BAB III METODE PENELITIAN
C. Diskripsi Penelitian
4) Treatment/Terapi
a. Proses Pelaksanaan Sosiodrama.
Setelah melihat bentuk-bentuk perilaku agresif pada
konseli, konselor memberikan konseling pada konseli yang
sesuai dengan masalah-masalah tersebut, maka langkah konselor
dalam proses atau pelaksanaan sosiodrama adalah sebagai
berikut:
a) Menentukan perilaku yang akan di ubah
Berdasarkan data dari identifikasi masalah, konselor
menentukan perilaku apa yang harus di ubah pada diri
konseli diantaranya adalah:
(a) Senang mengganggu oang lain, (membuat gaduh dalam
kelas, sering menyembunyikan barang milik temannya)
(b) Menggertak dan memaksa
(c) Menunjukkan sikap menyerang (memukul, mencubit
dan berkelahi)
(d) Konseli selalu membenarkan diri (egois)
Dalam penelitian ini ada target utama yang harus di
capai yaitu mengurangi perilaku Agresif konseli.
c) Melaksanakan kegiatan sosiodrama
Setelah konsleor menetapkan yang sesuai dengan
masalah konseli, maka langkah selanjutnya adalah langkah
pelaksanaan bantuan dengan teknik sosiodrama. Dalam hal
ini konselor telah menentukan beberapa target yang akan
dicapai. Hal ini sangatlah urgent di dalam proses konseling
karena langkah ini menentukan sejauh mana keberhasilan
konselor dalam membantu masalah konseli.
Dalam memberikan bantuan kepada konseli konselor
menggunakan teknik sosiodrama untuk mengurangi
perilaku agresif yang ada pada diri konseli. Seperti halnya
adanya penekanan atau penguatan mengenai peran-peran
yang sudah di atur agar para pemeran mampu memberikan
nasehat yang sudah di naskahkan oleh konselor untuk
konseli.
Kegiatan ini di lakukan pada tanggal 10 desember
2016 dengan lokasi di halaman sekolah dengan 4 peserta
yang mana mereka adalah teman bermain konseli di sekolah
a) Galang Restu Putra Winandi (Galang )
b) Khoirul Anam ( Anam )
c) Deny Yoga Pratama ( Deny)
d) Igo Cahyo Panuntun ( Igo )
Tindakan selanjutnya yakni konselor melanjutkan
proses konseling dengan teknik sosiodrama yang telah
dibuat oleh konselor, sebagaimana berikut :
Judul : Dijauhi Teman
Waktu : 30 Menit
Lokasi : halaman sekolah
Peran :
1. Igo : berperan sebagai Roby
2. Anam :berperan sebagai anak kakak kelas di MTS
(Angga)
3. Denny : berperan sebagai teman Roby (Dian)
4. Galang : berperan sebagai teman Roby (Galih)
Diskripsi pelaksanaan:
Dalam sosiodrama ini konselor atau peneliti mencocokkan
peran sesuai dengan kepribadian yang dimiliki masing-
masing anak.
Di sini Igo berperan menjadi Roby yang mana dalam cerita
ini awalnya Roby adalah anak yang nakal susah di atur dan
di MTS dan bertemu dengan Anggi disana yang mana
Anggi adalah kakak kelas Roby. Di MI igo dikenal sebagai
anak yang nakal yang suka bikin gaduh dan mengganggu
teman-temannya di dalam kelas termasuk Dian dan Galih
temannya dari kecil. Dari hal itu Anggi mengatakan sesuatu
yang sedikit menasehati Roby “Sikapmu yang usil, suka
mengganggu teman-temanmu dan kamu yang egois maunya menang sendiri itu akan membuat teman-temanmu gak suka sama kamu, jadi kamu harus berubah kalo kamu masih mau
punya teman” ketika itu Roby terdiam dan berfikir, lalu
Galih menambahkan ”iya go, kita (galih dan dian) mau
temenan sama kamu kalo kamu sudah berubah, kalo kamu sudah gak nakal lagi pasti kita mau temenan sama kamu
lagi”
Setelah beberapa hari Roby mencoba menjadi anak yang
baik meski sedikit susah karena belum terbiasa dengan
sikap dan perilaku yang baru. Dalam hal ini secara tidak
langsung konselor ingin Dian dan Galih selalu
mengingatkan Roby ketika Roby melakukan hal yang salah.
