• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transformasi Energi

Dalam dokumen MODUL PELATIHAN PERENCANAAN ENERGI (Halaman 4-47)

Masing-masing latihan memiliki konsep dasar yang telah dirancang untuk mengantarkan anda dalam memahami LEAP secara terstruktur:

Latihan 1 akan mengenalkan anda pada elemen dasar dari analisa

Modul Pelatihan Perencanaan Energi iv

persyaratan memproyeksikan energi di masa mendatang dan menghitung emisi lingkungan yang diakibatkan dari pengkonversian dan penggunaan energi. Anda harus menyelesaikan latihan 1 sebelum beranjak melanjutkan ke latihan 2.

Latihan 2 dan 3 akan mengantarkan anda untuk membangun dasar

analisa energi dan emisi, membuat skenario-skenario dan mengevaluasi sebuah kebijakan beserta pilihan-pilihan teknologi seperti: teknologi pembangkit listrik dan peningkatan standar efisiensi peralatan. Latihan tersebut akan terdiri dari permintaan dan penyediaan energi, analisa emisi energi dan analisa skenario.

Latihan 4 akan mengajak anda untuk menganalisa biaya-manfaat dari

suatu kebijakan energi yang akan diaplikasikan, sehingga setelah membandingkan biaya-manfaat antara satu skenario dengan skenario yang lain, anda dapat memberikan kesimpulan skenario manakah yang lebih sesuai untuk diaplikasikan.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 1

PENDAHULUAN

Mengenal LEAP

T

he Long-range Energy Alternatives Planning atau kemudian disingkat

menjadi LEAP adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan/pemodelan energi-lingkungan. LEAP bekerja berdasarkan asumsi skenario yang pengguna inginkan, skenario tersebut didasarkan pada perhitungan dari proses pengkonversian bahan bakar menjadi energi hingga proses energi tersebut dikonsumsi oleh masyarakat. LEAP merupakan model yang mempertimbangkan penggunaan akhir energi

(end-use), sehingga memiliki kemampuan untuk memasukkan berbagai macam

teknologi dalam penggunaan energi. Keunggulan LEAP dibanding perangkat lunak perencanaan/pemodelan energi-lingkungan yang lain adalah tersedianya sistem antarmuka (interface) yang menarik dan memberikan kemudahan dalam penggunaannya serta tesedia secara cuma-cuma (freeware) bagi masyarakat negara berkembang.

Dengan menggunakan LEAP, pengguna dapat melakukan analisa secara cepat dari sebuah ide kebijakan energi ke sebuah analisa hasil dari kebijakan tersebut, hal ini dikarenakan LEAP mampu berfungsi sebagi database, sebagai sebuah alat peramal (forecasting tool) dan sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi. Berfungsi sebuah database, LEAP menyediakan informasi energi yang lengkap. Sebagai sebuah alat peramal, LEAP mampu membuat proyeksi permintaan dan penyediaan energi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pengguna. Sebagai alat analisa terhadap kebijakan energi, LEAP memberikan pandangan hasil atas efek dari ide kebijakan energi yang akan diterapkan dari sudut pandang penyediaan dan permintaan energi, ekonomi, dan lingkungan.

LEAP dibuat dan dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di

Boston, Amerika Serikat, atau disebut SEI-Boston. LEAP pertama kali dibuat pada tahun 1980, sedangkan versi terakhir dirilis pada tahun 2008. LEAP hanya mampu dijalankan di komputer yang menggunakan sistem operasi Windows.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 2

Antarmuka LEAP

T

ampilan antarmuka LEAP sangat sederhana sehingga mudah dipahami dan digunakan. Area tampilan utama yang digunakan untuk memasukkan data pada LEAP disebut Analisis. Pada area Analisis, terdapat empat bagian utama, yakni:

