• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Ibu Menyusui Dalam Pemberian Asi di Dusun Polobogo dan Sodong, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Lampiran 5

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RISET PARTISIPAN

PENELITIAN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu/Saudara/i Calon Riset Partisipan Penelitian

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Rosalina T. Engkang

NIM

: 462008024

Selaku mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan,

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga akan melaksanakan penelitian dengan judul “Perilaku

Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI di Desa Polobogo,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang”.

Semua informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan

akan terjamin kerahasiaannya. Bila Bapak/Ibu/Saudara/i

menyetujui dan bersedia untuk menjadi riset partisipan Maka

saya mohon Bapak/Ibu/Saudara/i menanda tangani lembar

persetujuan menjadi riset partisipan yang telah disediakan.

Demikian atas bantuan dan kerjasamanya saya sampaikan

terima kasih.

Polobogo, Juli 2012

Hormat saya,

(6)

PERSETUJUAN MENJADI RISET PARTISIPAN

Setelah mendengar penjelasan mengenai penelitian

“Perilaku Ibu Menyusui dalam Pemberian ASI di Desa

Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang”. Saya

yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia

menjadi riset partisipan.

Untuk berpartisipasi dalam penelitian tersebut, tidak

karena terpaksa atau pengaruh dari pihak lain.

Polobogo, Juli 2012

Riset Partisipan

(7)

Lampiran 6

TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN I

Nama Ibu : PH

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 15 April 1986

Umur : 26 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Suami : WR

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 1 Mei 1981

Umur : 31 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Jumlah Anak : 2 Nama Anak Pertama : DL

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 3 Mei 2005

Umur : 7 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Nama Anak Kedua : DD

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 9 November 2011

Umur : 8 Bulan

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak Sekolah Alamat Rumah : Dusun Polobogo

Keterangan : P : Peneliti

PH : Riset partisipan

Subjek Isi Pembicaraan Kode

P “Selamat sore Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu Kepala Dusun Polobogo sini bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah sini” (sambil bersalaman dengan riset partisipan dan menjelaskan maksud tujuan dari penelitian)

A1

(8)

masuk dan duduk di kursi yang telah disediakan di ruang tamu lalu ibu PH mempersiapkan the dan kue ringan untuk P)

P “Mohon maaf mengganggu ya bu” A2

PH “Tidak apa-apa mbak, kebetulan saya sedang tidak ada kerjaan dan suami saya juga sedang bekerja” (sambil mempersilahkan P untuk minum dan makan makanan ringan yang sudah disediakan).

A2

P “Ibu mempunyai berapa anak bu?” A3

PH “Dua mba” A3

P “Usia berapa bu anak pertama dan kedua?” (Ibu PH mulai terlihat serius)

A4

PH “Anak pertama usianya 9 tahun, anak kedua usianya

8 bulan mba” A4

P “Apakah kedua anak ibu semuanya menyusui bu?” A5 PH “Iya mba semua menyusui, Dedek (anak kedua)

sampai sekarang masih menyusui. Target saya sampai usia 2 tahun”

A5

P “Kenapa sampai usia 2 tahun bu?” A6

PH “Aku sudah komitmen pas mengandung anak pertama untuk menyusui. Karena kata orangtuaku dan masyarakat di sini menyusui itu sudah menjadi kebiasaan di desa, bidan juga mengatakan bahwa ASI bermanfaat untuk kesehatan bayi.

A6

P “Oh ya bu, ngomong-ngomong boleh saya lihat KMS

adeknya bu?” A7

PH “Boleh, sebentar yah mbak tak ambilke dulu dikamar (Ibu PH berlalu kekamar dan bebarapa menit kemudian kembali keruang tamu dan memberikan KMS kepada peneliti). Ini mbak KMSnya ini sengaja tak taruh diatas lemari biar ndak di sowek-sowek (dirobek) sama adeknya”

A7

P “Oh ia ibu, terima kasih. Berat lahir adeknya 3,3 kg yah bu. Bagaimana dengan berat badan adeknya saat ini bu?”

A8

PH “Iya ini lahirnya besar, makanya berat badannya 3,3 kg. Kemarin terakhir aku nimbang itu berat badannya 8,8 kg. Setelah melahirkan, sekitar 30 menit bidannya kasih dedek ke aku untuk menyusui dedek. Sampai sekarang usia 7 bulan, Dedek masih menyusui, makanya berat badannya juga setiap ditimbang ikut posyandu itu ndak pernah turun sekarang aja udah bisa jalan tapi satu dua langkah jatuh kayak gitu”

A8

(9)

apa aja bu?“

PH “Ini cuman ASI aja og mbak, ndak mau mimi susu formula sama sun itu. Kan kalo dari buku KMS yang saya baca itu ASInya sampai enam bulan terus usia 7 bulan itu sudah sama makanan kaya sun sama susu formula tapi anaknya ndak mau maunya netek aja”

A9

P “Owh gitu bu (Peneliti sambil mengangguk-angguk). Bisakah ibu menceritakan kepada saya mengenai pengalaman pertama dan kedua selama menyusui? dan menurut ibu apakah manfaat memberikan ASI kepada anak?

A10

PH “Aku sudah komitmen pas mengandung anak pertama untuk menyusui. Karena kata orangtuaku dan masyarakat di sini menyusui itu sudah menjadi kebiasaan di desa, bidan juga mengatakan bahwa ASI bermanfaat untuk kesehatan bayi. Makanya dek Dila (menyebutkan nama anak pertama subjek) juga menyusui tetapi diselingi dengan susu formula dan sun karena air tetek (red:ASI) saya baru keluar hari keempat setelah lahirke Dila. Setelah ASI keluar, dek Dila malah ndak terlalu suka dan selalu ditolak dengan di muntahin gitu mbak, tapi tetap aku kasih dikit-dikit ASInya. Karena dek Dila nda suka ASI, jadi tak kasih susu formula dan sun. Kalo susu formula dan sun cepat di minum sama dia mbak. Sedangkan Dedek (menyebutkan anak kedua subjek) dari lahir sampai sekarang umur 8 bulan masih ASI. Ga mau diberi susu formula sama nestle. Kalo diberi langsung dimuntahin sama Dedek. Manfaatnya Dedek jarang sakit mba karena air tetek kan bagus untuk bayi dan juga merupakan makanan utama untuk anak mba jadi harus diberikan. Waktu hamil dan setelah melahirkan badan saya gemuk kan mba sampe 60 kg tapi setelah saya menyusui saya kurus lagi sekarang udah 50 kg sewaktu nyusui Dila juga seperti itu dan menyusui Dedek ini juga sama”

A10

P “Kenapa bisa tidak sakit bu?” A10.1

PH “Ya kalo ga disusui itu mba tetek saya bengkak karena penuh dengan air tetek jadi harus dikasih ke anak biar ga sakit mba harus digilir gitu mba, kalo yang kiri penuh yah tetekin ke anak yang kiri terus yang kanan lagi gitu seterusnya. Lagian anak aku ini kalo nda disusui dia itu cerewet dan nangis mbak.

A10.1

P “Oh begitu bu, oh ia bu, selain jarang sakit, apalagi

(10)

PH “Ya selain jarang sakit, dek Dila dan Dedek juga tidak rewel, cepat berjalan, duduk dan lincah anaknya mba sama cepat bicara. Kaya dedek Kalo manggil-manggil saya biasanya “Ibu” (sambil menirukan gaya anaknya), kalo panggil bapak “Bapak” atau kalo mbahnya (neneknya) “mbah” atau kalo mau netek biasanya “mam” gitu mba (sambil tertawa terkekeh)

A10.2

P “Selain cepat bicara apakah ada manfaat lain

menurut ibu?” A10.3

PH “lebih pintar anaknya mba yah seperti cepat

berjalan, duduk dan bicara itu mba” A10.3 P “Menurut Ibu manfaat menyusui bagi ibu itu apa bu?” A10.4 PH “Manfaatnya bagi saya itu lebih hemat dan lebih irit

mba jadi ga perlu keluar keluar duit lagi untuk beli susu formula”

A10.4

P “Dari manakah ibu mengetahui manfaat memberikan ASI?

A10.5

PH “Saya taunya dari buku KMS, dari bidan desa yang beri penyuluhan waktu posyandu dan pengalaman memberi ASI dari anak pertama dan kedua ini”

A10.5

P “Menurut ibu apa berbedaan anak pertama ibu yang diberi ASI tapi diselingi dengan susu formula dengan anak kedua ibu yang diberi ASI terus bu?”

A11

PH “Anak pertama saya bisa berjalannya lama, kalo anak kedua umur 7 bulan aja sudah bisa berjalan sedikit-sedikit, anaknya lincah, kalo lagi mau ngolek bumbu (menghaluskan bumbu) didapur dan Dedek ada pasti dilempar sama dia mba”

A11

P “Selain itu apakah ada lagi bu?” A11.1

PH “Mudah sakit mba, kaya dek Dila kan lebih banyak minum susu formula jadi kalo di kampung lagi musim demam atau flu dek Dila pasti sakit juga. Kalo dedek ini ga mudah sakit mba, tahan gitu tubuhnya itu mba dan juga saya sama anak kedua tambah sayang bukan berarti ga sayang sama anak pertama hanya saja karena menyusui ke sayanya lebih lama jadi hubungan saya ke anak kedua lebih erat mba, kalo anak kedua kan dia dari umur 4 hari sudah susu formula sama nasi yang dibuat bubur dan dila umur 1 tahun 5 bulan saya sering tinggalin sama ibu saya karena saya bekerja jadi karyawan pabrik rokok di ambarawa mbak ”

A11.1

P “Kenapa bisa seperti itu bu, maksudnya kenapa bisa lebih sayang ke anak kedua dan contoh lebih

(11)

dekatnya itu seperti apa bu?”

