e) demikian seterusnya sampai rit terakhir.
(2) Pola pengangkutan dengan sistem pengosongan kontainer cara 2 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.7 Pola Pengangkutan Sampah dengan Sistem Pengosongan
Kontainer Cara 2 Keterangan sistem ini :
a) kendaraan dari pool menuju container isi pertama untuk mengangkat sampah ke TPA;
b) dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi ke dua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk diangkut ke TPA;
c) demikian seterusnya sampai pada rit terakhir;
d) pada rit terakhir dengan kontainer kosong, dari TPA menuju ke lokasi kontainer pertama, kemudian truk kembali ke Pool tanpa Kontainer;
e) sistem ini diberlakukan pada kondisi tertentu (misal : pengambilan pada jam tertentu, atau mengurangi kemacetan lalu lintas).
(3) pola pengangkutan sampah dengan sistem pengosongan kontainer cara 3 dapat dilihat pada gambar berikut, dengan proses :
Gambar 3.8 Pola Pengangkutan Sampah Dengan Sistem Pengosongan
Keterangan sistem ini:
a) kendaraan dari pool dengan membawa kontainer kososng menuju ke lokasi kontainer isi untuk mengganti /mengambil dan langsung rnembawanya ke TPA:,
b) kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju ke kontainer isi berikutnya;
c) demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.
(4) Pola pengangkutan sampah dengan sistem kontainer tetap biasanya untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk pemadat atau dump truk atau trek biasa dapat dilihat pada gambar berikut, dengan proses : ISI KONTAINER
DIKOSONGKAN KONTAINER
Gambar 3.9 Pola Pengangkutan Sampah dengan Sistem Kontainer Tetap
Keterangan
a) kendaran dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan ke dalam truk compactor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong;
b) kendaraan menuju ke kontainer berikutnya sehingga truk penuh, untuk kemudian langsung ke TPA;
c) demikian seterusnya sampai dengan rit terakhir.
Pengangkutan Sampah Hasil Pemilahan
Pengangkutan sampah kering yang bernilai ekonomi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Peralatan Pengangkut Alat Pengangkut Sampah
1) persyaratan alat pengangkut yaitu :
(1) alat pengangkut sampah harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring;
(2) tinggi bak maksimum 1,6 rn; (3) sebaiknya ada alat ungkit;
(4) kapasitas disesuaikan dengan kelas jalan yang akan dilalui;
2) jenis peralatan dapat berupa : (1) truk (ukuran besar atau kecil) (2) dump truk/tipper truk;
(3) arm roll truk; (4) truk pemadat; (5) truck dengan crane; (6) mobil penyapu jalan; (7) truk gandengan.
6. Pengolahan
Teknik-teknik pengolahan sampah dapat berupa : 1) Pengomposan :
a) berdasarkan kapasitas ( individual, komunal, skala lingkungan);
b) berdasarkan proses (alami, biologis dengan cacing, biologis dengan mikro organisme, tambahan).
2) Insinerasi yang berwawasan lingkungan 3) Daur ulang
a) sampah an organik disesuaikan dengan jenis sampah;
b) menggunakan kembali sampah organik sebagai makanan ternak. 4) Pengurangan volume sampah dengan pencacahan atau pemadatan; 5) Biogasifikasi (pemanfaatan energi hasil pengolahan sampah).
Rincian masing-masing Teknik Pengolahan Sampah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Pembuangan Akhir
Persyaratan
Persyaratan Umum dan teknis lokasi pembuangan akhir sampah sesuai dengan SNI 03 3241 1994 mengenai Tata Cara Pemilihan lokasi TPA.
Metode Pembuangan Akhir Sampah Kota
Metode pembuangan akhir sampah kota dapat dlakukan sebagai berikut : 1) penimbunan terkendali termasuk pengolahan lindi dan gas;
2) lahan urug saniter termasuk pengolahan lindi dan gas;
3) metode penimbunan sampah untuk daerah pasang surut dengan sistem kolam (an aerob, fakultatif, maturasi).
