• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP

Lampiran 5: Transkrip Wawancara

a. Bagaimana penentuan harga untuk turis asing?

Penentuan harga jual untuk turis yang berkunjung jika membeli lukisan menggunakan mata uang Dollar dan bukan Euro. Dan harus bekerja sama dengan travel agen, hal tersebut dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan turis yang datang sendiri ada perbedaan harga, jika datang sendiri harga nya Rp200.000, tapi kalau bersama agen Rp250.000. harga tersebut masuk termasuk normal.

b. Faktor apa yang membuat jumlah pengrajin di Taman Sari tidak sebanyak dulu?

Banyak pengrajin yang beralih profesi, karena merasa menjadi pengrajin batik tidak mampu memenuhi biaya hidup sehari-hari. Faktor lain yang membuat berkurangnya seniman dan pengrajin batik di Taman Sari, adalah karena anak-anak tidak mau meneruskan dan tidak mempunyai keahlian membatik, mereka lebih memilih pekerjaan lain.

c. Apa yang membuat bapak masih membatik hingga sekarang?

Bapak Aguk masih membatik sampai sekarang karena untuk kesibukan, untuk mengisi waktu luang. Membatik bukanlah mata pencaharian Bapak Aguk karena anak – anak Bapak Aguk sudah bekerja semua dan sudah bisa membiayai Bapak Aguk.

d. Bagaimana penentuan harga jualnya?

Bapak Aguk melihat tingkat kerumitan motifnya, juga pewarnaannya, sehingga mampu menghasilkan produk yang berkualitas.

e. Apakah mengalami kesulitan dalam penentuan harga jual kain batik? Tidak mengalami kesulitan dalam penentuan harga, kesulitan yang dialami lebih pada penjualan yang tidak menentu, dalam satu hari belum tentu terjual satu lukisan. Selain itu kurangnya promosi juga menjadi kendala.

f. Berapa besar laba yang diambil untuk satu lukisan?

Besar laba yang diambil bisa 20% hingga 50%, jumlah sebesar itu jika ada turis yang datang dengan guide atau agen 5% atau 10% ya diberikan pada guide atau agen tersebut.

g. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing dengan millik bapak?

Harga pesaing tidak begitu berpengaruh karena motif pada lukisan tidak sama dengan milik pesaing, harganya pun pastinya akan berdeda dan tidak dapat dibandingkan.

h. Apakah Bapak mengetahui berbagai metode penentuan harga jual? Tidak, karena tidak sekolah tinggi makanya tidak tahu.

2. Batik Nur (Mbak Evi)

a. Bagaimana strategi dalam menentukan harga jual?

Untuk menentukan harga jualnya Mbak Evi menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba.

b. Apakah yang mempengaruhi penentuan harga jual?

Harga bahan baku merupakan faktor utama, jika bahan baku naik maka harga selembar kain batik juga akan naik, dan kalau bahan yang dipakai bagus dan mahal nanti harganya juga akan lebih mahal mbak, nanti juga akan pengaruh sama kualitas batiknya

c. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing terhadap penjualan?

Kadang ada penrajin yang harganya lebih murah, karena kualitasnya tidak maksimal, hal tersebut juga dapat menjadi kendala bagi pengrajin yang memberikan kualitas maksimal. Sehingga dapat merugikan pengrajin.

d. Apakah mengetahui metode penentuan harga jual?

Tidak, Mbak Evi hanya mengetahui bahwa kalu menentukan harga jual hanya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba saja. e. Berapa besar laba yang diambil?

Laba yang diambil antara 20 hingga 50 persen, bahkan bisa mencapai 100 persen, tanpa ada alasan yang kuat untuk mengambil besar laba tersebut.

f. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya?

Tidak, karena Mbak Evi tidak menggunakan guide atupun agen. Komisi hanya muncul ketika dan guide dan agen yang mengantar tamu. Mbak Evi tidak menggunakan keduanya karena batik yang diproduksi adalah batik sandang, dan Mbak Evi pun tidak memiliki

showroom sendiri.

g. Mengapa ada perbedaan antar produk?