PH “ASI kan makanan utama kan mba yang udah ada ditiap perempuan, kayak aku merasakan kalo dia sakit gitu aku pasti tau kalo dia sakit. Sakitnya itu biasanya demam 1-2 hari sudah sembuh. Biasanya aku bawa ke bidan Isna di Banyubiru biar dikasih obat. Selain itu kayak ada kontak batin antara aku dan anak kedua.

A11.2

P “Selain itu apakah ada lagi bu?” A11.3

PH “jalannya sama bicaranya termasuk lambat mba ga

lincah kaya adeknya ini” A11.3

P “Apa yang ibu rasakan pada saat menyusui bu?” A11.4 PH “Bagaimana ya mba menggambarkan perasaan ini,

pokoknya tambah sayang mba, walaupun pernah digigit putting saya dan sampe sakit tetap saya susui”

A11.4

P “Selama ini apakah ibu mengalami kendala selama memberikan ASI bu? Bagaimana cara ibu

mengatasinya?”

A12

PH “Ada mba, ASI saya keluarnya 4 hari setelah

melahirkan jadi saya ga bisa kasih ASI hari pertama

A12

P “Mengapa hal tersebut terjadi bu?” A12.1

PH “Mungkin karena baru pertama kali menyusui. ibu saya juga mengatakan hal demikian bahwa

perempuan yang baru pertama kali menyusui pasti sulit untuk mengeluarkan ASI dalam beberapa hari”

A12.1

P “Lalu selama 4 hari ibu memberi apa bu untuk dek

Dila minum?” A12.2

PH “Saya kasih susu formula aja, tapi setelah 4 hari baru ASI saya keluar dan tak susuin ke anak tapi susu formula juga iya diberikan karena anaknya sudah itu terbiasa sama susu formula. Oh ia mbak Sama kalo nete dilanya cuma netek di tetek saya yang sebelah kiri ga mau yang sebelah kanan, jadi dulu saya pernah dioperasi”

A12.2

P “Di operasi apa bu? kenapa sampai bisa dioperasi

bu?” A12.3

PH “Kata dokternya itu ada tumor, karena ga disusui ke

Dila jadinya dioperasi tapi sekarang sudah sembuh” A12.3 P “Oh ia bu kenapa dek Dila tidak mau menyusui

disebelah kanan bu, dan kenapa hanya sebelah kiri saja?

A12.4

PH “Aku juga ga tau mbak, mungkin pait kali mbak,

karena ada tumor” A12.4

(12)

dan bagaimana sekarang?”

PH “Bisa semua mbak, kan cuma diangkat dagingnya

aja” A12.5

P “Oh begitu jadi sementara ibu masih netekin, ibu

operasi ya bu ?” A12.6

PH “Ga mba, setelah Dila umur 3 tahun baru dioperasi” A12.6 P “Oh ya bu, bagaimana perasaan ketika ibu hendak

memberi ASI akan tetapi karena ASI tidak keluar jadi ibu memutuskan memberi susu formula ibu?”

A12.7

PH “Sedih sih mbak, kan kalo ASI pertama kali keluar itu kan katanya bagus untuk kekebalan tubuh anak. Nah itu aku nda kasih, aku kasihnya susu formula., tapi setelah ASIku keluar yang hari keempat itu aku kasih susuku yang warnanya agak kekuningan itu loh mbak keanak biar anaknya sehat”

A12.7

P “Selain itu ada lagi tidak bu kendala yang ibu alami

selama memberikan ASI?” A12.8

PH “Ada mba puting saya pernah lecet digigit dedek waktu menyusui karena gregetan giginya yang baru mau tumbuh jadinya putting saya keiikut digigit gigit gitu sampe lecet jadi kalo menyusui sakit rasanya”

A12.8

P “Kalo lecet gitu bu bagaimana cara ibu mengatasinya biar cepat sembuh lecetnya bu? Dan apakah ibu masih tetap menyusui? ”

A12.9

PH “Waktu itu saya kasih minyak goreng mba lalu saya oleskan di putting tetek saya dan cepat sembuh terus lecet lagi saya tetap menyusui mba sambil menahan sakit waktu menyusuinya, ya mau bagaimana lagi kalo ga disusui kasian anaknya saya ga tega karena ASI kan makanan utama mereka mba dan kalo dikasih tetek saya jadi bengkak karena penuh kalo gitu jadinya sakit mba jadi harus dikasih mba”

A12.9

P “Selain lecet apakah masih ada bu?” A12.1

0 PH “Ini kerjaan didapur jadi terhambat. Karena harus

susuin adeknya dulu. Jadi ditinggal dulu kerjaannya.

A12.1 0 P “Menurut sepengetahuan ibu, posisi menyusui yang

seperti apakah yang membuat ibu dan anak merasa nyaman saat proses menyusui?”

A13

PH “Menurut pengalaman saya menyusui anak pertama yah mba, adeknya ini merasa nyaman menyusui dengan posisi berbaring baik di pangkuan saya sampai tertidur pulas, setelah itu baru saya pindahin ke kasur”

(13)

P “Setiap nenen posisinya berbaring ya bu?” A13.1 PH “Ho’oh senangnya baring mbak biar langsung tidur,

tapi yah kadang ndak langsung tidur juga biasa habis nenen itu langsung maen sama mbaknya”

A13.1

P “Bagaimana dengan posisi ibu sendiri bu saat

menyusui?” A13.2

PH “Saya menyusuinya duduk seperti ini aja, kalo capek

yah kadang berbaring mbak” A13.2

P “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi

berbaring bu?” A13.3

PH “Saya sudah terbiasa dengan posisi berbaring mba

jadi ga capek harus gendong gitu mba” A13.3 P “Bagaimana bu posisi Dedek sendiri bu saat

menyusui?” C10

PH “Kalo Dedek itu mba kadang-kadang ga suka digendong maunya berbaring sama duduk aja, jadi kalo digendong dia nolak puting susu yang masuk kedalam mulutnya mba kalo dibawa duduk baru anteng anaknya mba (tidak rewel)”

C10

P “Apakah ibu merasa nyaman menyusui dengan

berbaring gitu bu?” C10.1

PH “Iya mba, kalo tiduran kan bisa langsung tidur dia mba, jadi ga capek. Tapi juga bisa sambil duduk (Sambil memperaga pada anaknya yang baru bangun tidur yaitu dengan meletakkan anak dipangkuannya lalu menyusui ke anaknya sebelah kiri sambil menepuk nepuk bagian bawah belakang anaknya)”

C10.1

P “Kenapa sambil ditepuk tepuk gitu bu?” C10.2

PH “Sudah kebiasaan mba, spontan aja kalo udah menyusui gini pasti tanpa dipikirkan tangan langsung nepuk-nepuk gitu mba, ya adenya ngerasa nyaman waktu menyusui dan biasa langsung tidur”

C10.2

P “Untuk apa bu di tepuk-tepuk?” C10.3

PH “Itu kan adenya ditaruh di pundak lalu di tepuk tepuk (sambil mempraktikan) itu supaya adeknya merasa nyaman mbak”

C10.3

P “Menurut sepengetahuan ibu dalam sehari berapa

kali ibu harusnya menyusui bu?” A14

PH “Sering mba, bisa lebih dari 10 kali” A14

P “Oh ya bu hari ini sudah menyusui sudah berapa kali

bu seingat ibu?” C11

PH “iya mba tadi pagi saya menyusui, bangun tidur, habis mandi sama tadi pas mau pergi ke rumah mbahnya waktu mau jemput Dila itu”

(14)

P “Menurut sepengetahuan ibu berapa lama seharusnya ibu memberikan ASI?”

A15

PH “Yang saya tau itu mba 5-10 menit mba ya biasanya

dedek menyusui segitu mba” A15

P “Kalo misalnya ibu lagi sakit tapi adenya pengen menyusui itu gimana bu, apakah ibu tetap akan menyusui bu?

B10

PH “Tetap menyusui mba sambil berbaring, kasian mba kalo ga di kasih dan kadang-kadang adenya ga mau mungkin karena ASInya pait kali mba”

B10

P “Kok bisa pait bu?” B10.1

PH “Iya kalo lagi sakit atau masuk angin ASInya pait makanya dedek ga mau menyusui kalopun menyusui ga banyak-banyak mba”

B10.1

P “Terakhir tamu datang kerumah ibu kapan bu?” B11 PH “Hari ini mba, kan mbanya yang datang dan maen

kesini hehe (sambil tertawa)” B11

P “Oh iya bu (sambil tersenyum), selain saya bu, ada

ga bu?” B11.1

PH “Ada mba (sambil mengingat-ingat) kemarin itu ada kaka sama ibu dari suami saya yang maen kesini sama bapak dusun Clowok itu maen kesini ngurusin lampu kan kami baru pake ”

B11.1

P “Ooohh bagaimana bu perasaan ibu kalo ada kakak dan ibu dari suami datang dan dedek mau menyusui bu?”

B11.2

PH “Istilahnya menyusui itu mba ga tau malu jadi tetap aja saya menyusui mba kan keluarga sendiri sama dengan kalo ibu-ibu datang kaya tetangga gitu mba saya biasa aja tetap aja menyusui. Kaya lagi ada mbanya gini saya juga tetap menyusui mba. Pokoknya sudah ga tau malu deh mba hehehe (ucap ibunya sambil menyusui Dedek pada saat wawancara berlangsung) karena kasian kalo ga diberi”

B11.2

P “Oh iya bu pas bapak dusun Clowok itu bagaimana

bu apakah ibu tetap menyusui? ” B11.3

PH “Wah kalo yang waktu itu saya menyusuinya di dalam kamar mba. Soalnya Dedek udah nangis minta di susui. Kan laki-laki mba, malu kalo menyusui depan laki-laki kalo sesama perempuan saya gapapa mba tetap aja saya menyusui kan sama aja, sama-sama punya payudara (sambil tersenyum).

