Nama Ibu : CH
Tempat Tanggal Lahir : Salatiga, 30 Juni 1979
Umur : 33 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami : NI
Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 8 Juli 1975
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Jumlah Anak : 2 Nama Anak Pertama : YD
Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 12 Desember 2000
Umur : 12 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD Nama Anak Kedua : BE
Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 12 Desember 2011
Umur : 1 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah Alamat Rumah : Dusun Polobogo Keterangan :
P : Peneliti
CH : Riset partisipan
Subjek Isi Pembicaraan Kode
P “Selamat siang ibu perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Ilmu Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud dan tujuan kedatangan saya kemari adalah untuk belajar dan juga menyelesaikan tugas akhir saya tentang perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo ini ibu. Saya di beritahu istri kepala dusun mengenai warga yang saat ini sedang menyusui dan salah satunya ibu” (sambil bersalaman dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian)
CH “Selamat siang mba, saya ibu C, wah ayo silahkan masuk dan silahkan duduk dulu (ucap riset partisipan sambil mempersilahkan peneliti masuk kedalam rumah dan mempersilahkan peneliti untuk duduk) Ini mbanya yang waktu itu bantu-bantu di posyandu khan kalo nda salah?”
A1
P “Iya ibu saya yang waktu di posyandu waktu itu
bersama bu bidan Isna” A2
CH “Wah iya makanya aku rada-rada ingat sama mbanya, ayo duduk dulu mba, sebentar yah saya kebelakang sebentar (Riset partisipan sambil berusaha mengingat bahwa dia pernah bertemu dengan peneliti di posyandu) ”
A2
P “Iya ibu silahkan (Ucap Peneliti sambil tersenyum kepada riset partisipan)”
A3 RCH “Ayo mba ini diminum teh sama dimakan yah kue-
kuenya (Mempersilahkan P untuk makan kue-kue ringan dan minum yang telah disediakan oleh riset partisipan)”
A3
P “Iya ibu, wah makasih ibu, maaf merepotkan. Ibu mohon maaf mengganggu waktu istirahat siangnya ya bu”
A4
CH “Wah gapapa mba, aku juga nda ada kerjaan. Kerjaannya dirumah aja. Aku juga dengan senang hati bisa membantu mbanya untuk mengetahui ibu yang sedang menyusui, berbagi pengalaman itukan baik”
A4
P “Apakah ibu dan bapak asli dusun Polobogo bu? A5 CH “Aku ini aslinya dari Salatiga juga mbak, bapak dan
ibuku sekarang ada disalatiga. Kami punya rumah disana didepan happy puppy. Jadi aku sering pulang pergi kerumah orang tua disalatiga kalo di disini lagi ga ada kerjaan. Disini aku ikut suami karena suamiku asli dusun Polobogo sini dan bapak juga bekerja di pabrik rokok mbak, pulangnya sore jam 4 an gitu. Tapi kalau lembur biasa pulang malam”
A5
P “Ibu mempunyai berapa anak bu?” A6 CH “Aku sudah punya anak 2 mba, anak pertamaku itu
namanya Yunda (menyebutkan nama anak pertama riset partisipan), dan anak keduaku namanya Berlin (menyebutkan nama anak kedua riset partisipan)”
A6
P “Usianya mas Yunda dan dek berlin sekarang
berapa bu?” A7
CH “Kalo Yunda itu usianya 12 tahun, si Berlin ini
P “Ibu boleh saya pinjam buku KMS (Kartu Menuju
Sehat) adeknya bu?” A8
CH “Oh ia boleh mba, sebentar yah mba, saya ambilkan dulu (Riset partisipan beranjak berdiri lalu kekamar untuk mengambil KMS)” “Ini mba (Riset partisipan menyerahkan KMS kepada peneliti sambil menjelaskan mengenai berat badan anaknya) Berlin ini naik berat badannya itu sedikit-sedikit aja, kaya ini kan 3,4 berat lahirnya, 4,5 kg, terus 5, 2 kg, kemarin bulan agustus itu belum tak tulis mba itu 8,7 kg, yang September juga sama, terus ini kan lagi sakit jadi turun 2 ons tadi waktu ditimbang di rumah bidan Anis jadinya itu 8,5 kg aja”
A8
P “Kenapa berat badan adeknya naiknya sedikit-sedikit bu (Dengan wajah serius sambil membuka KMS dan melihat berat badan anak riset partisipan)?”
