• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSKRIP WAWANCARA INFORMAN (YB) Yayan Budiman

Pewawancara : Cynthia Nadia (C) Narasumber : Yayan Budiman (Y) Waktu & Tempat : 24 Juli 2018

C : Halo, Selamat malam Yan

Y : Hai Cyn, saya udah siap kalau kamu langsung mau wawancara, jadi langsung ngomong aja jangan malu-malu ya hahaha.

C : oke deh yan hehehe, sebelumnya boleh ga kamu perkenalkan diri kamu sedikit?

Y : Nama ku Yayan Budiman aku temannya Jihad sama Dimas yang kamu wawancarain hahaha I’m Biotechnologie-Student di Anhalt kamu bisa cari sendiri di google ya Universitasnya hehehe, terus saya ini udah di sini sekitar 3 tahunan Saya selama di sini tingga l juga menjabat sebagai Ketua PPI Kothen. Lalu apa lagi ya? Hahaha saya tinggal di Anhalt itu di Kothen. Kalau di Indo saya tinggal di Bengkulu Kaur umur ku 21 tahun.

C : disana kamu banyak temenan sama orang Indo dong?

Y : gak juga, orang Indo gak hanya di Kothen banyak sekali yang tersebar di tempat lain juga ada.

C : oh begitu, oke deh yan sekarang boleh kah kita mulai wawancaranya?

Y : Silahkan Cyn sebisa mungkin akan saya jawab

C : selama kamu berteman sama temen kamu yang orang Jerman, pernah ga sih ada stereotip yang muncul?

Y : enggak pernah sih, selama saya berteman dengan mereka, karena saya juga ga pernah untuk yang memikirkan hal-hal yang aneh-aneh tentang mereka.

C : kalau soal prasangka gimana yan kamu pernah punya ga sama temen kamu yang berasal dari Jerman?

Y : kalau prasangka ga yang macem-macem sih paling aku punya prasangka sama mereka kalau mereka ngobrol ada aku sama sesama Germany mereka ngomongnya ga bahasa inggr is, langsung deh mikir ini orang ngomong apa? Jangan-jangan ngomongin saya lagi soalnya kan memang kita selalu ngomong inggris. Terus tiba-tiba jadi ngomong Jerman kan aneh menurutku waktu itu. Jadi sempat kalau keluar bareng sama-sama kalau mereka habis ngomong sama saya itu, kalau tiba-tiba mereka ngomong sama sesama Germany pasti saya langsung curiga kalau ini orang ngomongin saya. Tapi sekarang sudah engga sebegitu besar lagi perasaan itu, karena kan sudah bisa bahasa Jerman jadi ketawan mereka kalau ngomongi n aku dari belakang. Kadang saya pun ya masih suka merasakan hal seperti itu walaupun saya udah bisa nguasain bahasa Jerman.

C : terus nih Yan, kamu pernah ga ngerasa bahwa kamu punya keunggulan dibanding dengan temen kamu yang berasal dari Jerman? Mungkin kamu punya pengalaman gitu yang bisa di ceritain soal itu?

Y : keunggulan aku itu di kepercayaan.

C : kayak gimana sih yan?

Y : kalau kamu mau tahu mereka itu ateis alias ga percaya Tuhan. Mereka itu kecilnya katolik umumnya sama kristen juga, tapi sekarang ini mereka udah ga anggep keyakinan mereka itu lagi, ditinggalin lah kalau bisa dibilang, beda sekali lah dengan kita yang memang percaya dengan Tuhan jadi seperti gak ada pedoman secara spiritualah mereka itu. Tidak begitu baik untuk ditiru, jadi saya sarankan jangan seperti itu ya hahaha kamu engga gitu kan? Hahaha.

C : Oh ya? Wah.. hehehehehehehehe saya beragama kok.

Y : Baguslah hahaha ya disini juga gereja-gereja banyak yang ditutup ya karena itu mereka ateis makanya banyak gereja ditutup. Paling hanya ada satu atau dua gerja yang ada di sini

yang masih beroperasi itu pun yang dateng macam oma opa hahaha, anak mudanya sudah gak ada sama sekali. Mereka itu mikir Tuhan gak ada, hal-hal yang menyatakan Tuhan itu Cuma rekayasa atau buatan manusia semata. Aku bercanda ya tadi ga maksud untuk sindir hanya bercanda aja biar ga terlalu tegang wawancaranya hahaha.

C : oh begitu ya yan, terus nih yan kamu sendiri itu asli orang mana sih? Oh iya iya tenang hehehe I know kok.