5) Follow Up
Langkah ini di maksudkan untuk menulis atau mengetahui sampai
sejauh mana langkah terapi yang dilakukan telah mencapai hasil.
lebih jauh. Alhamdulillah sepanjang sesi konseling dari pertemuan
pertama sampai pertemuan terakhir terdapat perubahan perilaku
agresif. Walaupun belum sempurna sepenuhnya, tapi sekarang ada
perkembangan dan ini butuh proses, tidak bisa langsung berubah
sepenuhnya seperti yang diinginkan karena memang benar-benar
berhubungan dengan emosional diri. Jadi memang benar bahwa
bimbingan itu sangat dibutuhkan dalam setiap kejadian.
2. Hasil Teknik Sosiodrama Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa
Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Huda Dono-Sendang Kabupaten Tulungagung.
Setelah melakukan proses konseling dengan teknik sosiodrama dalam
mengurangi perilaku agresif yang dilakukan konselor membawa
perubahan pada diri konseli.
Untuk melihat perubahan diri konseli, konselor melakukan observasi dan
wawancara. Konselor dan beberapa informan seperti orang tua konseli,
guru dan teman-teman konseli mengatakan bahwa mereka sudah melihat
sedikit perubahan perilaku konseli dari hasil proses konseling itu.
Hasil dari konseling itu sendiri berupa perilaku baru yang ditunjukkan
oleh konseli. Perilaku itu tidak timbul dengan sendirinya, melainkan
akibat adanya rangsangan atau stimulus baik dalam diri (internal)
maupun luar diri seseorang (eksternal). Bentuk perilaku ada dua macam,
yaitu perilaku aktif dan perilaku pasif. Perilaku aktif yaitu perilaku yang
yang terjadi pada diri individu yang sifatnya masih tertutup dan tidak
dapat diamati secara langsung.
Dalam proses konseling yang dilakukan konselor kepada konseli melalui
teknik sosiodrama menghasilkan perilaku aktif + terproses dan perilaku
pasif + terproses. Aktif terproses artinya perilaku aktif ( respon eksternal)
yang sifatnya terbuka dan perilakunya dapat diamati langsung berupa
tindakan nyata, bentuk ini dapat dilihat dari perilaku konseli yang
sekarang sudah tidak lagi berbuat usil dan mengganggu teman-temannya.
Ketika proses sosiodrama berlangsung di situ konseli merasakan apa
akibat yang akan dia terima jika dia terus berperilaku agresif, maka
konseli sekarang akan berfikir ulang jika mau berbuat usil dan
mengganggu temannya,dll. Sedangkan perilaku pasif (respon internal)
yang perilakunya masih tertutup sebatas sikap belum ada tindakan nyata
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini, konseli menggunakan analisis deskriptif komparatif
yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa
deskriptif komperatif yaitu dengan cara membandingkan proses pelaksanaan
bimbingan konseling islam di lapangan dengan teori yang digunakan, selain itu
untuk mengetahui keberhasilan pelaksaan bimbingan dan konseling islam dengan
tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.
A. Analisis proses Teknik Sosiodrama Dalam Mengurangi Perilaku Agresif
Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Huda Dono-Sendang
Kabupaten Tulungagung.
Dalam proses konseling dengan teknik sosiodrama yang dilakukan
oleh konselor dalam kasus ini menggunakan langkah-langkah yaitu
identitifikasi masalah, menentukan perilaku yang akan di ubah, menentukan
target perubahan perilaku, proses pelaksanaan sosiodrama, evaluasi (follow
up). Analisa tersebut dilakukan oleh konsleor dengan membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan.