B11.3

(15)

siapa ibu bepergian?

PH “Kemarin pagi mba jam 10 an saya pergi ke pasar bawah dekat muncul untuk beli sayur. Kemarin saya sama dedek aja mba naik motor karena suami kan kalo dari jam 10 sampai 4 sore gitu mba masih kerja”

B11.4

P “Apakah Dedek minta untuk disusui bu? Bagaimana

perasaan ibu?” B11.5

PH “Iya mbak dedek itu dimanapun tetap minta disusui mungkin karena lapar kan dedek cuma minum ASI aja mbak. Wah malu mbak, kan kalo udah melahirkan tetenya tambah besar, jadi saya kalo netein cari tempat yang sepi baru saya tetein gitu, jadi belanjanya jadi lama karena sudah ada anak kecil atau kalo nda aku ke rumah teman dulu untuk netein Dedek”

B11.5

P “Dari keluarga ibu sendiri seperti orangtua dan suami apakah mendukung ibu untuk memberikan ASI bu?”

B12

PH “Iya mbak mereka sangat mendukung dan menyarankan untuk memberikan ASI. Dari zaman dulu kan orang desa itu taunya cuman ASI aja”

B12

P “Bentuk dukungan dari keluarga ibu selama ibu

menyusui seperti apa bu?” B12.1

PH “Ibu saya sama mertua memang sangat

menyarankan ASI, lagian Dedek ga mau susu formula. Kalo dikasih ga diminum dibuang-buang aja, ga ditelan gitu mba, disembur mungkin karena ga enak jadinya dia ga suka mbak. Sukanya cuma air susu aja mba (sambil tersenyum). Kan saya kerja mbak. Jadinya ya kerjanya keluar dulu demi anak mbak, kasian kalo ditinggal soalnya ga mau susu formula ga ada yang jagain dedek”

B12.1

P “Apa yang keluarga ibu sarankan bu?” B12.2

PH “Kalo saya mau ke pasar gitu mba beli sayur mereka selalu mengingatkan jangan lupa kalo kepasar beli jamu atau daun papaya supaya ASInya lancar gitu mba”

B12.2

P “Daun papaya itu diapakan bu dan manfaatnya buat

apa bu?” B12.3

PH “Daun papaya itu dibersihkan lalu direbus gitu aja mba terus airnya diminum daunnya bisa buat lalapan terus dimakan. Manfaatnya itu ASI jadi lancar mba soalnya kalo saya ga makan sayur air tete saya ga ada mba jadi harus makan sayur”

B12.3

(16)

bu?”

PH “Kalo suami sebelum berangkat kerja, saya dikasih duit RP 25.000. kata suami duit 25.000 itu buat beli sayur 20.000 dan 5000nya buat beli jamu gitu mba supaya saya sehat dan anak-anak juga sehat”

B12.4

P “Kalo dikeluarga ibu sendiri ada pantangan gitu ga

bu untuk menyusui?” B12.5

PH “Ada mba, kata orangtua tidak boleh menyusui

ditengah pintu rumah” B12.5

P “Itu kenapa bu?” B12.6

PH “Ga tau mba, tapi ya saya udah nuruti aja mba” B12.6 P “Kalo makanan gitu bu, ada pantangannya ga bu di

keluarga ibu?” B12.7

PH “Ada mba, misalnya ga boleh makan yang pedas

pedas nanti takut adenya diare” B12.7

P “Adeknya pernah diare bu? B12.8

PH “Ga pernah kena diare mba karena saya ga pernah

makan yang pedas gitu mba” B12.8

P “Bisa ibu ceritakan kepada saya bu mengenai kegiatan ibu hari ini yang berkaitan dengan menyusui bu?”

B13

PH “Saya tadi pagi jemput dek dila dulu dirumah mbahnya ini jam 12-an baru balik dan ga ada

kerjaan. Makanya senang pas mbak datang jadi ada temannya. Soalnya kalo siang begini suami lagi kerja, pulangnya sore. Kerjanyakan tukang kayu. Kalo pagi itu yah seperti biasa masak dulu, baru pas dedek bangun yah susuin dedek, mandiin dedek, terus pergi kerumah mbahnya dedek ini untuk jemput dedek. Kalo duduk saya bekerja dipabrik, tapi pas Dila umur 1 tahun 5 bulan aku baru keluar dari kerjaan soalnya kasian sama anak”

B13

P “Bagaimana dek Dila bu selama ibu bekerja?” B13.1 PH “Kepikiran terus mba sama anak, khan waktu

menyusui dila saya bekerja jadi yang jaga ibu saya, kasian juga sama ibu yang jagain terus kan ibu juga ada pekerjaannya, tapi ya mau bagaimana lagi saya juga harus bantu suami, tapi waktu melahirkan Dedek dan menyusui Dedek saya berhenti bekerja karena Dedek ga mau susu formula maunya ASI aja jadi kasian kalo ditinggal dan ga ada yang jaga mba kalo Dila khan ga mau ASI maunya susu formula aja jadi harus cari duit untuk beli susu itu mba soalnya kalo di kasih ASI dia ga mau malah dimuntahin gitu mba katanya “pait..pait” (sambil menirukan anaknya

(17)

mengatakan pait pait)”

P “Oh ya bu, bagaimana sikap ibu ketika adek minta nenen pada saat ibu sedang bekerja di dapur bu?”

B13.2

PH “Pekerjaan saya jadi terhambat mba kata orang itu pekerjaan sehari jadi seminggu gitu mba, yah seperti kalo saya mau masak dan Dedek mau netek ya terpaksa saya matiin dulu kompornya baru saya lanjut masak mba”

B13.2

P “Dek dedek kan mengatakan pahit bila minum susu

formula bagaimana dengan ASI bu?” B13.3

PH “Wah kalo mimi ASI dia senang banget mbak, dia tau kalo kita pengen kasih dia mimi. Misalnya mulutnya itu langsung dibuka dan langsung mimi ASI aja sampe kenyang”

B13.3

P “Bagaimana perasaan ibu kalau Dedek menolak

disusui dengan posisi seperti itu bu?” B13.4 PH “Ya saya mah ngikutin aja mba jadi kata orang itu

pekerjaan yang seharusnya jadi sehari malah jadinya seminggu kalo sudah ada anak gitu mba, biasanya dia paling suka berbaring kalo digendong gitu adeknya nda mau biasa sampe teteknya dilepas ato pernah sampe digigit sama dia”

B13.4

P “Sekitar jam berapaan bu tadi pagi ibu menyusui?” C12 PH “Jam 6 an mba, Dedek mah cepat bangunnya, jadi

saya harus cepat bangun dan masak supaya selese masak langsung netekin anak. Kalo udah bangun itu susah kerja. Kerjaan sehari jadi seminggu mbak ibaratnya itu”

C12

P “Pas setelah mandi itu berapa lama ya bu

menyusuinya?” C12.1

PH “Sekitar 8 menit aja mba tergantung keadaan dedek kalo dia merasa masih kenyang neteknya bentar tok, tapi kalo lapar itu biasa lama bisa sampai 15 menitan, terus dia langsung maen dilantai lari sana lari sini dibongkarin semua yang sudah rapi kaya taplak meja ini mba ditarik tarik sama dia mba, aduh repot mba tapi yah di nikmati aja”

C12.1

P “Posisi menyusuinya gimana bu?” C10.3

PH “Tadi dudukkan aja mba, kan udah bersih. kalo pagi itu dedek setelah dia mandi langsung di susui biar ga rewel mba setelah itu saya baru sarapan terus siap-siap kerumah mbahnya, dan itu harus menyusui lagi mba”

C10.3

P “Pas mau pergi kerumah mbahnya bu itu berapa

(18)

PH “Sekitar 8 menit juga mba setelah saya sarapan terus langsung kerumah mbahnya jemput dila, kalo sabtu kan mba Dila nginap dirumah mbahnya. Soalnya mbahnya ga ada temannya disana, Cuma sendiri aja dirumah, pas hari minggunya baru dijemput gitu setiap minggunya mba”

C12.2

P “Siang ini sudah berapa kali bu menyusui? dan

berapa lama?” C11.1

PH “Baru sekali mba tadi pas balik dari rumah mbahnya kan siang jam 12an terus langsung tidur aja dia mba tadi menyusuinya hanya 10 menit aja langsung kelelep (tidur) mungkin karena kecapean dijalan kan dia saya gendong didepan diikat gitu karena naik motor.