Y : hahaha, aku melayu dari Sumatera Bengkulu daerah Kaur.

C : kalau dari tradisi orang bengkulu nih ada gak sih yan tradisi yang mungkin kamu suka lakukan, mungkin turun menurun kah dari orang tua ada tradisi yang memang diwariksan dan dilakukan dari orang tua kamu ke kamu?

Y : gak ada sih tradisi yang Ibu bapaku turunkan. Paling ya tradisi makan bersama kalau idul fitri atau hari-hari besar lainya, palingan cuma itu aja.

C : gitu yah yan, terus nih yan aku mau nanya kalau kamu lagi ngobrol nih sama temen kamu yang berasal dari Jerman, gimana sih cara penyampaian pesannya, maksudnya apa ekplisit kah implisit kah kalau menyampaikan pesan?

Y : maksudnya seperti apa?

C : gini yan kalau dia lagi ngomong suka terang-terangan atau gamblang kah atau kaya tersirat?

contohnya kaya kamu kalau lagi marahan sama temen kamu yang orang Jerman, terus dia ngomong ke kamu kalau emang dia gasuka sama kamu karena kamu gini gini gini jadi tuh dia gamblang kalau dia gasuka sama kamu.

Y : Oh, iya dia kayak gitu mereka menyampaikan pesan itu apa adanya sekali, kalau dia jawab sekali iya ya iya eggak ya enggak. Aku pernah ngajakin salah satu teman aku itu yang orang Jerman main futsal, temen aku ini jawabnya bener-bener ga ada bumbu-bumbunya kaya orang indo, kalau kita kan kalau gamau pas ditanya “bro main futsal gak” kalau sesama indo disini

bilangnya “ya gak main dulu aja nih” sampe cengengesan lah hahaha, tapi kalau sama yang Jerman beda lho cyn, perbedaanya apa? Mereka itu ya ketika ditanya “bro main futsal yuk”

mereka kalo jawab seadanya dan apa adanya “gak, badan gue sakit, gue mau istirahat” ga ada tuh kaya anak-anak indo dorm yang disini yang di bumbu-bumbui hahaha. Atau gini pas saya itu lagi mau ngajak main kan kita juga disini juga main hahaha kalau diajak “eh kamu mau ke sini gak” gitu yah terus mereka itu jawabnya kalau mau ikut ya jawab mau kalau enggak ya enggak jawabannya benar-benar ga bertele-tele kaya indo kan kita kalau ditanya seperti itu kita bilang “enggak dulu” lah kan gak jelas yah hahahaha. Atau pengalaman aku pas presentasi di depan mereka, kalau aku kurang apa mereka jelas langsung kasih tau kata-katanya itu pedas loh kalau kata orang indo hahahha bukan pedas, maksudku lugas tegas gamblang sekali. Dia bilang aku itu postur badan ku ga bagus pas presentasi katanya aku bongkok, aku disuruh untuk berdiri tegap, dan ngomong itu harus kenceng kata-katanya jelas jangan bikin audience nya jadi bingung gara-gara kata-kata ku yang ga jelas. Kamu juga ya bercanda sama orang jerman itu beda, jangan salah bercandanya mereka itu kaku buat indo pokoknya ga lucu garing deh aku aja ga ketawa hahaha, sebaliknya cin kalau yang indo ngelucu mereka biasa gak ketawa sama sekali biar pun kita jokes bahasa inggris pun.

C : mereka bercandanya sarkas gitu ga sih yan?

Y : Iya semacam itu mereka bercandanya ya sarkas-sarkas gitu jenisnya, terus gak lucu sama sekali bagi yang kami mahasiswa Indo hahaha. Kalau bercanda juga disini juga harus tau waktu lagi kalau sudah bercanda ya sudah jangan sudah normal lagi lalu bercanda hahaha.

C : Oke next nih yan, bagaimana sih kamu menilai sebuah hubungan pertemanan?

Y : Aku menilai hubungan pertemanan itu penting, karena teman itu kan dibutuhkan untuk melengkapi yang lainya kita itu dikatakan sebagai makhluk sosial. seperti kami para mahasis wa indo disini kami ketika kami merasa jauh dari orang tua, pasti ada rasa atau tempat yang hilang.

Tapi dengan adanya teman kehilangan atau peran kosong itu dilengkapi atau diisi oleh teman

kan. Jadi seperti itu, terus mereka yang ada ketika kita membutuhkan sesuatu saling melengkapi satu dengan lainya, kita sadar dengan kewajiban untuk saling dukung atau nolong dengan sesama teman

C : oh begitu ya, next pertanyaan yah nih yan. Kalau kamu lagi ngobrol nih sama temen kamu ada melibatkan komunikasi sentuhan gak sih yan kaya contohnya ngerangkul kan cowo suka tuh kalo lagi ngobrol santai ngerangkul temen cowonya terus gimana sih respon yang mereka tunjukin?