A9
CH “Menurut aku ya mbak itu karena makin besar anaknya makin susah maem. Pengalaman anakku waktu usia Yunda seperti Berlin ini juga sama makin bertambah usianya makin angel maemnya (susah makan) itu karena aktivitas bermainnya lebih banyak, terus giginya yang mau tumbuh sehingga membuat dia itu cerewet jadinya susah kalo mau maem. Aku juga nda tau kenapa bisa begitu mba. Ini kan giginya sudah tumbuh empat, pasang baju juga sudah bisa tapi masih harus didampingi terus, soale kan kalo pasang baju bisa terbalik, jadi itu biasa yang dibaiki sama aku atau bapaknya”
A9
P “Oh begitu bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua ini bu?”
A10
CH “Anak pertama dan kedua ini semua ASI tapi diselingi juga dengan susu formula, soalnya sama bidannya waktu melahirkan itu langsung disusui ke aku mbak, karena air susu pertama itu kan bagus untuk ASI, kira-kira selang 30 menit aku baru disuruh menyusui soalnya kan aku sama anakku dibersihin dulu baru setelah itu menyusui. Masnya ini si Yunda menyusuinya cuma 6 hari tok mba karena aku sakit. Jadi, ASInya itu nda keluar pas hari keenam menyusui. Padahal selama 5 hari menjelang hari keenam itu masih lancar aja ASIku dan Yunda pun masih netek. Tapi itu udah detik- detik aku mau sakit, dan keluarnya juga dikit-dikit ga terlalu lancar. Nah setelah hari keenam itu ASInya udah nda keluar. Jadi, akune langsung berentiin aja
adeknya menyusui. Langsung tak kasih susu formula aja terus sama makanan kaya nasi yang dibuat halus kaya bubur sama pisang yang dilumatin sampe halus aja. Ya itu tak liatin pertumbuhannya, soalne kan aku takut dia kenapa-kenapa. Tapi syukurlah anaknya tumbuh sama kaya anak lain pada umumnya. Cuman bedanya itu kalo aku liat dengan Berlin ini, yang Yunda lebih sering sakit, dan dirumah yang sering sakit Yunda. Kalo Yunda udah sakit itu pasti nular ke Berlin. Ini Khan berlin lagi ga enak badan juga mba, pilek ini Berlin. Karena ada masalah itu makanya anak kedua aku komitmen untuk menyusui dan sampai sekarang itu masih menyusui. Tapi dari usia 3 bulan sudah tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Soalnya kalo cuman ASI aja itu gimana yah seperti kelihatannya itu kurang kenyang”
P “Bagaimana dengan nafsu makan dek Yunda bu selain netek ASI?”
A10.1 CH “Yah namanya masih kecil yah mba, masih cerewet
makanan dan minumannya tapi tetap dikasih dan mau nda mau tetap dimaem. Namanya anak pertama yah mba, belum ada pengalaman apa-apa. Nah setelah anak kedua ini baru aku dapat pencerahan dan melihat hasilnya dari Berlin ini”
A10.1
P “Oh ia ibu tadi kan ibu katakan bahwa adek Belin sudah diberi makanan selain ASI itu usia 3 bulan karena terlihat kurang kenyang, itu kurang kenyang yang bagaimana ya bu?”