Tabel 4.1
Tabel Perbandingan Data Teori dan Data Empiris
NO Data teori Data empiris (lapangan)
1. Identifikasi masalah (untuk
mengumpulkan data dari
Konselor mengumpulkan data dari berbagai sumber mulai dari konseli
berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenali masalah yang dialamikonseli serta beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli)
sendiri, ibu, guru wali kelas dan teman-teman konseli. Dari hasil wawancara dalam penggalian data konselor mendapatkan masalah yang sedang dihadapi oleh konseli, yaitu: Sikap yang selalu
menunjukkan tindakan mengganggu temannya salah satunya yitu membuat gaduh ketika pelajaran sedang berlangsung. Menggertak dan memaksa baik dengan ucapan atau perbuatan. Konseli juga sering berkelahi.
2. Diagnosa ( menetapkan masalah
berdasarkan latar belakang)
Akibat dari pola asuh orang tua terutama ibu yang terlalu keras terhadap anaknya. Perilaku agresif yang ditunjukkan konseli juga untuk mendapatkan perhatian dari orang yang ada disekitarnya.
3. Prognosa ( menetapkan jenis
bantuan)
Memberikan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik sosiodrama (bermain peran)
4. Terapi / treatment Memberikan drama dengan adanya
penekanan atau penguatan
mengenai peran-peran yang sudah di naskahkan oleh konselor.
5. Evaluasi / follow up Menindaklanjuti perkembangan
selanjutnya setelah proses konseling sekaligus evaluasi
berhasil atau tidaknya bimbingan konseling islam yang telah dilakukan oleh konselor.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa analisis proses
pelaksanaan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama dalam
mengurangi perilaku agresif terhadap siswa kelas V MI Miftahul Huda Dono-
Sendang Tulungagung dilakukan oleh konselor dengan langkah-langkah
bimbingan konseling pada umumnya yaitu meliputi identifikasi masalah,
diagnosa, prognosa, terapi (treatment), dan evaluasi (follow up).
Dalam paparan teori pada tahap identifikasi masalah yakni langkah
yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yaitu,
konselor menggali informan dari orang tua (ibu) konseli, guru wali kelas,
teman-teman dan juga konseli sendiri. Di mana hal ini berfungsi untuk
mengenali kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada konseli. Melihat
gejala-gejala yang nampak di lapangan seperti konseli yang sering membuat
gaduh ketika belajar di kelas, menggertak dan memaksa dengan ucapan,
konseli yang suka berantem, selalu mau menang sendiri, dll.
Mengetahui gejala-gejala yang nampak pada diri konseli setelah
mengidentifikasinya, maka konselor disini menetapkan masalah yang
dihadapi konseli ada perilaku agresif. Hal ini dikarenakan perilaku yang
ditunjukkan oleh konseli merupakan ciri-ciri pada perilaku agresif yang mana
Setelah mendiagnosa permasalahan yang di hadapi konseli, konselor
menetapkan teknik bimbingan konseling yang akan diberikan kepada konseli
yaitu dengan teknik sosiodrama (bermain peran). Dalam hal ini konselor
memberikan treatmen dengan mengikutsertakan 3 teman konseli yang paling
akrab dengan konseli untuk ikut memainkan peran yang sudah ditentukan
oleh konselor.
Berdasarkan perbandingan antara data teori dan data lapangan pada
saat proses konseling, maka telah diperoleh kesesuaian yang mengarah pada
proses bimbingan dan konseling pada umumnya, yakni pada hal langkah-
langkah konseling secara teori dan juga dalam pelaksanaan konseling di
lapangan
B. Analisis hasil akhir Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Teknik
Sosiodrama Dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Miftahul Huda Dono-Sendang Kabupaten Tulungagung.
Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil akhir proses
pelaksanaan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama yang dilakukan
dari awal konseling hingga tahap-tahap akhir proses konseling.
