• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

V.2 Transparansi dalam pelayanan KTP dan KK

Transparansi atau keterbukaan merupakan salah satu prinsip yang terdapat di dalam konsep Good Governance. Transparansi atau keterbukaan sangat perlu diterapkan didalam penyelenggaraan pelayanan publik. Karena dengan menerapkan prinsip transparansi, maka masyarakat sebagai objek pemerintahan dan pembangunan dapat mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, direncanakan, dan yang sedang berlangsung di dalam pemerintahan.

Di dalam pelaksanaan pelayanan KTP dan KK, prinsip transparansi hendaknya juga dilakukan dengan baik. Untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya penerapan prinsip transparansi dalam pelayanan KTP dan KK di Kelurahan Pematang Raya akan diidentifikasi melalui beberapa indikator, sebagai berikut :

1. Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Di dalam manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik, wujud transparansi dapat dilakukan dalam hal perencanaan, pengambilan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan pengawasan/pengendalian yang baik oleh masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut hendaknya harus cepat sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat berpartisapasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

Kepala Kelurahan Pematang Raya juga mengungkapkan bahwa untuk mewujudnyatakan Good Governance, peran aktif masyarakat sangat didambakan. Karena masyarakat sebagai objek pembangunan dan pemerintahan tentu akan berusaha memberikan andil dan peran yang positif karena yang akan medapatkan manfaatnya adalah masyarakat itu juga. Maka dari itu,

hendaknaya kegiatan perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan kebijakan yang memungkinkan bagi masyarakat untuk dilibatkan, agar sesegera mungkin disampaikan dan disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat.

Kepala Kelurahan Pematang Raya mengungkapkan bahwa kelurahan senantiasa berupaya semaksimal mungkin menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan yang melibatkan masyarakat, melalui pengumuman dan kerja sama dengan lembaga-lembaga lainya. Namun, tingkat partisipasi masyarakat akan hal ini masih dapat dikategorikan rendah. Masyarakat lebih memfokuskan diri pada kegiatan masing-masing. Untuk kedepannya, Kepala Kelurahan Pematang Raya mendambakan peran aktif dari masyarakat tinggi.

2. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan merupakan suatu rangkaian proses atau tata kerja yang saling berkaitan, yang kemudian akan menunjukkan adanya langkah-langkah yang jelas dan pasti serta cara-cara yang harus dilalui dalam rangka penyelesaian suatu pelayanan. Hendaknya prosedur pelayanan diciptakan dengan sederhana, mudah dimengerti, tidak berbelit-belit, mudah dijalankan, serta dapat diwujudkan dalam bentuk bagan alir atau yang juga dikenal dengan Flow Chart dan dipampang di dalam ruang pelayanan.

Terdapat beberapa manfaat yang dapat dipetik dari penggunaan bagan alir dalam penyelenggaraan pelayanan publik, yaitu :

a. Sebagai petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan ;

b. Sebagai informasi yang penting bagi penerima pelayanan ;

c. Sebagai media publikasi secara terbuka pada semua unit kerja pelayananan mengenai prosedur pelayanan kepada penerima pelayanan ;

d. Sebagai alat yang dapat mendorong terlaksananya sistem dan mekanisme kerja yang bersifat efektif dan efisien;

e. Sebagai pengendali dan acuan bagi masyarakat dan aparat pengawasan untuk melakukan penilaian/pemeriksaan terhadap konsisteni pelaksanaan pekerjaan.

Meskipun sedemikian bermanfaatnya bagan alir dalam proses pelayanan publik, di Kelurahan Pematang Raya belum juga terdapat fasilitas pendukung bagan alir. Hal ini disebabkan oleh karena terbatasnya kondisi keuangan kas Kelurahan Pematang Raya untuk menyediakan suatu fasilatas pendukung bagan alir.