A10.2
CH “Yah kayak lapar gitu mba, jadi tak kasih asupan makanan tambahan seperti nasi yang tak ancurin jadi bubur, sayur-sayuran yang dilumatin jadi satu sama nasi yang dibuat bubur itu suka banget anakku maemnya. Kalo sudah maem itu aku liat dia kenyang, nda cerewet terus pengen netek soalnya kalo cuma netek aja itu kasian aku melihatnya kayak masih lapar. Dulu kan mbak sebelum tak kasih asupan makanan lain itu sering netek. Tetapi setelah tak kasih asupan makanan tambahan itu anakku udah jarang netek karena sudah kenyang dan aku bisa lanjut pekerjaan aku dan nda pegel netekin terus”
A10.2
P “Kenapa bisa jarang netek bu dek Berlinnya?” C11 CH “Ya itu kalo sudah maem kan dia kenyang jadi
banyaknya netek itu berkurang. Dulu itu mbak waktu dia masih umur 1-2 bulan itu sering banget
menyusuinya. Sehari itu nda kehitung pokoke tiap kali lapar ya udah harus kita harus netekin dia kalo nda aduh anaknya cerewet dan pekerjaan kita jadi terganggu. Kalo sekarang kan neteknya palingan sehari cuma 2-3 kali aja. Mau sakit atau nda sakit sama aja maemnya sudah mulai angel kok mbak. Kaya ini kan dek Berlin lagi sakit jadi maemnya itu susah maunya netek aja”
P “Sudah berapa lama bu adeknya sakit?” C11.1
CH “Baru hari kemarin ini mbak demamnya sama flu
juga” C11.1
P “Ini penyebab adeknya sakit kenapa bu?” C11.2 CH “Ini karena menular dari Yunda itu. Yunda kan lagi
flu juga ga enak badan. Terus adeknya ini dicium- cium sama dia, namanya anak kecil kan mbak itu mudah menular jadi adeknya ini malah langsung ikutan demam sama flu juga. Tadi malem itu pas tak raba dahinya, ini kok panas dahinya” pikirku kan mbak. Wah bener iki adeknya demam, soalnya ini seharian maemnya angel banget, susah maem gitu mbak”
C11.2
P “Ibu bisakan ibu menceritakan kepada saya mengenai kegiatan ibu hari ini yang berkaitan dengan proses menyusui?”
B13
CH “(Riset partisipan bercerita sambil tersenyum tapi tetap dengan mimik wajah serius) Aku dari awal bangun sampe sekarang ini semua berkaitan dengan menyusui. Kayak bangun pagi sebelum dek Berlin bangun aku masak dulu untuk siapin sarapan buat Yunda untuk pergi sekolah dan bapaknya sebelum berangkat kerja. Soalnya kalo Berlin bangun aku ga bisa menyelesaikan pekerjaanku. Ikut bapaknya aja dia nda mau. Jadi pas masak selesai dek Berlin baru bangun terus menyusui dulu “mimi susu mimi susu” gitu mba (sambil meniru ucapan anaknya minta menyusui). setelah itu baru mandi. Siang ini juga menyusui, pokoknya pas setiap minta itu harus dikasih kalo ga dikasih nanti anaknya rewel. Kalo rewel kan nanti ganggu pekerjaan, bisa ga selesai-selesai pekerjaanku mbak. Kalau yang tak kasih makanan tambahan itu ya sama seperti yang lainnya sarapan pagi ya ikut makan yang kecil ini, waktunya makan siang ya ikut makan juga, jam-jamnya sama kaya yang orang dewasa kecuali kalau lagi sakit dan masih tidur ya maemnya menyusul. Tapi repotnya kalo masak
sayur gitu mba harus dipisahin, bapak ibunya suka pedes, kalo masih kecil kan ga kuat pedes jadi sayurnya dibuat beda itu satu sayur aja tapi kalo udah masak yang belum tak pedesin itu dipisahin dulu setelah itu baru tak pedesin khusus bapak dan ibunya”.