Perbedaan harga antar produk bisa terjadi karena motif yang tercetak dalam kain berbeda tidak 100 persen sama, maka harganya pun bisa berbeda. Walaupun menggunakan motif yang sama bisa juga bisa beda harganya, tergantung berapa kali pewarnaannya.

3. Batik Win (Bu Yanti)

a. Bagaimana strategi dalam menentukan harga jual?

Untuk menentukan harga jualnya Bu Yanti menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba.

b. Apakah yang mempengaruhi penentuan harga jual?

Harga bahan baku, jika bahan baku naik maka harganya juga akan naik.

c. Bagaimana pengaruh harga milik pesaing terhadap penjualan?

Ada pengrajin yang harganya lebih murah, tapi kualitasnya tidak maksimal, hal ini kadang menjadi kendala bagi pengrajin yang memberikan kualitas maksimal dan membuat barang jadi tidak laku. d. Apakah mengetahui metode penentuan harga jual?

Tidak, Bu Yanti hanya mengetahui bahwa kalu menentukan harga jual hanya menghitung biaya yang dikeluarkan dan menambah laba saja.

Hal ini dikarenakan Bu Yanti hanyalah tamatan SD, sehingga tidak mengetahui adanya metode – metode penentuan harga jual.

e. Berapa besar laba yang diambil?

Laba yang diambil antara 20 hingga 50 persen dari total biaya dikeluarkan.

f. Bagaimana dengan adanya komisi? Apakah menambahkan komisi untuk harga jualnya?

Tidak, komisi hanya muncul ketika ada guide dan agen yang mengantar tamu. Bu Yanti tidak menggunakan keduanya karena batik yang diproduksi adalah batik sandang, dan Bu Yanti pun tidak menggunakan showroom sendiri. Proses produksinya pun sama dengan Mbak Evi tidak dirumah Bu Yanti, melainkan di daerah lain.

g. Pengrajin daerah mana yang biasa dipekerjakan?

Biasanya pengrajin di daerah bantul, sebenarnya mereka dulu bekerja di Taman Sari. Belajar membatik di Taman Sari setelah bisa membuat sendiri mereka kembali ke Bantul dan mulai membuat batik sendiri dirumah masing – masing.

h. Jika pembuatan batik adalah pengrajin di daerah lain, apakah muncul biaya upah untuk membayar pekerja?

Iya, untuk proses produksi memakai tenaga kerja pengrajin dari bantul. Nanti upahnya sesuai dengan berapa potong batik yang diselesaikan. i. Mengapa ada perbedaan antar produk?

Karena adanya perbedaan motif. Batik dengan motif yang rumit pastilah harganya mahal, karena membutuhkan waktu yang cukup lama pembuatannya.

4. Batik Saini Noveni (Lek Wun)

a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual produk? Lewat pameran batik, dari sana kami dapat mengukur harga produk b. Apa yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual?

Yang mempengaruhi penentuan arga jualnya yaitu, kualitas barang, beda motif dan bahan baku yang digunakan.

c. Apakah harga jual yang ditetapkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan konsumen?

Ya, karena harga menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Misalnya motif yang diminta oleh konsumen dan jenis kain yang digunakan.

d. Bagaimana pengaruh harga produk milik pesaing terhadap produk milik Bapak?

Kurang begitu berpengaruh, karena masing – masing pengrajin mempunyai ciri khas yang sulit ditiru oleh pengrajin lain. Otomatis produk yang dihasilkan juga berbeda.

e. Apakah Bapak mengetahui adanya berbagai metode dalam penentuan harga jual produk?

Tahu, karena sering mengikuti pameran, jadi mengetahui berapa harga jual pasar kita.

f. Apakah ada tambahan komisi utnuk harga jualnya?

Kadang – kadang ada, kadang tidak. Kalau tamu datang sendiri tidak ada komisi, tapi kalau datang sama guide maka ada komisi. Dengan adanya komisi ini bisa membuat hancur pendapatan pengrajin, karena ada pengrajin yang berani memberikan komisi 20 persen pada guide, padahal dulu sudah ada perjanjian maksimal 10 persen, bahkan ada yang berani memberikan 50 persen, sehingga membuat persaingan tidak sehat.