Rincian masing-masing metode pembuangan akhir sampah kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.2.1.3 Pengelola Sampah di Permukiman
1. Klasifikasi Pengelolaan , Tipe Bangunan dan TPS
a) Klasifikasi pengelolaan
Klasifikasi pengelolaan berdasarkan lingkungan permukiman yang ada yaitu : 1) 1 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 150 – 250 jiwa ( 30 – 50 rumah) 2) 1 Rukun Warga : 2.500 jiwa (± 500 rumah)
3) 1 Kelurahan : 30.000 jiwa penduduk (± 6.000 rumah) 4) 1 Kecamatan : 120.000 jiwa (± 24.000 rumah)
b) Klasifikasi tipe bangunan sebagai berikut : 1) tipe rumah
(a) Mewah yang setara dengan Tipe > 70 (b) Sedang yang setara dengan Tipe 45 - 54 (c) Sederhana yang setara dengan Tipe 21 2) sarana umum/sosial
3) bangunan komersial c) Klasifikasi TPS
Klasifikasi TPS sebagai berikut : 1) TPS tipe I
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan (b) Gudang
(c) Tempat pemindahan sampah yang dilengkapi dengan landasan container (d) Luas lahan ± 10 - 50 m2
2) TPS tipe II
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan ( 10 m2)
(b) Pengomposan sampah organik ( 200 m2) (c) Gudang ( 50 m2)
(d) Tempat pemindah sampah dilengkapi dengan landasan container (60 m2) (e) Luas lahan ± 60 – 200 m2
3) TPS tipe III
Tempat pemindahan sampah dari alat pengumpul ke alat angkut sampah yang dilengkapi dengan :
(a) Ruang pemilahan ( 30 m2)
(c) Gudang ( 100 m2)
(d) Tempat pemindah sampah dilengkapi dengan landasan container (60 m2) (e) Luas lahan > 200 m2
2. Spesifikasi Peralatan dan Bangunan
Tempat Pengolahan sampah terpadu yang mengedepankan program 3R harus mempunyai peralatan dan bangunan yang sesuai dengan standar yang berlaku. Spesifikasi peralatan dan bangunan minimal yang digunakan pada TPS dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Spesifikasi Peralatan dan Bangunan
No Jenis Peralatan Kapasitas Pelayanan Umur Teknis
Volume KK Jiwa (Tahun)
1 Wadah komunal 0,5 - 1,0m3 20 - 40 100 -200 2 Komposter komunal 0,5 - 1,0m3 10 - 20 50 - 100 3 Alat pengumpul :
1 m3 128 640 2 - 3 Gerobak Sampah Bersekat/Sejenisnya
4 Container Armroll Truk 6 m3 640 3.200
10 m3 1.375 5.330 5 - 8 5 TPS
Tipe I 100 m3 500 2.500 20
Tipe II ± 300 m3 6000 30.000 Tipe III ± 1000 m3 24.000 120.000 6 Bangunan pendaur ulang
150 m2 600 3.000 20 sampah skala lingkungan
Kebutuhan minimal peralatan, bangunan dan personil pengelola berdasarkan klasifikasi rumah dapat dihitung sebagai berikut :
a) Menghitung jumlah rumah mewah A =
mewah
rumah
rasio
rasio
jumlah
X jumlah jiwa di lingkungan b) Menghitung jumlah rumah sedang
B =
sedang
rumah
rasio
rasio
jumlah
X jumlah jiwa di lingkungan c) Menghitung jumlah rumah sederhana
C =
sederhana
rumah
rasio
rasio
jumlah
d) Menghitung jumlah wadah sampah komunal =
Fp
Wadah x
Kapasitas
Pa)
x
Ts
x
(D
Pa)
x
Ts
x
Jj
x
(C
- Menghitung jumlah alat pengomposan individual 60 L = Jumlah rumah mewah
- Menghitung jumlah alat pengomposan komunal 1000 L =
Kp
Jj
D
B
- Menghitung jumlah alat pengumpul (gerobak/becak sampah/motor sampah/mobil bak) kapasitas 1 m3 di perumahan
=
Rk
x
fp
Kk x
halaman
sampah
%
C)
di
Ts
(Jml
D)
B
(A
di
anorganik
sampah
(Jml
dengan :A = Jumlah Rumah Mewah B = Jumlah Rumah Sedang C = Jumlah Rumah Sederhana D = Jumlah Jiwa di Rumah susun Jj = jumlah jiwa per rumah
Ts = Timbulan sampah (L/orang atau unit/hari) = (Kota Besar = 3 L/org/hari ; Kota Kecil = 2,5 L/org/hari)
Pa = Persentase sampah anorganik Kk = Kapasitas Alat Pengumpul Fp = Faktor pemadatan alat = 1,2 Rk = Ritasi alat pengumpul
JP = Jumlah Penduduk Kp = Kapasitas pelayanan
- Menghitung jumlah alat pengumpulan secara langsung (truk) =
Ritasi
x
1,2
Truk x
Kapasitas
Hari
/
(TsTaman)
jalan)
(Ts
- Menghitung jumlah container untuk kebutuhan perumahan CP =
Rk
x
Fp
x
Container
Kapasitas
Ts
Jumlah
x
40)%
sampai
(30
- Menghitung jumlah container untuk kebutuhan komersial dan fasilitas umum CPN =