P “Oh begitu bu, berapa lama waktu yang digunakan
untuk menyusui setelah bangun tidur tadi pagi bu?” C12 CH “Mmm Ga terlalu lama mba, sekitar delapan menitan
saja (Riset partisipan sambil mengeryitkan keningnya seraya mengingat waktu yang digunakan anaknya untuk menyusui), Karena sesudah bangun tidur itukan badan segar jadi ga terlalu lama neteknya, tapi kalo malam mau tidur biasanya lama neteknya. Aku biasa lupa kalo aku lagi netekin, soale kan kalo sudah ketiduran aku sampe lupa lepasin mulutnya dari tetek. Jadi, putting payudaraku biasa nempel sampai pagi”
C12
P “Kenapa tidak dilepas bu putting susunya? Bisa ibu
jelaskan bu?” C12.1
CH “Ketiduran jadi aku lupa lepasinnya. Kaya ini nih mba netek tapi ga disedot, cuma diemut gitu aja. Yah gini lah mba sehari-hari kegiatanku. Jadi biar ga capek itu aku kasih maem biar kenyang. Ini nanti aku mau kasih dia maem, tadikan dia belum maem. (ucap ibunya sambil menatap anaknya yang sedang menyusui tersebut)”
C12.1
P “Bisa ibu menceritakan kepada saya mengenai posisi saat ibu memberikan ASI kepada anak bu?”
C10 CH “Tadi pagi itu posisi menyusuinya berbaring, kan
masih tidur mba. Setiap bangun tidur pasti posisi aku netekinnya itu berbaring, malam juga sama kalo mau tidur malam pasti berbaring kecuali kalo lagi santai gini itu posisi menyusuinya duduk saja. Menyusui itu mengikuti maunya anak, kalo kita memaksakan harus posisi seperti yang kita suka itu anaknya ga suka dan akhirnya rewel. Seperti ini mba kalo sudah menyusui itu (anak riset partisipan menyusui dengan posisi berdiri sedangkan ibunya duduk dikursi)”
C10
P “Berbaringnya itu ibu posisi sebelah kanan atau kiri
bu?” C10.1
CH “Ganti-gantian saja mba kadang sebelah kanan, kadang sebelah kiri. Soalnya kalo anaknya kuat menyusui biasa nenen (Nenen artinya payudara dalam bahasa masyarakat Polobogo) satunya cepat
kosong jadi harus pindah ke nenen satunya”
P “Berapa lama waktu yang digunakan untuk
menyusui di satu nenen baru ke nenen satunya bu?” C12.2 CH “Biasanya 15 menit tapi kalo dia menyusui seperti ini
yah ga pindah-pindah (anaknya riset partisipan baru menyusui 2 menit berhenti untuk main makanan yang tersedia diatas meja. Setelah puas bermain dek Berlin menyusui kembali)”
C12.2
P “Bagaimana perasaan ibu selama menyusui dengan posisi seperti itu bu?”
C12.3 CH “Diikuti aja mba, kalo nda diikuti yah anaknya nangis.
Dari pada cerewet lebih baik diikuti saja, setelah kenyang kan baru aku bisa bersih-bersih, masak, mandi, dan sarapan gitu”
C12.3
P “Oh ya bu, posisi adeknya sendiri selama menyusui
bagaimana bu?” C10.2
CH “Ini kalo netek yah kaya gini mbak, sambil duduk seperti ini (Anak ibu CHR menyusui dengan posisi duduk dipangkuan ibunya disebelah kanan tidak dengan posisi berbaring)”
C10.2
P “Lalu bagaimana bila menyusui dengan posisi
berbaring bu?” C10.3
CH “Ya kalo berbaring posisi menyusuinya juga berbaring mbak, kalo duduk dia ikutan duduk tapi kalo capek biasa dia baring dipangkuanku”
C10.3
P “Lalu seberapa sering bu anak ibu menyusui dalam sehari?”