5. Rifky Batik Galerry (Bapak Sulis)

a. Bagaimana sejarah Taman Sari sehingga disebut kampung batik? Dulu buka sendiri – sendiri, dan beberapa kerjasama dan membantu mewarna lalu akhirnya buka sendiri. Tahun 90an pembatik dari Bantul 500 orang ada, tapi sekarang sudah tidak ada karena buka sendiri di

Bantul, tepatnya di daerah gunting. Dulu pengrajin gunting merupakan mantan pekerja di Taman Sari.

b. Bagaimana strategi Bapak untuk menentukan harga jual?

Menentukan harganya dengan memproduksi batik dengan kualitas yang bagus.

c. Bagaimana bisa bertahan sebagi pengrajin batik?

Bisa bertahan masih batik, karena selalu berkreasi. Banyak yang mati karena pengrajin tidak kreatif. Dulu harga batik lukis lebih mahal dan banyak diminati, tapi sekarang berpindah ke batik sandang karena lebih diminati. Yang mengerjakan dan kualitas pengerjaan juga berpengaruh pada penjualan.

d. Apakah yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual? Berdasarkan keterampilan dan lama pengerjaan.

e. Bagaimana pengaruh harga produk milik pesaing terhadap produk milik Bapak?

Tidak terlalu berpengaruh, karena jenis kain, motif maupun bahan pewarna yang digunakan bisa berbeda, dan juga memiliki ciri yang berbeda – beda.

f. Berapa laba yang diambil?

Laba yang diambil bisa sampai 50%, tergantung tingkat kerumitan dan pewarna yang dipakai.

6. Batik Tulis Bu Noor (Batik Klasik) a. Bagaimana sejarah batik Bu Noor?

Meneruskan dari Ibu, batik Bu Noor merupakan batik Kuno. Dulu yang punya ijin usaha hanya ibuknya Bu Noor dan Bu Wiroto. Pembatik yang di Taman Sari dulu mereka hanya buruh dan kini mantan buruh mereka – reka membuat lukisan. Bu Noor meneruskan karena sudah pensiun dan tidak punya kesibukan lagi jadi meneruskan kembali.

b. Bagaimana Batik Bu Noor masih bisa bertahan?

Kami mempertahankan ini tidak karena guide. Pengrajin lain yang pakai guide berpikir tidak laku. Kami menggunakaan cara masyarakat saja, dari mulut ke mulut. Selain itu kami juga ikut koperasi Batik Bu Noor sendiri kalau tamu diantar oleh guide tidak mau, karena harus kasi komisi dan berat malahan.karena guide minta 50% sendiri.

c. Bagaimana proses produksinya?

Kami memproduksi di Bantul, tidak di sini. Karena tidak ada tempatnya. Tapi juga harus mengeluarkan biaya lebih dan limbah lilin yang harusnya bisa menjadi keuntungan malah jadi rugi karena dipakai oleh pengrajin sana untuk produksi batik mereka sendiri.

d. Apakah ada biaya sewa dalam menentukan harga jual?

Tidak, karena semua memakai tanah sendiri. Walau pun menggunakan tenaga kerja dari Bantul tidak ada biaya sewa hanya memberikan upah pekerja saja.

7. Batik Paintings Kusuma (Bapak Kusuma)

a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual?

Pemasukan harus laba, misalkan modal yang dikeluarkan Rp50.000 maka harus minim terjual Rp100.000. kalau tidak mau membeli sekian maka tidak buat.

b. Apakah yang mempengaruhi Bapak dalam menentukan harga jual? Bahan baku dan pewarna yang dipakai. Kualitas dan produk yang halus.

c. Apakah kendala yang dihadapi?

Kendala yang dihadapi yaitu tidak bisa menjual langsung pada pelanggan, karena kalau langsung ke konsumen tidak bisa laku banyak.

d. Berapa laba yang diambil?