C11.1

P “Semalam bu apakah ibu juga menyusui bu?” C11.2 PH “Wah iya mba setelah mandi sore sama pas mau

tidur itu menyusui juga kalo pas malam saya menyusuinya sambil berbaring dan adeknya langsung tertidur gitu mba”

C11.2

P “Ga tersendak ya bu adeknya kalo menyusui sampai

adeknya tertidur?” C11.3

PH “Selama ini ga mba, soalnya kalo ga gitu adeknya rewel mba jadi sampe kelepas sendiri karena ketiduran”

C11.3

P “Wah terima kasih banyak ya bu buat hari ini dan dilain hari jika masih ada beberapa hal yang masih kurang saya akan kembali lagi ketempat ibu ya bu”? PH “Wah malah senang mba, sering-sering aja main

(19)

TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN II

Nama : KH

Tempat Tanggal lahir : 28 Desember 1980

Umur : 32 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Suami : ES

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 7 Desember 1979

Umur : 33 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Jumlah Anak : 2 Nama Anak Pertama : ML

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 5 Januari 2003

Umur : 9 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Nama Anak Kedua : RY

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 4 Agustus 2012

Umur : 5 Bulan

Agama : Islam

(20)

Keterangan : P : Peneliti

KH : Riset partisipan

Subjek Isi Pembicaraan Kode

P “Selamat siang Ibu. Maaf mengganggu. Perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud kedatangan saya kemari adalah untuk belajar perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo berkaitan dengan tugas akhir saya. Saya mendapatkan info dari ibu Kepala Dusun Polobogo sini bahwa ibu adalah salah satu dari ibu-ibu yang sedang menyusui didaerah sini” (sambil bersalaman dengan riset partisipan, dan mertua dari riset partisipan dan menjelaskan maksud tujuan dari penelitian)

A1

KH “Iya mbak, silahkan duduk mbak, maaf lagi berantakan ini mbak (ucap riset partisipan sambil membereskan gelas yang masih tergeletak di atas meja dan membawanya kedapur lalu kembali lagi kedepan)”

A1

P “Tidak apa-apa ibu, terima kasih ibu (sambil duduk di kursi yang telah tersedia di ruang tamu rumah riset partisipan)”

A2

KH “Ini tentang ibu yang menyusui ya mbak. Susah-susah ga mbak pertanyaannya? (Ucap riset partisipan sambil tersenyum kepada peneliti)”

A2

P “Iya ibu. Saya mau belajar banyak dari ibu tentang sikap dan tindakan ibu selama menyusui. Tidak ibu, mudah saja hanya berkaitan dengan pengalaman ibu saja”

A3

KH “Iya mbak, saya bisa. Sebentar ya mbak (Riset partisipan pun pergi kebelakang dan beberapa menit kemudian sudah kedepan sambil membawa air minum dan makanan ringan dalam nampan untuk disuguhi kepeneliti). Mari mbak sambil dimakan kuenya dan diminum tehnya. Ini hanya seadanya saja”

(21)

P “Ini sudah banyak bu, terima kasih ibu. Maaf mengganggu ya bu?”

A4

KH “(Riset partisipan tersenyum). Tidak apa-apa mbak, mari sambil diminum. Ini mbaknya asli mana?”

A4

P “Saya aslinya Kalimantan bu” A5

KH “Jauh men ik sekolah disini. Tapi gapapa ya mbak, cari pengalaman”

A5

P “Iya ibu, ibu dirumah ini tinggal sama siapa bu?” A6 KH “Ini bukan rumah saya mbak, disini saya ikut suami.

Saya aslinya dari Batu Malang, Jawa Timur. Disini ada Bapak ibunya suami saya. Tapi yang Bapak mertua ini bukan Bapak aslinya suami saya. Ini bapak tirinya. Bapak aslinya itu kabur waktu suami saya masih kecil gitu katane ibu mertua mbak”

A6

P “Orang Tua suami kalo boleh tau bu pendidikannya apa bu?”

A7

KH “SD semua kayake mbak” A7

P “Kalo ibu sendiri bu ada berapa bersaudara bu?” A8 KH “Saya ada 3 bersaudara. Kami semua SMP. Dan ga

lanjut sekolah lagi. Jadi langsung kerja aja. Senange kerja mbak. Mereka semua tinggal di malang”

A8

P “Anak ibu ada berapa?” A9

KH “Dua mbak” (sambil menyusui anaknya yang baru saja bangun dari tidur siangnya)

A9

P “Oh, begitu ya bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua?”

A10

KH “Ceritanya panjang mbak, piye yah ceritanya (ucap ibunya sambil tersenyum malu). Walaupun aku jauh dari suami, aku tetap mengutamakan menyusui anakku mba. oleh karena itu dua-duanya anakku setelah melahirkan langsung menyusui, tapi dibersihin dulu badannya di ukur tinggi badannya anak dan saya juga dibersihin setelah itu baru disusuin ya kira-kira 30 menitan mbak setelah melahirkan, soalnya bidannya kerjanya cepat, mungkin karena udah terbiasa ya mbak. Mila (Riset partisipan menyebutkan nama anak pertamanya) dari pertama lahir itu langsung disuruh bidane untuk

(22)

menyusui mbak, terus yang anak kedua ini juga sama masih menyusui. Sekarang ini adeknya lagi sakit ini mbak kena flu, panas badannya juga naik terus, ini tenangnya waktu tidur aja, kalo sudah bangun bawaannya cerewet. Bawaanya mau digendong terus, kalo duduk kaya gini nangis terus. Maaf ya mbak aku sambil berdiri diami adeknya. (sambil riset partisipan memanggil anak pertamanya untuk mengambilkan seledang karena riset partisipan ingin mengendong anak keduanya untuk menenangkannya dari tangisnya dan sambil meminta maaf kepada peneliti)

P “Oh, begitu ya bu. Iya ibu tidak apa-apa (Peneliti mempersilahkan riset partisipan untuk menggendong anaknya)”

A10.1

KH “Ayo mbak sambil diminum dulu tehnya (Ucap riset partisipan sambil menepuk-nepuk pantat anaknya yang ada digendongannya). Usia 2 bulan itu dah tak kasih sun milna sama susu promina. Kata bidane kan usia 6 tahun baru dikasih. Tapi yaitu aku ga mau. Anaknya nangis terus kok jadi tak kasih sun sama susu promina aja mbak”

A10.1

P “Mungkin adeknya mau tidur siang bu” A10.2

KH “Sudah tidur siang mbak adeknya, kan ini baru bangun dari tidur. Karena lagi sakit makanya bawaannya cerewet, idungnya juga lagi mapet, sama batuknya nda sembuh-sembuh sudah tak bawa ke bidan desa sini terus dikasih obat tapi belum sembuh-sembuh juga (Sambil menatap dan mengelus wajah anaknya yang diam digendongan riset partisipan).”

A10.2

P “Adeknya sakit sejak kapan bu?” A10.3

KH “Sudah 3 hari ini mbak adeknya sakit kaya gini makanya tadi aku baru pulang dari balai pengobatan untuk rontgen soale aku takut kenapa-kenapa. Nah itu sudah dikasih obat sama bu bidan tapi nda sembuh juga. Aku kuatir kenapa-kenapa jadi tadi pagi tak bawa lagi ke balai pengobatan untuk rontgen. Tapi untunge kata dokter ga ada flek di paru-parunya mbak. Aku takut banget dia

(23)

kenapa makanya dirontgen. Oh ia mbak tadi pas disana perut adeke ditepuk-tepuk gitu. Aku sempat bingung gitu dalam hati aku bilang (apa nda kasian nie orang, anak kecil kok ditepuk-tepuk gitu perutnya?) mana sambil nangis mbak adeknya itu. Terus tak tanyae ”dok, kenapa ditepuk-tepuk gitu dok” terus doktere jawab ”biar cepat sembuh bu, ini kan adeknya flu sama batuk jadi timbul dahak di tenggorokannya. Ini dahaknya harus dikeluari dengan cara ditepuk-tepuk gitu bu biar adeknya muntah, kalo udah muntah itu mengurangi dahaknya”. Aku langsung tenang, terus tak liat selesai muntah itu wajah adeknya mulai segar lagi” P “berkaitan dengan berat badan adeknya bu, boleh

saya pinjam KMS (Kartu Menuju Sehat) milik adeknya bu?

A10.4

KH “oh ia mbak, sebentar aku tak ambilke dulu dikamar (Riset partisipan lalu pergi kekamar mengambil KMS dan kembali lagi keruang tamu menemui peneliti dan memberikan KMS kepada peneliti). Ini mbak KMSnya berat lahirnya itu 2,8 kilogram. Terus ini setiap bulanne ini naik terus ga pernah turun berat badanne mbak. Kecuali yang pas sakit sekarang ini aja turun satu ons berat badannya. Karena nda selera maem sama menyusui juga nda terlalu mau”

A10.4

P “Bagaimana bisa berat adeknya naik setiap bulan bu?”

A10.5

KH “Yah itu mbak ta kasih ASI, sun nestle gitu aja mbak, dari pas lahir itu udah tak kasih. Anaknya nda cerewetan kalo maem. Kan ada anak disini yang nda mau menyusui, maemnya dikit itu anaknya kurus. Berat badanne juga nda naik-naik. Kalo ini berat badanne tiap bulan naik terus kaya ini kan bulan april itu 3,7 kg terus bulan mei itu 4,6 kg, bulan juni itu 5,2, bulan july itu 5,5 kg, terus agustus maren ki naik jadi 5,9 kg. nah maren bulan September itu 6,4 kg. Kecuali sakit ini mbak, jadi berat badanne turun satu ons pas ditimbang”

A10.5

P “Selain usaha diberi makanan selain ASI apa lagi yang ibu lakukan untuk anak ibu bu?”

(24)

KH “Sebagai orang tua kan mbak itu kan mbak punya tanggung jawab jaga anak, misale makanannya dijaga, ASI itu harus dikasih, sama makanan tambakhan lainnya kaya sun Milna gitu. Kalo nda dilatih itu kan kasian anaknya ntar mudah sakit”

A10.6

P “Memang adenya dikasih makanan selain ASI itu bu pas usia berapa bu?”

A10.7

KH “Usia 2 bulan itu dah tak kasih sun milna sama susu promina. Kata bidane kan usia 6 tahun baru dikasih. Tapi yaitu aku ga mau. Anaknya nangis terus kok jadi tak kasih sun sama susu promina aja mbak”

A10.7

P “Mengapa demikian ibu?” A10.8

KH “Iya toe mbak, kalo anak cuma ASI aja makanannya kan itu kasian anake kelaperan, jadi biar kenyang dan nda sakit itu tambakh makanan lain. Kaya kita orang tua ini kan mbak pasti lapar kalo nda ditambakh makanan lain. Kalo Cuma minum susu toe itu kan nda kenyang. Soale ”

A10.8

P “Oh begitu ya bu. kasian juga ya adeknya bu. Lalu bagaimana bu proses menyusuinya jika adeknya seperti saat ini?”