C11.3 CH “Selama ini tak kasih kalo dia minta mba, kalo nda
minta itu nda tak kasih. Waktunya itu ga menentu ga bisa dijadwalkan. Sewaktu dia minta ya harus dikasih “mimimimi” gitu (sambil meniru ucapan anak subjek)””
C11.3
P “Mengapa ibu melakukan hal demikian bu? ” C11.4 CH “Karena yang namanya anak kecil itu kan mba beda
kaya orang dewasa. Kalo masih kecil dikit-dikit lapar jadi waktu mimi susunya itu berulang-ulang kali. Makanya pas umur 3 bulan langsung tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Itu untuk melatih anaknya juga biar ga manja sama ASI terus”
C11.4
P “Mengapa hal itu bisa terjadi bu” C11.5
CH “Karena waktu masih kecil itu saya liat kalo sudah dikasih ASI kaya masih lapar gitu anaknya. Padahal banyak mimi susunya, jadi pelan-pelan tak kasih asupan tambahan makanan, nah setelah itu baru tak liat dia kenyang”
P “Ibu mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI dari siapa bu?”
B12 CH “Yang jelas dari keluarga dan aku juga kan kader
posyandu jadi aku banyak tahu, “gitu tante aku sampe sekarang masih ASI hehehe” (sambil menirukan suara anak subjek yang lagi dipangkuan ibunya). Kalo gak ASI pasti harus banyak keluar biaya jadi tetap ASI dari keluarga dari suami katanya “Harus disusui biar cerdas”
B12
P “Bisa ibu jelaskan bu?” B12.1
CH “hahahaha piye ya, menyusui bagi orang desa itu kan mba sudah jadi tradisi turun temurun, tahunya hanya ASI saja, beda kaya dikota sudah susu formula. Kalo didesa kan pikirnya hemat kalo ASI, kalo formula itu kan ga hemat, apalagi pekerjaan bapak ini hanya diperusahaan. Tetapi waktu yang Yunda itu memang tak kasih susu formula waktu umur 6 hari, karena setelah 6 hari air susu ku nda keluar karena sakit jadi tak kasih susu formula terus. Kalo yang Berlin ini memang dari kecil ASI terus tapi tak selingi asupan tambahan makanan lain”
B12.1
P “Dengan waktu yang banyak buat menyusui anak,
bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” B13.1 CH “Ya aku itu mba baru bisa enak kerjanya kaya masak
siapin sarapan pagi, makan siang, makan malam itu kalo Berlin ini tidur siang, atau kalo masnya (menyebutkan anaknya yang pertama subjek) udah pulang sekolah itu maen sama masnya kalo ga ya gini terus seharian digendong, masak ya ikut masak sambil digendong kalo ikut orang asing atau bahkan ibu aku sendiri ga mau makanya tumben tadi dek Berlin mau digendong sama mbanya. Nah tadi pagi kan aku minta masnya ini si Yunda untuk jagain adeknya karena kan aku harus buat sarapan pagi buat yang Yunda yang mau berangkat sekolah sama bapaknya pergi kerja. Terus Yunda sibuk dikit aja si Berlin sudah ditengah jalan sana. Aduh aku kan takut kalo ada kendaraan lewat, takut ketabrak gitu mba”
B13.1
P “Iya bu, tadi anteng anaknya (tenang anaknya)” B12.2 CH “Iya itu mba saya juga kaget, mau buat minum aja
kalo ada tamu dek berlin digendong sambil buat minum”
B12.2
P “Ibu terakhir keluarga datang kerumah ibu kapan
CH “Kemarin yang datang ibu saya itu hari jumat
kemarin mba berkunjung kesini” B11
P “Ibu tetap menyusui bu, bisa diceritakan bu?” B11.1 CH “Mau tidak mau dikasih mba, la ya bagaimana harus
dikasih palingan ya ditutup pake salendang mba tapi kalo sama ibu kan biasa aja kecuali sama tamu laki- laki atau lagi keluar rumah itu ditutup salendang atau ga menyusui dulu puas-puas dirumah biar pas keluar rumah itu udah ga minta mimi susu lagi. Kalo sama orang tua sendiri itu biasa udah ga malu-malu lagi neteknya. Kemarin itu cerita-cerita gini yah sambil aku juga netein si Berlin. Wes tetap menyusuilah”
B11.1
P “Maukah ibu menceritakan alasan ibu mau menyusui
hingga saat ini?” B10
CH “Yang pertama itu karena kasih sayang kalo menyusui itu kan makin dekat sama anak kaya kita bisa merasakan apa yang dia rasakan gitu mba, selain itu kekebalan tubuhnya beda sama yang kaya masnya kalo masnya itu mudah sakit waktu kecil sampe sekarang kalo berlin itu ga, jarang sakit, lincah anaknya, cepat berkembang kayak jalannya cepat gitu mba, memberikan makanan yang terbaik buat anak mba”
B10
P “Bisa jelaskan bu keadaan dek Yunda pada saat ibu tidak menyusui bu?”