Paling tidak 20% untuk labanya. Tidak mungkin ambil 50 persen karena masih harus membayar tenaga kerja.

e. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing

Tidak banyak pegaruh, karena punya ciri khas sendiri. f. Apa yang membuat yakin terus bertahan?

Karena tidak semua bisa buat lukisan yang sama, dan tidak ada yang bisa meniru dengan sama persis.

g. Hambatan apa saja yang dialami?

hambatannya dalah karena banyaknya guide, karena guide sekarang tidak mau hanya 10 persen komisi maunya 50 persen, makanya Bapak Kusuma tidak membuka Gallery nya, dan hanya menjual pada pengepul saja.

h. Apa harapan Bapak untuk Pemerintah?

Lebih pada pemasarannya, dibantu untuk pemasaran agar tidak mati dan juga pemberian modal untuk membeli bahan – bahan batik.

8. Batik Tulis Bu Wiwik

a. Bagaimana metode penentuan harga jual produk yang digunakan? Dengan penjumlahan semua biaya produksi.

b. Bagaimana jika ada permintaan dari pemesan?

Maka tergantung dari permintaan dari pemesan, bagaimana motifnya juga kerumitan motifnya.

c. Biasanya setiap pemesanan berapa jumlahnya?

Biasanya sampai 1000 ptong tergantung bisa atau tidak tenaganya. d. Ada tidak pemesan yang hanya 10 potong saja? Dan apakah harganya

beda dengan yang 1000 potong?

Ada. Harganya pun tetap sama tergantung bagaimna permintaan dan rumitnya motif tadi.

e. Apakah ada perbedaan harga antara tetangga yang memesan dengan pejabat yang memesan?

f. Apa yang dilakukan untuk selalu berinovasi dan berkreasi untuk bertahan?

Dengan aktif berinovasi dan berkreasi pada motif - motif. g. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing pada produk Ibu?

Tidak melihat harga pesaing, tetap sesuai bahan dan kerumitan motif saja.

h. Berapa % rata – rata keuntungan yang diambil

Terkadang 10% sampai 15% tergantung kain yang digunakan. i. Adakah hambatan yang dialami selama penjadi pengrajin batik?

Hambatan dan kesulitannya karena penjualan yang naik – turun, kadang ramai, kadang juga sepi.

9. Tirta Batik Art Galerry (Bapak Samudro)

a. Bagaimana strategi penentuan harga jual produk milik Bapak?

Penentuan harga jualnya disesuaikan dengan harga bahan baku, bahan baku naik maka harganya juga naik, semakin bagus bahan baku yang digunakan maka harganya akan semakin mahal.

b. Bagaimana UMKM menentukan harga jual produk, selain dari bahan baku?

Tergantung waktu penyelesaiannya, makin cepat, makin murah begitu juga sebaliknya.

c. Mengapa bapak lebih ke lukisan dibanding batik kain sandang?

Karena kalau lukisan bersaing untuk harga yang mahal, tapi kalau kain bersaing untuk harga yang lebih murah dan Bapak Samudro adalah seniman, kalau pengrajin bisa mati tapi kalau seniman kan tidak ada matinya.

d. Bagaimana pengaruh harga pesaing pada lukisan bapak?

Pastinya ada, tapi agar persaingan menjadi kompetitif, dari segi hrga dan produk yang berkualitas. Masing – masing seniman harus punya

e. Apakah batik yang dibuat hanya untuk lukisan saja?

Tidak, Bapak Samudro juga membuat suvenir, untuk suvenir harganya jauh lebih murah. Karena ukurannya yang kecil.

f. Untuk penentuan harga jualnya apakah juga memperhitungkan biaya sewa?

Tidak, karena tidak menyewa tempat melainkan rumah sendiri maka tidak ada biaya sewa, paling hanya biaya listrik saja.

g. Berapa % rata- rata keuntungan yang diambil?

Kalau untuk suvenir 60 %, tapi kalau lukisan bisa sampai 150%

h. Apakah yang membuat Bapak yakin dapat bertahan sebagai seniman batik lukis?

Kuncinya percaya diri, yakin bahwa dapat bertahan dan bis terus berkarya dan juga sedikit idealis, karena idealis itu perlu.

i. Kendala apa yang sering bapak alami selama menjadi seniman batik lukis?

