkan amanat Undang-undang Pasar Modal adalah dengan terlaksananya sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system) dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan (book entry settlement), sehingga tidak ada lagi pergerakan saham secara fisik. Pelaksanaan scripless trading system ini juga merupakan tuntutan kebutuhan pasar agar lebih kompetitif dan berdaya saing global dalam menuju pasar modal yang modem sesuai dengan rekomendasi IOSCO (Organisasi Bapepam se Dunia).

Dalam pelaksanaan scripless trading, BEI sebagai penyelenggara transaksi yang berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.

Mekanisme pelaksanaan scripless trading sarat dengan teknologi canggih, dan untuk mencapai tujuan menuju scripless trading tentu banyak kendala yang dihadapi baik oleh KPEI maupun KSEI yang bersifat internal yakni SDM maupun ekstemal yaitu teknologi dan para pelaku bursa, juga kendala yang bersifat yuridis. Terhadap risiko yang mungkin timbul, KPEI telah mengantisipasinya dengan pengendalian risiko dan KSEI dengan melakukan pengamanan operasional.

BAB III

AKIBAT HUKUM TERJADI WANPRESTASI BAGI PIHAK TRANSAKSI