1. Diagram Pohon: Diagram pohon merupakan tempat di mana pengguna dapat mengorganisasi data, baik untuk melakukan analisa di sisi permintaan energi (demand) maupun di sisi penyediaan energi (supply). Pengguna dapat memodifikasi diagram tersebut, baik merubah nama cabang pada diagram (branch) dengan cara mengeklik cabang yang akan

Data yang terorganisasi dalam diagram pohon Menu utama

Tombol cepat untuk mengganti area tampilan

Tempat memasukkan data

Data yang dapat ditampilkan dalam bentuk grafik maupun tabel

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 3 dirubah kemudian mengetik nama yang baru, selain itu pengguna juga dapat membuka maupun menutup isi dari cabang yang diinginkan dengan mengeklik simbol +/-. Untuk mengedit diagram pohon, klik kanan pada cabang dan gunakan Tambah ( ), Hapus ( ) dan Properti ( ). Diagram pohon terdiri dari berbagai macam cabang. Setiap tipe cabang bergantung pada modul masing-masing. Di dalam LEAP, terdapat lima modul, yaitu: Asumsi kunci (key asumptions), Permintaan (demand), Transformasi (transformation), Sumberdaya (resources) dan Dampak Sektor Non-Energi (non energy sector effects).

• Asumsi kunci (key asumptions)

Untuk menampung parameter-parameter umum yang dapat digunakan pada modul permintaan maupun modul transformasi. Parameter umum ini misalnya adalah jumlah penduduk, PDB (produk domestik bruto), dan sebagainya. Modul asumsi kunci ini sifatnya komplemen terhadap modul lainnya. Pada model yang sederhana, dapat saja modul ini tidak difungsikan.

• Permintaan (demand)

Untuk menghitung permintaan energi. Pembagian sektor pemakai energi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan pengguna. Permintaan energi didefinisikan sebagai perkalian antara aktifitas pemakaian energi (misalnya jumlah penduduk, jumlah kendaraan, volume nilai tambah, dsb.) dan intensitas pemakaian energi kegiatan yang bersangkutan.

• Transformasi (transformation)

Untuk menghitung pasokan energi, dapat dihitung atas produksi energi primer (gas bumi, minyak bumi, batubara, dsb.) dan energi sekunder (listrik, bahan bakar minyak, LPG, briket batubara, arang, dsb.). Susunan cabang dalam modul transformasi sudah ditentukan strukturnya, yang masing-masing kegiatan transformasi energi terdiri atas proses dan hasil (output).

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 4 • Sumberdaya (resources)

Terdiri atas primer dan sekunder. Kedua cabang ini sudah didesain secara default. Cabang-cabang dalam modul sumberdaya akan muncul dengan sendirinya sesuai dengan jenis-jenis energi yang dimodelkan dalam modul transformasi. Beberapa parameter perlu diisikan, seperti jumlah cadangan (minyak bumi, gas bumi, batubara, dsb.) dan potensi energi (tenaga air, biomasa, dsb.).

• Dampak Sektor Non-Energi (non energy sector effects)

Untuk menempatkan variabel-variabel dampak negatif kegiatan sektor energi, seperti tingkat kecelakaan, penurunan kesehatan, terganggunya ekosistem, dsb.

Setiap tipe cabang yang berbeda akan dibedakan dengan ikon yang berbeda pula. Ikon-ikon tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Cabang Kategori, digunakan untuk mengorganisasi data yang berada pada diagram pohon. Pada analisa permintaan energi, cabang ini hanya memuat data level aktifitas pemakaian energi dan biaya. Pada analisa penyediaan energi, cabang ini digunakan untuk mengindikasikan jenis energi yang dikonversi, seperti pembangkitan listrik, penyulingan minyak (oil refining) dan pengekstraksian sumberdaya energi.