Kegiatan sosiodrama
Judul : Dijauhi Teman
Waktu : 30 Menit
Lokasi : halaman sekolah
Peran :
2. Anam :berperan sebagai anak kakak kelas di MTS
3. Denny : berperan sebagai teman Igo
4. Galang : berperan sebagai teman Igo
Diskripsi pelaksanaan:
Dalam sosiodrama ini konselor atau peneliti mencocokkan peran sesuai
dengan kepribadian yang dimiliki masing-masing anak.
Di sini Igo berperan menjadi anak yang baik dan suka menolong teman jika
ada teman yang sedang kesusahan. Di dalam cerita ini awalnya igo adalah
anak yang nakal susah di atur dan hidup dengan semaunya sendiri. Setelah
lulus MI dia lanjut di MTS dan bertemu dengan Anam disana yang mana
Anam adalah kakak kelas Igo. Di MI igo dikenal sebagai anak yang nakal
yang suka bikin gaduh dan mengganggu teman-temannya di dalam kelas
termasuk Denny dan Galang. Dari hal itu Anam mengatakan sesuatu yang
sedikit menasehati Igo “Sikapmu yang usil, suka mengganggu teman-
temanmu dan kamu yang egois maunya menang sendiri itu akan membuat teman-temanmu gak suka sama kamu, jadi kamu harus berubah kalo kamu
masih mau punya teman” ketika itu Igo terdiam dan berfikir, lalu Galang
menambahkan ”iya go, kita (galang dan denny) mau temenan sama kamu
kalo kamu sudah berubah, kalo kamu sudah gak nakal lagi pasti kita mau
temenan sama kamu lagi”
Setelah beberapa hari Igo mencoba menjadi anak yang baik meski
Dalam hal ini secara tidak langsung konselor ingin Denny dan Galang selalu
mengingatkan Igo ketika Igo melakukan hal yang salah.
Apakah ada perubahan perilaku pada diri konseli antara sebelum dan
sesudah dilaksanakan bimbingan konseling dengan teknik sosiodrama dalam
mengurangi perilaku agresif terhadap siswa dapat digambarkan dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2
Tabel Perbandingan Perilaku Sebelum dan Sesudah Dilakukan Proses Konseling
No Gejala yang nampak Sebelum Sesudah
A B C A B C
1. Membuat gaduh ketika belajar di kelas √ √
2. Mencubit √ √
3. Memukul √ √
4. Usil (suka menjaili teman-teman) √ √
5. Bertengkar √ √
6. Egois (menang sendiri) √ √
7. Memaksa √ √
Keterangan :
A : tidak pernah
B : kadang-kadang
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan
Bimbingan dan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan sikap dan perilaku
konseli. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sekarang konseli tidak lagi
membuat gaduh dalam kelas, tidak lagi bertengkar dengan teman-temannya.
Untuk mrlihst tingkat kenerhasilan dan kegagalan konseling tersebut,
peneliti berpedoman pada prosentase perubahan perilaku dengan standart uji
sebagai berikut:
a. >75% atau 75% sampai dengan 100% dikategorikan berhasil
b. 60% sampai dengan <75% dikategorikan cukup berhasil
c. <60% dikategorikan kurang berhasil
Ada 6 gejala agresif seorang siswa kelas V di MI Miftahul Huda
Dono-Sendang Tulungagung sebelum proses bimbingan konseling dengan
teknik sosiodrama yang dilaksanakan akan dianalisis berdasarkan tabel diatas
dengan melihat perubahan sesudah proses bimbingan konseling dengan
teknik sosiodrama untuk itu dapat diketahui bahwa:
1) Gejala yang tidak dilakukan = 5 point 5
7 × 100% = 71,4%
2) Gejala yang kadang-kadang dilakukan = 2 point 2
7 × 100% = 28,5%
3) Gejala yang masih dilakukan= 0 point 0
7× 100% = 0%
Berdasarkan prosentase dari hasil diatas dapat ketahui bahwa “Hasil
Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Sosiodrama dalam
Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Dono- Sendang Tulungagung” dikategorikan berhasil. Hal itu dapat dilihat dari
perhitungan prosentase adalah 71,4% dengan standar uji >60% sampai
denang <75% dikategorikan cukup berhasil.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian konseling islam yang
dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena pada awalnya ada 7 gejala
yang dialami konseli sebelum proses konseling, akan tetapi setelah proses
konseling dilakukan 5 gejala itu tidak lagi dilakukan konseli dan 2 gejala
yang terkadang masih dilakukan.