Turunnya ketertarikan turis mancanegara, diperkirakan hanya 30% saja yang masih berminat. Kita harus pintar melobi turis.

10.Batik Hadi Wasita (Bapak Onon)

a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual?

Dari segi kualitas produk, tingkat kerumitan motif dan juga kesulitan pengerjaan.

b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit. Karena hanya di sekitar Taman saja maka masyarakat umum kurang tau akan adanya batik Taman Sari, utamanya batik kain. Karena beberapa hanya tau Taman Sari banyak batik lukisnya saja.

c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk bapak? Tidak terlalu berpengaruh, karena pertama Batik Hadi Wasita memproduksi baik kain dan bukan batik lukis yang mana tidak banyak

pengrajin Taman Sari yang membuat batik kain. Kedua karena motif yang pasti tidak sama, setiap pengrajin memiliki ciri khas sendiri. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah bapak menambhakan

adanya biaya komisi untuk penentuan harga jual nya?

Dulu iya, sekitar 15% tapi sekarang sudah tidak karena malah merugikan pengrajin dan membuat persaingan tidak sehat.

e. Bagaimana Bapak menentukan besar laba untuk batik Bapak?

Untuk batik sendiri labanya tidak bisa diterapkan dengan standar menejemen modern, karena batik merupakan barang seni yang tidak ada harga standarnya. Jadi hanya mengira-ngira saja.

f. Berapa % rata-rata keuntungan yang diambil?

Untuk yang biasa 50 %, untuk kualitas yang bagus mengambil keuntungan 200% untuk berjaga – jaga jika seandainya terjadi kerusakan.

11.Batik Painting (Bapak Siswadi)

a. Bagaimana strategi bapak dalam menentukan harga jual?

Kalau untuk harga jualnya kami liat jenis kainnya juga, apakah pakai kain mori biasa atau kain sutra, harga pasti juga akan jauh berbeda, selain itu tingkat kerumitan motifnya juga perlu diperhatikan, sulit tidaknya motif dan juga lama pengerjaan selembar kain juga berpengaruh pada harganya nanti.

b. Apakah harga jual yang ditepakan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat?

Tidak semuanya bisa dijangkau, biasanya yang membeli kalangan menengah ke atas saja.

c. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing dengan harga produk bapak? Pengaruh, bisa saja ada pengrajin lain yang meniru desain lukisan dan dijual dengan harga yang lebih murah. Jadi kita harus menjaga betul desain milik kita agar tidak dapat ditiru, karena belum ada hak patennya.

d. Apakah ada perbedaan harga untuk konsumen/turis?

Tidak. Kita lihat siapa yang beli, apakah dia membeli untuk dijual lagi atau tidak, siapapun yang beli harganya akan sama dengan harga galeri.

e. Apakah harga jual yang ditetapkan juga memperhitungkan biaya sewa? Tidak karena kami menggunakan tempat kami sendiri, jadi tidak ada biaya sewa yang muncul

f. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan komisi? Khususnya untuk guide?

Tidak, karena kami tidak bekerja sama dengan guide. Kalau bekerja sama dengan guide malah merugikan. Kami bekerja sama denagn butik, karena lebih terstruktur, jika da komisi pun akan lebih adil. g. Berapakah rata – rata keuntungan yang diambil untuk satu potong

kain?

Untuk keuntungan yang diambil masih normal antar 20% sampai 50 %, kadang juga bisa 100% tergantung biaya yang dikeluarkan.

12.BTA Mbah Kempus 88 (Bapak Herdono)

a. Bagaimana strategi bapak dalam menentukan harga jual? Harga jualnya tergantung keadaan dan berdasar dari modal. b. Berapa % rata – rata keuntungan yang diambil?

Keuntungan yang diambil berkisar 20% hingga 30% saja.

c. Apakah dengan keuntungan sebesar itu sudah mampu mengembalikan modal bapak?

Sudah, dengan laba sebesar itu kami sudah bisa memproduksi lagi. d. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak?