C11

KH “Menyusuinya berkurang mbak. Biasa sehari delapan kali sekarang cuma bisa empat kali sehari. Ya cuma dikit-dikit aja minumnya mbak. Lagi pula selera menyusuinya itu berkurang. Setiap diberi ASI itu dikeluarkan sama adeknya ini, kalo pun nda dikeluarin itu cuma diisap sedikit aja terus nangis lagi (Ucap riset partisipan dengan wajah sedih sambil menatap wajah anaknya). Nafsu makannya juga berkurang. Tak kasih sun nestle itu dikeluarin terus. Biar nda lapar aku juga sambil beri minum air putih juga mbak biar nda lapar adeknya soalnya menyusuinya berkurang (Riset partisipan lalu duduk kembali di samping peneliti tapi tetap menyusui anaknya dan sambil bercerita dengan peneliti)”.

C11

P “Bagaimana bisa adeknya minum ASI cuma 4 kali dan cuma dikit-dikit minum ASInya bu?”

C11.1

KH “Kata orang-orang mbak air susu ne nda enak di mulut adeknya kalo lagi sakit. Makanya adeknya ini

(25)

nda mau menyusui kalo lagi sakit. Kayak dulu mbak waktu adeknya umur 1 bulan adeknya ini mau sempat tak tinggal karena aku harus rawat inap di rumah sakit. Jadi ASI ne tak peras ngono. Tapi untungnya ga jadi rawat inap. Waktu itu katane keluarga suamiku aku kena usus buntu, nah terus aku rontgen di rumah sakit. Katane dokter itu pas diliat hasil rontgen ga ada sakit apa-apa jadine batal rawat inap. Ga tau juga mbak katane sakit didalam tapi pas rontgen itu ga ada apa-apa didalam. Yaitu aku ga jadi rawat inap. Padahal aku ngerasa sakit mbak, tapi pas diperiksa sama di rontgen itu aku ga kenapa-kenapa. Nah adeknya selama itu ga doyan menyusui yang waktu aku sakit itu. Kata keluarga itu ASInya ndak kalo lagi sakit. Makanya adeknya nda doyan menyusui. Sama kaya sekarang ini adeknya juga sakit, jadi nda doyan dia menyusui. waktunya itu ga sesering kalo lagi nda sakit”

P “Lalu usaha apa yang ibu lakukan waktu itu bu?” C11.2 KH “Yow, aku istirahat dirumah aja, sambil minum obat

yang dikasih dokternya mbak”

C11.2

P “Oh begitu bu, lalu bagaimana proses menyusui selama ibu sakit bu?”

B10

KH “Ya aku tetap menyusui mbak. Sambil makan sayur -sayur. Soale kalo kita makan sayur yang banyak itu ASI makin banyak. Kalo nda makan sayur itu air ASI pasti ga ada mbak. Saya dulu pernah jarang makan sayur trus dikit sekali air ASI yang keluar nah pas banyak makan sayur baru air ASInya banyak yang keluar”

B10

P “Bagaimana dengan posisi ibu memberikan ASInya bu?”

C10

KH “Posisinya yah gini ini mbak (riset partisipan sambil menyusui anaknya yang ada dipangkuannya) sambil duduk tapi ya kadang anaknya minta sambil digendong. Paling sering itu digendong mbak”

C10

P “Bagaimana perasaan ibu menyusui dengan posisi digendong seperti ini bu?”

C10.1

(26)

pengalaman sama mbaknya ini jadi pas punya anak kedua ga repot-repot amat”

P “Sudah berapa kali bu hari ini adeknya menyusui?” C11.3 KH “Berapa kali yah mbak (sambil mengeryitkan

dahinya berusaha mengingat berapa kali dia sudah menyusui). hari ini baru 4 kali kayake mba, ini yang keempat kalinya mba adeknya menyusui (Ucap ibunya sambil tetap menyusui anaknya)”

C11.3

P “Berapa lama biasanya bu?” C12

KH “Wah ga terhitung lamanya mbak, mungkin ya sampe 9 menitan, ya kaya seperti ini lama menyusuinya, ini mau tidur lagi, matanya pejam tapi mulutnya masih bergerak nyedot susunya, kalo malam itu ya sampe tidur”

C12

P “Maksudnya bagaimana bu, kok bisa sampai tidur menyusuinya malam kemaren?”

C12.1

KH “Iya mbak, saya menyusuinya sampe ketiduran, sampai-sampai nda ingat kalo lagi menyusui. Tahu-tahu sudah pagi saja.”

C12.1

P “Sebelum menyusui, bagaimana tindakan ibu?” C12.2 KH “Pas mau tidur ya ga ada mbak, kalo mau minta ASI

kan rewel itu langsung ta kasih aja”

C12.2

P “lalu bagaimana dengan pelekatan mulut adeknya bu tiap kali menyusui ?”

C12,3

KH “Kalo diberi itu mbak langsung diisap ASInya, dia tau kalo ibunya mau beri dia ASI jadinya mulutnya langsung dibuka. Nah kaya gini mbak diberi langsung diisap aja kan mbak, padahal matanya pejam tapi ini terasa kalo airnya diisap terus sama dia (ucap ibunya sambil memperlihatkan anaknya yang sedang menyusui)”

C12.3

P “Posisinya menyusui bagaimana bu malam tadi pas ibu menyusui?”

C10.2

KH “Sukanya itu tiduran biar ga capek menyusuinya” C10.2 P “Kalo adenya sendiri posisi menyusuinya bagaimana

bu?”

C10.3

KH “Adeknya ikut berbaring juga mbak. Tapi sambil maen-maen gitu sampe capek dan puas menyusui baru tidur nyenyak enak”

(27)

P “Maen-maen yang seperti apa bu?” C10.4 KH “Ini teteknya ini dimasukin kemulut tapi nda diisap

hanya diemut aja gini mbak”

C10.4

P “Bagaimana dengan bentuk dukungan dari keluarga selama ibu menyusui bu?”

B12

KH “Yo kalo keluarga dukung-dukung aja mbak. Selama sehat dan baik-baik aja itu dukung terus mbak”

B12

P “Menurut ibu bentuk dukungannya seperti apa bu?” B12.1 KH “Yah sama aja mbak, dukung juga. Sering ditanyain

“kabar adeknya gimana, Sehat-sehat aja kan” gitu kalo ditelpon. Ini kemarin pas lebaran kan mau pulang Kalimantan mbak. Tapi sama suami dilarang. Katane suami nanti aja pas desember sewaktu dia balik dari Kalimantan baru kami ke malang. Sudah kangen juga sama keluarga disana. Suami saya di kalimantan timur mbak jadi karyawan kebun sawit disana, jadi pas melahirkan dia ga ada disini, dan sampe sekarang belum liat anaknya yang kecil ini, katanya rencana desember pulang tapi belum tau jadi apa ga, kumpulin uang dulu. kalo untuk dukungan ga ada yang penting anaknya sehat. Bapaknya cuma bisa dengar suaranya saja ga pernah ketemu langsung”

B12.1

P “Oooh gitu bu, udah berapa lama bu bapak di Kalimantan Timur?”

B12.2

KH “Ya sudah 2 tahun ini ga pulang” B12.2

P “Selain dari keluarga dari siapa ibu mengetahui pentingnya memberi ASI bu?

B12.3

KH “Dari bidannya langsung mbak, pas setelah melahirkan itu dikasih tahu untuk menyusui adeknya biar sehat gitu anaknya karena susu itu asli dan alami gitu mbak”

B12.3

P “Kalo ibu sendiri apakah ibu bekerja bu?” B13 KH “Iya mbak kerja. Saya itu dulu waktu masih hamil

adeknya ini jualan nasi kuning, buah durian itu didepan rumah. Pas lahirke adeknya ini, udah nda jualan lagi fokus urus anak dulu oleh mertua gitu mbak dan juga saya ga kuat. Repot kalo ada anak mbak”

(28)

P “Gimana perasaan ibu setelah ibu berhenti bekerja dan memilih lebih fokus mengurus anak bu?”

B13.1

KH “Ya tidak apa-apa mbak kan lebih enak juga bisa mengurus anak soalnya kalo ga disusui itu anaknya nangis, rewel gitu mbak kasian kalo ditinggal-tinggal”

B13.1

P “Bagaimana proses menyusui jika ibu sedang bekerja di rumah bu?”

B13.2

KH “Ya saya menyusui hingga adeke kenyang. Jika masih rewel ya saya tetap memberikan ASI. Soale saya dibantu ibu mertua dan mbak Mila dalam memasak. Itu mbak Mila udah bisa masak nasi”

B13.2

P “Bagaimana perasaan ibu bila adenya menyusui lama jika saat ibu sedang ingin bekerja seperti menyapu?”

B13.3

KH “Pekerjaan ditinggal dulu, soale kasian sama adeke kalo nda diberikan ASI”

B13.3

P “Bisa ibu ceritakan pengalaman ibu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari hari ini bu di rumah sambil menyusui adeknya?”

B13.4

KH “Tadi pagi itu saya tetap masak nyayur gitu mbak. Bangun pagi-pagi sewaktu adeknya belum bangun terus buru-buru mandi setelah itu sarapan. Adenya bangun baru nyusui dia, terus mandiin. Soale kan mau ke Balai Pengobatan itu untuk rontgen adenya”

B13.4

P “Oh gitu bu, berapa lama bu tadi adenya menyusui bu?”

C12.4

KH “Yah itu nda terlalu lama, cuman 5 menitan aja mbak”

C12.4

P “Kenapa hanya 5 menit saja bu?” C12.5

KH “Soale kan mbak masih sakit, jadi selera menyusuinya itu berkurang dan juga buru-buru mau ke Balai pengobatan itu”

C12.5

P “Ibu saya mau tanya, kapan terakhir tamu datang disini dan adenya lagi menyusui?”