C. Pembahasan
Berdasarkan penyajian data dan analisis data tentang “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku
Agresif Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung” yang
telah dilakukan oleh konselor, maka pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V
MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung?
Pada proses bimbingan dan konseling islam dengan teknik
sosiodrama ini, konseling menggunakan langkah-langkah konseling yaitu:
a. Identifikasi masalah
b. Diagnosa
c. Prognosa
e. Follow up untuk menindaklanjuti sekaligus melakukan evaluasi
terhadap perubahan yang terjadi.
2. Bagaimana pelaksanaan akhir Bimbingan dan Konseling Islam dengan
Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku Agresif Siswa Kelas V
MI Miftahul Huda Dono-Sendang Tulungagung?
Sebelum konselor membahas tentang keberhasilan konseling, disini
konselor mengingatkan kembali bahwa tujuan dari bimbingan konseling
adalah untuk membantu individumengatasi masalah yang dihadapi dan
mengubah perilakunya kearah yang lebih maju dan dapat mengambil
keputusan serta bertanggung jawab atas keputusannya itu.
Untuk keberhasilan dalam memberikan konseling tergantug pada
diri konseli itu sendiri, apakah konseli mau merubah perilakunya yang
menjadi lebih baik atau tidak. Akan tetapi dengan keberhhasilan
konseling berarti konseli akan mampu melewati masalah psikologis
selama dia menjalani hidup.
Dalam penelitian ini, keberhasilan pelaksanaan konseling
ditunjukkan dengan perubahan sikap yang lebih baik oleh konseli. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pemberian bimbingan konseling islam dengan
tekni sosiodrama yang dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena
pada awalnya ada 7 gejala yang dialami konseli sebelum proses
konseling, akan tetapi sesudah proses konseling 5 gejala itu tidak lagi
mengacu pada prosentase kualitatif dengan hasil 71,4% dengan standart
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Peneliti mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian yang
dilaksanakan di MI miftahul Huda Dono-sendang Tulungagung yang
dipaparkan sebagai berikut:
1. Proses Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku Agresif terdiri dari
lima langkah, yaitu Identifikasi Masalah, Diagnosis, Prognosis, Terapi /
Treatment dan Evaluasi / Follow Up. Untuk mengurangi perilaku agresif
pada konseli, maka dapat dilakukan pada langkah terapi/traetment, yaitu
dengan bermain peran atau sosiodrama.
2. Hasil Teknik Sosiodrama dalam Mengurangi Perilaku agresif
Perubahan yang terjadi pada diri konseli ada dua kriteria, yaitu perubahan
pikiran dan perilaku.
a. Pikiran
Konseli sekarang sudah dapat membedakan perbuatan yang seharusnya
dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan. Setiap kali mau
berbuat ulah, dia memikirkan sebab akibat yang akan dia peroleh jika
melakukan tindakan tersebut.
b. Perilaku
Konseli sekarang sudah jarang sekali membuat gaduh di dalam kelas,
yang biasanya sering usil mengganggu temannya sekarang sudah tidak
temannya ketika bermain. Sekarang Igo lebih bisa meredam
kemarahannya ketika dia sedang emosi. Teman-temannya sekarang
juga senang bermain dengan Igo karena sekarang dia sudah tidak
pernah lagi memukul atau mencubi teman-temannya.
Orang tua konseli pun merasakan sedikit perubahan yang terjadi pada
diri anaknya, sehingga orang tua konseli terutama ibu konseli sekarang
lebih bisa menahan emosinya karena Igo sekarang sudah menjadi anak
yang patuh meskipun kadang masih suka membuat marah ibunya.
