III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
3. Transportasi Buah a. Tujuan
Meminimalisir naiknya kandungan ALB pada TBS dan untuk menjamin kualitas buah yang dikirim ke pabrik harus tetap dalam keadaan segar (H0 = hari ini dipanen maka hari ini juga diangkut).
b. Dasar Teori
Menurut Setyamidjaja (2003), buah kelapa sawit hasil pemanenan harus segera diangkut ke pabrik, agar segera diolah. Buah yang tidak segera diolah akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas/ALB (free fatty acid) tinggi.. Untuk
menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan harus dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah pemanenan. Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit, diakibatkan oleh kegiatan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase yang sangat aktif, yang dapat memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang tersebut rusak. Buah kelapa sawit yang matang dan masih segar hanya mengandung 0,1% asam lemak. Tetapi buah-buah yang memar atau pecah, dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50% hanya dalam waktu beberapa jam saja.
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Tojok, karung, parang, dan gancu. 2) Bahan : TBS dan brondolan.
d. Prosedur Kerja
1) Buah yang diangkut ke truk/mobil pengangkut adalah buah/brondolan yang berada di TPH.
2) Proses pengangkutan diawasi oleh seorang KPH (Krani Pemungut Hasil) untuk mencatat nomor panen, blok, dan jumlah tandan yang diangkut. Contoh tabel yang dipakai oleh KPH dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tabel yang digunakan oleh KPH (Krani Pemungut Hasil) untuk mencatat TBS yang diangkut
No. Panen Jumlah tandan Blok Buah Restan (Tandan) Tahun Tanam 24 146 303 - 1999 13 93 303 - 1999 17 32 303 - 1999 Sumber : (Setyamidjaja, 2003)
3) Komposisi minimal 95% H0 / TBS segar dan 5% buah restan.
4) Sopir pengangkut akan diberikan lembar PB. 25 yang akan digunakan untuk mengisi berat tandan sebenarnya. Lembar PB.25 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Lembar PB.25
Sumber : PTP. Nusantara XIII (Persero) Kebun Longkali
5) Mobil pengangkut akan ditimbang dua kali di pabrik. Yakni saat ada muatan TBS dan saat tidak ada muatan TBS.
e. Hasil yang dicapai
Pengangkutan buah dari afdeling III ke pabrik itu membutuhkan waktu ± 60 menit dalam cuaca yang baik. Dalam pengangkutan ini banyak kendala yang terjadi misalnya ban truk pecah ban, tergelincir, dll. Batas maksimum dari panen sampai ke pabrik ± 8 jam, lewat dari itu maka ALB akan meningkat. Di PTPN XIII tiap afdeling rata-rata mempunyai 3 truk pengangkut.
B. Pengolahan Minyak Sawit 1. Penerimaan buah dan Sortasi
a. Tujuan
1) Menghitung jumlah TBS yang masuk ke pabrik.
2) Menghitung jumlah hasil produksi CPO yang akan diperoleh. PB.25
PTP. NUSANTARA XIII (PERSERO) KEBUN : AFD :
SURAT PENGANTAR BUAH KELAPA SAWIT (SPB) NO. SPB : TGL : NO. POL. JUMLAH
TANDAN BRUTO TARRA NETTO
BERAT RATA-2 KRANI PENGUMP. BLK TT TANGGAL PANEN TIMB .
JAM TIMBANG : KRANI TIMBANG SKP SINDER AFD.
NAMA SOPIR :
3) Memastikan bahwa buah yang diolah adalah buah yang bermutu baik yakni pada fraksi 1, 2, dan 3.
b. Dasar Teori
Buah dari TPH diangkut dengan truk dan dibongkar ke loading
ramp (tempat pembongkaran buah), kemudian baru dipindahkan ke lori
buah. Namun ada juga buah yang langsung dari truk ke lori buah. Tempat ini disebut loading point (Risza, 2004).
Setyamidjaja (2003) juga menambahkan bahwa sesampainya buah dipabrik, buah harus segera ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam lori perebusan yang biasanya berkapasitas 2,5 - 5 ton setiap lori.
c. Alat dan Bahan
1) Alat : Alat tulis-menulis, jembatan timbang, sekop, gancu, parang, ember, loading ramp, hopper ramp.
2) Bahan : TBS dan brondolan. d. Prosedur Kerja
1) Setiap TBS yang masuk pabrik dilengkapi dengan surat pengantar buah (SPB).
2) Kendaraan pengangkut akan lebih dulu berhenti di pos jaga untuk mengisi lembar absen dan akan berhenti di pos jaga lagi pada saat keluar untuk mengisi berat netto TBS yang dimuat.
3) TBS yang masuk ke pabrik mula- mula ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui jumlah berat TBS yang diterima oleh pabrik, dicatat hasilnya, tanggal dan waktu tibanya.
4) Catatan hasil timbangan TBS dilaksanakan secara tepat waktu dan cermat untuk kemudian dikirim ke afdeling selambat- lambatnya keesokan harinya (sesuai dengan formulir yang berlaku).
5) Setelah ditimbang TBS dipindahkan ke loading ramp sebagai tempat penimbunan sementara.
6) Semua kendaraan yang memasuki jembatan timbang harus perlahan-lahan dan posisi kendaraan harus berada tepat di tengah-tengah jembatan.
7) Truk/kendaraan pengangkut yang berisi TBS ditimbang di jembatan timbang dan mesin kendaraan harus dimatikan.
8) Sopir tidak boleh berada di dalam kendaraan.
9) Perhatikan monitor untuk mengetahui berat kendaraan beserta muatannya untuk mendapatkan berat kotor (bruto).
10) Setelah muatan kosong, kendaraan ditimbang ulang untuk mengetahui berat kendaraan tersebut (tarra).
11) Berat bersih (netto) dalam penimbangan didapat dengan mengurangi
12) Sopir akan menyerahkan SPB (Surat Pengantar Buah) yang dibawa dari kebun kepada petugas penimbangan dan akan diambil lagi pada penimbangan kedua kalinya.
13) Semua TBS diturunkan dari truk ke loading ramp
14) Brondolan yang berserakan di lantai harus segera dimasukkan ke
loading ramp.
15) TBS harus diturunkan di pintu masuk ke lori, bila pintu masuk loading
ramp telah penuh barulah TBS diperbolehkan diturunkan kehalaman loading ramp.
16) Di loading ramp dilakukan sortasi panen untuk memastikan bahwa buah masuk berada dalam kondisi yang optimal untuk diekstrak minyaknya.
17) Buah dengan fraksi 00 dan 0 tidak diterima di loading ramp.
18) Buah yang tidak lolos sortasi akan dikembalikan (untuk kebun inti) atau akan dibakar langsung.
19) Setelah proses sortasi selesai maka petugas sortasi akan mengisi lembar sortasi yang diserahkan kepada petugas penerimaan bua h di stasiun penimbangan. Lembar sortasi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Lembar Sortasi
Sumber : PTP. Nusantara XIII (Persero) Kebun Longkali e. Hasil yang dicapai
Di stasiun penerimaan, buah akan di sortasi 14 Truk transportasi buah Ditemukan 5% buah yang busuk dan 7% buah kurang matang buah tersebut berasal dari kebun inti,sedangkan dari pihak ketiga tidak ada sama sekali.
2. Perebusan