• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSFER DEPO TIPE I & II

Dalam dokumen Penyusunan Rencana Induk Sistem Persampahan (Halaman 27-33)

e) demikian seterusnya sampai rit terakhir.

(2) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 2 dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.7 Pola Pengangkutan Sampah dengan Sistem Pengosongan

Kontainer Cara 2 Keterangan sistem ini :

a) kendaraan dari pool menuju container isi pertama untuk mengangkat sampah ke TPA;

b) dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi ke dua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke TPA;

c) demikian seterusnya sampai pada rit terakhir;

d) pada rit terakhir dengan kontainer kosong, dari TPA menuju ke lokasi kontainer pertama, kemudian truk kembali ke Pool tanpa Kontainer;

e) sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu (misal : pengambilan pada jam tertentu, atau mengurangi kemacetan lalu lintas).

(3) pola pengangkutan sampah dengan sistem pengosongan kontainer cara 3 dapat dilihat pada gambar berikut, dengan proses :

Gambar 3.8 Pola Pengangkutan Sampah Dengan Sistem Pengosongan

Keterangan sistem ini:

a) kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kososng menuju ke lokasi kontainer isi untuk mengganti /mengambil dan langsung rnembawanya ke TPA:,

b) kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke kontainer isi berikutnya;

c) demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.

(4) Pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk pemadat atau dump truk atau trek biasa dapat dilihat pada gambar berikut, dengan proses : ISI KONTAINER

DIKOSONGKAN KONTAINER

Gambar 3.9 Pola Pengangkutan Sampah dengan Sistem Kontainer Tetap

Keterangan

a) kendaran dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam truk compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong;

b) kendaraan menuju ke kontainer berikutnya sehingga truk penuh, untuk kemudian langsung ke TPA;

c) demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.

Pengangkutan Sampah Hasil Pemilahan

Pengangkutan sampah kering yang bernilai ekonomi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Peralatan Pengangkut Alat Pengangkut Sampah

1) persyaratan alat pengangkut yaitu :

(1) alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring;

(2) tinggi bak maksimum 1,6 rn; (3) sebaiknya ada alat ungkit;

(4) kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang akan dilalui;

2) jenis peralatan dapat berupa : (1) truk (ukuran besar atau kecil) (2) dump truk/tipper truk;

(3) arm roll truk; (4) truk pemadat; (5) truck dengan crane; (6) mobil penyapu jalan; (7) truk gandengan.

6. Pengolahan

Teknik-teknik pengolahan sampah dapat berupa : 1) Pengomposan :

a) berdasarkan kapasitas ( individual, komunal, skala lingkungan);

b) berdasarkan proses (alami, biologis dengan cacing, biologis dengan mikro organisme, tambahan).

2) Insinerasi yang berwawasan lingkungan 3) Daur ulang

a) sampah an organik disesuaikan dengan jenis sampah;

b) menggunakan kembali sampah organik sebagai makanan ternak. 4) Pengurangan volume sampah dengan pencacahan atau pemadatan; 5) Biogasifikasi (pemanfaatan energi hasil pengolahan sampah).

Rincian masing-masing Teknik Pengolahan Sampah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Pembuangan Akhir

Persyaratan

Persyaratan Umum dan teknis lokasi pembuangan akhir sampah sesuai dengan SNI 03 3241 1994 mengenai Tata Cara Pemilihan lokasi TPA.

Metode Pembuangan Akhir Sampah Kota

Metode pembuangan akhir sampah kota dapat dlakukan sebagai berikut : 1) penimbunan terkendali termasuk pengolahan lindi dan gas;

2) lahan urug saniter termasuk pengolahan lindi dan gas;

3) metode penimbunan sampah untuk daerah pasang surut dengan sistem kolam (an aerob, fakultatif, maturasi).

Rincian masing-masing metode pembuangan akhir sampah kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.2.1.3 Pengelola Sampah di Permukiman

1. Klasifikasi Pengelolaan , Tipe Bangunan dan TPS

a) Klasifikasi pengelolaan

Klasifikasi pengelolaan berdasarkan lingkungan permukiman yang ada yaitu : 1) 1 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 150 – 250 jiwa ( 30 – 50 rumah) 2) 1 Rukun Warga : 2.500 jiwa (± 500 rumah)

3) 1 Kelurahan : 30.000 jiwa penduduk (± 6.000 rumah) 4) 1 Kecamatan : 120.000 jiwa (± 24.000 rumah)

b) Klasifikasi tipe bangunan sebagai berikut : 1) tipe rumah

(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70 (b) Sedang yang setara dengan Tipe 45 - 54 (c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21 2) sarana umum/sosial