Pada tabel 4.10 ditunjukkan dengan jelas mengenai jawaban masyarakat yang menjadi responden mengenai prosedur pelayanan KTP dan KK. Sebanyak 20 orang masyarakat ( 66,67 % ) mengatakan bahwa prosedur pelayanan KTP dan KK mudah dimengerti. Ini berarti pegawai kelurahan mampu memberikan keterangan yang jelas mengenai prosedur pelayanan kepada masyarakat walaupun di kelurahan tersebut belum memiliki fasilitas pendukung bagan alir. 3. Lokasi Pelayanan

Tempat ataupun lokasi pelayanan hendaknya haruslah selalu dalam kondisi yang bersih, indah, dan asri. Karena dengan kondisi lingkungan yang demikian dapat menciptakan suatu kenyamanan dan kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh seluruh pegawai kelurahan dan masyarakat yang datang ke lokasi untuk mendapatkan pelayanan.

Pada tabel 4.18 menunjukkan tentang distribusi jawaban responden tentang bagaimana sesungguhnya kenyamanan yang mereka rasakan di lokasi pelayanan yaitu di kelurahan. Pada tabel tersebut secara jelas ditunjukkan bahwa sebanyak 16 orang masyarakat ( 53,33 % ) mengatakan bahwa mereka merasakan suatu kenyamanan ketika mendapatkan pelayanan di Kelurahan Pematang Raya. Kenyamanan tersebut tentunya dirasakan oleh masyarakat melalui

sikap ramah, sopan, dan responsif yang ditunjukkan oleh pegawai kelurahan. Ditambah lagi dengan kondisi kebersihan, keindahan, dan keasrian lingkungan pelayanan yang terjaga, membuat kenyamanan semakin mantap dirasakan oleh pegawai dan masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan. Sementara mengenai keamanan di lingkungan unit pelayanan KTP dan KK dapat dilihat pada tabel 4.17. Pada tabel tersebut ditunjukkan bahwa sebanyak 15 orang masyarakat ( 50 % ), beranggapan bahwa keamanan di lingkungnan unit pelayanan kelurahan sudah terjamin.

4. Janji Pelayanan

Janji pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya pemberian pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Pembuatan janji pelayanan merupakan suatu komitmen dan bukti keseriusan setiap pegawai dalam upaya menggenapi janji-janjinya yaitu memberikan pelayanan yang maksimal.

Namun, saat turun langsung ke lapangan, peneliti sama sekali tidak menemukan adanya janji pelayanan yang diberikan kepada msyarakat. Saat dikonfirmasikan dengan pegawai setempat, pegawai hanya mengatakan bahwa masing-masing pegawai melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan maksimal dan memberikan pelayanan yang maksimal dengan sikap sopan dan ramah. Hanya itu saja. Tidak ada janji-janji pelayanan.

5. Standar pelayanan

Tiap-tiap unit pelayanan publik hendaknya menyusun standar pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat sebagai objek pembangunan dan pemerintahan. Standar pelayanan hendaknya mudah dimengerti, realistis, dan dibuat sesederhana mungkin. Hal itu akan menjadi suatu jaminan dan acuan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang maksimal.

Mengenai standar pelayanan pembuatan KTP dan KK di Kelurahan Pematang Raya, dapat di perhatikan pada tabel 4.23. Pada tabel tersebut, secara jelas ditunjukkan bahwa, sebanyak 17 orang masyarakat ( 56,67 % ) mengatakan bahwa, standar pelayanan yang diberikan dalam pengurusan KTP dan KK adalah baik. Hal tersebut tidak lepas dari kemampuan, sikap responsif pegawai, dan keramah tamahan pegawai dalam melayani setiap masyarakat.