Cabang Teknologi, memuat data tentang teknologi yang

mengkonsumsi, memproduksi dan mengkonversi energi. Pada analisa penyediaan energi, cabang teknologi ditandai dengan ikon . Pada analisa permintaan energi, cabang teknologi mengindikasikan bahan bakar yang digunakan dan juga intensitas energinya. Cabang teknologi pada sisi permintaan dapat dibedakan ke dalam tiga macam bentuk, tergantung pada tipe analisa metodologi yang dipilih, yakni: Analisa aktivitas ( ), Analisa ketersediaan/stock ( ), dan Analisa pengangkutan ( ).

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 5 Cabang Asumsi Kunci, memuat variable/parameter independen seperti jumlah penduduk dan PDB (produk domestik bruto).

Cabang Bahan Bakar, terletak dibawah modul sumberdaya, dan juga terletak dibawah modul transformasi. Digunakan untuk merepresentasikan bahan bakar yang diproduksi oleh modul.

Cabang Emisi Lingkungan, merepresentasikan berbagai macam polutan yang dihasilkan oleh permintaan energi dan teknologi transformasi.

2. Tabel Data: Area Analisis mempunyai dua panel yang berada di sebelah kanan diagram pohon. Pada panel yang bagian atas berupa tabel sebagai tempat masukan data (input).

3. Grafik/Tabel: Panel bagian bawah berupa grafik yang merupakan representasi dari data yang pengguna masukkan. Grafik tersebut dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, seperti bar, pie, maupun garis. Grafik ini dapat diekspor ke dalam bentuk Microsoft Excel atau Power Point. 4. Kotak Skenario: Diatas tabel data adalah kotak skenario yang dapat

dipilih antara skenario nilai dasar dan skenario-skenario alternative. Skenario nilai dasar berisi data dasar dari model yang akan dilakukan. Untuk membuat skenario baru/alternatif, dapat dilakukan melalui tombol

atur skenario ( ). Ketika pengguna membuat skenario baru, secara

default LEAP akan menyamakan semua parameter dan asumsi pada skenario baru dengan parameter dan asumsi pada skenario nilai dasar. Oleh karenanya, pengguna harus melakukan perubahan pada parameter dan asumsi di skenario baru.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 6

Latihan

1

: PENGENALAN LEAP

Sekilas Pandang Skenario di Negeri Merdeka (Freedonia)

U

ntuk memberikan ilustrasi bagaimana LEAP dapat digunakan dalam berbagai persoalan energi, diberikan sebuah contoh data dalam skenario di negeri merdeka (Freedonia). Freedonia merefleksikan karakteristik yang terdapat di negara maju (industrialized/developed country) dan di negara berkembang (developing country). Secara sederhana, populasi masyarakat perkotaan (urban) digambarkan telah menikmati aliran listrik secara penuh dan mempunyai gaya hidup sesuai dengan masyarakat negara maju, sedangkan populasi masyarakat pedesaan (rural) memiliki keterbatasan dalam mengakses energi dan mempunyai ketergantungan pada penggunaan energi dari biomasa. Latihan-latihan yang akan disajikan di sini telah didesain agar pengguna dapat memahami penggunaan LEAP dengan mudah. Untuk mempermudah latihan dan mengurangi pengulangan data masukan, latihan-latihan berikut bersifat kontinyu dan saling berkaitan.

Parameter Dasar

P

engaturan parameter-parameter dasar merupakan salah satu langkah penting sebelum memulai melakukan latihan ini. Termasuk dalam pengaturan ini adalah standar satuan energi dan satuan mata uang.

LEAP telah menyediakan data Freedonia yang lengkap, oleh karenanya

latihan ini akan dimulai dengan membuat sebuah skenario baru yang disebut “Freedonia baru”, caranya adalah melalui menu Area, kemudian pilih sub-menu

Baru. Semua data yang ada pada skenario baru ini berupa data default yang

disediakan oleh LEAP, sehingga diperlukan peninjauan ulang pada parameter-parameter yang ada melalui menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar ( ). Di sini pengguna dapat menentukan tahun awal hitung (base year) dan tahun terakhir yang dihitung (end year), kedua parameter tersebut akan

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 7 digunakan sebagai periode pemodelan. Pada latihan ini, digunakan tahun 2000 sebagai base year dan 2030 sebagai end year. Tentukan juga tahun runtun waktu default dengan memasukkan tahun 2030, hal ini akan menghemat waktu pada saat akan melakukan penginterpolasian data.