B11

KH “Terakhir mbaknya ini hahaha (ucap riset partisipan sambil tertawa)”

B11

P “Bagaimana tindakan ibu dalam hal menyusui?” B11.1 KH “Dilihat-lihat dulu kalo tamunya perempuan ya tetap

menyusui tapi kalo laki-laki ya tunggu sampe pulang

(29)

dulu baru menyusui kalo ga yah bawa ke kamar dulu atau kedapur terus baru kasih mimi disana kalo udah baru kedepan lagi, jadi minta tolong bapak dan ibu mertua dulu yang nemenin sementara saya masih mimiin adeknya”

P “Alasan ibu untuk memberikan ASI apa ya bu?” B10.1 KH “ASI kan lebih bagus dari pada susu formula jadi

diberi ASI selain itu irit biar ga keluar duit beli ASI soalnya suami saya di Kalimantan itu ga nentu kiriman duitnya jadi saya juga bantu sambil kerja karena lagi menyusui ini makanya berenti kerja mbak ”

B10.1

P “Terus posisi menyusuinya bagaimana bu?” C10.5 KH “Tiduran bisa, duduk bisa, digendong sambil ajak

jalan juga suka tergantung suasananya aja mbak misalnya kalo adeknya nangis, cerewet gitu ya ta ajak duduk atau ga ajak jalan-jalan sambil digendong gitu”

C10.5

P “Oooo jadi itu adeknya sendiri yang minta ya bu?” A13 KH “Iya, kalo dipaksa untuk netek sambil tiduran ga mau

juga jadi mau ga mau diajak jalan-jalan atau duduk supaya mau menyusui. Namanya anak kecil kan mbak banyak maunya dan harus dituruti”

A13

P “Bagaimana dengan waktu menyusui adeknya bu ?” A15 KH “Kalo menyusui adeknya ini sewaktu nangis ya

dikasih. Nda ada jadwal khusus, soalnya kalo anak kecil kan mbak, mudah laper. Badannya aja kecil tapi makannya itu walaupun sedikit-sedikit tapi banyak.”

A15

P “Bisa ibu jelaskan bu manfaat menyusui bagi anak bu?”

A10.9

KH “ASI kan lebih bagus mbak dari pada susu formula, terus lebih irit nda harus beli. Lebih enak mbak dari pada susu formula, selain itu jarang sakit lebih kuat dari pada anak lain yang ga diberi ASI mbak, terus ga pernah diare juga karena saya ga pernah makan yang pedas”

A10.9

(30)

KH “ASI itu kan cepat mbak, instan, jadi kalo malam hari adeknya bangun minta mimi susu aku nda harus repot kedapur ambil air hangat atau air dingin dan taruh dibotol. Tapi kalo menyusuikan langsung aja anaknya netek”

A10.1 0

P “Maaf bu, kenapa adeknya bisa diare kalo ibu makan pedas?”

A10.1 1 KH “Iya mbak kalo makan pedas nanti anaknya bisa

diare kan sayur yang dimakan ikut dimakan anaknya juga tapi lewat air susu kita”

A10.1 1

P “Lalu menurut ibu, 4. Berapa kali dalam sehari ibu memberikan ASI?”

A14

KH “Berapa kali yah mbak, aku ndak tau. Tunggu anaknya minta baru dikasih gitu aja”

A14

P “Bagaimana posisi menyusui setelah melahirkan saat itu bu?”

A13.1

KH “Posisi menyusuinya waktu itu aku berbaring aja mbak kan ga kuat untuk duduk tapi anaknya kuat menyusui. Bu bidannya taruh disamping saya terus ta kasih ASI terus anaknya menyusui”

A13.1

P “Menurut ibu posisi yang nyaman untuk menyusui anak itu bagaimana sih bu?”

A13.2

KH “Menurut pengalaman aku yah mba, duduk aja biasa menyusui, kalo adeknya ngerasa nda nyaman yah aku ajak jalan-jalan”

A13.2

P “Ndak nyamannya itu seperti apa bu?” A13.3

KH “gelisah gitu kalo disusui” A13.3

P “Menurut ibu dampak anak tidak diberi ASI itu apa ya bu?”

A11

KH “Berat badannya itu mbak menurun, terus kaya kurang gizi gitu mbak. Aku melihat anak tetangga itu kurus karena ga menyusui mungkin karena orangtuanya sibuk bekerja”

A11

P “Apakah anak ibu sendiri pernah mengalami hal seperti itu bu?”

A11.1

KH “Oh nda, ndak pernah. Kalo sakit itu palingan karena lagi musim sakit aja, inikan lagi musim pilek nah kena pilek juga. Kalo yang kurus itu aku lihat anak tetangga aja kan ibunya sibuk kerja jadi anak dikasih

(31)

susu formula aja atau apa aku juga ndak tahu mbak” P “Selama ini kendala apa saja yang ibu alami selama

menyusui bu?”

A12

KH “Apa yo mbak. Ini putting yang sering sakit karena kasar waktu neteknya (sambil meringgis menahan sakit). Apalagi sekarang giginya udah tumbuh dua karena gregetan jadine di gigit gigit puttingnya sampe pernah mau putus rasanya putting aku waktu itu mbak, mulut anak kecil itukan kasar kalo netek seenakke dewe (seenaknya sendiri)

A12

P “Terus bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” A12.1 KH “Ya tetap tak susui mbak, ntar sembuh sendiri

putingnya yang sakit. Sambil menahan sakit yo aku tetap menyusui, ini semua demi anak”

A12.1

P “Selain itu kendala apa saja yang ibu alami bu?” A12.2 KH “Lebih ke pekerjaan aja sih mbak, soalnya kan saya

kerja bantu suami, tapi yah karena dimarahin sama mertua untuk kerja jadinya gini urus anak aja. Sama kalo saya makan pedes gitu anaknya bisa kena diare atau juga mudah kena flu padahalkan saya kasih ASI sama makanan tambakhan lainnya kaya nasi sama air putih”

A12.2

P “Iya ibu, ibu terima kasih buat hari ini, saya pamit pulang dulu, lain waktu jika ada kesempatan kita bisa cerita cerita lagi ya bu? (peneliti sambil bersalaman dengan riset partisipan, ibu riset partisipan dan anak-anak riset partisipan)”

(32)

TRANSKRIP VERBATIM RISET PARTISIPAN III

Nama Ibu : CH

Tempat Tanggal Lahir : Salatiga, 30 Juni 1979

Umur : 33 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Suami : NI

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 8 Juli 1975

Umur : 37 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tani

Jumlah Anak : 2 Nama Anak Pertama : YD

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 12 Desember 2000

Umur : 12 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Nama Anak Kedua : BE

Tempat Tanggal Lahir : Polobogo, 12 Desember 2011

Umur : 1 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak Sekolah Alamat Rumah : Dusun Polobogo

Keterangan : P : Peneliti

CH : Riset partisipan

Subjek Isi Pembicaraan Kode

P “Selamat siang ibu perkenalkan nama saya Rosalina, saya mahasiswa dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Program studi Ilmu Keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Adapun maksud dan tujuan kedatangan saya kemari adalah untuk belajar dan juga menyelesaikan tugas akhir saya tentang perilaku ibu menyusui dalam pemberian ASI di desa Polobogo ini ibu. Saya di beritahu istri kepala dusun mengenai warga yang saat ini sedang menyusui dan salah satunya ibu” (sambil bersalaman dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian)

(33)

CH “Selamat siang mba, saya ibu C, wah ayo silahkan masuk dan silahkan duduk dulu (ucap riset partisipan sambil mempersilahkan peneliti masuk kedalam rumah dan mempersilahkan peneliti untuk duduk) Ini mbanya yang waktu itu bantu-bantu di posyandu khan kalo nda salah?”

A1

P “Iya ibu saya yang waktu di posyandu waktu itu

bersama bu bidan Isna” A2

CH “Wah iya makanya aku rada-rada ingat sama mbanya, ayo duduk dulu mba, sebentar yah saya kebelakang sebentar (Riset partisipan sambil berusaha mengingat bahwa dia pernah bertemu dengan peneliti di posyandu) ”

A2

P “Iya ibu silahkan (Ucap Peneliti sambil tersenyum kepada riset partisipan)”

A3

RCH “Ayo mba ini diminum teh sama dimakan yah kue -kuenya (Mempersilahkan P untuk makan kue-kue ringan dan minum yang telah disediakan oleh riset partisipan)”

A3

P “Iya ibu, wah makasih ibu, maaf merepotkan. Ibu mohon maaf mengganggu waktu istirahat siangnya ya bu”

A4

CH “Wah gapapa mba, aku juga nda ada kerjaan. Kerjaannya dirumah aja. Aku juga dengan senang hati bisa membantu mbanya untuk mengetahui ibu yang sedang menyusui, berbagi pengalaman itukan baik”

A4

P “Apakah ibu dan bapak asli dusun Polobogo bu? A5 CH “Aku ini aslinya dari Salatiga juga mbak, bapak dan

ibuku sekarang ada disalatiga. Kami punya rumah disana didepan happy puppy. Jadi aku sering pulang pergi kerumah orang tua disalatiga kalo di disini lagi ga ada kerjaan. Disini aku ikut suami karena suamiku asli dusun Polobogo sini dan bapak juga bekerja di pabrik rokok mbak, pulangnya sore jam 4 an gitu. Tapi kalau lembur biasa pulang malam”

A5

P “Ibu mempunyai berapa anak bu?” A6 CH “Aku sudah punya anak 2 mba, anak pertamaku itu

namanya Yunda (menyebutkan nama anak pertama riset partisipan), dan anak keduaku namanya Berlin (menyebutkan nama anak kedua riset partisipan)”

A6

P “Usianya mas Yunda dan dek berlin sekarang

berapa bu?” A7

CH “Kalo Yunda itu usianya 12 tahun, si Berlin ini

(34)

P “Ibu boleh saya pinjam buku KMS (Kartu Menuju

Sehat) adeknya bu?” A8

CH “Oh ia boleh mba, sebentar yah mba, saya ambilkan dulu (Riset partisipan beranjak berdiri lalu kekamar untuk mengambil KMS)” “Ini mba (Riset partisipan menyerahkan KMS kepada peneliti sambil menjelaskan mengenai berat badan anaknya) Berlin ini naik berat badannya itu sedikit-sedikit aja, kaya ini kan 3,4 berat lahirnya, 4,5 kg, terus 5, 2 kg, kemarin bulan agustus itu belum tak tulis mba itu 8,7 kg, yang September juga sama, terus ini kan lagi sakit jadi turun 2 ons tadi waktu ditimbang di rumah bidan Anis jadinya itu 8,5 kg aja”

A8

P “Kenapa berat badan adeknya naiknya sedikit-sedikit bu (Dengan wajah serius sambil membuka KMS dan melihat berat badan anak riset partisipan)?”