Dengan adanya standar pelayanan yang baik, maka Kelurahan Pematang Raya memiliki pedoman untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

6. Informasi Pelayanan

Informasi pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat sebagai pengguna pelayanan. Peraturan-peraturan mengenai pelayanan hendaknya disampaikan oleh unit pelayanan kepada masyarakat. Terutama terhadap peraturan baru mengenai suatu pelayanan. Hendaknya sesegera mungkin diinformasikan kepada masyarakat. Tujuannya jelas, yaitu agar masyarakat tidak mengalami kerugian baik dari segi waktu maupun material hanya karena masalah ketinggalan informasi pelayanan.

Dalam hal keterbukaan informasi pelayanan, dapat diperhatikan pada tabel 4.20. Pada tabel tersebut secara jelas digambarkan bahwa, dari total 30 masyarakat yang menjadi responden, sebanyak 12 orang masyarakat ( 40 % ) mengatakan bahwa informasi dapat diakses dan diterima masyarakat secara terbuka. Masyarakat yang mengatakan informasi diterima secara cukup terbuka dan sangat terbuka juga sangat bersar. Hal ini menunjukkan bahwa informasi dapat diterima dan sampai ke masyarakat secara terbuka dan baik.

7. Pejabat yang berwenang

Dalam hal pembuatan KTP dan KK, pejabat yang berwenang untuk menandatangani kartu tersebut adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Ini merupakan suatu

terobosan baru yang diterapkan oleh pemerintah dalam pengurusan KTP dan KK. Peran kelurahan dan juga kecamatan hanyalah sebatas melengkapi segala urusan administratif dan teknis pembuatan kartu tersebut.

Hal ini tak lepas dari usaha pemerintah yang selalu berupaya melakukan terobosan- terobosan dalam memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat sebagai objek pembangunan dan pemerintahan. Dengan terobosan ini, diharapkan kualitas pelayanan publik mengalami peningkatan.

8. Waktu penyelesaian

Masalah waktu merupakan masalah yang sangat penting. Ada pepatah yang sudah cukup populer di kalangan masyarakat. Pepatah tersebut mengatakan “ Waktu adalah Uang “. Hal ini sangat benar adanya, saking pentingnya waktu, sampai-sampai waktu tersebut dikatakan sebagai sesuatu yang sangat berharga. Karena waktu tersebut tidak dapat terulang kembali. Masyarakat juga tidak mau waktunya tersita hanya karena tidak adanya kepastian waktu penyelesian pelayanan. Semua pihak terutama masyarakat butuh suatu kepastian waktu penyelesaian pelayanan.

Waktu normal yang dibutuhkan untuk penyelesaian pembuatan KTP dan KK adalah 7 hari jam kerja. Bila dilihat pada tabel 4.19, secara jelas ditunjukkan bahwa sebanyak 15 orang masyakat ( 50 % ), mengatakan bahwa pembuatan KTP dan KK tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terkadang waktu penyelesaian pembuatan KTP dan KK bisa lebih cepat dari jadwal yang telah ditetapkan. Hal itu bisa saja terjadi apabila masyarakat yang hendak memiliki KTP dan KK tersebut, sudah sangat membutuhkannya. Misalnya, untuk keperluan sekolah, perpindahan penduduk, atau urusan administrasi penting lainnya.

Biaya pelayanan merupakan segala biaya dan rinciannya atau sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Transparansi mengenai biaya pelayanan harus dapat diwujudnyatakan dalam segala aspek pelayanan publik. Termasuk juga dalam pelayanan KTP dan KK. Dengan menghindari semaksimal mungkin pertemuan personal antara penerima dan pemberi pelayanan, diharapkan prinsip transparansi dapat terwujud. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, masyarakat tidak dibebani biaya sepeser pun. Namun, apabila masyarakat tersebut merasakan kepuasan karena mendapatkan pelayanan yang responsif, ramah, sopan, dan terbuka, tidak ada yang melarang bila masyarakat tersebut mengucapkan terima kasih sambil memberikan sejumlah uang kepada pegawai.

V.3 Analisa Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pelayanan KTP dan KK di

Dokumen terkait