2. Dukungan Keluarga
4.3 Uji Keabsahan Data
4.3.1 Triangulasi Data
4.3 Uji Keabsahan Data
4.3.1 Triangulasi Data
Dalam penelitian ini , peneliti menguji kembali kebenaran data yang di dapat dari pasien melalui indikator-indikator yang ada untuk medukung kebenaran data yang diberikan, yaitu
a) Dukungan Keluarga
Sebagai keluarga sangat-sangat mendukung sekali pasien dalam memeriksakan kesehatan jiwa, dukungan yang diberikan kepada pasien berupa moril maupun materil dan mengatakan pasien untuk melakukan kontrol rutin.
b) Dukungan Sosial
Penerimaan masyarakat pada pasien, yaitu sewajarnya seperti masyarakat biasa, dan pasien diperlakukan dalam seperti masyarakat biasa, tetangga atau masayarakat tidak mendukung pasien untuk kontrol rutin setiap bulan di rumah sakit jiwa.
c) Petugas Kesehatan
Setiap kali pasien melakukan kontrol rutin, petugas kesehatan selalu memberi dukungan dan memotivasi pasien untuk terus melakukan kontrol rutin, dengan mengingatkan minum obat teratur dan menjelaskan pada pasien tentang jamkesmas karena banyak pasien yang menggunakan jamkesmas.
1.3 Pembahasan
Motivasi adalah kebutuhan psikologis yang telah memiliki corak atau arah yang ada dalam diri individu yang harus dipenuhi agar kehidupan kejiwaannya terpelihara, yaitu senantiasa berada dalam keadaan seimbang yang nyaman. (Sutardjo& Wiramihardja, 2004)
Orang yang mempunyai motivasi diri cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan (Mulyani, 2008).
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada ke-4 orang riset partisipan maka keempat riset partisipan mempunyai motivasi masing-masing untuk ingin sembuh dan ke empat riset partisipan ini ingin kembali ke keadaan sehat kembali dan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bisa mereka lakukan dan dapat menjadi orang yang berguna bagi orang yang ada disekiar mereka yaitu keluarga mau pun tetangga sekitar.
Seperti riset partisipan 1 ingin cepat sembuh dan bisa mencari pekerjaan, riset partisipan 2 motivasinya tetap menjadi mengajar di TK (Taman kanak-kanak), bisa mengabdi pada suami dan keluarga, riset partisipan 3 kalau sembuh ingin bekerja seperti yang dulu sebagai nelayan dan riset partisipan 4 motivasinya bisa bekerja di pabrik tahu untuk mencari nafkah bagi pasien sendiri dan kakaknya yang juga sakit.
Keyakinan adalah merupakan pengorganisasian konsep kognitif, misalnya individu memegang keyakinan yang dapat dibuktikan melalui kejadian yang dapat dipercaya (Ismani, 2001). Riset partisipan 1-4 mereka beragama Islam dan memiliki keyakinan terhadap agama yang mereka anut dimana menurut ke-4 riset partisipan ketika mereka patuh malakukan kontrol rutin, keyakinan mereka juga yang mendorong dengan melakukan kegiatan agama mereka seperti sholat, membaca quran, dapat menjadi panutan mereka untuk tabah dan tidak putus asa terhadap keadaan yang mereka alami sehingga selalu semangat dalam melakukan kontrol rutin secara rutin setiap bulan dan menurut riset partisipan 2 salah satu hal yang membuat ia kontrol rutin yaitu untuk sembuh, karena anak-anaknya sudah besar dan ia tidak mau menjadi beban dalam keluarga dan bagaimanapun sampai tua ia harus menjalankan kontrol rutin, karena itu sudah menjadi takdir yang harus ia jalani serta riset
partisipan 3 ini mengatakan bahwa keadaan yang ia alami saat ini merupakan salah satu cobaan sebagai seorang makhluk Tuhan, sehingga ia harus menjalani semua ini dengan sabar.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut, (Johnson & Leni, 2010)
Keluarga adalah tempat pertama kali klien berinteraksi dan dipandang sebagai pilar utama untuk mencapai keberhasilan klien bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar. (Andrew,dkk dalam Sudiharto, 2005)