A9

CH “Menurut aku ya mbak itu karena makin besar anaknya makin susah maem. Pengalaman anakku waktu usia Yunda seperti Berlin ini juga sama makin bertambah usianya makin angel maemnya (susah makan) itu karena aktivitas bermainnya lebih banyak, terus giginya yang mau tumbuh sehingga membuat dia itu cerewet jadinya susah kalo mau maem. Aku juga nda tau kenapa bisa begitu mba. Ini kan giginya sudah tumbuh empat, pasang baju juga sudah bisa tapi masih harus didampingi terus, soale kan kalo pasang baju bisa terbalik, jadi itu biasa yang dibaiki sama aku atau bapaknya”

A9

P “Oh begitu bu. Bagaimana pengalaman ibu selama menyusui di mulai dari anak yang pertama hingga anak yang kedua ini bu?”

A10

CH “Anak pertama dan kedua ini semua ASI tapi diselingi juga dengan susu formula, soalnya sama bidannya waktu melahirkan itu langsung disusui ke aku mbak, karena air susu pertama itu kan bagus untuk ASI, kira-kira selang 30 menit aku baru disuruh menyusui soalnya kan aku sama anakku dibersihin dulu baru setelah itu menyusui. Masnya ini si Yunda menyusuinya cuma 6 hari tok mba karena aku sakit. Jadi, ASInya itu nda keluar pas hari keenam menyusui. Padahal selama 5 hari menjelang hari keenam itu masih lancar aja ASIku dan Yunda pun masih netek. Tapi itu udah detik-detik aku mau sakit, dan keluarnya juga dikit-dikit ga terlalu lancar. Nah setelah hari keenam itu ASInya udah nda keluar. Jadi, akune langsung berentiin aja

(35)

adeknya menyusui. Langsung tak kasih susu formula aja terus sama makanan kaya nasi yang dibuat halus kaya bubur sama pisang yang dilumatin sampe halus aja. Ya itu tak liatin pertumbuhannya, soalne kan aku takut dia kenapa-kenapa. Tapi syukurlah anaknya tumbuh sama kaya anak lain pada umumnya. Cuman bedanya itu kalo aku liat dengan Berlin ini, yang Yunda lebih sering sakit, dan dirumah yang sering sakit Yunda. Kalo Yunda udah sakit itu pasti nular ke Berlin. Ini Khan berlin lagi ga enak badan juga mba, pilek ini Berlin. Karena ada masalah itu makanya anak kedua aku komitmen untuk menyusui dan sampai sekarang itu masih menyusui. Tapi dari usia 3 bulan sudah tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Soalnya kalo cuman ASI aja itu gimana yah seperti kelihatannya itu kurang kenyang”

P “Bagaimana dengan nafsu makan dek Yunda bu selain netek ASI?”

A10.1

CH “Yah namanya masih kecil yah mba, masih cerewet makanan dan minumannya tapi tetap dikasih dan mau nda mau tetap dimaem. Namanya anak pertama yah mba, belum ada pengalaman apa-apa. Nah setelah anak kedua ini baru aku dapat pencerahan dan melihat hasilnya dari Berlin ini”

A10.1

P “Oh ia ibu tadi kan ibu katakan bahwa adek Belin sudah diberi makanan selain ASI itu usia 3 bulan karena terlihat kurang kenyang, itu kurang kenyang yang bagaimana ya bu?”

A10.2

CH “Yah kayak lapar gitu mba, jadi tak kasih asupan makanan tambahan seperti nasi yang tak ancurin jadi bubur, sayur-sayuran yang dilumatin jadi satu sama nasi yang dibuat bubur itu suka banget anakku maemnya. Kalo sudah maem itu aku liat dia kenyang, nda cerewet terus pengen netek soalnya kalo cuma netek aja itu kasian aku melihatnya kayak masih lapar. Dulu kan mbak sebelum tak kasih asupan makanan lain itu sering netek. Tetapi setelah tak kasih asupan makanan tambahan itu anakku udah jarang netek karena sudah kenyang dan aku bisa lanjut pekerjaan aku dan nda pegel netekin terus”

A10.2

P “Kenapa bisa jarang netek bu dek Berlinnya?” C11 CH “Ya itu kalo sudah maem kan dia kenyang jadi

banyaknya netek itu berkurang. Dulu itu mbak waktu dia masih umur 1-2 bulan itu sering banget

(36)

menyusuinya. Sehari itu nda kehitung pokoke tiap kali lapar ya udah harus kita harus netekin dia kalo nda aduh anaknya cerewet dan pekerjaan kita jadi terganggu. Kalo sekarang kan neteknya palingan sehari cuma 2-3 kali aja. Mau sakit atau nda sakit sama aja maemnya sudah mulai angel kok mbak. Kaya ini kan dek Berlin lagi sakit jadi maemnya itu susah maunya netek aja”

P “Sudah berapa lama bu adeknya sakit?” C11.1

CH “Baru hari kemarin ini mbak demamnya sama flu

juga” C11.1

P “Ini penyebab adeknya sakit kenapa bu?” C11.2 CH “Ini karena menular dari Yunda itu. Yunda kan lagi

flu juga ga enak badan. Terus adeknya ini dicium-cium sama dia, namanya anak kecil kan mbak itu mudah menular jadi adeknya ini malah langsung ikutan demam sama flu juga. Tadi malem itu pas tak raba dahinya, ini kok panas dahinya” pikirku kan mbak. Wah bener iki adeknya demam, soalnya ini seharian maemnya angel banget, susah maem gitu mbak”

C11.2

P “Ibu bisakan ibu menceritakan kepada saya mengenai kegiatan ibu hari ini yang berkaitan dengan proses menyusui?”

B13

CH “(Riset partisipan bercerita sambil tersenyum tapi tetap dengan mimik wajah serius) Aku dari awal bangun sampe sekarang ini semua berkaitan dengan menyusui. Kayak bangun pagi sebelum dek Berlin bangun aku masak dulu untuk siapin sarapan buat Yunda untuk pergi sekolah dan bapaknya sebelum berangkat kerja. Soalnya kalo Berlin bangun aku ga bisa menyelesaikan pekerjaanku. Ikut bapaknya aja dia nda mau. Jadi pas masak selesai dek Berlin baru bangun terus menyusui dulu “mimi susu mimi susu” gitu mba (sambil meniru ucapan anaknya minta menyusui). setelah itu baru mandi. Siang ini juga menyusui, pokoknya pas setiap minta itu harus dikasih kalo ga dikasih nanti anaknya rewel. Kalo rewel kan nanti ganggu pekerjaan, bisa ga selesai-selesai pekerjaanku mbak. Kalau yang tak kasih makanan tambahan itu ya sama seperti yang lainnya sarapan pagi ya ikut makan yang kecil ini, waktunya makan siang ya ikut makan juga, jam-jamnya sama kaya yang orang dewasa kecuali kalau lagi sakit dan masih tidur ya maemnya menyusul. Tapi repotnya kalo masak

(37)

sayur gitu mba harus dipisahin, bapak ibunya suka pedes, kalo masih kecil kan ga kuat pedes jadi sayurnya dibuat beda itu satu sayur aja tapi kalo udah masak yang belum tak pedesin itu dipisahin dulu setelah itu baru tak pedesin khusus bapak dan ibunya”.

P “Oh begitu bu, berapa lama waktu yang digunakan

untuk menyusui setelah bangun tidur tadi pagi bu?” C12 CH “Mmm Ga terlalu lama mba, sekitar delapan menitan

saja (Riset partisipan sambil mengeryitkan keningnya seraya mengingat waktu yang digunakan anaknya untuk menyusui), Karena sesudah bangun tidur itukan badan segar jadi ga terlalu lama neteknya, tapi kalo malam mau tidur biasanya lama neteknya. Aku biasa lupa kalo aku lagi netekin, soale kan kalo sudah ketiduran aku sampe lupa lepasin mulutnya dari tetek. Jadi, putting payudaraku biasa nempel sampai pagi”

C12

P “Kenapa tidak dilepas bu putting susunya? Bisa ibu

jelaskan bu?” C12.1

CH “Ketiduran jadi aku lupa lepasinnya. Kaya ini nih mba netek tapi ga disedot, cuma diemut gitu aja. Yah gini lah mba sehari-hari kegiatanku. Jadi biar ga capek itu aku kasih maem biar kenyang. Ini nanti aku mau kasih dia maem, tadikan dia belum maem. (ucap ibunya sambil menatap anaknya yang sedang menyusui tersebut)”

C12.1

P “Bisa ibu menceritakan kepada saya mengenai posisi saat ibu memberikan ASI kepada anak bu?”