B. Saran-saran
1. Bagi konselor apabila menghadapi kasus seperti penelitian ini, hendaknya
diperlukan waktu yang lebih lama, tidak cukup satu bulan untuk
melaksanakan proses konseling, agar hasil yang didapat atau tingkat
keberhasilan lebih efektif. Disamping itu, apabila menghadapi konseli
jangan terlalu kaku/serius, karena akan membuat suasana menjadi tegang.
Dan lebih meningkatkan profesi anda untuk membantu kesuksesan diri
sendiri dan orang lain yang meminta bantuan.
2. Bagi konseli, hendaknya selalu berusaha untuk bersikap yang baik dan
sewajarnya, jika ingin mendapatkan perhatian dari orang lain, tidak perlu
melakukan perbuatan yang tercela yang mana perbuatan itu akan
merugikan diri sendiri dan orang lain.selain itu hendaknya berfikir positif
karena hal yang sekiranya irrasional atau perilaku yang tidak baik
dilakukan, jangan sampai dilakukan, harus bisa lebih memilih apa yang
3. Bagi pembaca pada umumnya, janganlah menjadikan masalah sebagai
beban hidup yang harus disimpan sendiri, cobalah untuk sedikit terbuka
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Supriyono. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Ahmadi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Anantasari. 2006. Menyikapi Perilaku Agresif Anak. Jogjakarta : Kanisius. Antasari, 2006. Menyikapi Perilaku Aggresif Anak. Yogyakarta : Kanisius.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arifin, M. 1978. Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (di sekolah dan luar sekolah). Jakarta: PT.PERTJA.
Baron Robert a. dan Donn Byrne. 2005. Psikologi Social Jilid 2. Jakarta Erlangga. Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif Dan
Kualitatif . Surabaya: Universitas Airlangga.
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Djumhur & muh Surya. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : CV Ilmu..
Djumhur dan Drs. Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah.
Bandung : CV. Ilmu.
Engkoswara. 1984. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bina Aksara.
Farid Imam Sayuti. 2007. Pokok-Pokok Bimbingan Penyuluhan Agama Sebagai
Teknik Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang.
Faqih, Ainur Rahim. 1983. Bimbingan dan Konseling Dalam Isla. Yogyakarta:UII Pres.
Gulo, W. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: PT. Gramedia.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Social. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Hamdani M. Bakran Adz-dzaky. 2010. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru.
Inilah Islam. 2016. Pengertian Islam
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitafif. Jakarta: Erlangga.
Irfan, Prabowo, Teknik Sosiodrama, 2012
(http://irvanhavefun.blogspot.com/2012/03/teknik-sosiodrama.html) Krahe, Barbara. 2001. Perilaku Agresi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Lubis, Namora Lumonggo. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling (dalam
teori praktik). Jakarta : PT. Kencana Media Group.
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Mubarok, Ahmad. 2002. Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1. Jakarta : Bina Rencana Pariwara.
Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
Prayitno. 1985.Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta :
Proyek Pengembangan LPTK
Rahmawati, Pudji. 2009. Bimbingan Penyuluhan Islam. Surabaya: Dakwah
Digital Press.
Pakguruonline. Srategi dan Metode (on line)
(http://www.pakguru.pendidikan.net/bukutuapakgurudasar_kpdd_b12.html
)
Purnomo, Bayu gilang. 2016. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
(http://purnama-bgp.blogspot.com/2011/11/metode-sosiodrama-dan-
bermain_01.html, diakses Minggu, 13 November 2016).
Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik Dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah. Jakarta : PT Gramedia.
Rochman, Natawidjaja. 1969. Penyuluhan di Sekolah. Bandung : Fa. Hasmar.
Samsul, Munir Amin. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta : PT.
Amzah.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2006.
Saiful Akhyar Lubis.2007. konseling islami. Yogyakarta : eLSAQ Pres.