A11 CH “Keadaannya baik-baik aja itu mba anaknya,
palingan daya tahan tubuh ga seperti yang dikasih ASI. Kalo dikasih ASI daya tahan tubuhnya juga kebal agak kebal gitu kalo ga kan Yanda ini mudah sakit juga kaya kena flu”
A11
P “Kalo yang berlin pemberian ASI nya bagaimana
bu?” A11.1
CH “Kalo Berlin dari sejak lahir sampe sekarang, Berlin sudah ta kasih makanan tambahan dari umur 3 bulan, soalnya kan kayak lapar gitu dia merasa ga kenyang, padahal aku juga makanannya sayur tapi dia merasa ga kenyang terus ditambah asupannya dengan makanan tambahan itu baru terlihat dia kenyang”
A11.1
P “Manfaat yang ibu lihat dan ibu rasakan apa bu? A10.3 CH “Pokoknya kita ga susah-susah harus bikin nah yang
jelas itu, kalo haus atau laper langsung kasih aja ga repot-repot, dan juga berat badannya tambah, daya tahan tubuhnya kebal, ga mudah sakit, flu gitu ga
mudah”
P “Bisa ibu jelaskan manfaat menyusui bagi ibu sendiri
bu?” A10.4
CH “Manfaatnya ada, dulukan aku gemuk sekarang kan agak ga gemuk kan lumayan toe, ibaratnya kan aku menyusui beratnya ya agak berkurang. Menurut aku juga membantu dari pada aku diet kan kalo aku ngasih ASI bisa turun sendiri ga harus pake obat- obat jadi ga perlu diet (sambil tersenyum-senyum)”
A10.4
P “Bagaimana perasaan ibu pada saat menyusui bu?” A10.5 CH “Kasih sayang, kalo Berlin lagi menyusui gitu kan
sambil peluk-pelukan bercandaan, kalo melihat dia kenyang gitu rasanya lega aku. Tapi aku liat kaya nda kenyang gitu mba trus aku tambah asupannya dengan makan nasi yang dibuat bubur, minum air putih gitu biar terbiasa, karena setelah aku kasih asupan gitu baru terlihat kenyang ga lapar lagi gitu. Harus dilatih supaya ndak mimi ASI terus sampe gede.”
A10.5
P “Menurut ibu apa berbedaan anak pertama ibu yang diberi ASI tapi diselingi dengan susu formula dengan anak kedua ibu yang diberi ASI terus bu?”
A11.2
CH “Pandai ga gito lo cerdasnya kurang-kurang ga ga begitu pintar”
A11.2
P “Selain itu ada kendala lain bu?” A11.3
CH “Daya tahan tubuh Yanda itu kurang, mudah sakit kena flu, IQ nya pengaruh juga, kaya ga pinter gitu loh, beda dengan yang menyusui kaya Berlin ini lebih pinter, lebih lincah, kalo diminta ambil kain gitu langsung pergi ambil kain, berat badannya juga ga turun, stabil kecuali kalo sakit aja mbak”
A11.3
P “Kalo menurut ibu sendiri posisi memberi mimi susu yang nyaman itu bagaimana bu?”
A13 CH “Posisinya itu duduk bisa, baring juga bisa. Kaya ini
khan baru bangun tidur siang dia mba jadi tadi