Y : oh iya lah hahaha kalau itu juga aku sering sama temen-temen di dorm. Tapi sama temen yang orang Jerman pun juga pernah hahaha aku dicipika cipiki hahaha dan aku sangat kaget sekali. Kan kalau kita tahu itu mereka punya wilayah area pribadi masing- masing termasuk seperti ini ya komunikasi yah aku denger dari teman-teman sharing teman-temanku mereka itu memang mostly cin mereka gak mau, itu yang aku dengar selama aku jadi ketua PPI di Köthen.

Tapi aku beda loh aku pernah abis kenalan kan aku bilang aku ditunjuk sebagai Ketua PPI di Köthen bla bla bla terus aku memperkenalkan diri lalu aku mau menjabat tangan mau bilang terimakasih ke salah satu temen aku itu yang perempuan, dia orang Jerman ya. Dia malah cipika cipiki sama aku, ya jelas aku kaget sekali hahahaha. Eh usut punya usut aku dengar dari teman ku orang Indo cewe Jerman itu naksir sama aku cin hahahaha. Tapi kembali lagi yah cin semua tergantung kepada orang Jermannya itu kalau dia personalitinya dia tertutup ya dia akan ga melakukan apa yang dilakukan oleh teman ceweku itu. Tapi kalau dia personalitinya terbuka dan senang bersosialisasi wajar saja sih, disini juga ada pastinya yang ga sekaku itu.

C : pertanyaan selanjutnya nih yan, kalau kamu lagi ngobrol gitu dengan teman kamu yang orang Jerman, mereka interest ga sih sama apa yang kamu obrolin?

Y : pernah suatu kali aku dan teman ku itu berbicara soal kepercayaan. Mereka sangat tertarik

agama lain ya, tapi karena saya sendiri kepercayaan islam ya saya menjelaskan tentang bagaimana itu islam kepada mereka. Ya karena mereka nanya bagaimana itu islam ya saya jawab islam itu seperti apa dan mereka itu bingung apa yang saya sembah hahaha. Wajar saja sih karena mereka itu rata-rata yah tidak memiliki agama ya itu ateis ya seperti aku bilang itu sebelumnya yang tadi. Mereka bingung apa perbedaan-perbedaan antara agama ku dengan agama yang lainya lalu bagaimana cara berdoanya sampai-sampai mereka penasaran dengan Al-quran Ya saya kasih aja ke mereka dan mereka bingung pertamanya hahaha tapi ya aku kasih tahu bagaimana bacanya dan mereka selalu nanya apa itu artinya. Begitu saya jelaskan ya entah yah tapi aku lihat sih mereka sangat tertarik dan penasaran sekali, saya kasih tahu kan siapa yang saya sembah juga Tuhannya di Islam itu siapa dan lain-lain lah kayak gitu saja.

C : oh begitu yah yan, selain itu ada ga pengalaman lainnya?

Y : mereka itu tertarik juga sama banyak hal yang berbau Indonesia hahaha wajar teman ku ini dia suka travelling dan dia itu sangat penasaran dengan budaya kita dan keragaman kepercayaan kita itu dan dia bingung kenapa dia bilang kalau bisa hidup dengan perbedaan-perbedaan yang ada itu. Saya jelasin dari hal yang paling dasar jikalau kita orang Indonesia sendiri memiliki yang Namanya semboyan Bhinekka Tunggal Ika, aku jelaskan juga kalau kita itu di Indonesia punya yang pulau itu dari Sabang sampai Marauke yang ditinggali oleh banyak orang dari berbagai etnis dan suku yang punya bahasa yang beda-beda, kulturnya apa lagi beraneka ragam, terus ya mereka seperti takjub cin hahahaha sebenarnya disitu merasa bangga juga gue ceritanya hahaha karena merekanya pun sampai terkesima juga saat aku bilang sekitar 500 an lebih loh begitu, terus mereka bilang ah yang benar ! begitu hahaha belum lagi kalau aku cerita soal suku-sukunya wah itu sampai saya bingung jelasinnya saking banyaknya kan, mereka benar-benar menyimak loh hahaha, kadang kalau kita mahasiswa Indonesia yang cerita begitu kadang iya begitu iya begini dll suka menyambar wahh makin panjang yang harus

dijelaskan kan ke mereka hahaha dan mereka menyimak loh, kalau habis cerita itu kita kadang sampai bilang bercanda-bercanda kurang keren apa Negara kita ini kan hahahaha.