Harga milik pesaing tidak ada pengruhnya, karena setiap pengrajin memiliki ciri khas yang berbeda – beda.

e. Apakah kendala yang bapak hadapi selama menjadi pengrajin batik? Barangnya laku lama, biasanya kalau tidak laku kainnya dipakai sendiri.

f. Apakah ada biaya komisi untuk harga jualnya?

Ada, normalnya kalau ada ide yang mengantar ada komisi sekitar 10%, tapi jika harganya naik nanti besar komisinya juga akan berubah. g. Hambatan apakah yang sering dialami?

Hambatan yang sering dialami, karena kurang promosi jadi penjualannya juga menjadi tidak lancar.

13.M. Yono Batik Art Studio (Bapak Mardiyono) a. Bagaimana UMKM menentukan harga jual?

Karena batik yang dibuat sifatnya lukisan, harga tergantung pada individu pelukis. Jadi untuk harga jualnya tidak pasti berapa tergantung si pelukis mau jual berapapun tidak masalah.

b. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan adanya biaya komisi?

Tidak, karena kami menjual sendiri langsung tanpa bantuan agen travel maupun guide. Komisi muncul ketika menggunakan jasa mereka. c. Apakah penentuan harga jual yang ditetapkan sudah termasuk biaya

sewa?

Sudah, karena biaya sewa termasuk dalam cost produk.

d. Apakah kendala yang bapak hadapi selama menjadi pengrajin batik? Banyak, seperti barang yang lama lakunya, kurangnya perlindungan dari pemerintah untuk hak cipta sehingga desain dapat ditiru dan lain- lain.

e. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Harga milik pesaing tidak ada pengaruhnya, karena setiap pengrajin memiliki ciri khas yang berbeda – beda. Motif yang dipakai walaupun mirip pasti ada bedanya.

14.Batik Tulis (Bapak Basuki Widodo)

a. Bagaimana UMKM menentukan harga jual?

Harga yang ditentukan berdasar pada harga standar, yaitu menjumlah total biaya dan laba yang diinginkan.

b. Apakah yang mempengaruhi bapak dalam menentukan harga produk? Lama tidaknya proses produksi, semakin lama prosesnya maka harganya akan semakin mahal, selain itu juga haraga bahan untuk membuat batik, jika harganya naik maka harga satu potong kain batik juga kan naik.

c. Apakah ada perbedaan harga untuk masyarakat sekitar dan turis? Tidak ada, semua harga berlaku untuk semua pembeli siapapun itu. d. Lalu bagaimana dengan toko yang menjual karya bapak, apakah juga

sama harganya?

Ya, tetap sama. Tidak ada perbedaan, walaupun kadang toko juga tidak menghargai pengrajin, mereka membeli dengan harga yang sama akan tetapi ketika dijual kembali harganya bisa berkali – kali lipat, hal tersebut bisa merugikan kami.

e. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan adanya biaya komisi?

Ya, karena kalu tidak ada guide maka barang tidak akan laku, walaupun adanya biaya komisi ini akan membuat keuntungan yang diperoleh tidak maksimal kami tidak bisa bernuat apa – apa. Karena kalau barang tidak laku maka kami tidak bisa memproduksi lagi. f. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak?

Harga milik pesaing tidak berpengaruh, karena kami memiliki motif dan gaya yang berbeda untuk pembuatan desainnya.

15.Hartati Heritage Souvenir & Craft

a. Bagaimana strategi Ibu dalam menentukan harga jual produk?

Untuk penentuan harga jual prduknya, kami mengedapankan kualitas bahan, mulai dari jenis kain hingga pewarna yang digunakan. Karena menjaga kualitas itu sangat penting.

b. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing terhadap harga jual bapak? Tidak berpengaruh, karena kami memiliki ciri khas sendiri. Motif yang dipakai pun tidak mungkin sama jadi harganya nanti pasti juga berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan milik pengrajin yang lain. c. Berapa % keuntungan yang diambil untuk satu otong kain?

Keuntungan yang diambil kurang lebih 30%. Jumlah tersebut masih normal, tidak terlalu tinggi.

Dokumen terkait