Permintaan Energi

P

ada permulaan latihan, analisa permintaan energi di Freedonia hanya akan dipertimbangkan pada sektor rumah tangga. Dimulai dari mengatur “Nilai Dasar”, kemudian dilanjutkan dengan membuat sebuah skenario “Reference” yang akan digunakan untuk menguji perubahan pola konsumsi energi pada masa yang akan datang (dalam hal ini tidak ada pelaksanaan terhadap kebijakan energi baru). Pada akhir dari latihan ini, akan dibuat sebuah kebijakan energi baru melalui pelaksanaan program peningkatan effisiensi energi, program ini diharapkan dapat mengurangi pertumbuhan konsumsi energi di masa mendatang.

A

. Struktur Data

L

angkah pertama dalam melakukan sebuah analisa energi adalah mendesain struktur data yang akan digunakan. Struktur ini akan membantu menjelaskan alur dan macam teknologi, kebijakan dan pengembangan lebih lanjut dari analisa tersebut. Hal ini akan menuntun pengguna kepada kemudahan dalam pencarian data maupun pembuatan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan data yang akan menjadi input. Secara ringkas, pengguna mungkin dapat mempertimbangkan apakah ingin memasukkan semua cabang yang mungkin ada pada penggunaan energi akhir (end-use) atau hanya ingin memasukkan kategori umum yang ada pada penggunaan energi di rumah tangga saja. Pengguna juga dapat mempertimbangkan apakah intensitas energi di rumah tangga akan dihitung berdasarkan per-kapita (per-orang) atau per-rumah tangga. Sebagai gambaran, struktur diagram pohon berikut dapat memberikan contoh bagaimana struktur data sederhana dapat disusun.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 8 Kemudian aplikasikan struktur diagram yang telah dibuat ke dalam area kerja LEAP dengan menggunakan Tambah ( ), Hapus ( ) dan Properti ( ). Ingat bahwa semua level cabang yang paling atas selalu merupakan Cabang

Kategori ( ), sedangkan level cabang yang paling bawah selalu merupakan

Cabang Teknologi ( ), di mana biasanya pengguna dapat memilih tipe bahan bakar dan memasukkan data intensitas energi.

B

. Nilai Dasar

P

ada tahun 2000, Jumlah penduduk di Freedonia adalah 40 juta orang dan tinggal di dalam 8 juta rumah. Sejumlah 30% dari total populasi tinggal di daerah perkotaan. Data-data utama dari nilai dasar ini diberikan sebagai berikut:

 Semua penduduk di wilayah perkotaan telah menikmati aliran listrik dan menggunakan listrik untuk kebutuhan penerangan serta peralatan rumah tangga yang lainnya.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 9  95% dari penduduk perkotaan memiliki kulkas, konsumsi rata-rata listrik

dari kulkas tersebut adalah 500 KWh per tahun.

 Setiap tahun rumah tangga di wilayah perkotaan mengkonsumsi listrik untuk penerangan sebesar 800 KWh per rumah tangga.

 Peralatan rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik adalah Televisi dan Kipas angin, mengkonsumsi 800 KWh per rumah tangga dalam setahun.

 30% dari penduduk perkotaan menggunakan kompor listrik untuk memasak, sisanya menggunakan kompor gas.

 Intensitas energi (dalam setahun) dari kompor listrik adalah 400 KWh per rumah tangga, sedangkan untuk kompor gas adalah 60 kubik meter.