C : Seru juga yah yan ternyata cerita-cerita sama mereka hahaha, aku kira itu kalau ngomong atau cerita-cerita gitu ga akan enak sama mereka.

Y : sebenarnya itu kembali lagi cin seperti sesuai tidak sama ketertarikan mereka, jika mereka tertarik ya mereka pasti bakal betul-betul ngedengerin.

C : Iya juga sih yah yan, oke nih yan kita lanjut ya ke pertanyaan selanjutnya, kalau kamu dan teman kamu yang berasal dari Jerman pas lagi ngobrol atau seperti lagi ngomong mereka natap mata kamu gak sih ketika pas kamunya lagi ngomong dan sebaliknya gitu yan?

Y : oh iyalah cin, di sini harus begitu, itu udah jadi basic manner nya mereka lah, itu juga sebagai tanda keseriusan mereka ketika mereka mendengar atau berbicara sama kita atau memberi feedback pun tetap ada kotak mata pasti. Kalau kamu juga kalau diajak ngobrol atau bicara ,kalau engga natap mereka kamunya tidak dianggap tidak serius dan mereka anggepnya kamu enggak punya manner cin. Mereka dari kecil diajarkan sama orang tua mereka kalau ngomong ya tatap mata lawan bicaranya sebagai tanda kalau “ ya saya dengerin kamu ngomong “. Kalau mereka ngomong sama orang tua mereka juga mereka natap mata orang tuanya dalam konteks pembicaraan apapun. Beda yah sama kultur kita, kalau indo kita ngomong sama orang tua itu atau sama abang lah atau kakak ada juga kita dihajar kalau begitu hahaha karena kita dianggap tidak sopan kan begitu.

C : iya yah yan beda banget ya. Terus yan kalau kamu lagi ngobrol nih sama temen kamu yang orang Jerman intonasi suaranya gimana?

Y : intonasinya keras. Jangan heran kenapa orang Jerman ngomong keras-keras lugas, ya itu udah ngelekat banget. Ngomong keras dan jelas, mereka anggepnya bagus. Sebaliknya kita orang indo ngomong lebih pelan kan santai tapi pasti.

C : tapi bisa dibedain gak itu yan? Kan kalau tegas ada kadang yang kaitinnya kalau lagi marah atau gimana.

Y : jadi begini dia itu ngomong pun santai. Maksud ku kencang nya itu jelas dia bicaranya itu clear lah begitu tidak samar-samar atau gimana yah intinya itu tegas, lugas begitulah.

C : kalau kaya begitu suka bikin jadi misunderstanding ga sih yan, kayak ngomongnya bermaksud tegas biasa tapi jadi tegas marah gitu kan orang indo suka pikirannya beda-beda kan.

Y : kalau mahasiswa Indo yang disini yah, yang sudah memang lama termaksud gue nih ya gue sih karena memang gaul sama mereka jadi ya sudah tak diambil pusing dan tidak terlalu berpikiran yang aneh-aneh yak arena kita sudah tahu. Tapi gaul ku juga ga gitu dekat sama mereka ya.

C : Terus nih yan kalau kamu lagi ngobrol sama mereka terus merekanya ada gak sih kaya jaga jarak sama kamu?

Y : jaga jarak hmmm, gak ada sih. mereka semuanya biasa aja. Kalau kamu dekat sama mereka duduknya ya merekanya deket, kalau ngejauhin ya mereka ngejahuin.

C : menurut pendapat kamu nih yang mengutamakan diri kita sendiri dibanding dengan orang wajar ga sih, gimana menurut kamu sendiri nih yan?

Y : La…zim ya, tergantung seberapa pentingnya dulu, kalau kayak saya nih memang penting banget ya saya bakal utamakan diri sendiri juga lah dibanding sama temen saya contohnya.

Tapi kalau memang kepentingan saya ga penting-penting amat ya saya lihat kepentingan orang lain jauh lebih penting ya saya pasti akan mendahulukan kepentingan orang lain disbanding yang punya saya.

C : kalau kamu sendiri yan, lebih suka sendiri atau sama-sama sama teman kam yang orang Jerman?