3) bangunan komersial c) Klasifikasi TPS

Klasifikasi TPS sebagai berikut : 1) TPS tipe I

Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :

(a) Ruang pemilahan (b) Gudang

(c) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container (d) Luas lahan ± 10 - 50 m2

2) TPS tipe II

Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :

(a) Ruang pemilahan ( 10 m2)

(b) Pengomposan sampah organik ( 200 m2) (c) Gudang ( 50 m2)

(d) Tempat pemindah sampah dilengkapi dengan landasan container (60 m2) (e) Luas lahan ± 60 – 200 m2

3) TPS tipe III

Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :

(a) Ruang pemilahan ( 30 m2)

(c) Gudang ( 100 m2)

(d) Tempat pemindah sampah dilengkapi dengan landasan container (60 m2) (e) Luas lahan > 200 m2

2. Spesifikasi Peralatan dan Bangunan

Tempat Pengolahan sampah terpadu yang mengedepankan program 3R harus mempunyai peralatan dan bangunan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Spesifikasi peralatan dan bangunan minimal yang digunakan pada TPS dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Spesifikasi Peralatan dan Bangunan

No Jenis Peralatan Kapasitas Pelayanan Umur Teknis

Volume KK Jiwa (Tahun)

1 Wadah komunal 0,5 - 1,0m3 20 - 40 100 -200 2 Komposter komunal 0,5 - 1,0m3 10 - 20 50 - 100 3 Alat pengumpul :

1 m3 128 640 2 - 3 Gerobak Sampah Bersekat/Sejenisnya

4 Container Armroll Truk 6 m3 640 3.200

10 m3 1.375 5.330 5 - 8 5 TPS

Tipe I 100 m3 500 2.500 20

Tipe II ± 300 m3 6000 30.000 Tipe III ± 1000 m3 24.000 120.000 6 Bangunan pendaur ulang

150 m2 600 3.000 20 sampah skala lingkungan

Kebutuhan minimal peralatan, bangunan dan personil pengelola berdasarkan klasifikasi rumah dapat dihitung sebagai berikut :

a) Menghitung jumlah rumah mewah A =

mewah

rumah

rasio

rasio

jumlah

X jumlah jiwa di lingkungan b) Menghitung jumlah rumah sedang

B =

sedang

rumah

rasio

rasio

jumlah

X jumlah jiwa di lingkungan c) Menghitung jumlah rumah sederhana

C =

sederhana

rumah

rasio

rasio

jumlah

d) Menghitung jumlah wadah sampah komunal =

Fp

Wadah x

Kapasitas

Pa)

x

Ts

x

(D

Pa)

x

Ts

x

Jj

x

(C 

- Menghitung jumlah alat pengomposan individual 60 L = Jumlah rumah mewah

- Menghitung jumlah alat pengomposan komunal 1000 L =

Kp

Jj

D

B 



- Menghitung jumlah alat pengumpul (gerobak/becak sampah/motor sampah/mobil bak) kapasitas 1 m3 di perumahan

=

Rk

x

fp

Kk x

halaman

sampah

%

C)

di

Ts

(Jml

D)

B

(A

di

anorganik

sampah

(Jml    

dengan :

A = Jumlah Rumah Mewah B = Jumlah Rumah Sedang C = Jumlah Rumah Sederhana D = Jumlah Jiwa di Rumah susun Jj = jumlah jiwa per rumah

Ts = Timbulan sampah (L/orang atau unit/hari) = (Kota Besar = 3 L/org/hari ; Kota Kecil = 2,5 L/org/hari)

Pa = Persentase sampah anorganik Kk = Kapasitas Alat Pengumpul Fp = Faktor pemadatan alat = 1,2 Rk = Ritasi alat pengumpul

JP = Jumlah Penduduk Kp = Kapasitas pelayanan

- Menghitung jumlah alat pengumpulan secara langsung (truk) =

Ritasi

x

1,2

Truk x

Kapasitas

Hari

/

(TsTaman)

jalan)

(Ts 

- Menghitung jumlah container untuk kebutuhan perumahan CP =

Rk

x

Fp

x

Container

Kapasitas

Ts

Jumlah

x

40)%

sampai

(30

- Menghitung jumlah container untuk kebutuhan komersial dan fasilitas umum CPN =

Ritasi

x

Fp

x

KC

Fasum)

Dalam dokumen Penyusunan Rencana Induk Sistem Persampahan (Halaman 27-33)

Dokumen terkait