Petunjuk:

Secara umum pengguna dapat memasukkan data di atas sebagai nilai-nilai sederhana di kolom

Ekspresi dari Nilai Dasar. Pada kolom Skala dan Unit, pilih satuan yang sesuai dengan level

aktivitas dan intensitas energi dari setiap cabang. Jika pengguna menentukan bahwa Unit untuk tipe kompor gas sebagai “share”, maka pengguna hanya butuh memasukkan persentase dari kompor listrik di kolom Ekspresi . Sedangkan untuk kompor gas, dapat diekspresikan “Remainder(100)”, secara otomatis LEAP akan menghitung kompor gas yang digunakan di rumah tangga.

Ketika memilih Unit untuk Level Aktivitas, perlu dipertimbangkan secara hati-hati penggunaan antara “Saturation” dan “Shares”. “Shares” digunakan hanya ketika level aktivitas merupakan kontribusi bersama dengan aktivitas lain, sehingga ketika dijumlah menjadi 100% (seperti contoh kompor gas dan kompor listrik di atas). Sedangkan “Saturation” digunakan ketika level aktivitas tersebut (missal: kulkas) bukan merupakan hasil kontribusi dengan aktivitas yang lain, sehingga tidak butuh dijumlah menjadi 100% untuk menghindari kesalahan (error) yang terjadi.

 Dari hasil survey pada semua rumah tangga di wilayah pedesaan baik yang telah teraliri listrik maupun yang belum, terindikasi tipe kompor yang digunakan sebagai berikut:

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 10 Tipe Persentase Intensitas energi

Kompor arang 30% 166 kg

Kompor gas 15% 59 kg

Kayu bakar 55% 525 kg

 Hanya 25% dari rumah tangga di pedesaan memiliki akses terhadap listrik.  20% dari rumah tangga yang memiliki akses listrik memiliki kulkas,

konsumsi rata-rata listrik dari kulkas tersebut adalah 500 KWh per tahun.  Semua rumah tangga yang memiliki akses listrik menggunakannya untuk

penerangan, konsumsi listriknya sebesar 335 KWh per rumah tangga. Akan tetapi sekitar 20% dari rumah tangga ini juga menggunakan lampu minyak tanah sebagai penerangan tambahan, minyak tanah yang digunakan sekitar 10 liter per tahun.

Petunjuk:

Gunakan “Saturasi” untuk Unit level aktivasi ini karena beberapa rumah tangga memiliki lebih dari satu lampu penerangan.

 Peralatan listrik yang lain seperti TV, radio dan kipas angin mengkonsumsi 111 kWh per rumah tangga dalam setahun.

 Pada rumah tangga yang tidak teraliri listrik sepenuhnya mengandalkan minyak tanah untuk penerangan, konsumsi rata-rata sebanyak 69 liter per rumah tangga dalam setahun.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 11

C

. Skenario Reference

T

ahap selanjutnya adalah membuat skenario yang pertama yakni skenario Reference. Di dalam skenario ini pengguna akan menganalisa bagaimana permintaan energi dari sektor rumah tangga akan meningkat di sepanjang waktu. Pertama, klik atur skenario ( ) dan tambah skenario yang pertama, lalu beri nama skenario tersebut sebagai “Reference” dengan singkatan “REF”.

Sebelum menutup pengaturan skenario, pilih skenario Reference dengan cara mencentang pada kotak pilihan. Kemudian pengguna dapat memasukan parameter-parameter asumsi dan prediksi dari data yang mungkin terjadi di masa depan Freedonia berikut ini:

Pertama, masukkan perubahan populasi yang diharapkan terjadi di Freedonia. Jumlah rumah tangga diharapkan akan tumbuh sebesar 3% per tahun dari jumlah di tahun 2000.

Petunjuk:

Untuk memasukkan laju pertumbuhan, klik tombol Ekspresi ( ) dan pilih “Growth Rate”,

atau pengguna dapat juga mengetikkan “Growth(3%)”secara langsung pada kolom ekspresi.