Semua riset partisipan mendapatkan dukungan yang baik dari anggota keluarga yaitu orang tua, kakak beradik, anak-anak maupun suami namun riset partisipan 4 tidak mendapatkan dukungan dari suami dan anak karena ketika responden sebelum menderita gangguan jiwa, ia diceraikan oleh suaminya dan anaknya pun dibawa oleh suami sehingga responden hanya tinggal dengan saudara kandungnya, namun ia mendapat dukungan untuk patuh kontrol rutin dari saudara-saudara dan keluarga besarnya, dan adapun riset partisipan 1,2 dan 4 dukungan keluarga yang diberikan selain mengingatkan setiap bulan untuk patuh kontrol sehingga penyakitnya tidak kambuh, keluarga memberi dukungan lain,
dengan membiarkan pasien kadang melakukan kontrol setiap bulan sendiri, dengan demikian keluarga dapat membuat pasien untuk semakin mandiri, sedangkan riset partisipan 3 orang tua dan saudara-saudara selalu memberi dukungan dengan mengingatkan untuk tidak lupa kontrol setiap bulan dan orang tua yaitu ayah pasien selalu menemani anaknya setiap bulan untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Jadi ke-4 riset partisipan ini memiliki dukungan yang besar dari keluarga demi meningkatkan kesehatan jiwa mereka.
Lingkungan tetangga dan komunitas dimana keluarga tinggal sangat mempengaruhi keluarga (Friedman,1998)
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia, mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan (Riyadi& Purwanto, 2009)
Tempat tinggal dari ke-4 riset partisipan ini berada dilingkungan tetangga dan masyarakat. Namun menurut riset partisipan 1 tetangga tidak mengingatkan untuk kontrol karena menurut pasien tetangga takut jika mengingatkan pasien akan malu, riset partisipan 2 tetangga mereka tahu kalau pasien sakit jiwa namun tetangga/masyarakat sekitar masa bodoh dengan keadaan yang dialami pasien awal-awalnya saja
responden mendapatkan dukungan dari tetangga sekitar untuk kontrol terhadap kesehatannya, riset partisipan 3 mendapat dukungan masyarakat saat awal sakit dan masuk rumah sakit, namun seterusnya tetangga menganggap hal tersebut biasa saja karna menurut riset partisipan 3 mengatakan namanya juga mereka orang lain jadi tidak peduli serta riset partisipan 4 mendapat dukungan dari tetangga untuk patuh kontrol itu karena mereka tahu kalau riset partisipan 4 pusing maka mereka mengingatkan pasien untuk melakukan kontrol jika tidak pusing tetangga tidak mengingatkan. Jadi dukungan sosial yang didapatkan dari ke-4 riset partisipan masih kurang.
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dalam bentuk bio-psiko sosio-spiritual yang komperhensif, ditunjukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Sudiharto, 2005)
Pelayanan Kesehatan yaitu dokter dan perawat dirumah sakit dengan memberi perhatian yang baik saat melakukan perawatan sesuai dengan harapan klien/pasien. (Perry& Potter, 2005).
Dukungan dari petugas kesehatan yaitu perawat dan dokter di poliklinik RSJD. Amino Gondohutomo Semarang selalu ada, karena menurut ke-4 riset partisipan, mereka setiap kali melakukan kontrol mereka selalu diberi obat dan diingatkan untuk minum obat secara teratur tanpa putus, patuh kontrol setiap bulan dan tidak boleh terlambat serta pasien diberitahu untuk setiap hari selalu melakukan aktivitas seperti berdoa, berolahraga dan mengerjakan sesuatu yang bisa dikerjakan tanpa ada paksaan dan riset partisipan 4 sempat terlambat melakukan kontrol sekali maka petugas kesehatan menanyakan kendalanya dan tetap memberi dukungan untuk tetap mengingatkan pasien agar tetap melalukan kontrol jadi dukungan petugas kesehatan pada ke-4 riset partisipan setiap bulan harus melakukan perawatan dirumah sakit secara rutin demi meningkatkan kesehatan jiwa pasien untuk lebih baik dari keadaan sebelumnya.