Y : hmm aku lebih ke sendiri yah, bukannya aku ansos yah cin. Aku juga disini kalau lagi emang ada tugas untuk speech dan gathering ketemu teman-teman Jerman sama Indo disini itu pasti ketemu dan waktunya sama teman-teman itu kan banyak orang, aku merasa ruang lingk up ku itu jadi terbatasi entah mengapa. Di sisi lain aku suka sendiri yak arena aku bisa melakuka n tanpa ada pertimbangan apapun jadi lingkup aku ga terbatas. Apalagi disaat ketemu dengan teman-teman kan memang itu banyak sekali waktunya.

C : kalau kamu janjian nih yan sama temen kamu yang orang Jerman mereka dateng tepat waktu gak?

Y : tepat waktu, tepat waktu kok. Sepertinya tidak usah ditanyakan lagi kalau itu yah hahaha.

Kaya gini, mereka kalau ke bioskop terus bioskopnya itu sepi biar sepi kalau memang jam segini harus datang ya mereka datang ga telat mau sendirian juga, beda kalau sama teman aku di Bengkulu “ ah masih sepi telat-telat sedikit gapapa lah “ hahahaha, beda sekali yah.

C : terus nih yan pertanyaan selanjutnya selama kamu berteman dengan teman kamu yang berasal dari Jerman, kepribadian mereka itu kaya gimana sih?

Y : kepribadiannya apa yah, terbuka untuk hal-hal sesuatu yang memang bisa dibagikan ya terus baik sih bisa saling bertukar pikiran walauapun alot yah hahaha, lalu mereka itu YOLO tahu kan kamu itu You Only Live Once itu loh hahaha. Mereka menghargai pendapat kita juga.

Kalau dilihat dari sisi lain aku ngelihat kalau mereka juga agak kaku ya terlalu teratur kadang hal tersebut juga kadang tidak bagus tidak terlalu luwes dan kadang terlalu skeptis.

C : kalau kamu lagi ngobrol nih sama teman kamu yang orang Jerman gimana sih yan suasana obrolan yang kamu rasain? Formal kah atau informan?

Y : formal

C : oh ya? Sekalipun kalau lagi ngomng atau ngobrol santai gitu yan tetep santai apa gimana?

Y : iya tetap aja sama formal walau kita ngomong santai.

C : Kalau kamu janjian nih yan sama teman Jerman kamu, kamu bakal janjian terlebih dahulu gak sama dia?

Y : Iya janjian dulu mereka bisanya kapan yah, disesuaikan kaya mau main futsal aku ada kuliah dia atau teman-teman yang lain ada kuliah ya tetap mau main tapi kita sesuaikan dulu kapan mau mainnya jam berapa dimana seperti itu. Tapi kalau lagi di hari yang sama paling kita tanyain dulu “ eh bro kamu ada waktu gak apa apa apa “ gitu contohnya ya kadang suka gitu juga.

C : berarti sebenarnya juga 11-12 juga lah yah sama-sama kaya kita orang Indo.

Y : sama aja sebenarnya, Cuma pembedanya mereka kaku, kalau kita kan cair maksudnya santai kan, kalau mereka kan engga jadi treatment nya juga berbeda. Merekanya engga terbiasa ya karena itu merekanya terlalu kaku yang tadi kata aku kurang luwes.

C : kalau kamu pernah ga yan ngalamin beda pendapat sama temen Jerman kamu?

Y : perrrrrr… nah. Ya gara-gara masalah kepercayaan itu ya karena aku beragama dan mereka ateis jadi beda pendapat jadi adu argumen. Kitanya nyampe-nyampe aja tapi merekanya engga gitu loh. Kaya mereka ngebahas cerita kalau “ kenapaa sihhh kita ini bisa hidup “ ya ketika dia nanya kayak gitu ya saya jawab ya karena memang Tuhan yang menciptakan kita dari awal mula kan dari terciptanya bumi sampai adanya manusia. Aku jelasin seperti itu Cuma tetap aja mereka berpikiran ga sampe-sampe. Ga percaya mereka itu sama Tuhan dan memang gak ada Tuhan di Dunia ini. Mereka argumentnya bilangnya ya dunia ada ya sudah seperti ini adanya karena memang adanya evolusi ya bahas sesuatu yang lebih terdengar logic dan lebih masuk akal di merekanya cin. Mereka nanya kenapa Tuhan harus mengorbankan dirinya untuk nyelamatin manusia mereka bilangnya gitu. ya saya tanya dong memang kamu gapernah ke gereja lagi mereka jawab pas kecil doang tapi pas sudah remaja sampai sekarang ini yah mereka itu ga ke gereja-gereja lagi. mereka bilang mereka itu sudah gak percaya adanya Tuhan makanya saya bilang kan gereja kosong sepi disini ada pun orang-orang tua yang ke gereja.

Dokumen terkait