 Di tahun 2030, 45% wilayah Freedonia (termasuk sektor rumah tangga) akan menjadi wilayah perkotaan.

Wilayah Perkotaan

Petunjuk:

Pengguna dapat menggunakan beberapa cara untuk mengekspresikan laju perubahan ini, cara yang pertama adalah menggunakan ekspresi “End Year Value” atau Nilai Tahun Akhir, kemudian masukkan nilai 45. Cara kedua adalah dengan menggunakan ekspresi “Interpolate”, lalu masukkan nilai 45 di tahun 2030. Baik menggunakan cara pertama maupun kedua, LEAP akan secara otomatis memasukkan fungsi Interp(2030;45). Cara ketiga adalah dengan mengetik “Interp(2030;45)” secara langsung pada kolom ekspresi.

 Meningkatnya persentase pengguna kompor listrik di tahun 2030 sebesar 55%.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 12  Intensitas energi atas pemakaian kompor listrik dan gas diprediksi akan

turun sebesar 0,5% setiap tahun, hal ini diperkirakan sebagai akibat dari meningkatnya effisiensi dari kompor tersebut.

Petunjuk:

Untuk mengekspresikan sebuah laju pertumbuhan yang menurun, pengguna dapat mengekspresikan sebagai sebuah laju pertumbuhan yang negative.

 Sebagai efek dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat, intensitas energi atas penggunaan kulkas naik menjadi 600 kWh per rumah tangga di tahun 2030.

 Intensitas energi atas penerangan juga naik menjadi 500 kWh per rumah tangga di tahun 2030.

 Penggunaan peralatan listrik yang lain naik secara drastis pada kisaran 2,5% per tahun.

 Program peningkatan akses listrik di masyarakat pedesaan diperkirakan akan meningkatkan persentase rumah tangga di wilayah pedesaan yang teraliri listrik, peningkatan tersebut diperkirakan sebesar 28% di tahun 2010 dan 50% di tahun 2030.

Wilayah Pedesaan

 Sebagai akibat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat, intensitas energi dari penerangan diharapkan akan naik 1 % setiap tahun.

 Penggunaan kulkas diperkirakan akan naik sebesar 40% di tahun 2010 dan 66% di tahun 2030.

 Hasil dari pembangunan masyarakat pedesaan, pada tahun 2030 kompor gas digunakan oleh 55% rumah tangga, dan kompor arang digunakan oleh 25%, sisanya masih menggunakan kayu bakar.

D

. Hasil Pemodelan Permintaan Energi

U

ntuk melihat hasil dari pemodelan permintaan energi, pengguna dapat mengeklik tampilan hasil. Akan terdapat proses perhitungan yang dilakukan oleh LEAP secara otomatis. Hasil pemodelan dapat berupa grafik atau tabel.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 13 Gambar berikut menunjukkan hasil pemodelan permintaan energi dalam bentuk grafik, gambar pertama menunjukkan permintaan energi berdasarkan wilayah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural), sedangkan gambar kedua menunjukkan permintaan energi berdasarkan kategori bahan bakar atau jenis energi yang digunakan.

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 14

Transformasi Energi

M

odul transformasi adalah untuk meletakkan model pasokan energi, meliputi: produksi energi dan penyalurannya. Pasokan energi terdiri energi primer dan energi sekunder. Pasokan energi dalam modul transformasi ini akan secara otomatis memenuhi permintaan energi, baik permintaan energi dari modul permintaan maupun target ekspor energi. Struktur modul transformasi sederhana sebagai berikut:

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 15 Pada latihan ini, pengguna akan membuat sebuah model sederhana dari pentransmisian dan pendistribusian listrik di Freedonia. Langkah pertama adalah menggunakan menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter Dasar ( ) dan centang kotak pilihan Transformasi dan Sumberdaya.