C10

CH “Tadi pagi itu posisi menyusuinya berbaring, kan masih tidur mba. Setiap bangun tidur pasti posisi aku netekinnya itu berbaring, malam juga sama kalo mau tidur malam pasti berbaring kecuali kalo lagi santai gini itu posisi menyusuinya duduk saja. Menyusui itu mengikuti maunya anak, kalo kita memaksakan harus posisi seperti yang kita suka itu anaknya ga suka dan akhirnya rewel. Seperti ini mba kalo sudah menyusui itu (anak riset partisipan menyusui dengan posisi berdiri sedangkan ibunya duduk dikursi)”

C10

P “Berbaringnya itu ibu posisi sebelah kanan atau kiri

bu?” C10.1

CH “Ganti-gantian saja mba kadang sebelah kanan, kadang sebelah kiri. Soalnya kalo anaknya kuat menyusui biasa nenen (Nenen artinya payudara dalam bahasa masyarakat Polobogo) satunya cepat

(38)

kosong jadi harus pindah ke nenen satunya”

P “Berapa lama waktu yang digunakan untuk

menyusui di satu nenen baru ke nenen satunya bu?” C12.2 CH “Biasanya 15 menit tapi kalo dia menyusui seperti ini

yah ga pindah-pindah (anaknya riset partisipan baru menyusui 2 menit berhenti untuk main makanan yang tersedia diatas meja. Setelah puas bermain dek Berlin menyusui kembali)”

C12.2

P “Bagaimana perasaan ibu selama menyusui dengan posisi seperti itu bu?”

C12.3

CH “Diikuti aja mba, kalo nda diikuti yah anaknya nangis. Dari pada cerewet lebih baik diikuti saja, setelah kenyang kan baru aku bisa bersih-bersih, masak, mandi, dan sarapan gitu”

C12.3

P “Oh ya bu, posisi adeknya sendiri selama menyusui

bagaimana bu?” C10.2

CH “Ini kalo netek yah kaya gini mbak, sambil duduk seperti ini (Anak ibu CHR menyusui dengan posisi duduk dipangkuan ibunya disebelah kanan tidak dengan posisi berbaring)”

C10.2

P “Lalu bagaimana bila menyusui dengan posisi

berbaring bu?” C10.3

CH “Ya kalo berbaring posisi menyusuinya juga berbaring mbak, kalo duduk dia ikutan duduk tapi kalo capek biasa dia baring dipangkuanku”

C10.3

P “Lalu seberapa sering bu anak ibu menyusui dalam sehari?”

C11.3

CH “Selama ini tak kasih kalo dia minta mba, kalo nda minta itu nda tak kasih. Waktunya itu ga menentu ga bisa dijadwalkan. Sewaktu dia minta ya harus dikasih “mimimimi” gitu (sambil meniru ucapan anak subjek)””

C11.3

P “Mengapa ibu melakukan hal demikian bu? ” C11.4 CH “Karena yang namanya anak kecil itu kan mba beda

kaya orang dewasa. Kalo masih kecil dikit-dikit lapar jadi waktu mimi susunya itu berulang-ulang kali. Makanya pas umur 3 bulan langsung tak kasih asupan tambahan makanan selain ASI. Itu untuk melatih anaknya juga biar ga manja sama ASI terus”

C11.4

P “Mengapa hal itu bisa terjadi bu” C11.5

CH “Karena waktu masih kecil itu saya liat kalo sudah dikasih ASI kaya masih lapar gitu anaknya. Padahal banyak mimi susunya, jadi pelan-pelan tak kasih asupan tambahan makanan, nah setelah itu baru tak liat dia kenyang”

(39)

P “Ibu mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI dari siapa bu?”

B12

CH “Yang jelas dari keluarga dan aku juga kan kader posyandu jadi aku banyak tahu, “gitu tante aku sampe sekarang masih ASI hehehe” (sambil menirukan suara anak subjek yang lagi dipangkuan ibunya). Kalo gak ASI pasti harus banyak keluar biaya jadi tetap ASI dari keluarga dari suami katanya “Harus disusui biar cerdas”

B12

P “Bisa ibu jelaskan bu?” B12.1

CH “hahahaha piye ya, menyusui bagi orang desa itu kan mba sudah jadi tradisi turun temurun, tahunya hanya ASI saja, beda kaya dikota sudah susu formula. Kalo didesa kan pikirnya hemat kalo ASI, kalo formula itu kan ga hemat, apalagi pekerjaan bapak ini hanya diperusahaan. Tetapi waktu yang Yunda itu memang tak kasih susu formula waktu umur 6 hari, karena setelah 6 hari air susu ku nda keluar karena sakit jadi tak kasih susu formula terus. Kalo yang Berlin ini memang dari kecil ASI terus tapi tak selingi asupan tambahan makanan lain”

B12.1

P “Dengan waktu yang banyak buat menyusui anak,

bagaimana cara ibu mengatasinya bu?” B13.1 CH “Ya aku itu mba baru bisa enak kerjanya kaya masak

siapin sarapan pagi, makan siang, makan malam itu kalo Berlin ini tidur siang, atau kalo masnya (menyebutkan anaknya yang pertama subjek) udah pulang sekolah itu maen sama masnya kalo ga ya gini terus seharian digendong, masak ya ikut masak sambil digendong kalo ikut orang asing atau bahkan ibu aku sendiri ga mau makanya tumben tadi dek Berlin mau digendong sama mbanya. Nah tadi pagi kan aku minta masnya ini si Yunda untuk jagain adeknya karena kan aku harus buat sarapan pagi buat yang Yunda yang mau berangkat sekolah sama bapaknya pergi kerja. Terus Yunda sibuk dikit aja si Berlin sudah ditengah jalan sana. Aduh aku kan takut kalo ada kendaraan lewat, takut ketabrak gitu mba”

B13.1

P “Iya bu, tadi anteng anaknya (tenang anaknya)” B12.2 CH “Iya itu mba saya juga kaget, mau buat minum aja

kalo ada tamu dek berlin digendong sambil buat minum”

B12.2

P “Ibu terakhir keluarga datang kerumah ibu kapan

(40)

CH “Kemarin yang datang ibu saya itu hari jumat

kemarin mba berkunjung kesini” B11

P “Ibu tetap menyusui bu, bisa diceritakan bu?” B11.1 CH “Mau tidak mau dikasih mba, la ya bagaimana harus

dikasih palingan ya ditutup pake salendang mba tapi kalo sama ibu kan biasa aja kecuali sama tamu laki-laki atau lagi keluar rumah itu ditutup salendang atau ga menyusui dulu puas-puas dirumah biar pas keluar rumah itu udah ga minta mimi susu lagi. Kalo sama orang tua sendiri itu biasa udah ga malu-malu lagi neteknya. Kemarin itu cerita-cerita gini yah sambil aku juga netein si Berlin. Wes tetap menyusuilah”

B11.1

P “Maukah ibu menceritakan alasan ibu mau menyusui

hingga saat ini?” B10

CH “Yang pertama itu karena kasih sayang kalo menyusui itu kan makin dekat sama anak kaya kita bisa merasakan apa yang dia rasakan gitu mba, selain itu kekebalan tubuhnya beda sama yang kaya masnya kalo masnya itu mudah sakit waktu kecil sampe sekarang kalo berlin itu ga, jarang sakit, lincah anaknya, cepat berkembang kayak jalannya cepat gitu mba, memberikan makanan yang terbaik buat anak mba”

B10

P “Bisa jelaskan bu keadaan dek Yunda pada saat ibu tidak menyusui bu?”

A11

CH “Keadaannya baik-baik aja itu mba anaknya, palingan daya tahan tubuh ga seperti yang dikasih ASI. Kalo dikasih ASI daya tahan tubuhnya juga kebal agak kebal gitu kalo ga kan Yanda ini mudah sakit juga kaya kena flu”

A11

P “Kalo yang berlin pemberian ASI nya bagaimana

bu?” A11.1

CH “Kalo Berlin dari sejak lahir sampe sekarang, Berlin sudah ta kasih makanan tambahan dari umur 3 bulan, soalnya kan kayak lapar gitu dia merasa ga kenyang, padahal aku juga makanannya sayur tapi dia merasa ga kenyang terus ditambah asupannya dengan makanan tambahan itu baru terlihat dia kenyang”

A11.1

P “Manfaat yang ibu lihat dan ibu rasakan apa bu? A10.3 CH “Pokoknya kita ga susah-susah harus bikin nah yang

jelas itu, kalo haus atau laper langsung kasih aja ga repot-repot, dan juga berat badannya tambah, daya tahan tubuhnya kebal, ga mudah sakit, flu gitu ga

(41)

mudah”

P “Bisa ibu jelaskan manfaat menyusui bagi ibu sendiri

bu?” A10.4

CH “Manfaatnya ada, dulukan aku gemuk sekarang kan agak ga gemuk kan lumayan toe, ibaratnya kan aku menyusui beratnya ya agak berkurang. Menurut ak

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.

Menurut ketentuan dalam Hukum Humaniter Internasional tentang prinsip Pembedaan (distinction principle) maka Tentara Pembebasan Suriah atau Free Syrian Army (FSA) berhak

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN PSIKIS DAN FISIK DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN.. OLEH SUAMI

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BATU DALAM PENATAAN RETRIBUSI PARKIR (STUDI IMPLEMENTASI PERDA KOTA BATU NOMOR 45 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM).. Oleh:

, untuk Masyarakat: Ciptakan Gerakan , untuk Masyarakat: Ciptakan Gerakan Nasional Budaya & Pelatihan. Nasional Budaya & Pelatihan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil dan disimpulkan sebagai berikut: (1) Pola rekruitmen DPD Partai Golkar Kabupaten Ponorogo dalam menyongsong

Dorongan yang timbul dari dalam dan dari luar untuk mencapai

Namun disisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa kepergian masyarakat desa ke kota-kota besar menimbulkan dampak yang kurang baik bagi masyarakat kota maupun bagi masyarakat desa itu