A

. Transmisi dan Distribusi

L

atihan ini dimulai dengan menambahkan sebuah modul sederhana untuk merepresentasikan kehilangan (losses) pentransmisian dan pendistribusian listrik (T&D losses) dan pemipaan gas alam. T&D losses pada kisaran 15% dari listrik yang dibangkitkan pada tahun 2000. Dalam skenario Reference, T&D

losses diharapkan akan berkurang menjadi 12% di tahun 2030, sedangkan losses

pemipaan gas alam sebesar 2% pada tahun 2000 dan direncanakan akan dikurangi hanya menjadi 1,5% pada tahun 2030.

Untuk membuat sebuah modul, klik cabang Transformasi pada diagram pohon, lalu Tambah ( ). Kemudian akan muncul jendela properti, isi nama “Transmission and Distribution”, dan centang kotak yang dapat mengindikasikan tipe data yang akan digunakan. Jangan lupa untuk

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 16 mencentang kotak “Modul sederhana tak ter-dispatch: satu energi output tiap proses” dan kotak masukan data efisiensi sebagai rugi-rugi (losses).

Setelah module ditambahkan, perluas (expand) cabang tersebut, maka akan terdapat cabang baru Proses. Klik cabang tersebut dan tambahkan proses baru yang disebut Electricity, lalu pilih bahan baku pertama yakni electricity. Kemudian masukkan persentase losses pada variabel Rugi-rugi. Ulangi hal yang sama pada proses gas alam.

B

. Pembangkitan Listrik

S

elanjutnya, pembangkitan listrik di Freedonia akan disimulasikan. Tambahkan modul baru dengan nama “Electricity Generation”. Pastikan bahwa modul baru tersebut berada di bawah urutan modul Transmission and

Distribution. Jika diperlukan, pengguna dapat mengubah susunan modul;

menaikkan ( ) dan menurunkan ( ). Urutan dari modul merefleksikan aliran sumber energi dari proses ekstraksi (urutan yang paling bawah) menuju penggunaan energi final (urutan yang paling atas). Oleh karenanya, listrik harus

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 17 dibangkitkan sebelum ditransmisikan dan didistribusikan. Hal yang sama diaplikasikan untuk modul penambangan batubara yang merupakan bahan bakar untuk pembangkitan listrik, akan diletakkan pada urutan selanjutnya.

Pastikan bahwa properti yang diatur telah sesuai untuk modul Electricity

Generation, yakni pengguna perlu memasukkan data tentang biaya, kapasitas,

kurva beban sistem, rencana cadangan kapasitas, dan efisiensi dari

pembangkitan listrik.

Dalam latihan ini, di skenario Reference terdapat tiga jenis pembangkit listrik. Detail dari masing-masing karakteristik pembangkit listrik tersebut sebagai berikut:

Jenis Kapasitas

terpasang (MW)

Efisiensi (%) Merit order Kemampuan maksimum (%) PLT-Uap Batubara 1000 30 1 (base) 70 PLT-Air 500 100 1 (base) 70 PLT-Diesel 800 25 2 (peak) 80

Modul Pelatihan Perencanaan Energi 18 Dalam LEAP, sistem operasi dari pembangkit listrik dilakukan berdasarkan

merit order. Merit order adalah proses yang mengindikasikan urutan

pembangkit listrik mana yang akan dioperasikan terlebih dahulu. Untuk mengatur merit order dari setiap pembangkit listrik, pengguna harus berada pada Nilai Dasar. Pertama, melalui menu Umum, lalu pilih sub-menu Parameter

Dasar ( ), dan atur First Simulation Year (tahun pertama di mana ekspresi

mulai digunakan), isi dengan tahun 2001. Kedua, atur Proses tiap pembangkit listrik dengan cara mengisikan aturan pen-dispatch dengan “sesuai merit

Dalam dokumen MODUL PELATIHAN PERENCANAAN ENERGI (Halaman 4-47)

Dokumen terkait